0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas latar belakang penggunaan bahan kimia seperti alkohol dan triklosan dalam hand sanitizer yang kurang aman. Tujuan penelitian ini adalah mengekstrak daun tujuh bilah untuk membuat hand sanitizer alami dan aman. Manfaatnya antara lain sebagai alternatif hand sanitizer bagi masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan, dan informasi bagi peneliti lain.
Dokumen ini membahas latar belakang penggunaan bahan kimia seperti alkohol dan triklosan dalam hand sanitizer yang kurang aman. Tujuan penelitian ini adalah mengekstrak daun tujuh bilah untuk membuat hand sanitizer alami dan aman. Manfaatnya antara lain sebagai alternatif hand sanitizer bagi masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan, dan informasi bagi peneliti lain.
Dokumen ini membahas latar belakang penggunaan bahan kimia seperti alkohol dan triklosan dalam hand sanitizer yang kurang aman. Tujuan penelitian ini adalah mengekstrak daun tujuh bilah untuk membuat hand sanitizer alami dan aman. Manfaatnya antara lain sebagai alternatif hand sanitizer bagi masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan, dan informasi bagi peneliti lain.
Penyakit infeksi sendiri merupakan salah satu penyebab tingginya
angka kesakitan dan kematian yaitu termasuk dalam sepuluh besar penyakit paling mematikan di dunia (WHO, 2012). Penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri terutama Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri- tersebut menginfeksi dan menyebabkan penularan pada manusia melalui kulit terutama pada telapak tangan (Shu, 2013). Pencegahan infeksi bakteri dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan telapak tangan. Cara paling sederhana untuk menjaga kebersihan tangan adalah mencuci tangan menggunakan sabun dan air. Namun seiring bertambahnya kesibukan masyarakat terutama di perkotaan maka tercipta produk yang cepat dan praktis yaitu pencuci tangan tanpa air yang dikenal dengan hand sanitizer. Hand sanitizer merupakan sediaan berbentuk gel atau cair yang mengandung zat aktif antibakteri alami ataupun sintetik (Shu, 2013). Saat ini telah beredar produk-produk hand sanitizer dengan bahan aktif kimia sintetik misalnya triklosan. Namun triklosan berbahaya jika digunakan berlebihan dan jangka waktu lama karena dapat menyebabkan resistensi bakteri, pencemaran lingkungan, dan memicu alergi. Akumulasi triklosan dalam tubuh dapat mengakibatkan kelumpuhan, kemandulan, lemahnya fungsi tubuh, pendarahan otak, penurunan fungsi kelamin, masalah jantung bahkan hingga koma (Kristiyana, 2013). Selain triloksan, biasanya antiseptik atau hand sanitizer mengandung alkohol dengan konsentrasi ± 50% sampai 70% sebagai bahan antibakterinya. Penggunan alkohol dalam pembersih tangan dirasa kurang aman terhadap kesehatan karena alkohol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Alkohol juga mudah terbakar dan pada pemakaian berulang menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. Apalagi saat ini Indonesia mengalami pandemi Corona sehingga banyak orang berbondong-bondong untuk membeli antiseptik/hand sanitizer dan menggunakan antiseptic/hand sanitizer dengan jumlah banyak menyebabkan ketersediaan alkohol mulai menipis. Oleh karena itu, diperlukan alternatif yaitu bahan aktif yang berasal dari bahan alami (Siregar dkk., 2012). Salah satu bahan alternatif yang efektif, relatif murah, dan mudah didapat untuk membuat antiseptik/hand sanitizer adalah Daun Tujuh Bilah. Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) yang kandungan fitokimianya seperti Antioksidan, Alkaloid, Flavonoid, sebatian fenolik, dan saponin dipercaya baik dibidang kesehatan terutama kulit. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa E. spinosum dan E. cottonii mengandung flavonoid, steroid, dan alkaloid yang memiliki aktivitas terhadap bakteri S. aureus dan E. coli (Siregar, dkk., 2012; Mardiyah dkk., 2014; Andriani dkk., 2015). Dan salah satu daun yang memiliki kandungan tersebut adalah Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa). Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) merupakan merupakan tanaman yang berasal dari Korea Selatan dan mudah didapati di Malaysia, Indonesia, dan Thailand sudah di gunakan oleh masyarakat China untuk mengobati berbagai penyakit seperti kanker, luka bakar, dan darah tinggi. Namun seperti halnya Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) belum pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) dapat digunakan sebagai alternatif untuk pembuatan antiseptik.
1.2 Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu penggunaan bahan kimia / alcohol untuk antiseptik/hand sanitizer dinilai kurang aman atau dapat memberikan efek samping yang buruk jika digunakan terus menerus dalam jangka waktu relatif lama. 1.3 Tujuan Penellitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengekstrak Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) untuk mengambil senyawa alkaloid,flavonoid,dan saponin yang dipercaya efektif dalam pembuatan hand sanitizer karena sifat antimikrobanya. Membuat bahan sediaan penyanitasi tangan dari ekstrak Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa)
1.4 Manfaat penelitian
a. Bagi Masyarakat Sebagai antiseptik/hand sanitizer alami (Pereskia sacharosa) yang dapat digunakan sehari-hari. b. Bagi Pendidikan Untuk pengembangan wawasan ilmu pengetahuan terkait penggunaan Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) dalam antiseptik/hand sanitizer alami. c. Bagi Peneliti Sebagai informasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan pemanfaatan Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) dalam bidang kesehatan. d. Bagi Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris atau informasi mengenai manfaat Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) sebagai bahan utama pembuatan antiseptik/hand sanitizer.