Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi sendiri merupakan salah satu penyebab tingginya


angka kesakitan dan kematian yaitu termasuk dalam sepuluh besar penyakit
paling mematikan di dunia (WHO, 2012). Penyakit infeksi disebabkan oleh
bakteri terutama Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri-
tersebut menginfeksi dan menyebabkan penularan pada manusia melalui kulit
terutama pada telapak tangan (Shu, 2013). Pencegahan infeksi bakteri dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan telapak tangan. Cara paling sederhana
untuk menjaga kebersihan tangan adalah mencuci tangan menggunakan sabun
dan air.
Namun seiring bertambahnya kesibukan masyarakat terutama di
perkotaan maka tercipta produk yang cepat dan praktis yaitu pencuci tangan
tanpa air yang dikenal dengan hand sanitizer. Hand sanitizer merupakan
sediaan berbentuk gel atau cair yang mengandung zat aktif antibakteri alami
ataupun sintetik (Shu, 2013). Saat ini telah beredar produk-produk hand
sanitizer dengan bahan aktif kimia sintetik misalnya triklosan. Namun
triklosan berbahaya jika digunakan berlebihan dan jangka waktu lama karena
dapat menyebabkan resistensi bakteri, pencemaran lingkungan, dan memicu
alergi. Akumulasi triklosan dalam tubuh dapat mengakibatkan kelumpuhan,
kemandulan, lemahnya fungsi tubuh, pendarahan otak, penurunan fungsi
kelamin, masalah jantung bahkan hingga koma (Kristiyana, 2013). Selain
triloksan, biasanya antiseptik atau hand sanitizer mengandung alkohol dengan
konsentrasi ± 50% sampai 70% sebagai bahan antibakterinya.
Penggunan alkohol dalam pembersih tangan dirasa kurang aman
terhadap kesehatan karena alkohol merupakan pelarut organik yang dapat
melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Alkohol juga mudah terbakar dan
pada pemakaian berulang menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.
Apalagi saat ini Indonesia mengalami pandemi Corona sehingga banyak orang
berbondong-bondong untuk membeli antiseptik/hand sanitizer dan
menggunakan antiseptic/hand sanitizer dengan jumlah banyak menyebabkan
ketersediaan alkohol mulai menipis. Oleh karena itu, diperlukan alternatif
yaitu bahan aktif yang berasal dari bahan alami (Siregar dkk., 2012).
Salah satu bahan alternatif yang efektif, relatif murah, dan mudah
didapat untuk membuat antiseptik/hand sanitizer adalah Daun Tujuh Bilah.
Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) yang kandungan fitokimianya seperti
Antioksidan, Alkaloid, Flavonoid, sebatian fenolik, dan saponin dipercaya
baik dibidang kesehatan terutama kulit. Penelitian sebelumnya juga
menunjukkan bahwa E. spinosum dan E. cottonii mengandung flavonoid,
steroid, dan alkaloid yang memiliki aktivitas terhadap bakteri S. aureus dan
E. coli (Siregar, dkk., 2012; Mardiyah dkk., 2014; Andriani dkk., 2015). Dan
salah satu daun yang memiliki kandungan tersebut adalah Daun Tujuh Bilah
(Pereskia sacharosa). Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) merupakan
merupakan tanaman yang berasal dari Korea Selatan dan mudah didapati di
Malaysia, Indonesia, dan Thailand sudah di gunakan oleh masyarakat China
untuk mengobati berbagai penyakit seperti kanker, luka bakar, dan darah
tinggi. Namun seperti halnya Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa)
belum pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa Daun Jarum Tujuh
Bilah (Pereskia sacharosa) dapat digunakan sebagai alternatif untuk
pembuatan antiseptik.

1.2 Rumusan masalah


Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu
penggunaan bahan kimia / alcohol untuk antiseptik/hand sanitizer dinilai
kurang aman atau dapat memberikan efek samping yang buruk jika digunakan
terus menerus dalam jangka waktu relatif lama.
1.3 Tujuan Penellitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
 Mengekstrak Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) untuk
mengambil senyawa alkaloid,flavonoid,dan saponin yang dipercaya
efektif dalam pembuatan hand sanitizer karena sifat antimikrobanya.
 Membuat bahan sediaan penyanitasi tangan dari ekstrak Daun Tujuh
Bilah (Pereskia sacharosa)

1.4 Manfaat penelitian


a. Bagi Masyarakat
Sebagai antiseptik/hand sanitizer alami (Pereskia sacharosa) yang
dapat digunakan sehari-hari.
b. Bagi Pendidikan
Untuk pengembangan wawasan ilmu pengetahuan terkait
penggunaan Daun Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) dalam
antiseptik/hand sanitizer alami.
c. Bagi Peneliti
Sebagai informasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan
pemanfaatan Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia sacharosa) dalam
bidang kesehatan.
d. Bagi Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris atau
informasi mengenai manfaat Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia
sacharosa) sebagai bahan utama pembuatan antiseptik/hand sanitizer.

Anda mungkin juga menyukai