Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA

DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM TIRTA KANDILO UNIT KECAMATAN


TANAH GROGOT, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR

ABSTRAK
PDAM Tirta Kandilo Unit Tanah Grogot Memiliki Permasalahan Pada Sistem
Distribusi Yang Belum Memenuhi Kriteria Desain Yang Berlaku, Salah Satunya
Adalah Kecepatan Aliran Dalam Jaringan Pipa Sehingga Debit Air Yang Keluar Pada
Pelanggan Menjadi Kecil. Tujuan Perencanaan Ini Adalah Melakukan Evaluasi
Terhadap Kondisi Eksisting Serta Menyusun Rencana Pengembangan Jaringan
Distribusi PDAM Tirta Kandilo Dalam 15 Tahun Kedepan, Mulai Tahun 2018
Hingga Tahun 2032 Mendatang. Terdapat Penambahan 3 Daerah Pelayanan Sesuai
RTRW Yang Berlaku Yaitu Desa Padang Pangrapat, Desa Sempulang Serta Kota
Tanah Grogot Dengan Masing-Masing Debit Sebesar 15,37 Liter/Detik, 29,11
Liter/Detik Dan 18,97 Liter/Detik Sehingga Debit Keseluruhan Sebesar 262,95
Liter/Detik Di Masa Mendatang. Agar Target Rencana Pengembangan Tercapai
PDAM Tirta Kandilo Perlu Melakukan Modifikasi Dimensi Pipa, Menambahkan
Pompa Booster Pada Beberapa Titik Pelayanan Yang Kritis Serta Menambahkan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pada Desa Sempulang Agar Pelayanan Air Bersih
Terjangkau Dalam Jangka Waktu Kedepan. Reservoar Juga Perlu Dilakukan
Penambahan Volume Sehingga Kebutuhan Air Terpenuhi. Diameter Pipa Yang
Digunakan Pada Perencanaan Ini Berkisar Antara 50 Mm Hingga 400 Mm Dengan
Jenis Pipa PVC. Kata Kunci : Air, Jaringan Distribusi, PDAM Tirta Kandilo,
EPANET 2.0
A. PENDAHULUAN

Definisi Sistem Jaringan Pipa Transmisi Air Bersih adalah sistem pengaliran
air sebelum masuk ke bangunan pengolahan. Pengaliran dapat dilakukan dengan
menggunakan pompa maupun dilakukan secara geravitasi. Air yang dihasilkan dari
pipa dapat ditampung dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga
kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan. Reservoir air dibangun didalam
tanah atau dalam bentuk menara air yang umumya untuk mengantisipasi kebutuhan
pincak di daerah distribusi.(Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No 18 tahun 2007.
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum) Perencanaan SPAM
unit distriusi dapat berupa jaringan perpipaan yang membentuk jaringan tertutup
(loop), sistem jaringan distribusi bercabang (deadend distribution system), atau
kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan distribusi
ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah
pelanggan dan jaringan jlan dimana pipa akan dipasang. .(Peraturan Mentri Pekerjaan
Umum No 18 tahun 2007. Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum) Menurut peraturan mentri Pekerjaan umum Penyelenggaraan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (2010: 54) Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut:

1. Denah (lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi


wilayh pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air.
2. Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah
pelayanan.
3. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi selurunya,
diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan
relative datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan
menara air, atau penambahan pompa penguat (booster pump).
4. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40
m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan tekanan minum.
5. Sumber-sumber Air Bersih Menurut Sutrisno dan Suciastuti (1987 : 13) Ada
macam-macam sumber air, sebagai berikut :
a. Air laut
Air laut memiliki sifat asin, dikarenakan mengandung garam (NaCI),
kadar garam air laut adalah 3%. Dalam keadaan ini air tidak mempunyai
syarat untuk air bersih.
b. Atmosfir (Hujan)
Dalam keadaan murni air hujan itu sangatlah bersih, tetapi karena
adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri dan
lainya, maka air ini menjadi tercemar. Maka dari itu utuk menyediakan air
hujan sebagai sumber air bersih hendaknya pada waktu menampung air
hujan jangan dimulai saat hujan mulai turun karena masih banyak
mengandung kotoran.
c. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi,
pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu dan kotoran
industri dan sebagainnya.
Air permukaan terdiri dari beberapa macam yaitu:
a) Air sungai, dalam penggunaannya sebagai air bersih haruslah melalui
suatu proses pengolahan yang baik, karena air sungai pada umumnya
mempunyai tingkat kotor yang sangat tinggi.
b) Air danau atau rawa ini berwarna, hal ini disebabkan oleh adanya
tumbuhan yang membusuk dan lumut yang menimbulkan warna hijau.
d. Air Tanah
Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air
selain air permukan dan air hujan, air tanah juga mempunyai peran yang
penting terutama dala menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku
air untuk kepentingan rumah tangga maupun kebutuhan industri. Air tanah
merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan dimuka bumi. Jenis-jenis
air tanah antara lain. (Sutrisno dan Suciastuti, 1987):
a) Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15 m. Sebagai sumur air
minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kuliatas agak baik.
Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
b) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam setelah lapisan air yang pertama, pengambilan air
tanah dalam tidak sama dengan mata air tanah dangkal. Dalam hal ini
harus digunakan bor dan memasukan pipa kedalamnya , kedalaman
100-300 meter. Jika terkena air tanah besar air akan menjembur
keluar, sehingga dalam keadaan ini disebut sumur artesis. Jika air tidak
dapat keluar denga sendirinya maka digunakan pompa untuk menbuat
air bisa naik ke permukaan.
c) Mata Air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Sehingga mata air yang berasal dari tanah dalam ,
hampir tidak terpengaruh oleh musim.

1. Kebutuhan Air
Menurut Kodoatie dan Sjarief (2008:174) kebutuhan air (water
requitments) merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala
kegiatan manusia, meliputi air bersih Domestik dan non Domestik, air irigasi
baik pertaniaan maupun perikanan dan air untuk pengelontoran kota. Tabel 2.1
adalah standar kebutuhan minimum air bersih di India menurut jenis wilyah.
Kebutuhan air minum juga bergantung pada iklim yang kadangkadang lebih
signifikan pengaruhnya dibandingkan factor jumlah penduduk. (Triatmadja,
2016)
1.1. Kebutuhan Domestik
Menurut Kodoatie dan Sjarief (2008:174) kebutuhan air domestik
sangat ditentukan oleh jumlah penduduk. Kecenderungan populasi dan sejarah
populasi dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama
dalam penentuan kecenderungan laju penduduk. Pertumbuhan ini juga
tergantung dari rencana pengembangan dari tata ruang Kabupaten. Estimasi
populasi untuk masa yang akan datang merupakan salah satu parameter utama
dalam penentuan kebutuhan air domestic. Laju penyambungan juga menjadi
parameter yang digunakan untuk analisa. Propensitas untuk penyambungan
perlu diketahui dengan melakukan survi kebutuhan nyata terutama di wilayah
yang sudah ada sistem penyambungan aie bersih PDAM. Kebutuhan jam
puncak adalah sekitar 168% hingga 200% dari nilai rerata harian. Kebutuhan
air untuk sambungan rumah di kota kecil adalah 130 l/org/hari. Di kota besar
kebutuhan air meningkat menjadi 170 l/org/hari. Direktorat Jenderal Cipta
Karya memberikan kisaran kebutuhan air seperti ditunjukan pada Tabel 2.2:
(Triatmadja, 2016)

1.2. Kebutuhan Non Domestik


Kebutuhan air Non Domestik meliputi: pemanfaatan komersial,
kebutuhan institusi dan kebutuhan industry. Kebutuhan air komersil untuk
suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan penduduk dan
perubahan tataguna lahan. Kebutuhan ini bisa mencapai 20 sampai 25% dari
total suplai (produksi) air. (Kodoatie dan Sjarief ,2008)
a. Kebocoran Air
1) Kebocoran air atau unaccounted for water (UFW) masih merupakan
komponen major dari kebutuhan air. Di Negara berkembang seperti
Indonesia UFW cukup besar yaitu lebih dari 30% dari suplai air
(produksi) yang ada 11 sedangkan di negara maju kebocoran air
bisa diperkecil sampai di bawah 15%.(Kodoatie dan Sjarief ,2008)
Kebocoran air merupakan salah satu faktor utama, karena difinisi
dari kebocoran air adalah perbedaan antara jumlah air yang
diproduksi oleh produsen air dan a)jumlah air yang terjual kepada
konsumen sesuai dengan yang tercatat di meter-meteran air
pelanggan.
b. Kebocoraan Fisik
Kehilangan secara fisik disebabkan dari kebocoran pipa, reservoir
yang melimpas keluar, penguapan, pemadam kebakaran, pencuci jalan,
pembilas pipa/saluran, dan pelayanan air tanpa meter air kadang-kadang
terjadi sambungan yang tidak tercatat.
1) Kebocoran Administrasi
Jumlah air yang bocor secara administrasi terutama disebabkan meter
air tanpa registrasi, juga termasuk kesalahan di dalam sistem
pembaca, jumlah air yang diambil tidak sesuai dengan
peruntukannya.

