ACARA V
Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Untuk mengatasi kebutuhan beras yang terus meningkat maka diperlukan
upaya keras dalam peningkatan produksi beras baik kualitas maupun kuantitas (Misnaheti,
2010). Salah satu kendala dalam upaya peningkatan produktivitas padi adalah kerusakan yang
disebabkan oleh serangan penggerek batang padi. Di Indonesia ada enam jenis yaitu penggerek
batang padi putih (Scirpophaga innotata), penggerek batang padi kuning (Scirpophaga
incertulas), penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens), penggerek batang padi
bergaris (Chilo supressalis), penggerek batang padi Chilo polychrysus dan penggerek batang
padi Chilo auricilius (Kalshoven, 1981). Gejala serangan pada tanaman padi fase vegetatif
disebut dengan sundep dan pada fase generatif disebut beluk. Pada fase vegetatif awal sampai
mencapai kerusakan hingga 30% tidak akan menyebabkan kehilangan hasil terRutama bagi
varietas yang mampu membentuk anakan banyak selama fase vegetatif dan selanjutnya menjadi
anakan produktif.
Penggunaan pestisida sintentik secara intensif dan tidak bijaksana dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan, resistensi dan resurjensi hama serta matinya musuh alami hama.
Adanya dampak bahaya penggunaan pestisida kimia, maka dalam hal ini perlu kesadaran dari
petani untuk menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam proses
pengendalian(Ratih dkk, 2014). PHT merupakan cara pendekatan tentang pengendalian OPT
yang didasarkan pada dasar pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka
pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan berkelanjutan (Untung, 2007). Prinsip
PHT adalah penggunaan tanaman sehat, pelestarian musuh alami, pengamatan mingguan, dan
petani sebagai ahli PHT. Upaya dalam pelaksanaan prinsip PHT salah satunya melakukan
pelestarian musuh alami dengan memberikan habitat dan menyediakan makanan bagi musuh
alami yaitu bisa berupa rumput-rumputan dan vegetasi lain pada habitat lahan padi (Karindah et
al, 2011).
Parasitoid merupakan musuh alamai bagi beberapa hama tanaman padi seperti hama
penggerek batang padi hal ini didukung oleh Karindah et al, (2011a), menyatakan bahwa habitat
di sekitar lahan pertanian bisa merupakan tempat bagi banyak serangga predator dan parasitoid
seperti gulma atau rumput-rumputan yang dapat dimanfaatkan untuk pelestarian parasitoid dan
predator sebagai sumber pakan, tempat berlindung dan berkembang biak. Masfiyah et al (2014)
menambahkan bahwa terdapat berbagai jenis tumbuhan liar di pematang sawah yang dapat
meningkatkan keragaman serangga parasitoid.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati hama dan penyakit yang menyerang
tanaman pangan
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Luas Lahan : ¾ ha
Pada praktikum kali ini membahas mengenai “Hama dan Penyakit Tanaman Pangan”.
Minggu 25 april 2021 saya melakukan observasi di ke daerah Bengkulu Tengah , tepatnya di
desa Pekik Penyaring.Sampainya di desa Pekik Penyaring disana ternyata sedang dilaksanakan
panen padi yang dilakukan masih dengan teknik konvensional. Saya ditemani oleh 3 orang
teman, pada mulany kami agak kewalahan saat mencari petani , karena didesa tersebut sedang
dilaksanakan panen padi bersamaan , jadi berkelompok-kelompok. Kami menunggu sekitar 2
jam agar bisa menlakukan Interview acara ke-5 ke bapak Sujio yaitu menunggu waktu istirahat.
Nama petani yang saya wawancarai ialah Pak Sujio 61 thn, Pak sujio menggunakan
varietas padi Bondowati , dengan luas lahan ¾ ha . Setelah memperkenalkan diri saya pun
mengajukan sekitar 5 pertanyaan tentang pebyakit dan hama padi dan cara pengendaliannya.PaK
Sujio juga menjelaskan bahwa tahun kemarin sangat parah seangan tikus didaerah desa pekik
penyring , alahamdulilah tahun ini hama tikus tidak terlalu parah. Kurang lebih sekitar 5 menitan
proses wawancara dilaksanakan. Karena sekrang sedang bulan puasa maka kami memustusskan
pulang dari desa Pekik Penyaring sekitar jam 14. 15 WIB.
BAB III
Pada praktikum kali ini membahas mengenai “Hama dan Penyakit Tanaman Pangan”.
Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit merupakan momok masalah
petani dari ribuan tahun yang lalu, petani selalu mengalami gangguan oleh pesaing-pesaing yang
berupa binatang, pathogen dan guma yang ikut merusak tanaman yang diusahakannya.Karena
itu, penggangu,perusak,pesaing dan pemakan tanaman tersebut sebagai OPT(Organisme
Penggangu Tanaman) dan bersifat parasite(Kasumbogo,1996).Berdasarkan hasil interview
dengan narasurmber “ Pak Sujio”Hama yang sering menyerang tanaman padi ialah keong,
tikus,walang sangit dan burung. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman padi
didesa Pekik Penyaring ialah Penyakit Kresek daun Hawar daun.
Hama dan Penyakit tentu harus dicegah dan dikendalikan, Pengendaliannya dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara baik itu menggunakan pestisida maupun dengan
menggunakan musuh alami dari hama dan penyakit tersebut. Semua cara pengendalian harus
digunkan sehingga bisa menekan populasi hama menjadi kecil dan tidak mendorong terjadinya
reaksi ekologik. Teknik yang digunakan oleh Pak Sujio dalam menangani masalah hama tikus
ialah dengan cara pengeringan lahan saat, dan menggunakan racun tikus berbentuk warfer
(Petrokum) dengan cara memasukkan kepingan Petrokum kedalam lubang-lubang tikus.
Sedangkan untuk keong, pak Sujio menggunakan pestisida jenis Moluscasida yang berbentuk
tepung ,dengan takaran 2 sdm /tangki (14L).Serangan walang sangit juga sering menyerang
tanaman pak Sujio yang menyebabkan bulir padi menjadi hampa dan menghitam. Walang sangit
dikendalikan menggunakan pestisida dengan merek dagang Darmabas, pengaplikasiannya 2
tutup botol kemasan/ tangki(14 L).Ketika sudah bernajak ke pengeringan gabah maka hama
yang sering menyerang tanaman padi ialah Burung pemakan biji seperti burung pipit. Pak Sujio
mengendalikan ganguan burung pipit dengan cara memasang jaring diatas sawah, membuat
oaring-orangan sawah, mengikat plastic diatas sawah dan mengusir secara langsung
menggunakan ketapel.
Untuk pengendalian Penyakit pak Sujio lebih menggunakan pupuk kimia dan pestisida
kimia.Penggunaan pestisida sintentik secara intensif dan tidak bijaksana dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan, resistensi dan resurjensi hama serta matinya musuh alami hama.
Adanya dampak bahaya penggunaan pestisida kimia, maka dalam hal ini perlu kesadaran dari
petani untuk menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam proses
pengendalian(Ratih dkk, 2014). Menurut Keterangan petanni penggunaaan pestisida lebih cepat
dampaknya ke penyakit / hama dari pada dengan menggunakan cara-cara alami,seperti
pengguanaan musuh alami inang dari penyakit ataupun hama, tidak terkecuali narasumber yaitu
pak Sujio. Penyakit yang menyerang tanaman padi narasumber biasanya Kresek daun dan Hawar
daun . untuk pengendalian Kresek daun pak Sujio menggunakan Dolomit, yang ditaburkan ke
sawah, untuk luas lahan ¾ ha pak Sujio menggunakan 50 kg Dolomit,Sedangkan untuk
mengendalikan Hawar daun dilakukan penyemprotan dengan menggunakan Fungisida
(BENLOX 50 WP Benlox 50 WP) dengan dosis 3 g/l.
BAB IV
4.1 Komendasi
4.2 Rekomendasi
Petani di desa Pekik penyaring melakukan penanaman padi sekali setahun, maka
sebaiknya penanaman dilakukan secara bersamaan agar bisa meminimalisir serangan ham dan
penyakit. Dan petani seharusnya dalam mengendalikan hama dan penyakit penerapkan sistem
PHT, karena Penggunaan pestisida sintentik secara intensif dan tidak bijaksana dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan, resistensi dan resurjensi hama serta matinya musuh alami
hama. Adanya dampak bahaya penggunaan pestisida kimia, maka dalam hal ini perlu kesadaran
dari petani untuk menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam proses
pengendalian(Ratih dkk, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Misnaheti.,D. Baco dan Aisyah. 2010. Tren Perkembangan Penggerek Batang pada Tanaman di
Sulawesi Selatan. Hlm. 410-415
Ratih Iktafia Selya, Sri Karidah, Gatot Mudjiono . 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Hama
terpadu dan Konvensional terhadap Intensitas Serangan Penggerek Batang Padi dan
Musuh Alami pada Tanaman Padi. Jurnal HPT Volume 2 Nomor 3.
Untung, K. 1996. Pengantar Pengeloalaan Hama Terpadu. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta