Anda di halaman 1dari 4

DOGRA

Hukum yang memberi petunjuk tentang perubahan spontan, yaitu Hukum Kedua termodinamika,
dinyatakan dalam fungsi keadaan lain, yaitu entropi. Entropi adalah tingkat keacakan energy, jika satu
ujung material panas dan ujung satunya dingin dapat dikatakan bahwa tidak acak karena ada
konsentrasi energy dikatakan entropinya rendah, setelah rata menjadi hangat dikatakan entropinya
naik. Proses termodinamika seluruhnya berlangsung secara irreversible. Proses tersebut berlangsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya, kalor perpindahan dari
benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang memiliki suhu yang rendah.

−∆ H
∆ S=
T'

Efisiensi mesin bakar didefinisikan sebagai perbandingan jumlah total kerja yang dilakukan terhadap
jumlah total panas yang diadsorpsi, yaitu :

W
ϵ=
Q

Dalam hal siklus carnot, Q=Q1 dan W=Q1+Q2

Q1+Q 2 Q2
ϵ= =1+
Q1 Q1

Yaitu efisiensi tidak pernah dapat lebih besar dari satu, karena tanda Q 2 yaitu panas yang dilepaskan
oleh sistem pada reservoar dingin adalah negatif, dapat ditulis sebagai

T2
ϵ =1−
T1

Dimana T1 dan T2 adalah temperature resevoar yang panas dan yang dingin.

Pompa panas dan alat pendingin

Perbedaan antara pompa panas dan alat pendingin adalah pada pompa panas, panas dipasok ke dalam
pompa pada temperature rendah dengan melakukan kerja pada system, sedangkan pada alat pendingin,
panas dihilangkan dari alat pada temperature rendah. Koefisien penampilan (COF = coefficiend of
performance) untuk masing-masing dapat di definisikan sebagai:

Q1 T1
η=COF ( pompa panas ) = =
−W T 1−T 2
Q1
η=
−(Q 1+ Q2)

Q2 Q2
η=COF ( alat pendingin )= =
−W −(Q 1+Q 2)

T2
η=
T 1−T 2

Aturan Trouton

Untuk banyak cairan yang mendekati sifat ideal :

kal
∆ Suap=21
mol . der

J
∆ Suap=87,822
mol . der

Dari sini mengikuti

∆ Huap J
=∆ Suap=87,882
Tb mol . der

Dimana Tb adalah titik didih. Jadi panas penguapan maupun titik didih cairan dapat dihitung kira-kira,
penyimpangan dapat terjadi dalam hal cairan yang memiliki interaksi intramolekul.

Entropi Sebagai Fungsi Temperatur

Dapat diturunkan bahwa entropi pada volume konstan bervariasi dengan temperatur sebagai:

ds = Cv dt
T2
dT
∆ S=S 2−S 1=∫ Cv
T1 T

Dalam hal yang sama, perubahan dalam entropi pada tekanan konstan yang disebabkan oleh perubahan
temperatur :

2
∫ DQp T2
dT
∆ S=∫ ds= =∫ Cp ¿
1
T T1 T
¿
Perubahan Entropi untuk Ekspansi Isoterm

Persamaan umum untuk perubahan entropi karena ekspansi pada temperature konstan adalah:

( δVδS ) = T1 [ P+( ∂∂ VE )]
1 ∂s
∆ S=∫
T
P+
[ ( )]
∂v
dV

1 ∂H
∆ S=∫
T [( ) ]
∂P
−V dP

Persamaan diatas juga dinyatakan sebagai:

∆ S=−∫ ( ∂∂ VT ) dP
Untuk keadaan sekeliling, dianggap bahwa perubahan panas terjadi dalam keadaan isotherm dan
reversible, oleh karena itu perubahan entropi sekeliling adalah sama dan berlawanan terhadap system.

Perubahan Entropi Untuk Pencampuran Isoterm

∆ S untuk pencampuran system yang berbeda, adalah:

∆ S=−R ∑ x 1 ln x 1

dimana n1 adalah jumlah mol, x adalah fraksi mol dari komponen ke-I, dan penjumlahan adalah untuk
seluruh jumlah total komponen. Untuk satu mol larutan, persamaan menjadi:

∆´S = −R ∑ x 1 ln x 1

Karena x1 < 1, ln x1 akan menjadi negative dan ∆ S = positif. Ini berarti bahwa entropi selalu meningkat
dalam pencampuran.

Keadaan Standar untuk Entropi Gas Ideal


−R
d´S= dP
P

Adalah perubahan entropi terhadap terhadap tekanan pada temperature konstan, ini diintegrasikan
menjadi:

P
∆ S=Ś− Ś θ = -R ln
1atm

∆ S 0 misalnya, entropi molar pada tekanan 1 atm dan pada setiap temperature merupakan keadaan
standar. Persamaannya dapat disederhanakan menjadi

Ś= Ś θ – R ln p, dimana p harus ada di atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai