Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara mengenai persoalan dunia, pasti tidak akan ada habisnya.

Dunia ini begitu luas, namun terasa sempit karena dipenuhi dengan berbagai

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


persoalan yang rumit. Jika memperbincangkan dunia yang fana saja tak ada

ujungnya, maka bagaimana dengan akhirat yang kekal?. Itulah mengapa kita

butuh ilmu sebagai dasar, pedoman, juga bekal untuk menghadapi jurang

kehidupan yang semakin curam.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa ilmu adalah sesuatu yang

dipelajari melalui proses pembelajaran dalam lingkup pendidikan. Pendidikan

sendiri tidak memiliki batasan ruang maupun waktu. Jadi, pendidikan bukan

melulu tentang belajar di dalam kelas atau praktek di laboratorium. Namun, bisa

kita dapatkan kapanpun dan dimanapun, tergantung niat juga tekad kita untuk

berikhtiar dalam mendulang ilmu.

Betapa penting dan mulianya orang yang berilmu, sehingga Islam

menjelaskan bahwa derajat orang yang berilmu akan ditinggikan di sisi Allah Swt.

Dapat kita bayangkan, begitu tenangnya hati kita jika ilmu yang kita peroleh

berbuah menjadi keridhoan Allah Swt. Islam pun pernah mengalami masa-masa

peradaban yang gemilang, khususnya dalam bidang pendidikan pada masa Dinasti

Abbasiyah.

Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abu Abbas

As- Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang

1 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


panjang, yakni selama 5 abad dari tahun 132 H/750 M sampai dengan 656 H/1258

M.1 Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan

kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah seperti yang dilakukan oleh dinasti

sebelumnya, yaitu Dinasti Umayyah.2

Kegemilangan peradaban Dinasti Abbasiyah terjadi pada masa

pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M). Ketika Khalifah Harun Ar-

Rasyid memegang andil dalam pemerintahan, negara dalam keadaan makmur,

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


keamanan terjaga, stabilitas ekonomi meningkat, dan rakyat sejahtera. 3 Kemajuan

dalam berbagai sektor atau bidang terwujud pada masa ini. Dalam bidang

pendidikan, Khalifah Harun Ar-Rasyid menerapkan konsep pemikiran

cemerlangnya yang dengan seizin Allah Swt. dapat mencetak masyarakat yang

berintelektual tinggi juga berkeyakinan mantap akan aqidah Islam.

Berdasarkan pemaparan tersebut, saya merasa tertarik untuk menulis

makalah mengenai konsep pemikiran Khalifah Harun Ar-Rasyid dalam segi

pendidikan Islam. Hal ini penting sebagai pemahaman bahwa sistem pendidikan

pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid juga pantas menjadi acuan sistem

pendidikan di zaman modern saat ini.

1
Agus Rohmadi dkk., Belajar Praktis Sejarah Kebudayaan Islam, (Klaten: Viva
Pakarindo, 2013), h. 5.
2
Alif Maulana, “Kebijakan Pendidikan Khalifah Harun Ar-Rasyid”. Skripsi (Maret 2018),
h. 7.
3
Ibid.

2 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana biografi Harun Ar-Rasyid?.

2. Bagaimana konsep pemikiran Harun Ar-Rasyid dalam pendidikan Islam?.

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka tujuan dari makalah

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui biografi Harun Ar-Rasyid.

2. Untuk mengetahui konsep pemikiran Harun Ar-Rasyid dalam pendidikan

Islam.

3 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Harun Ar-Rasyid

Harun Ar-Rasyid memiliki nama lengkap Harun Abu Ja’far bin Al-

Mahdi Muhammad bin Al-Manshur Abdillah bin Muhammad bin Ali bin Abdillah

bin Abbas. Beliau dilahirkan di Rayy pada bulan Pebruari 763 M/145H. Ayahnya

bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah ketiga Dinasti Abbasiyah. 4 Sedangkan

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


ibunya bernama Jurasyiyah yang dijuluki Khayzuran, seorang Ummu Walad5.

Harun Ar-Rasyid dibesarkan di lingkungan istana dan dibimbing oleh

seorang guru sekaligus ulama besar yaitu Yahya bin Khalid yang merupakan salah

satu anggota keluarga Barmak dari Persia. Harun Ar-Rasyid banyak belajar dari

beliau, baik ilmu agama maupun ilmu pemerintahan.

Menjelang dewasa, Al-Mahdi mempersiapkan Ar-Rasyid sebagai

seorang khalifah. Oleh karena itu, beliau melimpahkan tugas dan tanggung jawab

besar kepada Ar-Rasyid. Beliau mengangkat Ar-Rasyid sebagai komandan militer

di Ash-Sha’ifah pada tahun 163 dan 165 H. Pada tahun 164 H, beliau mengangkat

Ar-Rasyid sebagai walikota di wilayah Barat secara keseluruhan, mulai dari

Anbar hingga perbatasan Afrika.6

Harun Ar-Rasyid menduduki kursi kekhalifahan pada tahun 170

H/786 M menggantikan saudaranya Abu Muhammad Musa Al-Hadi. Pada saat

itu, usianya baru 25 tahun. Usia yang masih sangat muda untuk menduduki

puncak kekuasaan sebuah dinasti dengan wilayah kekuasaan yang luas. 7 Namun,
4
Ibid., h. 47.
5
Ummu Walad adalah sebutan untuk budak wanita yang digauli oleh pemiliknya dan
melahirkan anak darinya.
6
Alif Maulana, Op. Cit., h. 48.
7
Gianti Wardayani P, “Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar Rasyid”. Makalah (2017), h.
5.

4 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


usia yang masih muda ini justru merupakan salah satu faktor yang mendukung

kiprah kepemimpinannya mencapai masa kejayaan.

Harun Ar-Rasyid menikah dengan enam istri; empat diantaranya

meninggal dunia ketika beliau masih hidup. Keempat istri tersebut adalah

Zubaidah, Ummu Muhammad binti Shaleh Al-Miskin, Al-Abbasah binti Sulaiman

bin Al-Manshur, dan Al-Jarsyiyah binti Abdullah Al-‘Utsmaniyah. 8 Dari

pernikahan Ar-Rasyid dengan istri-istrinya, beliau dikaruniai dua belas anak laki-

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


laki dan empat anak perempuan.

Harun Ar-Rasyid merupakan sosok yang berkepribadian mulia dan

tegas. Beliau adalah pemimpin cerdas, bijaksana, toleran, tidak emosional, dan

dermawan. Ar-Rasyid sering disebut-sebut sebagai Khulafaur Rasyidin kelima

karena gaya kepemimpinannya yang menyerupai gaya kepemimpinan Khulafaur

Rasyidin. Pada masanya, tidak ada seorang pun yang kelaparan dan teraniaya.

Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang menyukai humor, apalagi jika sudah

bertemu dengan seseorang yang cerdik dan sering memberikan nasihat kepada Ar-

Rasyid disertai dengan gayanya yang lucu, yaitu Abu Nawas. Hal itu menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Ar-Rasyid.

Periode pemerintahan Harun Ar-Rasyid mencapai puncak kejayaan

peradabannya, baik dari segi kekuatan militer, ekonomi dan kekayaan, ilmu

pengetahuan, maupun bidang sastra. Masa ini sering disebut dengan The Golden

Age of Islam atau masa keemasan Islam, dimana Baghdad menjadi salah satu

pusat peradaban dunia dan merupakan kota seribu satu malam yang tiada

tandingannya di pertengahan masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah.

8
Alif Maulana, Op. Cit.

5 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


Harun Ar-Rasyid wafat pada Jumat malam, 22 Jumadil Akhir tahun

193 H.9 Beliau meninggal dunia dalam perjalanan dari Baghdad menuju ke

Khurasan setelah mendengar kabar pemberontakan Rafi’ bin Al-Laits yang

semakin meluas di wilayah Transoxania. Ketika mencapai kota Thus, penyakit

beliau kambuh dan disanalah beliau berpulang pada Rabbnya. Ar-Rasyid wafat

pada usia 45 tahun dan dimakamkan di Thus10. Meski telah wafat, pamor dan

popularitasnya masih melegenda hingga kini, karena pemimpin yang baik akan

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


tetap dikenang sepanjang masa.

2.2 Konsep Pemikiran Harun Ar-Rasyid Dalam Pendidikan Islam

Perkembangan pendidikan Islam mengalami kemajuan pada masa

kekuasaan Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan Harun Ar-

Rasyid. Peran Ar-Rasyid sebagai seorang khalifah memiliki relevansi dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pendidikan Islam. Itulah yang

menjadi salah satu faktor kemajuan sektor pendidikan pada masa Ar-Rasyid.

Kualitas pendidikan pada dinasti Islam mulanya biasa saja, bahkan

mungkin masih di bawah standar dari bangsa-bangsa non muslim lainnya. Para

penguasa sebelum Dinasti Abbasiyah memfokuskan pemerintahannya untuk

perluasan wilayah dan memperbaiki bidang militer yang mereka miliki.

Permulaan berdirinya Dinasti Abbasiyah pun banyak terjadi peperangan dan

pembunuhan dalam perebutan kekuasaan. Mulai dari Al-Manshur yang

mengadakan pembangunan kota Baghdad sebagai ibukota negara dengan

melakukan perdamaian untuk memperoleh dukungan. Kemudian dilanjutkan oleh

putranya, yaitu Al-Mahdi yang meneruskan perjuangan dalam pembelaan Islam.

9
Ibid., h. 55.
10
Ibid.

6 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


Baru pada masa pemerintahan Ar-Rasyid perkembangan ilmu pengetahuan lebih

ditekankan dengan melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan terbentuknya

muslim yang berintelektual tinggi.

Sistem pendidikan Islam klasik berkembang menjadi peradaban dan

tonggak puncak kejayaan Islam yang disebabkan oleh sistem pendidikan yang

menggunakan konsep multikultural dan nilai-nilai yang dikembangkan adalah

semangat toleransi, keterbukaan, kesederajatan, kebebasan, keadilan, keragaman,

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


dan demokrasi.11

Perhatian Harun Ar-Rasyid dalam mengembangkan kemajuan

pendidikan Islam sangat serius, hingga beliau menjadikan persoalan pendidikan

sebagai tujuan nasional.12 Beliau menggunakan kekuasaan dan kekayaannya untuk

melakukan gerakan-gerakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan

memberi fasilitas kepada siapa saja yang mau bersungguh-sungguh dalam

menuntut ilmu.

Dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, Harun Ar-Rasyid

menulis surat kepada seluruh gubernur provinsi dan meminta mereka untuk

melakukan gerakan guna memajukan pembelajaran, serta mengadakan ujian

negara dengan hadiah uang bagi siswa yang berhasil mendapat nilai tinggi. Beliau

menggunakan istana sebagai tempat majelisnya yang dihadiri oleh para ulama dan

ilmuwan untuk berdiskusi tentang keilmuan dengannya.

Harun Ar-Rasyid adalah pribadi yang dermawan dan tak pernah pilih

kasih. Beliau selalu menyiapkan biaya bulanan kepada para ilmuwan, baik itu dari

kalangan muslim sendiri maupun dari kalangan non muslim. Selama mereka turut
11
Gianti Wardayani P, “Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar Rasyid”. Makalah (2017),
h. 14-15.
12
Ibid., h. 13.

7 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


andil dalam pengkajian ilmu pengetahuan, maka beliau akan memberi hadiah

kepada mereka. Ar-Rasyid sendiri mengalokasikan anggaran khusus untuk

menggaji para penerjemah dari golongan Kristen, kaum Sabi, dan bahkan juga

para penyembah bintang.13 Meski mereka adalah non muslim, tapi Ar-Rasyid tetap

netral dalam pemerataan biaya untuk kemajuan pendidikan Islam.

Pesatnya peradaban ilmu pengetahuan didukung oleh lembaga-

lembaga pendidikan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid yang membantu proses

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


belajar sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Beberapa lembaga

pendidikan Islam pada masa Ar-Rasyid, yaitu:

 Kuttab atau Maktab Perpustakaan

 Pendidikan Rendah di Istana

 Toko-Toko Buku

 Majelis atau Salon Kesusastraan

 Rumah Sakit

 Perpustakaan

 Masjid

 Rumah-Rumah Para Ulama

 Madrasah14

Di samping menyediakan lembaga-lembaga pendidikan Islam, Harun

Ar-Rasyid juga menerapkan beberapa kebijakan dalam pendidikan yang sesuai

dengan nilai-nilai Islam dan menekankan pada aturan beradab yang baik, serta

13
Ibid., h. 13-14.
14
Alif Maulana, “Kebijakan Pendidikan Khalifah Harun Ar-Rasyid”. Skripsi (Maret 2018),
h. 69-74.

8 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


memudahkan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Diantara kebijakan-

kebijakan pendidikan Ar-Rasyid adalah sebagai berikut:

o Memuliakan guru dan ulama.

o Mendirikan perpustakaan-perpustakaan.

o Menerjemahkan buku-buku pengetahuan ke dalam bahasa Arab.

o Memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi.

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


o Menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan.

o Melibatkan peran orang tua dalam pendidikan.

o Kurikulum berpusat pada Al-Qur’an.

o Mengutamakan ta’dib dalam pendidikan.15

Cita-cita Harun Ar-Rasyid terhadap pendidikan Islam adalah

menuntut terwujudnya suasana dan proses pembelajaran yang Islami, kondusif,

harmonis, dan penuh dengan diskusi. Proses pembelajaran yang seperti ini, akan

mendorong peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar

memiliki kekuatan iman, pengetahuan ilmu yang luas, dan keterampilan

profesional.16 Sehingga dapat bertanggung jawab dalam mengemban tugas

hidupnya sebagai hamba Allah, sekaligus sebagai pemimpin di bumi.

Sekian banyak cita-cita Harun Ar-Rasyid dalam rangka mewujudkan

pendidikan Islam yang modern dan berkualitas baik, mendorongnya untuk

memikirkan sebuah rencana sebagai jembatan untuk mempermudah peserta didik

dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam bentuk komponen-

15
Ibid., h. 75.
16
Sulastina Sugeha, ”Pemikiran Harun Ar-Rasyid Dalam Sejarah”. Makalah (September
2017), h. 13-14.

9 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


komponen pendidikan. Adapun beberapa komponen pendidikan yang merupakan

konsep pemikiran Ar-Rasyid dalam pengembangan pendidikan Islam, yaitu:

Pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab atas jalannya proses

pembelajaran. Pendidik disini bukan hanya mengajar dan menyampaikan ilmu-

ilmu pengetahuan, namun juga mendidik mental dan adab peserta didik.

Ketentuan-ketentuan sebagai seorang pendidik ialah; pendidik harus

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


mampu menyampaikan pembelajaran secara detail, menguasai materi sesuai

bidang mata pelajarannya, dapat menjaga sikap dan budi pekerti yang luhur, dan

dapat menjadi teladan yang mulia bagi peserta didik.17

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat disebut pula dengan kurikulum

pendidikan. Kurikulum ini penting sebagai acuan dan target dalam proses

pembelajaran. Kurikulum atau metode pembelajaran dibedakan menjadi 3, yakni:

 Metode lisan yang berupa dikte, ceramah, qira’ah dan diskusi. Metode dikte

adalah metode penyampaian pengetahuan yang dianggap baik dan aman

yang akan membantu peserta didik ketika lupa. Metode ceramah biasanya

digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi dengan hafalan dan

peserta didik mendengarkan. Metode qira’ah adalah belajar membaca.

Sedangkan metode diskusi merupakan metode yang khas pada masa ini

yang akan menambah wawasan mereka dengan memusyawarahkan suatu

hal atau persoalan.

 Metode menghafal, dimana peserta didik harus membaca pelajaran secara

berulang-ulang hingga pelajaran tersebut melekat pada benak mereka, dan


17
Ibid.

10 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


mereka dapat mengkontekstualisasikan pelajaran yang dihafal untuk diskusi

atau debat.

 Metode tulisan, merupakan kegiatan pembelajaran dalam bentuk penyalinan

karya-karya para ulama untuk meningkatkan proses intelektualitas peserta

didik.18

Materi Pendidikan

Materi pendidikan merupakan berbagai macam bidang atau mata

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


pelajaran yang digunakan sebagai bahan ajar untuk peserta didik. Materi

pendidikan berisi ilmu-ilmu yang harus dipahami peserta didik dalam memenuhi

kurikulum pendidikan. Ada 2 jenis materi pendidikan yang diterapkan pada proses

pembelajaran, diantaranya ialah:

 Materi pendidikan atau pelajaran bersifat wajib yang harus dipelajari peserta

didik berupa Al-Qur’an, shalat, doa, dasar-dasar ilmu nahwu dan baca-tulis

dalam bahasa Arab.

 Materi pendidikan atau pelajaran pilihan bagi peserta didik, yaitu berhitung,

ilmu nahwu dan bahasa Arab secara detail yang meliputi syair dan

riwayat/tarikh Arab.19

Pembagian Waktu Belajar

Waktu belajar berpengaruh pada peserta didik dalam memahami atau

menyerap materi yang dipelajari. Oleh karena itu, manajemen waktu perlu

diterapkan sebaik-baiknya dan disesuaikan pula dengan materi yang akan

dipelajari pada suatu waktu tersebut. Waktu belajar dibagi menjadi 3, yaitu:

 Pagi hari sampai waktu Dhuha; untuk belajar Al-Qur’an.

18
Ibid.
19
Ibid., h. 15.

11 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


 Waktu Dhuha sampai Dzuhur; untuk kegiatan menulis. Setelah itu mereka

diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing untuk makan siang.

 Setelah Dzuhur sampai Ashar; untuk pelajaran ilmu yang lain, seperti

nahwu, bahasa Arab, sya’ir, berhitung, riwayat atau tarikh.20

Harun Ar-Rasyid adalah sosok yang mencintai ilmu pengetahuan.

Usahanya yang tinggi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, membawa

namanya ke puncak kemasyhuran. Peradaban Islam mencapai taraf tinggi yang

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


belum pernah dicapai sebelumnya.21 Dengan demikian, masa ini telah

mengalirkan sungai-sungai ilmu pengetahuan, baik Al-Qur’an, tarikh, bahasa,

sastra, dan penerjemahan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

20
Ibid.
21
Gianti Wardayani P, “Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar Rasyid”. Makalah (2017), h. 12.

12 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima Dinasti Abbasiyah. Masa

pemerintahannya merupakan puncak kegemilangan peradaban Islam, sehingga

masa ini disebut dengan The Golden Age of Islam (masa keemasan Islam). Beliau

memiliki pribadi yang tegas, peduli, dan dermawan. Beliau sering disebut-sebut

sebagai Khulafaur Rasyidin kelima karena gaya kepemimpinannya yang

menyerupai gaya kepemimpinan pada masa Khulafaur Rasyidin.

Kecintaan Harun Ar-Rasyid pada ilmu pengetahuan, menghantarkan

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


kemajuan sektor pendidikan meningkat. Perhatian dan usahanya dalam

pengembangan ilmu pengetahuan membuahkan hasil yang gemilang. Dengan

beberapa lembaga dan kebijakan dalam pendidikan Islam yang dibentuk, serta

konsep pemikiran Ar-Rasyid yang berupa komponen-komponen pendidikan,

menjadikan masa Ar-Rasyid penuh dengan limpahan ilmu pengetahuan dan

terlahirlah kader-kader ahli ilmu yang cerdas, cakap, dan berakhlakul karimah.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian-uraian pada pembahasan tersebut, maka saran

dalam makalah ini adalah:

 Bagi Penulis

1. Pembahasan makalah ini sudah selesai sesuai dengan permasalahan yang

telah diungkapkan pada bagian sebelumnya. Namun penulis mengharapkan

masukan-masukan yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan pada

kesempatan pembuatan makalah berikutnya.

2. Makalah ini hanya membahas seputar konsep pemikiran Harun Ar-Rasyid

dalam bidang pendidikan, sehingga pada kesempatan berikutnya dapat

dilakukan penulisan makalah lanjutan mengenai topik yang lebih luas.

13 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


 Bagi Pembaca

1. Mempelajari sejarah pendidikan Islam dapat menjadi sebuah pembelajaran

bagi umat Islam untuk memperoleh semangat dalam belajar, agar Islam di

masa depan mampu kembali menjadi pusat ilmu pengetahuan bagi dunia.

2. Banyak membaca dan mengkaji kitab-kitab sejarah kebudayaan Islam

merupakan hal penting untuk mengambil ibrah dari perjalanan hidup para

pembesar Islam.

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi, Agus, dkk. 2013. Belajar Praktis Sejarah Kebudayaan Islam. Klaten:
Viva Pakarindo.

14 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam


Maulana, Alif. 2018. Kebijakan Pendidikan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Lampung:
Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Paputungan, Gianti Wardayani. 2017. Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar


Rasyid. Manado: Institut Agama Islam Negeri Manado.

Segeha, Sulastina. 2017. Pemikiran Harun Ar-Rasyid Dalam Sejarah. Toraut:


Fakultas Tarbiyah.

Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

15 Makalah Sejarah Kebudayaan Islam

Anda mungkin juga menyukai