Anda di halaman 1dari 18

Sistem, Operasi dan Pemeliharaan sistem

WETLAND
Sistem Drainase Berkelanjutan
Kelompok 5

Farhan Dinda Lisbet Riady William


Aziza Farida Thomson Silalahi Lutfia

Thessa Ferdy Niputu Khairatul Giovani


Sitio Erviana Hediansyah Luuren Nabila
Daftar Isi

1 PEMANFAATAN SISTEM WETLAND


A. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
B. PENJERNIHAN AIR (SUNGAI,DANAU,DLL)

2 PENGOPERASIAN WETLAND

3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WETLAND

4 PEMELIHARAAN SISTEM WETLAND UNTUK TETAP MENJAGA


KUALITAS AIR
1. pemanfaatan Sistem Wetland
A. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
Pencemaran air sungai 60% - 70% Rawa buatan dapat mengolah berbagai jenis
berasal dari limbah domestik, dengan air limbah, baik air limbah domestik,
kontribusi pencemar di DAS Brantas pertanian, perkotaan, industri, pertambangan,
maupun air tercemar yang berasal dari run-
60% berasal dari limbah domestik
off. Selain itu rawa buatan juga dapat
(sanitasi, sampah, detergen); 30% digunakan untuk memperbaiki kualitas air
limbah industri; dan 10% limbah dari suatu sungai atau danau, dan
pertanian dan peternakan. Oleh mengurangi efek berbahaya dari limbah,
karenanya penting untuk memperbaiki serta menyumbang upaya konservasi air,
sistem sanitasi, salah satunya dengan untuk keperluan air dari sungai atau danau
cara mengolah air limbah sebelum tercemar yang dibelokkan ke rawa buatan
dan didiamkan beberapa waktu dalam rawa
dibuang ke badan air untuk mengurangi
buatan tersebut akan terjadi proses purifikasi
beban pencemar air permukaan yang
air secara alami sebelum akhirnya dialirkan
dimanfaatkan sebagai sumber air. kembali ke dalam badan sungai atau danau.
Constructed wetland merupakan suatu
rawa buatan yang di buat untuk
Wetland dapat berupa biofilter yang
mengolah air limbah domestik, untuk
dapat meremoval sediment dan polutan
aliran air hujan dan mengolah lindi
seperti logam berat. pengolahan
(leachate) atau sebagai tempat hidup
limbah domestik secara fitoremediasi
habitat liar lainnya, selain itu
yang dilaksanakan secara sistem sub
Constructed wetland dapat juga
surface flow dan free surface flow.
digunakan untuk reklamasi lahan
penambangan atau gangguan
lingkungan lainnya
Air limbah yang dialirkan dari inlet IPAL Removal efesiensi pengolahan air limbah
domestik secara fitoremediasi dengan sistem sub surface flow (SSF) dan free surface
flow (FSF) yang dapat menurunkan kontaminan air seperti:

