PEMBAHASAN
PENERIMAAN
Dalam sajak “Penerimaan” karya Chairil Anwar tersebut dapat dianalisis secara
semiotiksebagai berikut :
- Si aku masih memberikan harapan kepada wanita, si aku apabila suatu saat ingin
kembali, si aku akan menerimanya. Si aku akan menerima wanita itu dengan sepenuh
hati. Si aku tidak akan mencari wanita lain sebagai pendamping hidupnya karena
masih menunggu wanitanya untuk kembali.
- Si aku masih sendiri dan akan setia menunggu meskipun Si aku mengetahui jika
wanita yang dicinta dan ditunggunya itu sudah terjamah oleh pria lain atau dapat
dikatakan sudah tidak perawan. Hal ini digambarkan dengan kalimat “kutahu kau
bukan yang dulu lagi bak kembang sari sudah terbagi”. Kalimat ini menggunakan
majas metafora dengan menggambarkan wanita yang sudah tidak perawan dengan
kembang sari yang sudah terbagi.
- Si aku masih memberi harapan kepada wanita si aku bila ingin kembali tidak usah
merasa malu untuk menemui aku. Tidak usah ada rasa takut untuk menemui si aku.
Si aku akan menerima wanita si aku dengan apa adanya. Jangan pernah mendua lagi,
wanita si aku hanya untuk si aku seorang. Bahkan dengan cermin pun si aku enggan
berbagi. Digambarkan dalam bait ke-5 yang berbunyi “sedangkan dengan cermin aku
enggan berbagi”. Dalam kalimat ini penyair menggunakan citraan penglihatan.
KESIMPULAN
Tokoh yang dianggap pendiri semiotik adalah dua orang yang hidup sezaman,
yang bekerja secara terpisah dan dalam lapangan yang tidak sama (tidak saling
mempengaruhi) yang seorang ahli linguistic yaitu Ferdinand de Saussure (1857-1913)
dan seorang ahli filsafat yaitu Charles Sander Peirce (1839-1914). Analisis semiotik
merupakan metode menganalisis karya sastra sebagai sebuah struktur, pengkajian
melalui tanda dan simbolisasi yang terdapat dalam karya sastra. Dalam analisis
semiotik, karya sastra dipandang sebagai proses penuangan imajinasi pengarang.
Sehingga, dalam analisis semiotik karya sastra dikaitkan dengan pengarang, realita,
pembaca dan hal – hal yang memiliki keterkaitan dengan karya sastra tersebut.
Analisis semiotika atau disebut semiotik saja dapat dikatakan sebagai metode
pengkajian analisis “tanda” yang terdapat dalam karya sastra. Analisis semiotik
adalah penelaah karya sastra dengan mempelajari setiap unsur yang ada di dalamnya,
suatu sistem yang terikat dengan sistem tertentu (yang ada di luar). Konvensi-
konvensi dan pandangan masyarakat tentang “tanda” yang terdapat dalam karya
sastra tersebut.
Sugiarti, S., & Widowati, W. (2019). PEMAKNAAN PUISI “KEBUN HUJAN” DAN “IBU
HUJAN” DALAM KUMPULAN PUISI SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUISI
KARYA JOKO PINURBO DENGAN KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS
PEIRCE. Caraka, 6(1), 61. doi:10.30738/.v6i1.6591
Larsen, S.E. 1994. Semiotik. Klaten: Program Pascasarjana Universitas Widya Dharma
Bekerjasama dengan Yayasan Ekalawya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkjian Fiksi. Yoogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik , dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Preminger, Alese (ed.) dkk. 1974. Princeton Encyclopedia of Poetry and Poetics. New Jersey:
Pringceton University Press.
Al-Ma’ruf, Ali Imron & Nugrahani, Farida. 2020. Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi.
Surakarta : CV. Djiwa Amarta Press