Fluktuasi Konsumsi Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air bergantung pada musim. Pada musim kemarau,
kebutuhan air untuk menyiram tanaman, mandi, cuci, dan mminuman
meningkat. Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya, kebutuhan
maksimum harian adalah 38% lebih tinggi dari kebutuhan rerata.
Kebutuhan air juga berfluktasi secara harian. Kebutuhan air meningkat
mulai pukul 4.00 pagi dan mencapai puncak pada sekitar pukul 06.00
pagi, di mana aktivitas warga untuk mandi, cuci, dan bersihbersih
meningkat. Pada pukul 07.00 pagi sebagian masyarakt sudah mulai
meninggilkan rumah untuk bekerja atau kegiatan lainnya. Aktivitas
setelah itu tidak terlalu banyak membutuhkan air sehingga kebutuhan
pada pukul 8 hingga 4 sore biasanya tidak terlalu tinggi. Setelah pukul 4
sore masyarakat mulai beraktivitas melakukan berih-bersih dan mandi
sehingga kebutuhan air kembali meningkat. Pada sore hari waktu
melakukan kegiatam lebih tersebar, yaitu pada pukul 16.00 sampai
dengan pukul 19.00. (Triatmadja, 2016)
Berdasarkan Triatmadja (2016:201) di peroleh data-data dari
hasil survei kebutuhan air, seperti yang diperlihatkan dalam

Sistem Pendistribusian
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Dua hal penting yang harus
diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang
cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas 13 pelayanan), serta
menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
(Joko, 2010)

Sistem Pengaliran

Menurut Joko (2010:15) distribusi air dapat dilakukan dengan


beberapa cara, tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber
air dengan konsumen. Berikut penjelasan dari masing masing sistem
pengaliran distribusi air bersih :
1) Secara Gravitasi
Cara geravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga
tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
2) Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan
daerah yang datar dan tidak ada daerah yang berbukti.
3) Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada
kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan
disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi
digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau
pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas
debit rata-rata.

Seiring pertumbuhan jumlah manusia, maka diperlukan sistem


penyediaan air bersih yang tepat. Salah satunya adalah jaringan distribusi
yang merupakan sistem yang mengatur pendistribusian air kepada pelanggan
secara merata. Dalam upaya penyediaan air bersih, jaringan distribusi
merupakan hal yang penting. Karena jaringan distribusi inilah yang
menyalurkan air dari instalasi pengolahan air menuju ke masyarakat. Terkait
dengan meningkatnya kebutuhan air bersih di masa mendatang, PDAM
dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, dengan
kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang diinginkan serta tekanan air yang
mencukupi. Tanpa jaringan distribusi yang mencukupi maka hal tersebut tidak
akan mampu dipenuhi oleh PDAM. Dari hal-hal tersebut diatas maka perlu
adanya pengembangan jaringan distribusi air bersih PDAM untuk
memenuhinya. Kecamatan Tanah Grogot merupakan Ibukota Kabupaten
Paser yang berada di provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan yang mengelola
kebutuhan air masyarakat setempat adalah Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) “Tirta Dharma” yang melayani 18 ribu pelanggan di Kabupaten
Paser sedangkan untuk kecamatan Tanah Grogot sendiri PDAM Tirta Kandilo
telah melayani sebanyak 10.906 pelanggan pada tahun 2016. Kecamatan ini
juga merupakan daerah pemekaran dimana masih banyaknya pembangunan
oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan jaringan distribusi air
minum. Perencanaan ini akan dilakukan khusus di Unit PDAM Tirta Kandilo
sebagai tugas akhir penulis. Perencanaan dilakukan terutama pada jaringan
distribusi yang masih terdapat banyak masalah seperti sisa tekanan, kecepatan
aliran serta kehilangan tekanan yang belum sesuai dengan standar yang
berlaku. Maka dari itu penulis akan melakukan evaluasi serta pengembangan
jaringan distribusi PDAM Tirta Kandilo Kecamatan Tanah Grogot.
B. METODE
Studi Pustaka Dasar teori pada perencanaan ini mengacu kepada literatur yang
berhubungan dengan sistem jaringan perpipaan air minum, aliran hidrolik dalam pipa.
Persamaan yang digunakan dalam perencanaan ini merupakan persamaan Hazen
Williams. Perencanaan ini mengacu kepada kriteria desain yang dikeluarkan oleh
pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.27 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. 3 2.2 Pengumpulan Data Pada tahap
ini dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan untuk keperluan analisa
perencanaan. Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data
sekunder: 1. Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan seperti
dokumentasi, koordinat serta data pengukuran langsung lainnya. 2. Data sekunder
merupakan data informasi yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kandilo melalui metode wawancara maupun
diberikan secara langsung. Data tersebut merupakan data seperti peta administrasi,
data kinerja PDAM, data teknis lainnya. 2.3 Analisis Data Tahap analisis data
menggunakan software EPANET 2.0 yang mampu menganalisa kondisi aliran
hidrolik pada jaringan distribusi PDAM Tirta Kandilo agar dapat diterapkan pada
perencanaan ini. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Evaluasi Jaringan Distribusi
Eksisting Jaringan distribusi PDAM Tirta Kandilo menggunakan sistem jaringan
gabungan yaitu looping & cabang dengan sistem pengaliran gravitasi serta pompa.
Analisis yang akan dijalankan merupakan analisis selama 24 jam dengan pola
pemakaian air normal. Adapun kriteria desain yang digunakan pada tahap evaluasi ini
adalah: a. Sisa Tekanan : 10 – 80 m b. Kehilangan Tekanan : 0 – 10 m/Km c.
Kecepatan Aliran : 0,3 – 4,5 m/dtk
Berdasarkan hasil running software EPANET 2.0 pada jaringan distribusi
eksisting PDAM Tirta Kandilo telah didapatkan masing-masing nilai dari kriteria
desain yang berlaku yaitu pada sisa tekanan terendah adalah 39,75 m sedangkan sisa
tekanan tertinggi adalah 69,06 m. Pada kecepatan aliran tertinggi adalah 0,02
m/detik serta kecepatan aliran terendah sebesar 0,89 m/detik. Nilai Headloss
terendah adalah 0,01 m/Km sedangkan headloss tertinggi sebesar 4,74 m/Km. Hasil
ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa jaringan pipa yang belum
memenuhi kriteria desain yang berlaku yaitu pada kecepatan aliran.

2.1. Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Tahun 2032


Rencana pengembangan disusun untuk 15 tahun kedepan hingga tahun
2032. Kebutuhan air pelanggan hingga tahun 2032 adalah sebesar 234,78
liter/detik dengan target tingkat pelayanan sebesar 90 %. Rencana pengembangan
pada perencanaan ini mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
pemerintah setempat dimana terdapat 2 area pelayanan baru yaitu desa Padang
Pangrapat dan Kota Tanah Grogot serta penambahan debit pada desa Sempulang.
Rencana pengembangan tersusun atas 2 skenario yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi PDAM Tirta Kandilo menyesuaikan kondisi lapangan pada
tahun perencanaan. Pipa yang digunakan adalah pipa jenis PVC kelas AW, pipa
yang memiliki tingkat ketebalan yang mampu menahan tekanan tinggi didalam
pipa. Adapun dimensi pipa yang digunakan adalah 50 hingga 400 mm.
a. Skenario 1
Skenario 1 merupakan rencana pengembangan yang lebih cenderung
dalam meningkatkan jaringan distribusi yang sudah ada yaitu memodifikasi
dimensi pipa, menambahkan pompa booster pada desa Sempulang dan desa
Padang Pangrapat serta menambah kapasitas volume reservoar. Skema
pengembangan dalam skenario ini ditunjukkan pada gambar 3.2. Pada
skenario ini telah didapatkan masing-masing nilai dari kriteria desain yang
ditunjukkan sebagai berikut : 1. Sisa Tekanan : 14,15 – 77,37 m 2. Kecepatan
Aliran : 0,31 – 1,77 m/detik 3. Kehilangan Tekanan : 0,58 – 7,49 m/Km
b. Skenario 2
Pada skenario ini terdapat rencana pengembangan dengan
menambahkan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) pada desa Sempulang
yang merupakan salah satu solusi agar masyarakat desa Sempulang dapat
terlayani dengan baik dalam beberapa jangka waktu ke depan mengingat
jauhnya jangkauan desa Sempulang dengan PDAM Tirta Kandilo. Selain
akses pelayanannya menjadi lebih terjangkau, kontrol terhadap jaringan pipa
juga jauh lebih mudah serta resiko kebocoran lebih kecil. Skenario ini
memiliki skema yang ditunjukkan oleh gambar 5.7. Berdasarkan hasil running
EPANET 2.0 telah didapatkan masing-masing nilai kriteria desain sebagai
berikut: 1. Sisa Tekanan: 29,70 – 89,07 m 2. Kecepatan Aliran: 0,31 – 1,53
m/detik 3. Kehilangan Tekanan : 0,51 – 9,66 m/Km
C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi eksisting pada jaringan distribusi PDAM Tirta Kandilo Unit Tanah
Grogot masih belum memenuhi standar yang berlaku terutama pada aspek
kecepatan aliran serta tingkat kebocoran melebihi batas yang telah ditetapkan.
Sedangkan untuk sisa tekanan dan kehilangan tekanan telah memenuhi standar
yang berlaku.

2. Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi PDAM Tirta Kandilo

a. Jangka waktu rencana pengembangan disusun untuk 15 tahun ke depan dari


tahun 2018 hingga tahun 2032.
b. Terdapat 3 area pengembangan berdasarkan RTRW yang ada yaitu desa
sempulang, desa padang pangrapat serta kota tanah grogot.
c. Telah disusun 2 skenario pengembangan yang dapat dijadikan referensi bagi
PDAM Tirta Kandilo. Pada skenario 1 dilakukan modifikasi dimensi pipa serta
menambahkan pompa booster pada titik-titik pelayanan yang kritis yaitu Desa
Sempulang serta Desa Padang Pangrapat sedangkan pada skenario 2 dilakukan
pemasangan pompa booster pada Desa Padang Pangrapat, modifikasi dimensi
pipa serta penambahan instalasi pengolahan air (IPA) pada Desa Sempulang
agar akses air bersih terjangkau serta kontrol jaringan lebih mudah.
d. 2 skenario yang sudah disusun bersifat opsional menyesuaikan kondisi
lapangan pada tahun perencanaan.
D. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pembangunan Daerah. 2015. Peraturan Daerah. Kabupaten Paser.

Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. 2017.

Buku Kinerja PDAM 2017. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Paser Dalam Angka 2017. Kabupaten
Paser.

Dinas Pekerjaan Umum. 2007. Tentang Penyelenggaraan


PengembanganSistem Penyediaan Air Minum. Jakarta

Ditjen Cipta Karya. 2000. Kriteria Perencanaan Air Bersih. Jakarta

Kharina H.Dewi, Koosdaryani, Adi Yusuf.M. 2015. Analisis Kehilangan Air


Pada Pipa Jaringan Distribusi Air Bersih Pdam Kecamatan Baki, Kabupaten
Sukoharjo. Jurnal Tugas Akhir Teknik Sipil Halaman 9-16. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.

Kodoatie. Robert. 2002. Hidrolika Terapan, Aliran Pada Saluran Terbuka


Dalam Pipa. Yogyakarta : Andi Offset.

Lewis A, Rossman. 2000. Epanet 2 Users Manual. Ekamitri Engineering

Paryono & Susilo.H. 2014. Analisa Jaringan Distribusi Air PDAM Giri Tirta
Sari (Studi Kasus Perumahan Griya Bulusulur Permai Wonogiri). Jurnal
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Jakarta : Universitas
Mercu Buana.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2016. Nomor


27/PRT/M/2016 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum. Jakarta.
Sumber website :

Ikhwanuttaqwa. 2018. Evaluasi dan Perencanaan Pengembangan Jaringan


Pipa Distribusi Air Minum PDAM Tirta Kandilo Unit Kecamatan Tanah
Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. https://dspace.uii.ac.id/handle
/123456789/10336. 25 April

Anda mungkin juga menyukai