a Biological Oxygen Demand


(BOD)
b Chemical Oxygen Demand
(COD)
c Amoniak (NH3)
d fosfat (PO43)
e Logam berat seperti Cr,Pb
dan Cd
Sub surface Flow (SSF) cocok untuk
daerah perkotaan yang tidak terjangkau
Kelebihan metode SSF dibandingkan fasilitas pengolahan air limbah yang
tipe lain Free Water Surface adalah terpusat, sehingga dapat dibangun
kebutuhan lahan lebih sempit, tidak secara individual. Sub Surface Flow
menimbulkan bau, dan tidak menjadi menggunakan vegetasi jenis emergent,
tempat berkembang biak nyamuk. dimana hanya bagian akar yang
Sistem SSF paling sesuai untuk terendam air , seperti Pandanus
pengolahan primer dari limbah, karena amaryllifolius. Sedangkan Free Surface
tidak kontak langsung dengan kolom Flow, cocok di pinggiran kota, sebagai
pengolah air limbah secara terpusat
air dan atmosfer.
dan sekaligus menjadi tempat rekreasi.
Free Surface Flow (FSF) menggunakan
tanaman Azolla microphylla
B. PENJERNIHAN AIR (SUNGAI, DANAU)
Peraturan pemerintah No. 82 tahun Penerapan lahan basah buatan untuk
2001 telah menetapkan ketentuan- mengolah limbah cair (domestik, industri,
ketentuan dalam pengelolaan kualitas pertanian dan lain-lain) telah banyak
digunakan di negara-negara lain. Sistem ini
air, pengendalian pencemaran air dan
sangat prospektif karena kesederhanaan
perizinan air limbah. Pengendalian konstruksi dan biaya pembuatan serta
pencemaran air dilakukan untuk operasionalnya relatif rendah. Lahan basah
memberikan jaminan agar kualitas air buatan didisain untuk menghilangkan
sesuai dengan peruntukan dan pencemar konvensional seperti BOD, SS dan
penetapan baku mutunya. Upaya nutrien, bahkan logam berat.
pengendalian pencemaran air dilakukan Cara kerja di lahan basah ini adalah integrasi
proses presipitasi-sedimentasi dan adsorsi
antara lain dengan pembatasan bahan
partikel sedimen dan pengolahan dari
pencemar air yang diizinkan masuk ke
mikrorganisma, karenanya sistem lahan
dalam sumber daya air, seperti sungai, basah ini tergantung tumbuhan dan mikroba
agar memenuhi baku mutunya. dalam lahan basah buatan tersebut
2. Pengoperasian Wetland
wetland
1995 saw the release Menurut Hammer, (1986) pengolahan limbah Sistem
Constructed Wetlands didefinisikan sebagai sistem pengolahan yang
memasukkan faktor utama, yaitu :
1.Area yang tergenangi air dan mendukung kehidupan tumbuhan air sejenis
hydrophyta.
2.Media tempat tumbuh berupa tanah yang selalu digenangi air (basah).
3.Media bisa juga bukan tanah, tetapi media yang jenuh dengan air.
of this movie, the first ever full length CGI film.
Proses pengolahan awal (primer) secara
abiotik, antaralain melalui :

a. Settling & sedimentasi, efektif untuk menghilangkan partikulat


dan padatantersuspensi.
b. Adsorpsi dan absorpsi, merupakan proses kimiawi yang terjadi
pada tanaman,substrat,sediment maupun air limbah, yang
berkaitan erat dengan wakturetensi air limbah
c. Oksidasi dan reduksi, efektif untuk mengikat logam-logam B3
dalam LahanBasah Buatan.
d. Photodegradasi/oxidasi, degradasi (penurunan) berbagai unsur
polutan yang berkaitan dengan adanya sinar matahari.
e. Volatilisasi, penurunan polutan akibat menguap dalam bentuk
gas.
Proses secara biotik, seperti biodegradasi dan penyerapan oleh tanaman jugamerupakan bentuk pengurangan
polutan seperti halnya pada proses abiotik.Beberapa proses pengurangan polutan yang dilakukan oleh mikrobia
dan tanamandalam Lahan Basah, antara lain sebagai berikut :

1. Biodegradasi
2. Phyto-akkumulasi
3. Phyto-stabilisasi
4. Phyto-degradasi
5. Rhizo-degradasi
6. Phyto-volatilisasi
3. Faktor yang mempengaruhi Wetland
Tanaman
*
Media Tanam
*
Mikroorganisme
*
wetland Temperatur
*
4. Pemeliharaan sistem wetland untuk tetap menjaga
kualitas air
1. lakukan perawatan Wetland dengan menyirami tanaman 2 hari sekali, lakukan pada pagi atau sore hari
2. lakukan pengambilan sampel air pada inlet dan outlet Construted Wetland setiap 4 minggu sekali
3. pencucian media (Gravel) Wetland
- lakukan pencucian media (gravel) Constructed Wetland setiap 3 tahun sekali, saat cuaca panas/cerah.
- Lakukan pencucian saat pukul 11.00 – 15.00 (hindari jam puncak aliran limbah yang masuk).
- Pencucian dilakukan dengan cara:
a. Tutup valve influen Wetland untuk menghentikan aliran ke Wetland
b. Biarkan wetland hingga kering (1-2 hari)
c. Buka kembali valve influen Constructed Wetland agar air limbah mengalir kembali.
4. Laukan pembersihan pada pipa inlet dan outlet 3 hari sekali.
5. Apabila terjadi banjir atau air meluap diatas media
Constructed Wetland, maka Tutup keran pada pipa influen dan lakukan pengecekan. Apabila terjadi
penyumbatan, segera lakukan pembersihan.
6. Lakukan pembersihan Constructed Wetland dari tanaman lain selain tanaman kana setiap 1 minggu seka
7. Lakukan pemotongan tanaman kana yang telah dewasa (tinggi ± 2m) setiap 4 bulan sekali. Hasil panen
dapat digunakan sebagai kompos dan pakan hewan.
TERIMA KASIH !

Anda mungkin juga menyukai