Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian


Ridwan Arief Subekti (2010), Survey potensi air dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan data dan informasi awal potensi tenaga air sebagai
dasar dalam perencanaan dan pembangunan PLTMH. Survey potensi ini meliputi
penentuan lokasi dan pengukuran head, pengukuran beda ketinggian juga
dilakukan secara manual menggunakan meteran dengan metode spirit level and
string. Pengukuran debit air sungai dilakukan dengan mengukur kecepatan arus
sungai menggunakan propeller devices atau current meters merek flowatch.

S.Warsito, dkk (2005), Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro


(PLTMH) merupakan salah satu bentuk energi alternatif yang sangat mungkin
untuk dikembangkan. Untuk merencanakan pembangunan PLTMH diperlukan
suatu perencanaan yang matang sehingga perlu disurvey tentang potensi sungai
dan kondisi desa tersebut.

Albastomiroji (2018), Kebijakan Energi Nasional (KEN) diharapkan pada


tahun 2020 sejumlah 5% kebutuhan listrik nasional disuplai dari sumber Energi
Baru Terbarukan (EBT) yang di antaranya air, angin, sinar matahari, gelombang
laut, bioenergi dll. Energi listrik bisa dihasilkan melalui air salah satunya berupa
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Yogi Suryo Setyo Putro, dkk (2015), Dalam perencanaan PLTMH


Tumbang Atei ini meliputi Intake, bak bengendap, saluran pembawa, bak
penenang, pipa pesat, dan saluran pembuang. Aliran Sungai Atei secara teknis
dapat digunakan untuk membangkitkan listrik dengan tinggi jatuh efektif yang
terjadi sebesar 7,03 meter dan debit andalan menggunakan debit andalan Q60
sebesar 1,393 m3/dt. Dengan debit dan tinggi jatuh yang tersedia PLTMH
Tumbang Atei menggunakan turbin Crossflow dengan diameter pipa pesat sebesar
0,9 meter dan ketebalan 4 mm. Potensi daya total PLTMH Tumbang Atei sebesar
73,03 kW, dan energi per tahun yang dihasilkan sebesar 577.054,99 kWh.
Edo Trinando (2013), Untuk merencanakan suatu pembangkit listrik
tenaga air skala kecil yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan sebagai
pemenuhan energi listrik di Indonesia terutama untuk masyarakat yang belum bisa
menikmati listrik dari PLN. Prosedur untuk memperoleh data untuk Head bersih
menggunakan metode selang plastik serta menggunakan metode perhitungan,
sehingga Head bersih didapat sebesar 11,15 m. Untuk menentukan besarnya debit
air, metode yang digunakan adalah metode benda apung, serta melakukan
beberapa perhitungan dan didapatlah debit air sebesar 66,7 l/s. Dan daya yang
dihasilkan sebesar 5,10 kW. Dari ketiga data maka turbin yang cocok digunakan
adalah turbin jenis cross flow.

2.2 Landasan Teori


Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan sifat, fenomena dan
distribusi air di muka bumi khususnya distribusi air di daratan. Tidak terkecuali
dalam program pembangunan mikrohidro yang akan dilaksanakan di berbagai
wilayah, aliran air merupakan bagian yang penting dalam kehidupan, terutama
lingkungan sekitar yaitu masyarakat yang berhubungan langsung dengan aliran
air.
Lokasi pembangkit dengan aliran yang konsisten sebagai modal utama
untuk menempatkan komponen dalam rangkaian pembangunan PLTMH menjadi
sangat penting, untuk itu diperlukan survey untuk mendapatkan data yang
mendukung kondisi aliran yang akan dipilih sebagai lokasi pembangkit yang
dibangun.
Lokasi dipilih untuk PLTMH adalah pada sungai atau saluran yang
berkarakteristik sebagai berikut :
1. Terjamin ketersediaan airnya.
2. Aliran relatif stabil atau variasi perbedaan debit cukup kecil.
3. Banjir terbesar yang terjadi tidak berpotensi merusak bangunan PLTMH
dengan semua komponennya.
4. Pengaruh aliran terhadap pengikisan sungai atau saluran dapat diminimalisir
secara teknis.
5. Lokasi saluran pembuang (tail race) dan saluran pembuang (spillway) tidak
menimbulkan dampak merugikan.

PLTMH cocok diterapkan di daerah yang mempunyai energi dari aliran air
sungai dan saluran irigasi yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi
aliran air tersebut dimanfaatkan untuk turbin yang dikopel ke generator listrik.
Potensi pemanfaatan tenaga air secara nasional diperkirakan mencapai 7,500 MW,
sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW. Meski potensi
energinya tidak terlalu besar, namun patut dipertimbangkan untuk memperluas
jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara. Komponen-komponen Pembangkit
Listrik Mikrohidro dapat digambarkan sebagai berikut :

Lay-out PLTMH

Gambar 2.1 Lay-out PLTMH


Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) mempunyai beberapa
kelebihan dan juga beberapa kekurangan yang tidak dapat dipungkiri dalam
pengembangannya, diantaranya yaitu :
1) Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, maka dapat dikatakan
bahwa bahan bakar pembangkit energi listrik ini adalah air. Dinama bahan
bakar ini tidak akan pernah habis atau berubah menjadi bentuk yang lain
atau dengan kata lain merupakan suatu sumber bahan bakar abadi.
2) Dari segi pembuangan limbah, bahan bakar ini sama sekali tidak
menghasilkan limbah yang dapat merusak atau menimbulkan pencemaran
lingkungsn sekitar.
3) Biaya pengoperasian dan pemeliharaannya sangat rendah dibandingkan
pembangkit listrik jenis lain.
4) Pembangkit energi listrik dengan sumber daya air bisa dioperasikan dan
dihentikan pemakaiannya setiap saat dan mudah dioperasikan, dengan
peralatan yang mutakhir dapat digunakan selama lebih dari 50 tahun. Jadi
dapat dikatakan ketangguhan sistemnya dapat dihandalkan.

2.2.1 Lokasi Penelitian


Penelitian perencanaan feasibility study PLTMH ini berlokasi di desa
Punco Kayu Pelangai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat. Berikut peta lokasi penelitian dilihat dari citra satelit google:

Gambar 2.2 Lokasi desa Koto Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

2.2.2 Elemen-Elemen Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro (PLTMH )


Secara umum unit pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah sebagai
berikut :
1. Bendungan

Bendung atau bendungan dalam ilmu hidrologi berfungsi untuk


menaikkan tinggi permukaan air dan bertujuan untuk menambah jumlah
debit air. Bendung atau bendungan memiliki ciri khas berupa bangunan
yang terbuat dari pasangan batu kali, beronjong atau beton yang teletak
melintang pada sebuah sungai. Bangunan ini dapat digunnakan pula untuk
kepentingan lain selain irigasi seperti untuk keperluan air minum,
pembangkit listrik atau untuk pengendalian banjir. Menurut macam-nya
bendungan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
- Bendungan tetap, adalah sebuah bangunan yang sebagian besarkons truksi
terdiri dari pintu air yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian
muka air sungai itu sendiri.
- Bendungan sementara atau sering disebut bendung, adalah bangunan yang
dipergunakkan untuk menaikkan muka air di sungai sampai pada
ketinggian tertentu agar air dapat dialirkanke saluran irigasi dan petak
tersier.
Bendungan difungsikan untuk mengontrol air sungai sehingga air dapat
dialihkan ke intake, seperti ditunjukan pada gambar 2.4 :

Gambar 2.4 Bendungan


Rumus debit melalui pelimpah dapat dicari dengan persamaan (2.1) :
Q = Cd 2/3 (2/3g).Be.H1.5 (2.1)
Be = B – 2 (N.kp+ka)H
Dimana :
Q = Debit banjir rencana periode ulang 100 tahunan (Q100)
Cd = Koefisien debit, hasil perkalian antara C1 X C2 X C3
Be = Lebaran efektif bendungan (m)
H1 = Tinggi energi dihulu pelimbah (m)
B = Lembar pelimpah, tidak termasuk pilar dan bangunan
pembilas (m)
N = Jumlah pilar
Kp = Koefisien kontraksi pilar
Ka = Koefisien kontraksi
Dari persaman diatas bendungan dapat digambarkan seperti gambar 2.5 :

Gambar 2.5 Rancangan bendungan


2. Intake ( Bangunan Pengalih )
Bangunan pengalih berfungsi untuk mengarahkan aliran air dari sungai
ke saluran pembawa bangunan pengambil dilengkapi dengan pintu air
yang berfungsi sebagai pengontrol besaran air yang akan masuk ke saluran
pembawa, dapat lihat pada gambar 2.6 :

Gambar 2.6 Intake


Untuk menghitung bukaan pada pintu intake digunakan persamaan (2.2) :
Q = u . b. 2. g . h (2.2)
Dimana :
Q = Debit rencana ( m3/dt)
u = Koefesien pengaliran
h= Tinggi pintu intake (m)
b= Lebar pintu intake (m)
g= Gaya gravitasi = 9,81 m/dt2
z= Kehilangan tinggi energi pada bukaan antara 0.15-0,3
Dari persamaan diatas intake dapat digambarkan seperti gambar 2.7 :

Gambar 2.7 Rancangan intake


3. Pintu Air
Pintu air berfungsi sebagai pembatas jumlah atau debit air yang
mengalirkan air yang akan dialirkan ke turbin.

4. Saluran Pembawa ( Water Way )


Berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan air kesaluran intake
menuju pipa pesat dengan menjaga ketinggian muka airnya. Tipe saluran
pembawa biasanya sangat tergantung pada kondisi topografi geologi
daerah yang dilewati, dan dapat berupa saluran terbuka, pipa ataupun
terowongan. Konstruksi saluran pembawa dapat berupa pasangan batu kali
atau hanya tanah digali. Jika saluran pembawa dapat berupa panjang perlu
dilengkapi dengan saluran pelimpah untuk setiap jarak tertentu karena jika
terjadi banjir pada saluran tersebut, maka kelebihan air akan terbuang
melaluisaluran pelimpah, dapat lihat pada gambar 2.8 :

Gambar 2.8 Saluran pembawa ( Water Way )


Aliran yang akan dilewatkan sebesar 120% dari debit desain. Dimensi
saluran pembawa yang dijabarkan oleh persamaan (2.3) dibawah ini :
Qd = Debit desain ( m3/dt ) (2.3)
A = A = bx h (m3)
R = R = A/P ( m )
P = P = B+ 2 x h, Panjang dari sisi air (m)
N = Koefisien
SL = Kemiringan
5. Bak Penenang ( Forebay )
Bak penenang terletak diujung saluran pembawa. Fungsi bak penenang
secara umum ada dua jenis yaitu :
a. Pengontrol pembebanan debit dalam penstock dan sebuah saluran
pembawa karena fluktuasi beban.
b. Pemindahan sampah terakhir ( tanah dan pasir, kayu yang mengapung,
dll) dalam air yang mengalir. Dapat lihat pada gambar 2.9 dan gambar
2.10 :
Gambar 2.9 Bak penenang

Gambar 2.10 Rancangan bak penenang ( Forebay )


6. Curat (Nozzle)
Curat terletak diujung pipa pesat yang berfungsi untuk memampatkan
aliran air sehingga air yang keluar mempunyai tekanan yang tinggi dan
mampu memutar turbin. Sebelum dihubung ke curat, pipa pesat
dihubungkan telebih dahulu ke katup atau keran yang berfungsi untuk
mengatur aliran air yang masuk kedalam curat.
7. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat dapat terbuat dari logam atau plastik dengan diameter yang
berbeda-beda. Spesifikasi dan ukuran detil pipa disediakan oleh desainer di
dalam gambar desain dan spesifikasi. Dapat lihat pada gambar 2.11 :

Gambar 2.11 Pipa pesat ( Penstock)

Gambar 2.12 Perencanaan pipa pesat


Jenis-jenis pipa pesat ( penstock ) sebagai berikut :
Pipa pesat terbuat dari logam atau plastik dengan diameter yang
berbeda-beda. Spesifikasi dan ukuran detail pipa disediakan oleh diasainer
didalam gambar desain dan spesifikasi.beberapa jenis bahan pipa pesat
dapat dilihat sebagai berikut :
a. Pipa PVC
Pipa PVC dapat disambung dengan soket yang dilem atau dengan
sealing karet. Pipanya harus terlindung dari sinar matahari, yang paling
baik adalah dengan cara ditimbun di dalam tanah. Apabila tidak ditimbun,
pipa harus dibungkus dengan material yang bisa melindungi dari sinar
matahari ( misalnya dengan plastik dan diikat dengan kawat ).
b. Pipa Baja
Pipa besi bisa berupa pipa yang dibuat dari lembaran baja atau pipa
buatan pabrik dengan ukuran sedemikian rupa sehingga mudah untuk
diangkut dengan alat transformasi, mudah dipasang dan mudah
disambung. Pipa yang terbuat dari gulungan lembaran baja biasanya sudah
digulung dibengkel, yang kemudian dilas dilokasi PLTMH.
c. Pipa Plastik HDPE ( High Density Polyethylene )
Bahan ini biasanya berwarna hitam, fleksibel dan tahan cuaca.diameter
pipa yang bisa digunakan adalah 50, 63, 70, 90, 100, dan 110 mm.

8. Turbin
Turbin mengubah atau mengkonversikan energi potensial air menjadi
energi mekanik berupa putaran poros turbin. Air akan memukul sudut-
sudut dari turbin sehingga turbin dapat berputar. Putaran poros turbin ini
yang akan diteruskan untuk memutar poros generator. Turbin berfungsi
untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi putaran mekanis.
Pemilihan tipe turbin sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jenis Turbin
Tinggi Terjun Debit Kapasitas
Jenis Turbin
(m) (m3/detik) (kW)
0.5 – 10 - - Simple wood and metal wheel
0.5 – 12 0.05 – 8 - Scheider hydro engine
Axial flow
2 – 50 3 – 20 - a. straflo
2 – 15 1.5 – 40 50 – 5000 b. turbular
1.25 – 25 3 – 25 150 – 3500 c. bulb
1 – 70 3 – 40 - Kaplan
8 – 300 0.3 – 20 500 – 5000 Francis
45 – 300 1–8 - Turgo
Cross flow, Banki, Mitchel or
1 – 200 0.03 – 9 50 – 1000
Obserger
45 - 1000 0.06 – 3 100 – 5000 Pelton
Sumber : Kudip 2002

Turbin yang dipakai untuk PLTMH umumnya ialah turbin cross


flow dengan kapasitas 50 – 1000 kW, turbin cross flow ditunjukan pada
gambar 2.13 berikut ini :

Gambar 2.13 Turbin cross flow

Bagian-bagian dari komponen turbin antara lain :


a. Rotor Atau runner Turbin
Rotor atau adalah bagian yang berputar dari turbin. Runner ini terdiri
dari poros, blade dan piringan atau disk. Ditunjukan pada gambar 2.14 :
Gambar 2.14 Rotor atau runner turbin
b. Rumah Turbin
Rumah turbin adalah bagian turbin yang merupakan tempat
memasang bagian-bagian turbin lain, seperti poros atau runner, guide vane
dan adapter. Ditunjukan pada gambar 2.15 :

Gambar 2.15 Rumah turbin


c. Guide Vane
Guide vane atau sering juga disebut sebagai distributor berfungsi
untuk mengarahkan aliran air sehingga secara efektif meneruskan
energinya ke blade atau rotor turbin. Dengan demikian energi kinetik yang
ada pada pancaran air akan menggerakkan rotor dan menghasilkan energi
mekanik yang seterusnya memutar generator melalui puli. Dijelaskan pada
gambar 2.16 :

Gambar 2.16 Bagian-bagian turbin


d. Adapter
Merupakan pipa penghubung antara rumah turbin dengan pipa
pesat. Bentuk adapter pada satu sisi yang terhubung dengan rumah turbin
adalah persegi sesuai dengan rumah turbin, sedangkan bagian yang
disambung dengan inlet valve atau pipa pesat berbentuk lingkaran.
e. Base Frame
Base frame merupakan tempat atau rangka untuk meletakkan
turbin. Biasanya pada PLTMH berkapasitas kecil, base frame turbin
menyatu dengan base frame generator sehingga dudukan turbin dan
generator telah tertentu susunannya dan tidak berubah-ubah.
f. Transmisi Daya Mekanik
Transmisi daya berperan untuk menyalurkan daya dari poros turbin
ke poros generator. Secara umum sistem transmisi daya mekanik dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Sistem transmisi daya langsung (direct drives).
2. Sistim daya tidak langsung (indirect drives).

1) Sistem Transmisi Daya Langsung


Pada sistim transmisi daya langsung ini (direct drives), daya dari
poros turbin (rotor) langsung ditransmisikan keporos generator yang
disatukan dengan sebuah kopling. Dengan demikian, konstruksi
transmisi ini menjadi lebih kompak, mudah untuk melakukan
perawatan, efisiensi tinggi, dan tidak memerlukan elemen mesin lain,
seperti belt dan pully kecuali sebuah kopling.
Karena sistem daya-nya langsung (direct drives), maka generator
yang digunakan harus memiliki kecepatan (putaran) optimum yang
hampir sama dengan kecepatan (putaran) poros turbin (rotor), sekitar ±
15% perbedaannya. Alternatif lain adalah menggunakan gear box untuk
memperbaiki rasio kecepatan (putaran) antara generator dan poros
turbin. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pemasangan poros
turbin dan poros generator yang menuntut kelurusan sumbu. Pengaruh
ketidaklurusan sumbu poros (misalignment) dapat dikurangi dengan
penggunaan kopling fleksibel yang mengizinkan sedikit ketidaklurusan
pada sumbu poros (misalignment).
2) Sistem Transmisi Daya Dengan Sabuk (Belt)
Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang
sejajar yaitu yaitu poros turbin dengan poros generator. Pemilihan jenis
sabuk bergantung pada besar kecilnya daya yang akan ditransmisikan.
Sabuk memainkan peranan yang penting dalam menyerap beban kejut
dan meredam pengaruh getaran. Sabuk yang digunakan umumnya jenis
flat belt dan V-belt.
Flat belt banyak digunakan pada sistem transmisi daya mekanik
dengan daya yang besar yaitu dibawah 20 kW. Dalam penggunaan
sistem transmisi daya tidak langsung ini memerlukan komponen
pendukung seperti : pully, bantalan beserta asesiorisnya, dan kopling.
Pada sistem transmisi daya tidak langsung putaran turbin dan generator
yang dihubungkan dapat berbeda; dengan kata lain ada rasio putaran.
Dengan demikian range generator yang akan digunakan lebih luas dan
bervariasi. Untuk mendapatkan putaran generator sesuai dengan daerah
kerjanya digunakan persamaan :
ng : dg  nt : dt (2.4)
Dimana:
ng = Putaran generator (rpm)

dg = Diameter pully pada generator (mm)


nt = Putaran pada turbin (rpm)

d t = Diameter pully pada turbin (mm)

2.2.3 Potensi Air


Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam
wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak
digunakan sebagai pemutar turbin pada pembangkit listrik berskala kecil
dengan memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air sungai.
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head (tinggi jatuh air) dan debit air. Head adalah beda ketinggian
antara muka air dengan muka air keluar turbin air.
Total energi yang tersedia adalah merupakan energi potensial air yaitu :
E = mgh (2.10)
Dimana: m = Massa air (kg)
h = Tinggi (m)
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
Daya merupakan energi tiap satuan waktu (E/δt), sehingga persamaan
dapat dinyatakan sebagai :
E m
 gh (2.11)
t t
Dengan mensubsitusikan P terhadap (E/δt) dan mensubsitusikn Q terhadap
(m/δt)
maka: P   Q g h (2.12)
Dimana : P = Daya (watt)
Q = Kapasitas aliran (m/δt2)
 = Densitas air (kg/m3)
Selain memanfaatkan air jatuh dapat juga diperoleh dari aliran air datar.
Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik.
1
E mv 2 (2.13)
2
Dimana: v = Kecepatan aliran air (m/δt)

Head tank
Expansion Joint

Anchor block

Desain Dasar penstock

Head
PLTMH
Power house
Kapasitas Daya PLTMH ditentukan :
1. Head, Hnet (m) : tinggi jatuhan air
2. Debit, Qd (liter/detik) : jumlah
air 363

Daya = Qd x Hnet x g x turbin x transmisi x generator

Gambar 2.23 Potensi energi pada air terjun


Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut:
1
P Qv 2 (2.14)
2
Atau dengan menggunakan persamaan :
1
P Av 3 (2.15)
2
Dimana: A = Luas penampang aliran air (m²)
Dengan memperhatikan effesiensi sistem, secara teoritis daya dapat ditulis
dengan :
 Daya sumber air
Daya air pada sumber air dapat dihitung dengan persamaan :
Ps  Q.heff .g (2.16)
Dimana:
Ps = Daya pada sumber air (watt)

Q = Debit (L/δt)
heff = Ketinggian bersih (m)
 Daya sumber mekanik
Besarnya daya mekanik yang menggerakkan turbin adalah :
Pm  Ps   T (2.17)
Dimana :
Pm = Daya mekanik yang menggerakkan turbin (Watt)

 T = Effesiensi turbin
 Daya listrik
Dan besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan adalah:
P  Pm   G (2.18)
Dimana :
P = Daya listrik yang dibangkitkan (Watt)
 G = Effesiensi generator

Pada penelitian ini energi potensial pada air tersebut dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin air yang berfungsi untuk memutar generator sebagai
pembangkit energi listrik. Namun pada umumnya pembangkit listrik dengan
memanfaatkan tenaga air dibangun menggunakan pipa pesat dan turbin
sebagai penggerak awalnya. Dengan menggunakan pipa pesat (penstock), air
dialirkan melalui pipa pesat, dan memutar roda turbin (runner) kemudian
dialirkan ke saluran pembuangan. Energi mekanik dari putaran kerumah
pembangkit (power house) yang biasanya dibangun dipinggir sungai. poros
turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh generator pembangkit.

Gambar 2.24 Pengunaan pipa pesat pada pembangkit


2.2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit
listrik kecil yang menggunakan tenaga air saluran irigasi, sungai, atau air terjun
alam, dengan memanfaatkan tinggi terjunnya.
Pembangkit energi air adalah suatu bentuk perubahan energi dari energi air
dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi energi listrik, dengan
menggunakan turbin air dan generator. Bentuk pembangkit energi air adalah
bervariasi, tetapi prinsip kerjanya adalah sama, yaitu; “ Perubahan energi
potensial air menjadi energi elektrik (listrik) ”. perubahan memang tidak
langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan sebagai berikut:
a. Energi potensial  Energi kinetik
b. Energi kinetic  Energi mekanik
c. Energi mekanik  Energi listrik
Energi potensial adalah energi air karena berada pada ketinggian. Energi
kinetik adalah energi air karena mempunyai kecepatan. Energi mekanik adalah
energi kecepatan air yang terus memutar kincir. Energi elektrik adalah hasil
dari generator yang diputar turbin. Guna mendapatkan total energi
pembangkitan energi listrik yang tersedia tersebut adalah dengan persamaan :
Daya Masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss)
atau
Daya keluar = Daya masuk x Efisiensi konvensi
Dimana untuk menghitung daya pembangkitan yang didapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
P = g x Q x Hn x η (2.19)
Dimana :
P = Daya (kw)
g = Konstanta (grafitasi bumi 9,8 m/dtk2)
Q = Debit air (m3/s)
Hn = Head net (m)
η = Efisiensi keseluruhan (50 % untuk turbin dan generator)
Berdasarkan besar daya yang dibangkitkan pembangkit tenaga air
mempunyai beberapa jenis seperti :
1. Pembangkit tenaga air yang memanfaatkan air dalam skala besar (PLTA)
menghasilkan daya > 1 MW.
2. Pembangkit tenaga air yang memanfaatkan air dalam skala menengah
(mini-hidro) dengan daya pembangkitan antara 200 kW – 1 MW.
3. Dan skala kecil (mikro-hidro) dengan daya pembangkitan 5 kW – 150 kW.
4. Untuk daya lebih kecil dari 5 kW digolongkan sebagai pembangkit listrik
picohidro.

2.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan yang akan
digunakan dalam penelitian adalah dengan adanya Feasibility Study pada PLTMH
desa koto baru kecamtan bayang Kabupaten Pesisir Selatan, maka kita dapat
mengetahui potensi listrik yang terkandung dalam aliran air desa tersebut,
kebutuhan energi listrik pada desanya dan seberapa besar daya terbangkit dari
aliran airnya.

Anda mungkin juga menyukai