Anda di halaman 1dari 20

Rangkuman Materi Kelompok 1

Materi : Sejarah Bahasa indonesia


A.Sejarah Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia pertama ditemukan di sekitar pesisir pulau Sumatera bagian tenggara, dimana
yang ditemukan adalah aksara pertama bahasa Melayu atau Jawi. Temuan tersebut kemudian
mengindikasikan adanya penyebaran bahasa ini ke hampir seluruh tempat di Nusantara dari
tempatnya ditemukan. Hal ini tidak lepas dari campur tangan kerajaan Sriwijaya yang saat itu
menjadi penguasa jalur perdagangan di area Nusantara.Bahasa Melayu menyebar ke pelosok
nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena
bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan
sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan.
B.Peristiwa Penting Bahasa Indonesia.
1. Pada tahun 1908, pemerintah colonial mendirikan buku penerbit bernama commissie
voor de volkslectuur (taman bacaan rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 dirubah
menjadi perpustakaan pusat. Badan penerbit menerbitkan novel, seperti siti nurbaya dan
salah satu perawatan, buku panduan penanaman, pemeliharaan buku kesehatan, untuk
membantu penyebaran bahasa melayu di masarakat luas.
2. Tanggal 16 Juni 1927 Johan Datuk Karjo menggunakan bahas Indonesia adalam
pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya di sesi volksraad, seseorang berpidato dalam
bahasa Indonesia.
3. 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad yamin mengusulkan agar bahas melayu
menjadi bahasa nasional Indonesia.
4. DLL

C.Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia.


