PENDAHULUAN
Dunia ini begitu luas, namun terasa sempit karena dipenuhi dengan berbagai
ujungnya, maka bagaimana dengan akhirat yang kekal?. Itulah mengapa kita
butuh ilmu sebagai dasar, pedoman, juga bekal untuk menghadapi jurang
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa ilmu adalah sesuatu yang
sendiri tidak memiliki batasan ruang maupun waktu. Jadi, pendidikan bukan
melulu tentang belajar di dalam kelas atau praktek di laboratorium. Namun, bisa
kita dapatkan kapanpun dan dimanapun, tergantung niat juga tekad kita untuk
menjelaskan bahwa derajat orang yang berilmu akan ditinggikan di sisi Allah Swt.
Dapat kita bayangkan, begitu tenangnya hati kita jika ilmu yang kita peroleh
berbuah menjadi keridhoan Allah Swt. Islam pun pernah mengalami masa-masa
peradaban yang gemilang, khususnya dalam bidang pendidikan pada masa Dinasti
Abbasiyah.
Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abu Abbas
As- Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang
kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah seperti yang dilakukan oleh dinasti
pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M). Ketika Khalifah Harun Ar-
dalam berbagai sektor atau bidang terwujud pada masa ini. Dalam bidang
cemerlangnya yang dengan seizin Allah Swt. dapat mencetak masyarakat yang
pendidikan Islam. Hal ini penting sebagai pemahaman bahwa sistem pendidikan
pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid juga pantas menjadi acuan sistem
1
Agus Rohmadi dkk., Belajar Praktis Sejarah Kebudayaan Islam, (Klaten: Viva
Pakarindo, 2013), h. 5.
2
Alif Maulana, “Kebijakan Pendidikan Khalifah Harun Ar-Rasyid”. Skripsi (Maret 2018),
h. 7.
3
Ibid.
1.3 Tujuan
Islam.
PEMBAHASAN
Harun Ar-Rasyid memiliki nama lengkap Harun Abu Ja’far bin Al-
Mahdi Muhammad bin Al-Manshur Abdillah bin Muhammad bin Ali bin Abdillah
bin Abbas. Beliau dilahirkan di Rayy pada bulan Pebruari 763 M/145H. Ayahnya
seorang guru sekaligus ulama besar yaitu Yahya bin Khalid yang merupakan salah
satu anggota keluarga Barmak dari Persia. Harun Ar-Rasyid banyak belajar dari
seorang khalifah. Oleh karena itu, beliau melimpahkan tugas dan tanggung jawab
di Ash-Sha’ifah pada tahun 163 dan 165 H. Pada tahun 164 H, beliau mengangkat
itu, usianya baru 25 tahun. Usia yang masih sangat muda untuk menduduki
puncak kekuasaan sebuah dinasti dengan wilayah kekuasaan yang luas. 7 Namun,
4
Ibid., h. 47.
5
Ummu Walad adalah sebutan untuk budak wanita yang digauli oleh pemiliknya dan
melahirkan anak darinya.
6
Alif Maulana, Op. Cit., h. 48.
7
Gianti Wardayani P, “Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar Rasyid”. Makalah (2017), h.
5.
meninggal dunia ketika beliau masih hidup. Keempat istri tersebut adalah
pernikahan Ar-Rasyid dengan istri-istrinya, beliau dikaruniai dua belas anak laki-
tegas. Beliau adalah pemimpin cerdas, bijaksana, toleran, tidak emosional, dan
Rasyidin. Pada masanya, tidak ada seorang pun yang kelaparan dan teraniaya.
Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang menyukai humor, apalagi jika sudah
bertemu dengan seseorang yang cerdik dan sering memberikan nasihat kepada Ar-
Rasyid disertai dengan gayanya yang lucu, yaitu Abu Nawas. Hal itu menjadi
peradabannya, baik dari segi kekuatan militer, ekonomi dan kekayaan, ilmu
pengetahuan, maupun bidang sastra. Masa ini sering disebut dengan The Golden
Age of Islam atau masa keemasan Islam, dimana Baghdad menjadi salah satu
pusat peradaban dunia dan merupakan kota seribu satu malam yang tiada
8
Alif Maulana, Op. Cit.
193 H.9 Beliau meninggal dunia dalam perjalanan dari Baghdad menuju ke
beliau kambuh dan disanalah beliau berpulang pada Rabbnya. Ar-Rasyid wafat
pada usia 45 tahun dan dimakamkan di Thus10. Meski telah wafat, pamor dan
popularitasnya masih melegenda hingga kini, karena pemimpin yang baik akan
menjadi salah satu faktor kemajuan sektor pendidikan pada masa Ar-Rasyid.
mungkin masih di bawah standar dari bangsa-bangsa non muslim lainnya. Para
9
Ibid., h. 55.
10
Ibid.
tonggak puncak kejayaan Islam yang disebabkan oleh sistem pendidikan yang
menuntut ilmu.
menulis surat kepada seluruh gubernur provinsi dan meminta mereka untuk
negara dengan hadiah uang bagi siswa yang berhasil mendapat nilai tinggi. Beliau
menggunakan istana sebagai tempat majelisnya yang dihadiri oleh para ulama dan
Harun Ar-Rasyid adalah pribadi yang dermawan dan tak pernah pilih
kasih. Beliau selalu menyiapkan biaya bulanan kepada para ilmuwan, baik itu dari
kalangan muslim sendiri maupun dari kalangan non muslim. Selama mereka turut
11
Gianti Wardayani P, “Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar Rasyid”. Makalah (2017),
h. 14-15.
12
Ibid., h. 13.
menggaji para penerjemah dari golongan Kristen, kaum Sabi, dan bahkan juga
para penyembah bintang.13 Meski mereka adalah non muslim, tapi Ar-Rasyid tetap
lembaga pendidikan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid yang membantu proses
Toko-Toko Buku
Rumah Sakit
Perpustakaan
Masjid
Madrasah14
dengan nilai-nilai Islam dan menekankan pada aturan beradab yang baik, serta
13
Ibid., h. 13-14.
14
Alif Maulana, “Kebijakan Pendidikan Khalifah Harun Ar-Rasyid”. Skripsi (Maret 2018),
h. 69-74.
o Mendirikan perpustakaan-perpustakaan.
harmonis, dan penuh dengan diskusi. Proses pembelajaran yang seperti ini, akan
mendorong peserta didik untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar
15
Ibid., h. 75.
16
Sulastina Sugeha, ”Pemikiran Harun Ar-Rasyid Dalam Sejarah”. Makalah (September
2017), h. 13-14.
Pendidik
ilmu pengetahuan, namun juga mendidik mental dan adab peserta didik.
bidang mata pelajarannya, dapat menjaga sikap dan budi pekerti yang luhur, dan
Metode Pembelajaran
pendidikan. Kurikulum ini penting sebagai acuan dan target dalam proses
Metode lisan yang berupa dikte, ceramah, qira’ah dan diskusi. Metode dikte
yang akan membantu peserta didik ketika lupa. Metode ceramah biasanya
Sedangkan metode diskusi merupakan metode yang khas pada masa ini
atau debat.
didik.18
Materi Pendidikan
pendidikan berisi ilmu-ilmu yang harus dipahami peserta didik dalam memenuhi
kurikulum pendidikan. Ada 2 jenis materi pendidikan yang diterapkan pada proses
Materi pendidikan atau pelajaran bersifat wajib yang harus dipelajari peserta
didik berupa Al-Qur’an, shalat, doa, dasar-dasar ilmu nahwu dan baca-tulis
Materi pendidikan atau pelajaran pilihan bagi peserta didik, yaitu berhitung,
ilmu nahwu dan bahasa Arab secara detail yang meliputi syair dan
riwayat/tarikh Arab.19
menyerap materi yang dipelajari. Oleh karena itu, manajemen waktu perlu
dipelajari pada suatu waktu tersebut. Waktu belajar dibagi menjadi 3, yaitu:
18
Ibid.
19
Ibid., h. 15.
Setelah Dzuhur sampai Ashar; untuk pelajaran ilmu yang lain, seperti
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
Ibid.
21
Gianti Wardayani P, “Sejarah Pemikiran Pendidikan Harun Ar Rasyid”. Makalah (2017), h. 12.
masa ini disebut dengan The Golden Age of Islam (masa keemasan Islam). Beliau
memiliki pribadi yang tegas, peduli, dan dermawan. Beliau sering disebut-sebut
beberapa lembaga dan kebijakan dalam pendidikan Islam yang dibentuk, serta
terlahirlah kader-kader ahli ilmu yang cerdas, cakap, dan berakhlakul karimah.
3.2 Saran
Bagi Penulis
bagi umat Islam untuk memperoleh semangat dalam belajar, agar Islam di
masa depan mampu kembali menjadi pusat ilmu pengetahuan bagi dunia.
merupakan hal penting untuk mengambil ibrah dari perjalanan hidup para
pembesar Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Rohmadi, Agus, dkk. 2013. Belajar Praktis Sejarah Kebudayaan Islam. Klaten:
Viva Pakarindo.