Anda di halaman 1dari 5

Notulen Penyuluhan Penyakit Tidak Menular

Hari/Tanggal : Rabu/ 2 November 2016

Waktu : Pk 10.00 - selesai

Tempat : Posyandu Ros, Sudimara Barat

Pembicara : dr. Alvin Hartanto

Peserta : Ibu-ibu peserta posyandu dan para kader

Penyuluhan kali ini membahas tentang penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular yang ditekankan
adalah Hipertensi, Diabetes Melitus (terutama tipe 2), Hiperuricemia (asam urat tinggi),
Hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), Hipertrigliserida. Kelima keadaan ini diangkat dan dianggap
penting karena tingkat kejadiannya semakin meninggi setiap tahun. Fokus penyuluhan lebih ditekankan
kepada gejala, akibat yang dapat timbul, dan cara menyikapinya.

1. Hipertensi

Keadaan dimana tekanan darah sistol lebih tinggi daripada 120 mmHg dan/atau tekanan darah
diastole lebih tinggi daripada 80 mmHg.

Gejala yang mungkin timbul antara lain:


- Jantung berdebar-debar
- Mudah merasa marah (iritabel)
- Sakit kepala berdenyut
- Telinga berdengung
- Dsb.

Akibat yang dapat timbul antara lain:

- Stroke
- Pembengkakan jantung (Hipertrofi jantung)
- Gagal Jantung (Congestive Heart Failure)
- Gagal Ginjal
- Dsb.

Cara menyikapinya antara lain:

- Kontrol rutin tekanan darah tiap bulan (posyandu/posbindu/puskesmas)


- Mengurangi makanan tinggi garam seperti:
o Ikan asin
o Telur asin
o MSG
- Mengurangi stress atau beban pikiran dan kelelahan fisik berlebih
- Mengkonsumsi obat hipertensi yang diberikan secara rutin dan terukur oleh dokter
-
2. Diabetes Melitus Tipe 2

Keadaan dimana tubuh tidak mampu memasukkan gula dari dalam darah ke organ tubuh (otot
dan hati). Pada DM tipe 2 lebih dikarenakan tubuh yang tidak lagi sensitive terhadap insulin. DM
tipe 2 dicetuskan oleh 2 faktor utama yakni keturunan dan pola hidup.

Gejala yang mungkin timbul:

- Sering haus
- Sering lapar
- Sering buang air kecil (terutama malam hari)
- Luka yang sulit sembuh
- Sering mengantuk

Akibat yang dapat timbul antara lain:

- Penurunan kesadaran
- Diabetic ulcer
- Gagal ginjal
- Katarak
- Dsb.
Cara menyikapinya antara lain:

- Mengubah gaya hidup menjadi rendah karbohidrat


- Mengkonsumsi makanan karbohidrat kompleks (gandum, oats)
- Olahraga secara rutin
- Kontrol gula darah secara rutin tiap bulan
- Mengkonsumsi obat DM secara rutin dan teratur

3. Hiperuricemia (asam urat tinggi)

Keadaan dimana kadar asam urat (uric acid) melebihi ambangg batas normal yang telah
ditentukan.

Gejala yang dapat timbul antara lain:

- Batu ginjal
- Gout artritis

Akibat yang dapat timbul antara lain:

- Nyeri hebat padda ujung-ujung jari


- Terbentuknya batu asam urat di saluran kemih yang mungkin berkomplikasi menjadi
terinfeksi dan menyumbat

Cara menyikapinya antara lain:

- Tidak mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti


o Melinjo
o Daun singkong
- Mengkonsumsi obat penurun asam urat secara rutin

4. Hiperkolesterolemia

Keadaan dimana total kolesterol melebihi 200mg/dL di dalam darah. Kolesterol dibagi menjadi 2
macam yakni LDL dan HDL.

Gejala yang dapat timbul antara lain:

- Timbul bercak kuning di kelopak mata


- Tengkuk terasa tegang
- Jantung terasa sesak

Akibat yang dapat timbul antara lain:

- Jantung Koroner
- Pengentalan darah
- atherosclerosis

Cara menyikapinya antara lain:

- Tidak mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol seperti


o Cumi, udang, kepiting
o Telur puyuh, kuning telur
- Mengkonsumsi obat penurun kolesterol secara rutin

5. Hipertrigliserida

Keadaan dimana kadar trigliserida dalam darah melampaui batas normal. Trigliserida sendiri
merupakan pecahan awal dari karbohidrat. Orang yang tinggi trigliserida biasanya sangat
menyukai makanan dengan karbohidrat simpleks dalam jumlah besar.

Edukasi yang diberikan lebih mengutamakan agar tidak mengkonsumsi nasi atau makanan
pokok dalam jumlah besar dan memperbanyak konsumsi sayur-sayuran. Tidak lupa juga
menganjurkan untuk melakukan olah raga secara rutin dan teratur.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab seputar materi penyuluhan. Berikut beberapa
pertanyaan yang muncul:
1. Mengapa seseorang bisa terkena sakit gula?
Pengidap DM tipe 2 bisa disebabkan karena faktor keturunan maupun pola hidup yang tidak
sehat. Faktor pola hidup adalah faktor yang dapat kita ubah, maka dari itu, faktor inilah yang kita
fokuskan untuk dilakukan pencegahan. Pencegahan tersebut seperti berolahraga secara teratur,
tidak mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar, mengganti karbohidrat simpleks menjadi
kompleks dalam porsi diet sehari-hari.
2. Benarkah lansia itu lazim memiliki tensi yang tinggi?
Para lansia memang memiliki kecenderungan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Hal ini
diakibatkan adanya pengapuran pada saluran jantung (aorta). Tetapi tetap tidak dapat dikatakan
normal jika seorang lansia mengidap tekanan darah yang tinggi. Sehingga control tekanan darah
dengan obat hipertensi dan perubahan gaya hidup tetap menjadi penting.

Setelah sesi tanya jawab pertanyaan, penyuluhan berakhir.

Tangerang, 2 November 2016

Notulis,

Dr. Alvin Hartanto

Anda mungkin juga menyukai