Bahasa Indonesia adalah bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus bahasa resmi Republik
Indonesia dan juga sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia yang sudah diresmikan setelah
dilakukannya konggres pemuda I yang dilaksanakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928 di
Betavia (Jakarta)
Fungsi Bahasa Indonesia Dalam kedudukan sebagai Bahasa Nasional meliputi 4 aspek yaitu :
1. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebangsaan Nasional.
a. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebangsaan Nasional adalah bahasa Indonesia yang
mempunyai nilai-nilai social, budaya luhur bangsa. Dengan nilai yang dimiliki merupakan
cermin bangsa Indonesia, untuk itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus bangga,
menjunjung tinggi dan mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya serta
mengamalkan sesuai dengan nilai dan budaya luhur bangsa.
b. Sebagai wujud rasa bangsa terhadap bahasa Indonesia, kita harus menggunakan bahasa
Indonesia setiap hari terutama di lingkungan sekolah dan tanpa ada rasa rendah diri, dan acuh tak
acuh. Untuk itu sebagai warga Negara Indonesia yang baik kita harus menjaga bahasa sesuai
dengan isi sumpah pemuda tersebut diatas.
2. Bahasa Indonesia sebagai Lambang identitas Nasional
a. Bahasa Indonesia sebagai lambabng bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas
kewarganegaraan seseorang dan juga dapat membedakan antara Negara lain, yaitu karakter,
kepribadian, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Harus di wujudkan dan dijaga jangan sampai
keperibadian.
3. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia
a. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu seluruh bangsa Indonesia masyarakat
Indonesia yang beragam latar belakang social budaya, dapat disatukan melalui Bahasa Indonesia
bersatu dalam satu kebangsaan, dan mempunyai cita-cita, rasa senasip dan sepenanggungan yang
sama.
b. Dengan bahasa Indonesia, bangsa ini dapat merasa harmonis dan serasi, karena
diantara kita tidak lagi merasa ada persaingan dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat
suku lain, identitas nilai social budaya daerah masih dapat kita lihat dan tercermin dalam bahasa
daerah masing-masing yang masih kental.
4. Bahasa Indonesia sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar Daerah
a. Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antar budaya dan antar daerah. Dapat
dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berinteraksi
untuk segala bidang kehidupan. Baik pemerintahan, intraksi segala kebijakan dan strategi yang
berkaitan dengan idiologi, politik, social, ekonomi, budaya, pertahanan, dan kemana dengan
mudah dapat disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
b. Jika laju pertumbuhan komunikasi antar manusia meningkat berarti akan mempercepat
tingkat wawasan dan pengetahuan manusia. Dan jika semakin cepat pengetahuan meningkat
maka akan mempermudah perkembangan kehidupan bangsa.
Rangkuman Materi Kelompok 2
Materi : Hakikat Bahasa
A.Pengertian Bahasa
berbahasa yang sering dilakukan oleh partisipan komunikasi, yaitu ada 6 bahasa:
1. Bahasa diam yaitu cara berkomunikasi di mana lawan bicara menanggapi dengan cara
diam.
2. Bahasa tanda yaitu komunikasi dengan menggunakan tanda-tanda. Bahasa ini banyak
digunakan oleh para polisi lalu lintas. Contohnya seperti rambu-rambu lalu lintas.
3. Bahasa kode yaitu cara berkomunikasi dengan menggunakan isyarat. Contohnya: dalam
bangsa indonesia , dengan menganggukkan kepala berarti setuju, dan menggelengkan
kepala berarti tidak setuju.Bahasaini sering digunakan dalam kegiatan kepramukaan
seperti berkomunikasi menggunakan isyarat- isyarat lewat semaphore.
4. Bahasa kontak yaitu cara berkomunikasi dengan cara menyinggungkan anggota tubuh
dengan lawan bicara.Contohnya ketika seseorang sedang berbela sungkawa karena
ditinggal mati oleh anggota keluarganya , seorang pelayat menepuk-nepuk bahu orang
yang sedang berbela sungkawa supaya tabah dan sabar. Seorang nenek sedang membelai-
bela irambut cucunya pertanda mencurahkan kasih sayangnya.dan seorang atlit
memenangkan kejuaraan , biasanya akan dipeluk erat-erat oleh rekan atau pelatihnya,
artinya bangga dan mengucapka selamat.
5. Bahasa simbol yaitu bahasa yang disimbolkan. Lawan komunikasi dapat memhami
dengan mengamati simbol yang digunakan oleh komunikator. Contohnya pemakaian
cincin di jari manis tangan kiri , untuk memberi tahu orang lain bahwa dia telah
bertunangan , sedangkan cincin dipakai di jari manis tangan kanan berarti telah
dinikahkan. Bedanya bahasa simbol dengan bahasa tanda yaitu dalam bahasa tanda
biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf atau lukisan-lukigsan, sedangkan bahasa
simbol diwujudkan dengan barang. Misalnya pada kegiatan cinta alam, bila di tengah
jalan diberi ranting da daun secara menghadang bukan menbujur berarti tidak boleh
meneruskan jalan tersebut.
6. Bahasa verbal yaitu komunikasi antar partisipan dengan cara menggunakan organ-organ
atau lambang-lambang verbal.Apabila menggunakan organ mengacu pada bahasa lisan,
sedangkan apabila menggunakan bahasa verbal berarti mengacu kepada bahasa tulis.
Misalnya bahasa verbal lisan digunakan oleh beberapa orang yang sedang
berdiskusi,wawancara,simposium,berbincang-bincang santai, pidato, dan sebagainya.
Bahasa verbal tulisan digunakan oleh penulis buku,novel,cerpen,dan sebagainya.

B.Hakikat Bahasa
Maksudnya bahwa bahasa tersebu terdiri dari unsur-unsur atau komponen teratur dan menurut
pola tertentu.
Contohnya:
Saya = sistematis dan memiliki makna
Yasa = tidak sistematis dan tidak
memiliki makna.
Aasy = tidak sistematis dan tidak
memiliki makna.

1. Bahasa sebagai lambang.


Lambang-lambang bahasa diwujudkan dalam bentuk, yang berupa satuan-satuan bahasa seperti
kata atau gabungan kata.Contohnya: Bendera merah putih
Merah = berani
Putih = suci

2. Bahasa adalah bunyi.


System bahasa itu berupa lambang yang
diwujudkan berupa bunyi. yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau termasuk lambang
bahasa adalah bunyi yang bukan dihasilkan alat ucap manusia tidak termasuk bunyi
bahasa.Contohnya:Bunyi teriakan, bersin, batuk, dan lain sebagainya.
3. Bahasa itu bermakna
Bahasa itu adalah system lambang.
Oleh karena itu lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep, idea tau
pikiran. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.Contohnya:Kuda = berkaki
empat, binatang peliharaan, sebagai alat transportasi.

4. Bahasa itu arbitrer.


Arbitrer adalah sembarang,
sewenang-wenang, mana suka, berubah-ubah.Maksudnya adalah tidak
ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian yang dimaksud
lambang tersebut.Misalnya kita tidak bisa menjelaskan hubungan antara lambang bunyi (air)
dengan benda yang dilambangkan yaitu benda air yang dipakai.Contohnya:Kuda yang disebut
oleh orang.

5. Bahasa itu konvensional.


Hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat arbitrer tetapi penggunaan
lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional.Contohnya: Semua
masyarakat jawa menyebut pesawat dengan sebutan kapal terbang.
6. Bahasa itu bersifat produktif.
Maksudnya adalah walaupun unsur-unsubahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang
jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski
secara relatif, sesuai dengan yang berlaku pada bahasa itu.Contohnya:Galau, alay, lebay.
7. Bahasa itu unik.Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimilki oleh orang
lain. artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas tertentu yang tidak dimiliki bahasa lain.
Contohnya:Bahasa banjar berbeda dengan bahasa jawa.
8. Bahasa itu universal.
Artinya ada ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa di dunia. Karena bahasa itu berupa ujaran,
maka ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi
bahasa yang mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vocal dan konsonan. Contohnya: I love
you dengan Aishiteru.
9. Bahasa itu dinamis.
Karena keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupan bermasyarakat
kegiatan itu tidak tetap dan selalu berubah , menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis. Karena
itulah bahasa itu disebut dinamis. Contohnya: Download dan upload berubah menjadi unduh dan
unggah.
10. Bahasa bervariasi.
Anggota suatu masyarakat beraneka ragam, ada yang berpendidikan, ada juga yang tidak, ada
yang berprofesi sebagai dokter, petani, nelayan,dan sebagainya.Oleh karena latar belakang
lingkungan yang tidak sama maka, bahasa yang mereka gunakan bervariasi atau beragam.
Contohnya: Pedagang sate Madura dengan pedagang sate banjar menyebutkan kata satenya
berbeda. Pedagang maduar ( te satte ) sedangkan pedagang banjar ( sate ).
11. Bahasa itu manusiawi. Maksudnya adalah bahwa alat komunikasi manusia yang namanya
bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya digunakan oleh
manusia Contohnya: Hanya di miliki oleh manusia
Rangkuman Materi Kelompok 3
Materi : Penggunaa Bahasa Indonesia Dalam Bidang Keperawatan
Manfaat Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang ada Indonesia sangat beragam mulai dari lingkup yang
sederhana sampai yang luas cakupannya. Pelayanan kesehatan diberikan mulai dari lingkup
personal, keluarga, dan yang berada di lingkungan masyarakat. Pelayanan kesehatan dalam
lingkungan masyarakat dapat meliputi pelayanan kesehatan di puskesmas, kelompok-kelompok
masyarakat atau komunitas dan Rumah Sakit. Komunikasi merupakan hal yang penting dan
harus diperhatikan oleh orang yang memberikan pelayanan kesehatan. Dalam komunikasi faktor
yang sangat berpengaruh adalah bahasa. Oleh karena itu dibutuhkan kesamaan jenis bahasa yang
digunakan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Di Indonesia penggunaan
bahasa Indonesia lebih ditekankan penggunaannya dari pada bahasa daerah. Hal ini dilakukan
oleh perawat agar klien memahami bahasa yang perawat gunakan. Namun, sebagai seorang
perawat harus tetap menghormati bahasa yang digunakan oleh kliennya. Adapun manfaat dari
penggunaan Bahasa Indonesia dalam pelayanan kesehatan adalah:

a. Mengurangi hambatan dalam berkomunikasi antara pemberi dan penerima pelayanan


kesehatan
b. Memberi kemudahan bagi pemberi pelyanan kesehatan khususnya perawat dalam
memberikan intervensi kepada kliennya
c. Memudahkan klien dan perawat dalam berkomunikasi
d. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu mudah dimengerti oleh hampir seluruh
penduduk Indonesia sehingga penerima pelayanan keperawatan mudah memahami dan
menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan
e. Perawat akan lebih mudah dalam menerapkan komunikasi teraupetik kepada klien sebagai
penerima pelayanan kesehatan
Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontak dengan orang lain (Potter,2005).
Komunikasi dapat terjadi pada tingkat intrapersonal, interpersonal dan umum. Dalam materi
pelatihan Keterampilan dan Manajemen SPMK menyebutkan bahwa Hewitt (1981),
menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
Komunikasi yang terjadi tidak selamanya lancar karena dalam berkomunikasi terkadang
mengalami hambatan-hambatan. Hambatan tersebut dapat berasal dari pengirim pesan ataupun
penerima pesan.
a. Hambatan dari Proses Komunikasi, diantaranya:

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya
atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/symbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim
dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan ini yang akan
sering terjadi jika terdapat perbedaan bahasa yang digunakan oleh pengirim dan penerima pesan.
Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang mudah dimengerti dan bahasa ndonesia merupakan
bahasa yang mudah dimengerti di Negara ini.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya
gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut.

Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang diberikan tidak menggambarkan
apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
b. Hambatan Fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan
alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.

c. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang- kadang


mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima.

d. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu


komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.
Perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam berkomunikasi
menggunakan komunikasi teraupetik. Komunikasi teraupetik merupakan proses dimana perawat
berkomunikasi dengan menggunakan pendekatan terencanamempelajari klien (Potter,2005).
Perbedaaan dalam penggunaan bahasa dalam memberikan pelayanan kesehatan baik yang
dilakukan oleh perawat maupun petugas kesehatan lainnya merupakan faktor yang terpenting
yang harus dipahami karena perbedaan bahasa ini akan memberikan dampak terhadap semua
proses selama pelayanan kesehatan diberikan.
Pengaruh Bahasa Indonesia dalam Pelayanan Kesehatan
Beragamnya bahasa yang ada di Indonesia dapat menyebabakan banyaknya arti dari setiap kata.
Tidak tersampianya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat mengindikasikan adanya
hambatan dalam komuniksi tersebut. Perbedaan bahasa antara pemberi pelayanan kesehatan
dalam hal ini perawat dengan klien dapat menjadi hambatan dalam komunikasi antar keduanya.
Oleh karena itu dibutuhkan bahasa yang dapat dimengerti oleh hampir seluruh warga Indonesia
dan dapat digunakan dimana saja perawat dan klien itu berada, bahasa tersebut adalah Bahasa
Indonesia karena bahasa ini merupakan bahasa pemersatu semua penduduk yang ada di
Indonesia.
Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek penting ketika berhubungan dengan klien,
terutama jika perbedaan bahasa menciptakan rintangan kultural antara perawat dan klien.
Perbedaan bahasa yang terjadi antar aperawat dan klien harus dijembatani oleh orang ketiga agar
pesan yang disampaikan oleh perawat dapat diterima klien tanpa adanya kesalahpahaman arti.
Jika terjadi kesalahpahaman maka komunikasi yang terjadi antara keduanya dapat dikatakan
tidak lancar. Ketidakberhasilan untuk berkomunikasi secara efektif dengan klien tidak hanya
menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan tindakan tetapi juga dapat mengarah pada hasil
yang tragis. Oleh karena itu kesamaan bahasa dalam hal ini sangat diperlukan. Bahasa Indonesia
memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap pelayanan kesehatan. Hampir seluruh penduduk di
Indonesia mengeti dan memahami arti dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Oleh karena
itu dalam memberikan pelayanan kesehatan seorang perawat harus menggunakan bahasa
Indonesia yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman. Beberapa pengaruh penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dalam berkomunikasi dalam pelayanan kesehatan adalah:
a. Memberikan kemudahan bagi penerima pelayanan kesehatan untuk memahami maksud dari
pemberi pelayanan kesehatan
b. Bahasa Indonesia mudah digunakan oleh penduduk Indonesia sehingga perawat dapat
menerapkan komunikasi teraupetik dalam memberikan pelayanan kesehatan
c. Bahasa Indonesia dapat mengurangi hambatan yang ada. Dalam hal ini adalah hambatan
dalam proses komunikasi dan hambatan smantik
d. Penggunaan bahasa Indonesia dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi sehingga
perawat dapat memberikan asuhan yang tepat dan klien juga dapat mengikuti perintah yang
diberikan. Apabila komunikasi yang terjadi baik maka seorang perawat tidak akan menemukan
hambatan dalam memberikan intervensi keperawatan
e. Bahasa Indonesia dapat digunakan dimana saja diwilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan
pemberian pelayanan kesehatan dapat diberikan disemua lingkup bermasyarakat, baik itu di
puskesmas, rumah sakit maupun di komunitas yang ada di masyarakat
f. Memudahkan terjadinya umpan balik antara penerima dan pemberi pelayanan kesehatan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu penting digunakan oleh perawat karena dapat
memudahkan perawat dalam berkomunikasi dengan kliennya. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa pemersatu sehinga mudah dimengerti oleh penduduk Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatannya harus tetap
menghormati bahasa yang digunakan kliennya, seperti bahasa daerah yang digunakan klien.
Bahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap komunikasi yang terjadi
antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, diantaranya dapat mengurangi hambatan
komunikasi dan mudahnya terjalin komunikasi teraupetik antar keduanya sehingga intervensi
yang dilakukan akan lebih mudah dilakukan karena sudah ada kesepahaman antar keduanya.
Bahasa Indonesia yang baik sangat penting digunakan oleh perawat diamanapun lingkup
pelayanan kesehatan yang diberikan, baik itu di lingkup personal, keluarga, rumah sakit maupun
di lingkungan komunitas. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pemberi
dan penerima pelayanan kesehatan yang dapat mengganggu komunikasi antar keduanya.
Rangkuman Materi Kelompok 4
Materi : kaidah Penulisan Bahasa Indonesia
A.Kaidah Bahasa IndonesiaAda beberapa hal yang perlu kita cermati. Pertama, tampaknya
pengertian bahasa yang baik dan benar itu belum dipahami oleh sebagian orang. Kedua, ada
anggapan bahwa di mana dan kapan saja berada, kita harus berbicara dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Apakah memang demikian? Komoditi sebagai penulisannya yang benar,
yang standar atau baku. Sebaliknya penulisan komoditas kita lupakan, kita tinggalkan karena
salah, tidak bertaat asas pada kaidah EYD yang wajib kita junjung tinggi dalam penegakan
hukum dalam segala bidang kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Memang dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau frasa yang maknanya samar atau tidak
jelas. Betapa sering pejabat Indonesia mengatakan, “Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, bla bla bla….” Tidak diinginkan oleh siapa? Tidak jelas. Apa hal-hal yang tidak
diinginkan itu? Juga tidak jelas.Perbedaan makna kata betina dengan wanita atau betina dengan
perempuan itu sudah jelas bagi kita. Akan tetapi, apa beda antara wanita dan perempuan ini yang
belum jelas. Yang mengherankan adalah bahwa dalam tulisan-tulisan surat kabar hampir selalu
hipnotis (adjektiva) dipakai sebagai nomina, atau verba (mestinya: menghipnosis) dibentuk
berdasarkan adjektiva. Mayoritas penutur bahasa Indonesia sudah kerap mendengar atau
mengenal EYD sebagai akronim dari Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, tetapibelum
memahami sepenuhnya.

B.Tata Tulis (ejaan) Dalam Bahasa Indonesia


Berikut adalah perkembangan ejaan dari Ejaan Van Ophuijsen Hingga EYD :
a. Ejaan Vab Ophuijsen
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan huruf laitn, yang
disebut ejaan van ophuijsen. Van ophuijsen merancang ejaan itu yang
dibantu oleh engku nawawi gelar soetan ma’moer dan moehammad taib
soetan ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van ophuijsen adalah
sebagai berikut :
1) Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
2) Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
3) Tanda diakritik, seperti kma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk
menuliskan kata-kata ma’moer, akal, ta, pa, dinamai.
a. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 maret 1947 ejaan soewandi diresmikan untuk menggantikan ejaan van
ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan republik. Hal-hal yang
perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut.
1) Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
2) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak,
maklum, rakjat.
3) Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an.
4) Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan, dengan imbuhan
di-pada ditulis, dikarang.
b. Ejaan Melindo
Pada akhir 1959 sidang perutusan indonesia dan melayu (slametmulyasana-syeh nasir bin
ismail, ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudiaan dikenal dengan nama
ejaan melindo (melayu-indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tanhu berikutnya
mengurungkan peresmian ejaan itu.
c. Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan Tata tulis (ejaan)
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan (eyd) telah diberlakukan sejak tahun 1972
berdasarkan kepres no. 57 tahun 1972. Kaidah ini mengatur tiga hal, yaitu penulisan
huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca.
1. Penulisan huruf
Dalam ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan,penulisan huruf menyangkut dua
masalah, yaitu :
- Penulisan huruf besar dan kapital
- Penulisan huruf miring
2. Penulisan kata
Mengenal bentuk kata dasar, kata turunan atau kata berimbuhan, kata ulang, dan
gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan
pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) ditulisakn serangkai dengan
kata dasarnya. Klau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran itu dituliskan
serangkai dengan kata yang bersangkutan saja.
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
3. Penulisan unsur serapan
Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa indonesia dapat idbagi atas
dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa
indonesia, seperti reshuffle, shuttle, cock, I’exlotaciton, unsur- unsur ini dipakai dalam
konteks bahasa indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua unsur asing yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahsa indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk
indonesia yang masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Pemakaian Tanda Baca
- Tanda Titik (.)
- Tanda Koma (,)
- Tanda Titik Koma ;
- Tanda Pisah
- Tanda Apastrof
- Tanda Titik dua (:
- Tanda Petik Tunggal(‘)
- Tanda Petik(“)
- Tanda Garis Miring (/)
C.Tata Pembentukan Kata
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu memahami bentuk-bentuk kata yang benar dalam
bahasa indonesia, yaitu yang sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Dalam konteks tersebut,
pembentukan kata dalam bahsaa indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan,
penggabungan imbuhan dan pengulangan imbuhan, serta penggabungan kata dasar, atau
penggabungan unsur terikat kata dasar.

D.Tata Pemilihan Kata


Pilihan kata merupakan hal yang paling penting dalam penulisan karya ilmiahg karena pilihan
kata yang digunakan akan menentukan kejelasan informasi yang disampaikan. Jika pilihan kata
yang tidak tepat, hal itu selain dapat menyebabkan ketidakefektifan bahasa yang digunakan dan
terganggunya kejelasan informasi yang disampaikan.
E.Tata Penulisan Kalimat Efektif.
Penulisan kalimat efektif dalam karya ilmiah haru jelas, mudah dipahami, dan tersusun secar
sistemis sesuai dengan kaidah yang berlaku. Berkenaan dengan itu, suatu kalimat dapat disebut
efektif jika memenuhi kriteria:
1. Kelengkapan unsur kalimat
2. Kejelasan informasi
3. Kesejajaran
4. Kehematan
5. Variatif
6. Tata penulisan paragraf yang baik
7. Teknik pengembangan paragraf
Rangkuman Materi Kelompok 5
Materi :Struktur Bahasa Fonem (Huruf),Morfem (Kata),Frasa Dan Kalimat
A.Pengertian Fonem,Morfem,Frasa Dan Kata
Fonem.
Fonem adalah suatu bunyi terkecil yang dapat membedakan makna. Yang membedakan arti kata
jahat dan  jahit adalah bunyi /a/ yang dilambangkan dengan huruf a dan bunyi /i/ yang
dilambangkan denagan huruf i. Bunyi a disebut fonem /a/ dan fonem /i/.
Fonem /a/ dan /i/ merupakan contoh satuan bunyi terkecil karena tidak dapat dibagi lagi menjadi
satuan bunyi yang lebih kecil yang dapat membedakan makna.
2 Fonem Suprasegmental
Fonem suprasegmental yang juga disebut fonem suprapenggalan ialah ciri atau sifat bunyi yang
menindihi atau menumpangi suatu fonem. Maksudnya, ciri suprasegmental hadir bersama-sama
fonem penggalan dengan cara menumpangi bunyi segmental. Fonem suprasegmental ini
bukannya bunyi segmental atau bunyi penggalan, tetapi ciri yang hadir bersama dengan cara
menindihi atau menumpangi bunyi penggalan. Fonem suprasegmental tersebut terdiri dari:
a)  Tekanan
Tekanan ialah ciri lemah atau kerasnya suara penyebutan sesuatu suku kata. Tekanan biasanya
berlaku pada suku kata dalam perkataan.
b)  Kepanjangan
Kepanjangan atau juga disebut panjang pendek bunyi merupakan ciri khusus yang terdapat pada
perkataan dalam bahasa-bahasa tertentu.
c)  Jeda
Jeda yang juga disebut persendian ialah ciri atau unsur hentian (senyap) dalam ujaran sebagai
tanda memisahkan unsure linguistik, iaitu perkataan, ayat atau rangkai kata.
d)  Tona
Tona merupakan naik atau turunnya suara dalam pengucapan perkataan.
e)  Intonasi
Intonasi ialah turun naik nada suara dalam pengucapan ayat atau frasa. Intonasi juga disebut
sebagai lagu bahasa.
Perubahan Fonem
Fonem /N/ pada morfem meN- dan morfem peN- berubah menjadi fonem /m/ kalau dasar kata
yang mengikutinya berawal dengan /b,f,p/. Misalnya :
meN- + pilih = memilih

Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah menjadi fonem /n/ kalau dasar kata yang
mengikutinya berawal dengan fonem /d,s,t/. Perlu kita catat di sini bahwa fonem /s/ hanya
khusus bagi sejumlah dasar kata yang berasal dari bahasa asing. Apabila kita mencoba berbicara
bahasa atau dialeg asing, kemungkinan kita akan menggganti fonem-fonemnya dengan fonem-
fonem yang paling mirip dalam bahasa atau dialeg kita sendiri
misalnya :
meN- + daki = mendaki

.    Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah menjadi /n/ apabila kata dasar yang mengikutinya
berawal dengan /c,j,s/.
Misalnya :
meN- + cabut = mencabut

Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah menjadi /ng/ apabila dasar kata
yangmengikutinyaberfonem /g,h,k,x/, dan vokal.
Misalnya :
meN- + ganti = mengganti
Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau mempunyai
makna. Morfem dapat berupa imbuhan (misalnya me-, –an, me-, -kan) dan klitika[2]/partikel
(misalnya -lah, -kah).
Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat dilakukan dengan menggabungkan
morfem dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan menghasilkan makna
baru, unsur yang digabungkan dengan dasar itu adalah morfem.
Menurut bentuk dan maknanya, morfem ada dua macam yaitu:

a. Morfem Bebas, yaitu morfem yang dapat terdiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan
dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.
Contoh.
1. Makan
2. Tidur
3. Main

b.  Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri dari satu makna. Maknanya baru jelas
setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan awalan, sisipan, akhiran,
kombinasi awalan dan akhiran, partikel –ku, -lah, -kah dan bentuk- bentuk lain yang tidak dapat
berdiri sendiri termasuk morfem terikat.
Contoh : - berperang  = morfem terikat ber-
                 - memakai = morfem terikat me-
Prof. Ramlan mengemukakan enam perinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan
pengenalan morfem[3]
1. Prinsip 1     Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik dan arti leksikal atau arti
gramatik yang sama merupakan suatu morfem.

2. Prinsip 2     Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda merupakan suatu
morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti leksikal atau arti gramatik yang sama, asal
perbedaan itu dapat dijelaskan secara fonologik[4]

3. Prinsip 3     Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda sekalipun


perbedaannya tidak dapat tidak dapat dijelaskan secara fonologik, masih dapat dianggap sebagai
suatu morfem apabila mempunyai arti leksikal atau arti gramatik yang sama, dan mempunyai
distribusi yang komplementer.

4. Prinsip 4      Apabila dalam deretan struktur, suatu satuan berpararel dengan suatu kekosongan,
maka kekosongan itu adalah morfem, ialah yang disebut morfem zero.

5. Prinsip 5     Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama mungkin merupakan
satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda.

6. Prinsip 6     Setiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem.

Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dari segi makna.
Seperti kata sepeda, ambil, dingin, kuliah. Empat kata ini diakui sebagai kata karena setiap kata
mempunyai makna. Berbeda dengan adepes, libma, ningid, hailuk bukan diakui kata karena tidak
mempunyai makna.

Frasa
Frasa adalah kelompok kata (gabungan dua kata atau lebih) yang tidak mengandung predikat
dan belum membentuk klausa atau kalimat. Seperti langit biru, baju batik, penyakit yang sangat
berbahaya. Cakupan makna yang dibentuk oleh frasa masih di sekitar makna lesikal kata
pembentuknya karena hakikat frasa adalah kata yang diperluas dengan memberinya keterangan,
inti maknanya tetap. Berbeda dengan (langit batik, biru baju, yang berbahaya sangat
penyakit) ini tidak dinamakan frasa karena tidak mempunyai kesatuan makna[6]
Susunan kata dalam frasa bersifat tegar (fixed), tidak tergoyahkan, dan tidak boleh dibalik
seperti: haus kekuasaan, siap tempur, temu wicara; bukan kekuasaan haus, tempur siap, wicara
temu.  Jika posisinya berpindah, kelompok kata itu berpindah secara utuh. seperti:-hari ini akan
diadakan jumpa pers.
-jumpa pers akan diadakan hari ini.
Frasa di kelompokan menjadi 5 macam
1)      frasa verbal (artinya sama dengan arti kata kerja)
asyik belajar (intinya: belajar)
sedang  berpikir keras (intinya: berpikir)
harus menulis kembali (intinya: menulis)
2)      frasa adjektiva (artinya sama dengan arti kata sifat)
sudah baik, sangat  malu, harus  tidak kotor, benar sekali
3)      frasa adverbial (artinya sama dengan arti kata keterangan)
pada zaman jepang, dengan kereta api cepat, sebelum subuh, pada akhir pertunjukan itu
4)      frasa nominal (artinya sama dengan arti kata benda)
penyakit yang sangat berbahaya, lembar jawaban ujian akhir semester, pembawa acara yang
kocak, lima lembar kuitansi tanda bukti pembayaran
5)      frasa preposisional (artinya sama dengan arti kata tugas, misalnya preposisi dan konjungsi)
dari atas, oleh karena (itu), sampai dengan, dari muka, akan tetapi, ke tengah
Rangkuman Materi Kelompok 6
Materi : Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara
tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini
adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada
pendengar atau pembaca.
Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan
penyusunan kata serta faktor-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat utuh
yang efektif.

Syarat – syarat Kalimat Efektif


1. Koherensi Adalah Hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur - unsur (kata
atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.
2. Kesatuan, Suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu
harus memiliki unsur - unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek,
keterangan, dan pelengkap yang bisa melahirkan arti yang merupakan ciri - ciri keutuhan
kalimat.
3. Kehematan adalah kehematan dalam pemakain kata, frase atau bentuk lainnya yang
dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut menyangkut soal gramatikal dan makna
kata. Namun, dalam hal ini tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat
boleh dihilangkan.
4. Paralelisme atau kesejajaran Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan
dalam kalimat itu Jika pertama menggunakan verba, maka bentuk kedua juga
menggunakan verba. Lalu, jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan
me-, maka kalimat berikutnya juga harus menggunakan kata kerja berimbuhan me-, juga.
5. Penekanan Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya
dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dansebagainya pada bagian
kalimat tadi.
6. Kevariasian, untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca,diperlukan
variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan.
Ada kalimat yang pendek dan panjang.
7. Logis/Nalar, suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat
diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimatdilihat dari segi maknanya,
bukan strukturnya. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan
masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan
pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.
Unsur – unsur Kalimat Efektif
1. Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),sesuatu hal,
suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Contoh : Ayahku  sedang melukis..
2. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Contoh : Ibu sedang tidur siang.
3. Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Contoh : Juru masak menggoreng sayur
4. Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa Verba. Contoh : Pamanku membelikan
anaknya rumah mungil
5. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian
kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya
bersifat bebas, dapat di awal,di tengah, atau di akhir kalimat.Contoh : Lisa akan pergi ke
Manado besok.

Ciri – ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan, ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan kalimat, ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.

2. Keparalelan, adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya,
kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,
bentuk kedua juga menggunakan verba.

3. Ketegasan, ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah
kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan
pada penonjolan itu.

4. Kehematan, adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadapkata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

5. Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat
dalam pilihan kata.

6. Kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
7. Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku

Struktur Kalimat

1. Struktur kalimat dasar terdiri dari:

a. Pola kalimat dasar


b. Tipe kalimat

2. Struktur kalimat tunggal terdiri dari:

a. Pola kalimat tunggal

3. Struktur kalimat majemuk terdiri dari:

a. Kalimat majemuk setara


b. Kalimat majemuk bertingkat
c. Kalimat majemuk campuran

Kalimat tanya adalah kalimat yang di maksud untuk mendapat jawaban berupa informasi,
penjelasan atau pertanyaan.

Kalimat bernalar ialah satuan kalimat informasi yang berjalan selaras antara yang disampaikan
oleh pihak pertama dapat diterima dengan “utuh” oleh pihak kedua.

Kalimat suruh (perintah) merupakan pernyataan untuk mengerjakan sesuatu, menyatakan syarat
kejadian, tafsiran bermakna ejekan atau sindiran dan mencegah atau melarang. 

Kalimat sederhana dibagi atas dua bagian, yaitu kalimat yang tak berklausa dan kalimat
berklausa satu.

Kalimat luas adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.

Kalimat luas adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.

Kalimat luas setara adalah struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua
kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat luas
setara.

Kalimat luas bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan
inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur
kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek, atau objek dapat disebut sebagai kalimat luas
bertingkat jika diantara kedua unsur tersebut digunakan sebagai konjungtor.

Kalimat luas yang tidak setara klausa yang satu merupakan bagian dari klausa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai