Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Agro Vol. II, No.

1, Juli 2015

RESPON ALLELOPATI GULMA Ageratum conyzoides DAN Borreria alata TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max)

RESPONSE OF ALLELOPATHY FROM Ageratum conyzoides AND Borreria alata WEEDS


ON GROWTH AND YIELD OF THREE VARIETIES OF SOYBEAN (Glycine max)

Abdul Karim Kilkoda

Universitas Pattimura Ambon

Korespondensi: boimkilkoda@yahoo.com

Diterima 6 April 2105 /Disetujui 15 Mei 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh eksudat akar gulma Ageratum conyzoides
dan Borerria alata yang didalamnya terkandung alelopati tanin dan fenol terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga varietas kedelai berdasarkan ukuran benih kedelai. Percobaan
dilaksanakan di Rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat pada bulan September 2014. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak
Lengkap factorial. Faktor pertama adalah ekstrak kasar gulma, yaitu; EG0 = ekstrak gulma 0
g/100 ml (kontrol), EG1 = ekstrak gulma (Ageratum + Borreria) 100 (g/v), EG2 = ekstrak gulma
(Ageratum + Borreria) 200 (g/v), EG3 = ekstrak gulma (Ageratum + Borreria) 300 (g/v), faktor
kedua yaitu ukuran bobot dan jenis kedelai; K1 = varietas Gepak Kuning (bobot 100 biji : 6,82
gram) ukuran bobot kecil, K2 = varietas Gema (bobot 100 biji : 12 gram) ukuran bobot sedang,
K3 = varietas Grobogan (bobot 100 biji : 17,8 gram) ukuran bobot besar. Tidak terdapat
interaksi antara ekstrak kasar gulma dengan ukuran bobot dan jenis kedelai terhadap seluruh
parameter pertumbuhan dan hasil yang diamati. Terdapat pengaruh mandiri antar sesama
varietas kedelai hampir pada semua parameter pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai,
kecuali parameter luas daun, dengan nilai tertinggi dihasilkan oleh varietas Grobogan yang
memiliki ukuran biji besar. Terdapat pengaruh mandiri dari ekstrak kasar gulma Ageratum
conyzoides dan Borerria alata pada semua parameter pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Kata kunci: Alelopati, Gulma, Kedelai

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of root exudates of weeds Ageratum conyzoides
and Borerria alata therein containing tannins and phenols as allelopathy on growth and yield
of three soybean varieties with concern to size of the seed. The experiment was conducted in
greenhouse of Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, West Java
in September 2014. The study was set in completely randomized design factorial. First factor
was the weed crude extract, namely; EG0 = weed extract 0 g / 100 ml (control), EG1 = weed
extract (A. conyzoides + B. alata) 100 (g / v), EG2 = weed extract (A. conyzoides + B. alata) 200
(g / v), EG3 = weed extract (A. conyzoides + B. alata) 300 (g / v). Second factor was and type of
soybean; K1 = variety Gepak Kuning (weight of 100 seeds: 6.82 gram) weight size small, K2 =
variety Gema (weight of 100 seeds: 12 gram) weight size medium, K3 = variety Grobogan

39
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

(weight of 100 seeds: 17.8 gram) weight size big. There was no interaction between weed
crude extract and soybean type. Meanwhile, there was independent effect among varieties
tested for almost all parameters observed, except for leaf width. There was also independent
effect from crude extract of Ageratum conyzoides and Borerria alata on all growth and yield
parameters of soybean.

Key words : Alellopathy, Soybean, Weed

PENDAHULUAN agroekosistem dan sistem pertanaman


tertentu.
Salah satu bahan pangan yang banyak Dalam hal sifat keunggulan tanaman
dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kedelai adalah ketahanan terhadap
kedelai. Suprapto (2002) menyatakan alelopati gulma yang dominan pada saat
bahwa kedelai merupakan sumber protein awal pertumbuhan. Fase perkecambahan,
nabati dengan kadar protein sekitar 40% pertumbuhan vegetatif maksimum
serta mengandung kalsium, fosfor, besi, merupakan fase peka terhadap cekaman
vitamin A dan B yang berguna untuk tubuh gulma (Rice, 1974). Menurut Inawati
manusia. Disamping memiliki kandungan (2000) penurunan hasil panen diduga
gizi yang cukup tinggi, kedelai juga karena adanya kompetisi antara tanaman
mengandung asam amino esensial yakni dengan gulma dan adanya allelopati.
Isoleucine, Leucine, Lycine, Methionine, Derajat kompetisi yang terjadi antara
Phenylalanine, Threonine, Triptophane, dan tanaman dan gulma dipengaruhi oleh
Valine. Produksi kedelai nasional sampai beberapa faktor antara lain varietas dan
saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan jenis gulma. Jenis gulma yang tumbuh
masyarakat sehingga Indonesia harus dominan dan sangat kompetitif pada lahan
mengimpor kedelai sebanyak 1,7 juta ton kering diantaranya adalah gulma teki
pada tahun 2012 (BPS, 2013). Rendahnya (Cyperus rotundus L.) dan Ageratum
produktivitas kedelai di Indonesia antara conyzoides. Gulma teki sangat merugikan,
lain disebabkan oleh faktor alam, biotik, karena selain merugikan dalam
teknik budidaya serta fisiologi tanaman menggunakan ruang hidup juga
kedelai. Budidaya tanaman kedelai sangat mempunyai penghambat tumbuh yang
tergantung pada beberapa faktor dilepas ke lingkungan. Inawati (2000)
diantaranya ketersediaan air dan juga melaporkan bahwa keberadaan gulma teki
kompetisi dengan gulma (Purwanto dan pada pertanaman kedelai dapat
Agustono, 2010).Adie dan Krisnawati menurunkan komponen produksi tanaman
(2007) mengemukakan, guna mendukung diantaranya jumlah polong isi dan bobot
upaya tersebut diperlukan ketersediaan 100 butir. Gulma yang sering dijumpai di
benih varietas unggul dalam jumlah yang pertanaman kedelai dan termasuk kategori
cukup dan bermutu baik. Adie dan noxious weed (gulma berbahaya dan
Krisnawati (2007) juga mengemukakan, sangat merugikan) serta sulit dikendalikan
program pemuliaan kedelai diarahkan oleh herbisida maupun penyiangan.
untuk menghasilkan varietas unggul baru Besarnya kerugian atau kehilangan hasil
yang dapat dikembangkan pada yang diakibatkan oleh gulma berbeda-beda

40
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

untuk setiap jenis tanaman tergantung dari berakibat pada berkurangnya jumlah dan
jenis tanaman, jenis gulma dan faktor- kualitas hasil panen. Rice (1984) mencatat
faktor pertumbuhan yang 59 spesies gulma yang memiliki potensi
mempengaruhinya (Chozin, 2006). alelopati. Inderjit dan Keating (1999)
Menurut Smith (1985) dan Madkar dkk, melaporkan 112 spesies gulma, bahkan
(1986) dalam Susilo, (2004), kehilangan Qasem dan Foy (2001) menambahkannya
hasil akibat gulma pada tanaman budidaya hingga 239 spesies. Selain itu, Qasem dan
ditentukan efisiensi kompetisi antara Foy (2001) mencatat 64 spesies gulma yang
tanaman dan gulma, jenis gulma, tingkat bersifat alelopati terhadap gulma lain, 25
kesuburan tanah, varietas, alelopati, spesies gulma yang bersifat
pengelolaan air, jarak tanam, kepadatan autotoxic/autopathy, dan 51 spesies gulma
gulma dan cara tanam. aktif sebagai antifungi atau antibakteri.
Salah satu senyawa penghambat Jenis gulma yang memberikan pengaruh
tumbuh tanaman tersebut adalah fenol negatif alelopati pada tanaman
yang terdapat pada daun dan umbi. Hasil berkontribusi pada berkurangnya jumlah
penelitian lainnya dilaporkan bahwa dan kualitas panen tanaman melalui
senyawa alelopati juga dapat merusak dan alelopati dan juga kompetisi sarana
menghambat pertumbuhan tanaman tumbuh. Berbagai kajian fisiologi dari
penghasil senyawa alelopati itu sendiri senyawa alelopati menunjukkan
yang disebut dengan autotoksik peranannya yang penting dalam
(Hasanuzzaman, 1995). Senyawa alelopati mempengaruhi aktivitas pemanjangan dan
yang dihasilkan oleh gulma bersifat racun pembelahan sel, fotosintesis, respirasi,
dapat terjadi di tanah melalui beberapa permeabilitas membran, pembukaan
cara: eksudasi atau eksresi dari akar, stomata, penyerapan ion mineral serta
volatilasi dari daun yang berupa gas metabolisme protein dan asam nukleat
melalui stomata, larut atau leaching dari (Baziramakenga et al. 1997; Qasem & Foy
daun segar melalui air hujan atau embun, 2001). Pengukuran aktivitas fotosintesis
larut dari serasah yang telah tanaman indikator terhadap suatu senyawa
terdekomposisi, dan transformassi dari tunggal alelopati tertentu menunjukkan
mikroorganisme tanah. Pada umumnya adanya pengurangan laju fotosintesis. Yu et
konsentrasi senyawa alelopati yang berasal al. (2003) melaporkan bahwa senyawa
dari leaching daun segar jauh lebih rendah alelopati dari Cucumis sativus yang diujikan
dibandingkan yang berasal dari serasah pada tanaman yang sama meningkatkan
yang telah terdekomposisi (Callaway and aktivitas enzim peroksidase dan
Aschehoug, 2000). Senyawa alelopati dapat superoksida dismutase dari akar,
dikelompokkan pada 5 jenis, yaitu : 1. mengurangi konduktansi stomata dari
Asam fenolat, 2. Koumarat, 3. Terpinoid, 4. daun, mengurangi laju transpirasi, serta
Flafinoid, dan 5. Scopulaten (penghambat menurunkan laju asimilasi bersih. Vyvyan
fotosintesis). Sebagian besar senyawa (2002) melaporkan bahwa mekanisme
alelopati yang dihasilkan melalui eksudat kerja senyawa alelopati antara lain
akar adalah berupa asam fenolat. berkaitan dengan sintesis asam amino
Banyak spesies gulma menimbulkan (sintesis glutamina, aspartat
kerugian dalam budi daya tanaman yang aminotransferase), sintesis pigmen

41
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

(sintesis asam livulenat (ALA), fungsi BAHAN DAN METODE PENELITIAN


plasma membran (H+-ATPase, NADH
oksidase), fotosintesis (CF1 ATPase), Tempat dan Waktu Penelitian
sintesis lipid (Asetil- CoA transiklase, 3- Percobaan dilaksanakan di Rumah kaca
oksoasil-ACP sintesis, seramida sintase), Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran,
dan sintesa asam nukleat (RNA Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jawa
polymerase, adenosilsuksinat sintase, AMP Barat. Percobaan dilakukan pada bulan
deaminase, isoleusil-t-RNA sintase). September 2014. Maksud dari penelitian
Ukuran benih kedelai yang berbeda ini adalah untuk menguji pengaruh eksudat
(besar, sedang dan kecil) mengandung akar gulma Ageratum conyzoides dan
jumlah makanan cadangan berbeda, Borerria alata dimana terkandung
ukuran yang semakin besar akan didalamnya alelopati Tanin dan Fenol yang
mempengaruhi pertumbuhan kecambah dicobakan terhadap ukuran dan jenis
kedelai. Jumlah benih yang diperlukan kedelai.
tergantung kepada ukuran benih, jarak
tanam dan daya tumbuhnya. Untuk kedelai Alat dan Bahan
yang benihnya berukuran kecil dengan Alat-alat yang digunakan adalah pot
bobot 100 benih antara 7 -10g diperlukan dan ember, larutan ekstrak, timbangan
benih sekitar 35-40 kg per hektar. Untuk manual, timbangan analitik, cutter,
benih kedelai berukuran sedang dengan gunting, penggaris, kertas label, paku dan
bobot 100 benih antara 11-15g diperlukan alat tulis.
benih sekitar 40-45 kg per hektar. Bahan yang digunakan dalam
Sedangkan untuk benih berukuran besar percobaan ini adalah gulma Ageratum
dengan bobot di atas 15 g diperlukan benih conyzoides dan Borreria alata, benih
sekitar 45-50 kg per hektar (Roesmiyanto kedelai varietas Grobogan (benih ukuran
dkk, 1999). Bentuk dan besar biji bervariasi besar), Gema (benih ukuran sedang), dan
tergantung varietasnya. Umur masak Gepak Kuning (benih ukuran kecil)
kedelai berkisar antara 75-110 hari. Bila
umur masak kedelai 75-85 HST Metode Penelitian
digolongkan berumur genjah, umur 85-90 Rancangan Percobaan
HST digolongkan berumur sedang dan lebih Sebelum dilaksanakan tahapan
dari 90 HST digolongkan berumur dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan
(Adisarwanto dan Wudianto, 2006). perbanyakan ekstrak melalui metode
Maksud dan tujuan dari penelitian ini ekstraksi kasar gulma Ageratum conyzoides
dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan Borreria alata, Setelah itu maka
respon pertumbuhan dan hasil tanaman dibuatlah konsentrasi sebagai berikut:
kedelai terhadap alelopati, kaitannya EG0 = ekstrak gulma 0 g/100 ml
dengan ukuran dan jenis benih kedelai (kontrol)
yang berbeda. EG1 = ekstrak gulma (Ageratum +
Borreria) 100 (g/v)
EG2 = ekstrak gulma (Ageratum +
Borreria) 200 (g/v)

42
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

EG3 = ekstrak gulma (Ageratum + berikut jumlah daun, tinggi tanaman, luas
Borreria) 300 (g/v) daun, jumlah polong total per tanaman,
jumlah polong isi, bobot biji, per tanaman,
Konsentrasi dari ekstrak gulma bobot 100 Biji.
merupakan faktor pertama dalam tahapan
penelitian ini, sedangkan ukuran bobot dan
jenis kedelai merupakan faktor kedua PEMBAHASAN
dimana:
K1 = varietas Gepak Kuning (bobot 1. Jumlah Daun
100 biji : 6,82 gram) ukuran Daun merupakan salah satu organ
bobot kecil penentu tingkat produksi tanaman karena
K2 = varietas Gema (bobot 100 biji : perannya sebagai penyerap dan pengubah
12 gram) ukuran bobot sedang energi cahaya pada proses fotosintesis.
K3 = varietas Grobogan (bobot 100 Terganggunya proses penangkapan cahaya
biji : 17,8 gram) ukuran bobot matahari akan berpengaruh terhadap
besar pertumbuhan dan produksi tanaman
(Lakitan, 2000). Berdasarkan hasil analisis
Variabel respon yang diamati pada statistik yang telah dilakukan pada
parameter komponen pertumbuhan parameter jumlah daun dapat dilihat pada
tanaman kedelai terhadap ekstrak gulma Tabel 1.
kasar pada percobaan baki adalah sebagai

Tabel 1. Nilai Rata-rata Jumlah Daun Perlakuan Konsentrasi Ekstrak gulma Terhadap Jenis dan
Ukuran Kedelai Pada Media Baki
Jumlah Daun (helai)
Perlakuan 4 mst 6 mst 8 mst 10 mst
Varietas
K1 3,75 a 7,66 a 13,83 a 17,75 a
K2 3,75 a 7,66 a 14,58 ab 18,03 a
K3 3,83 a 7,91 a 16,33 b 18,25 a

Ekstrak Gulma
EG0 5,44 c 11,44 b 16,88 b 21,55 b
EG1 4,00 b 7,11 a 13,77 a 17,22 a
EG2 3,00 ab 6,11 a 14,33 a 16,33 a
EG3 2,67 a 6,33 a 14,66 a 17,00 a
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Lanjut
Duncan pada taraf nyata 5%. K = Varietas Kedelai EG = Ekstrak Gulma

Rata-rata jumlah daun perlakuan berbeda nyata, sedangkan pada


ekstrak kasar gulma (Ageratum conyzoides pengamatan 8 mst pengaruh varietas
dan Borreria alata) terungkap bahwa pada berbeda nyata diantara sesamanya,
pengamatan 4mst, 6 mst, dan 10mst sementara pada perlakuan ekstrak gulma
pengaruh diantara sesama varietas tidak kasar terlihat bahwa ada perbedaan yang

43
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

nyata diantara berbagai konsentrasi, interaksi semuanya lebih besar atau sama
dimana perlakuan ekstak gulma (EG0) dengan (α ≥ 0,05%).
sebagai kontrol menunjukan perbedaan
yang nyata dengan konsentrasi lainnya 2. Tinggi Tanaman
pada semua pengamatan minggu setelah Data rata-rata tinggi tanaman yang
tanam. Perlakuan dengan konsentrasi yang ditampilkan pada Tabel 2 menunjukan
tinggi menekan pertumbuhan jumlah daun bahwa pada pengamatan 4 minggu setelah
lebih banyak. Hasil analisis ragam pengaruh tanam (mst) pengaruh varietas terhadap
interaksi antara varietas kedelai dengan tinggi tanaman tidak berbeda nyata,
konsentrasi ekstrak gulma kasar pada begitupun pada perlakuan ekstrak gulma,
setiap pengamatan (mst) menunjukan dapat dilihat bahwa pengaruh ekstrak
bahwa tidak terdapat perbedaan yang gulma tidak berbeda nyata pada setiap
nyata diantara keduanya, dimana nilai konsentrasi yang diberikan.

Tabel 2. Nilai Rata-rata Tinggi Tanaman Perlakuan Konsentrasi Ekstrak gulma Terhadap Ukuran
dan Jenis pada Media Baki
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
4 mst 6 mst 8 mst 10 mst
Varietas
K1 5,41 a 31,58 a 70,50 a 94,41 a
K2 5,41 a 29,66 a 68,75 a 91,83 a
K3 5,41 a 32,00 a 71,00 a 111,33 b

Ekstrak Gulma
EG0 5,66 a 41,22 b 82,56 b 121,55 c
EG1 5,11 a 28,22 a 66,88 a 100,11 b
EG2 5,44 a 27,22 a 66,33 a 87,00 a
EG3 5,44 a 27,66 a 64,55 a 88,11 a
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Lanjut
Duncan pada taraf nyata 5%. K = Varietas Kedelai EG = Ekstrak Gulma

Hal ini bisa disebabkan karena pada (Anova) terlihat bahwa nilai signifikansi
awal pertumbuhan kedelai masih cukup pengamatan 10 mst untuk pengaruh
stabil dan tidak mengalami penghambatan interaksi diantara varietas dan ekstrak
terhadap konsentrasi ekstrak gulma yang gulma menunjukan perbedaan yang nyata
diberikan, akan tetapi tinggi tanaman mulai antara varietas dengan ekstrak gulma yang
tertekan pada 6, 8 dan 10 mst pada diberikan, dimana nilai interaksi lebih kecil
berbagai konsentrasi ekstrak yang atau sama dengan (α ≤ 0,05%), atau
diberikan apabila dibandingkan dengan dengan kata lain menunjukan adanya
perlakuan kontrol (EG0), sementara perbedaan varietas nyata dipengaruhi oleh
perlakuan varietas tidak berpengaruh ekstrak gulma yang digunakan dan
nyata pada setiap pengamatan, kecuali pengaruh ekstrak gulma berbeda nyata
pada pengamatan 10 mst pengaruh pada varietas yang diujikan. Pengaruh
varietas berbeda nyata diantara utama varietas dan ekstrak gulma
sesamanya. Pada hasil analisis ragam keduanya berbeda nyata.

44
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

3. Luas Daun gulma, penghambatan juga semakin nyata.


Luas Daun merupakan salah satu Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang
petunjuk efektivitas fotosintesa dari suatu dilakukan oleh Lontoh dkk (2002) pengaruh
tanaman. Hasil pengamatan menunjukan alelopati hasil ekstrak gulma teki terhadap
nilai rata-rata dari luas daun ditampilkan pertumbuhan dan hasil kedelai dan kacang
pada Tabel 3. tanah, dimana konsentrasi ekstrak teki
yang tinggi menekan pertumbuhan dan
Tabel 3. Nilai Rata-rata Luas Daun hasil kedelai dan kacang tanah.
Perlakuan Ekstrak gulma pada
Media Baki Terhadap Varietas
Kedelai
4. Komponen Hasil
2
Perlakuan Luas Daun (cm ) Komponen hasil yang diamati pada
penelitian media baki diantaranya adalah
Varietas
K1 31,58 a jumlah polong total, jumlah polong isi,
K2 29,66 a bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji.
K3 32,00 a Data hasil rata-rata komponen hasil dapat
Ekstrak Gulma dilihat pada Tabel 4. Dari data Tabel 4
EG0 41,22 b parameter jumlah polong total, jumlah
EG1 28,22 a polong isi, bobot biji pertanaman dan
EG2 27,22 a
bobot 100 Biji pada varietas tanaman
EG3 27,66 a
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang
kedelai berbeda ukuran yang diberikan
sama tidak berbeda nyata menurut Uji aplikasi konsentrasi ekstrak gulma yang
Lanjut Duncan pada taraf nyata 5%. K = berbeda, terlihat bahwa baik pengaruh
Varietas Kedelai EG = Ekstrak Gulma perlakuan varietas dan perlakuan ekstrak
Dari data Tabel 3 luas daun gulma berbeda nyata diantara sesamanya.
menunjukan bahwa pengaruh mandiri dari Jumlah polong total, jumlah polong isi,
perlakuan varietas tidak berbeda nyata bobot biji pertanaman dan bobot 100 biji
diantara sesamanya, namun pada pada varietas Grobogan (K3) atau benih
perlakuan ekstrak gulma menunjukan ada berukuran besar mempunyai jumlah dan
perbedaan yang nyata diantara konsentrasi bobot yang lebih banyak dan berbeda
ekstrak gulma yang diberikan, dimana nyata dengan varietas Gepak Kuning
konsentrasi kontrol (EG0) menunjukan maupun varietas Gema, begitupun pada
perbedaan yang nyata dengan nilai luas pengaruh konsentrasi ekstrak gulma,
daun yang lebih besar bila dibandingkan dimana perlakuan kontrol (EG0) komponen
dengan perlakuan konsentrasi lainnya. hasil yang tertinggi dibandingkan dengan
Dibanding kontrol, luas daun kedelai pemberian konsentrasi ekstrak gulma
terhambat secara nyata. Perlakuan varietas lainnya. Pengaruh perlakuan dengan
tidak memperlihatkan adanya perbedaan konsentrasi ekstrak mulai dari yang kecil
yang nyata, tetapi konsentrasi ekstrak sampai dengan konsentrasi yang besar
gulma yang beragam cenderung menekan tetap memberikan pengaruh yang negatif
luas daun kedelai. Dengan semakin terhadap jumlah polong total dengan jenis
tingginya jumlah konsentrasi ekstrak varietas kedelai yang berbeda.

45
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

Tabel 4. Data Rata-Rata Komponen Hasil Perlakuan Ekstrak Gulma Terhadap Jenis dan Ukuran
Varietas Kedelai
Pengamatan
Perlakuan Jumlah Polong Jumlah Bobot Biji
Bobot 100 Biji
Total/Tanaman Polong Isi Per Tanaman
Varietas
K1 38,16 a 35,00 a 69,95 a 5,97 a
K2 38,08 a 35,08 a 70,05 a 6,58 a
K3 39,08 b 36,00 b 72,30 b 13,54 b

Ekstrak Gulma
EG0 56,88 b 53,00 b 106,82 c 10,57 c
EG1 32,67 a 29,56 a 58,50 b 8,23 b
EG2 31,66 a 28,55 a 57,39 a 7,95 a
EG3 32,56 a 29,57 a 57,69 a 8,04 a
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Lanjut
Duncan pada taraf nyata 5%. K = Varietas Kedelai EG = Ekstrak Gulma

Perbedaan antara ukuran biji besar, biji menghasilkan energi yang lebih besar saat
sedang dan biji kecil diduga disebabkan mengalami proses perkecambahan, hal ini
oleh perbedaan kandungan cadangan juga akan mempengaruhi besarnya
makanan yang terdapat pada biji besar dan kecambah yang keluar dan berat tanaman
biji kecil. Biji besar memiliki cadangan saat panen. Kecepatan tumbuh kecambah
makanan yang tinggi sehingga juga akan meningkat dengan meningkatnya
mempengaruhi kecepatan tumbuh benih. besar benih karena mempunyai kotiledon
Hal ini sesuai dengan literatur Deptan yang besar sehingga cadangan makanan
(2003) yang menyatakan bahwa benih yang tersimpannya juga lebih banyak
tanaman dengan ukuran yang lebih besar (Afifah, 1990).
akan memiliki cadangan makanan yang Dari data Tabel 4 Perlakuan ekstrak
lebih banyak dari pada benih dengan gulma konsentrasi EG0 sebagai (kontrol)
ukuran yang lebih kecil sehingga berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya.
kemampuan berkecambah juga akan lebih Perbedaan konsentrasi ekstrak gulma yang
tinggi karena cadangan makanan yang mengandung alelopati mempengaruhi
dirubah menjadi energi juga semakin semua parameter komponen hasil secara
banyak walaupun benih berasal dari signifikan dan berbeda nyata dengan
varietas yang sama. Menurut Damanik dkk perlakuan ekstrak lainnya, namun untuk
(2013) ukuran benih yang lebih besar akan pengaruh intreraksi antara perlakuan
mampu tumbuh relatif cepat dibandingkan ekstrak gulma dan varietas semua
dengan ukuran benih yang lebih kecil. parameter menunjukan pengaruh interaksi
Kandungan cadangan makanan akan tidak berbeda nyata, akan tetapi untuk
mempengaruhi berat suatu benih. Hal ini parameter bobot100 biji pengaruh
tentu akan mempengaruhi besar produksi interaksi berbeda sangat nyata dengan nilai
dan kecepatan tumbuh benih, karena signifikasni 0,010 dimana nilai (α≤ 0,05)
benih yang berat dengan kandungan berpengaruh nyata. Hasil analisis ragam
cadangan makanan yang banyak akan (Anova) pada parameter bobot 100 biji

46
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

memperlihatkan bahwa pengaruh 2. Terdapat pengaruh mandiri antar


perlakuan varietas berbeda nyata sesama varietas kedelai pada semua
diantaranya, dimana varietas Grobogan parameter pertumbuhan dan hasil
mempunyai bobot biji yang lebih tinggi dari tanaman kedelai, kecuali parameter
varietas Gema maupun Gepak kuning, luas daun, dengan nilai tertinggi
sementara varietas Gema juga berbeda dihasilkan oleh varietas varietas
dengan varietas Gepak kuning. Hasil ini Grobogan yang memiliki ukuran biji
mengindikasikan bahwa ekstrak gulma besar.
Borreria dan Ageratum dengan berbagai 3. Terdapat pengaruh mandiri dari ekstrak
konsentrasi berpengaruh negatif pada kasar gulma Ageratum conyzoides dan
hasil pertumbuhan ketiga jenis varietas
Borerria alata hampir pada semua
kedelai yang dicobakan. Mekanisme
pengaruh alelokimia yang ada pada parameter pertumbuhan dan hasil
alelopati (khususnya yang menghambat) tanaman kedelai.
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
organisme sasaran melalui serangkaian
proses yang cukup kompleks. Menurut DAFTAR PUSTAKA
Einhellig (1995) proses tersebut diawali di
membran plasma dengan terjadinya Adie, M. M., dan A. Krisnawati. 2007.
kekacauan struktur, modifikasi saluran Biologi tanaman kedelai. Dalam:
Sumarno. 2005. Strategi
membran, atau hilangnya fungsi enzim
pengembangan kedelai di lahan
ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh masam.: Prosiding Lokakarya
terhadap penyerapan dan konsentrasi ion Pengembangan Kedelai di Lahan
dan air yang kemudian mempengaruhi Sub Optimal. Badan Penelitian dan
pembukaan stomata dan proses Pengembangan Pertanian :
fotosintesis. Hambatan berikutnya terjadi Malang. pp. 3 7-45
dalam proses sintesis protein, pigmen dan
Adisarwanto dan Wudianto Rini, 2006.
senyawa karbon lain, serta aktivitas Meningkatkan Hasil Panen Kedelai
beberapa fitohormon. Sebagian atau di Lahan Sawah-Kering Pasang
seluruh hambatan tersebut kemudian Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.
bermuara pada terganggunya pembelahan 86 hal.
dan pembesaran sel yang akhirnya
Afrizal. 2005. Pergeseran Gulma Dan Hasil
menghambat pertumbuhan dan
Kedelai Pada Pengolahan Tanah
perkembangan tanaman sasaran. Dan Teknik Pengendalian Gulma
Yang Berbeda. Jurnal Akta Agrosia
Vol.8 No. 2 11-18
SIMPULAN
Baziramakenga R, Leroux GD, Simard RR,
Nadeau P. 1997. Allelopathic
1. Tidak terdapat interaksi antara ekstrak
effects of phenolic acids on nucleic
kasar gulma dengan ukuran bobot dan acid and protein levels in soybean
jenis kedelai terhadap seluruh seedlings. Canadian Journal Bot
parameter pertumbuhan dan hasil 75:445-450.
yang diamati.

47
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

BPS (Badan Pusat Statistik), 2013. Volume Produksi Kedelai. Jurnal BDP
impor kedelai turun 20% diakses Fakultas Pertanian IPB, Bogor. 34p.
10 April 2014
http://www.detikfinance.com Inderjit, Keating KI. 1999. Allelopathy:
principles, procedures, processes,
Baziramakenga R, Leroux GD, Simard RR, and promises for biological control.
Nadeau P. 1997. Allelopathic Di dalam: Sparks DL (ed). Adv
effects of phenolic acids on nucleic Agron Vol 67. San Diego: Acad Pr.
acid and protein levels in soybean hlm 141-231.
seedlings. Canadian Journal Bot
75:445-450. Madkar, O.R., T. Kuntohartono, S.
Mangoensoekardjo. 1986. Masalah
BPS (Badan Pusat Statistik), 2013. Volume Gulma dan Pengendalian.
impor kedelai turun 20% diakses Himpunan Ilmu Gulma Indonesia.
10 April 2014 Bogor.
http://www.detikfinance.com
Purwanto dan Agustono. T. 2010. Kajian
Damanik Andriany F, Rosmayati, dan Fisiologi Tanaman Kedelai Pada
Hasmawi Hasyim. 2013. Respons Kondisi Cekaman Kekeringan dan
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Berbagai Kepadatan Gulma Teki.
Terhadap Pemberian Mikoriza dan Jurnal Agrosains 12(1): 24-28.
Penggunaan Ukuran Biji Pada
Tanah Salin. Jurnal Online Qasem JR, Foy CL. 2001. Weed allelopathy,
Agroekoteknologi Vol.1, No.2, its ecological impacts and future
prospects: a review. Jounal Crop
Departemen Pertanian RI. 2011. Prod 4:43-119.
Inspektorat Jendral Pertanian
Tanaman Pangan. Kedelai. Rice, E.L. 1984. Allelopathy. Second
Direktorat Bina Penyuluhan Edition Acad. Press N.Y.
Tanaman Pangan XIV/ XIX/ 2001.
Roesmiyanto, F. Kasyadi, Suyamto, Endah
Einhellig, F.A. 1995. Mechanisme of Action Retnaningsih dan Sri Yuniastuti,
of Allelochemical in Allelopathy in 1999. Teknologi Budidaya Kedelai,
Inderjit, K.M.M. Dakshini, Einhellig, dalam Makalah Seminar Gema
F.A. (Eds). Allelopathy. Organism, Palagung Jawa Timur, Balai
Processes and Aplication. Pengkajian Teknologi Pertanian
Washington DC. American Karangploso, Malang.
Chemichal Society. 96-116
Smith, R.G.D. 1985. Ekology and Field
Hasanuddin, Gina Erida, Safmaneli. 2012. Biology. Second Edition Harper and
Pengaruh Persaingan Gulma Row. Publisher New York. Evanson
Synedrella nodiflora L. Gaertn. San Fransisco. London Pp 169
Pada Berbagai Densitas Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Suprapto, 2002. Bertanam Kedelai.
Jurnal Agrista vol 16.(2) 146-150 Penebar Swadaya, Jakarta.

Inawati, L. 2000. Pengaruh Jenis Gulma Susilo, E. 2004. Penerapan Sistem


terhadap Pertumbuhan, Budidaya dan Cara Pengendalian
Pembentukan Bintil Akar dan gulma pada Kacang kedelai
(Glycine Max (L) Merr) dan padi

48
Jurnal Agro Vol. II, No. 1, Juli 2015

(Oriza sativa L) dalam Pola Yu JQ, Ye SF, Zhang MF, Hu WH. 2003.
tumpang sari. Thesis Sekolah Effects of root exudates and
Pasca Sarjana IPB aqueous root extracts of cucumber
(Cucumis sativus) and
Vyvyan JR. 2002. Allelochemicals as leads allelochemicals, on photosynthesis
for new herbicides and and antioxidant enzymes in
agrochemicals. Tetrahedron cucumber. Journal Biochem Syst
58:1631-1646. USA. Ecol 31:129-139.

49

Anda mungkin juga menyukai