Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM ANTENA

PERCOBAAN 2
PENGUKURAN GAIN, POLA RADIASI, DAN ISOLASI SILANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Praktikum Antena

Semester 4

Dosen:
Koesmarijanto, ST, MT

Penyusun:

Nama : Pradika Rudy Firmansyah


Kelas : 2D JTD
No. Absen : 19
NIM : 1941160052
Kelompok :2

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
1. Tujuan :
 Melakukan pengukuran penguatan (gain) antenna.
 Mengetahui pengaruh elemen-elemen antara terhadap penguatan antenna.
 Memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antenna.
 Menggambarkan diagram polar radiasi harisontal dan vertical untuk antenna
dari hasil pengukuran yang didapat.
 Dari diagram polar yang telah diplot, dapat menghitung sidelobe attenuation dan
front-to-back ratio dari antenna.

2. Peralatan yang digunakan :


 1 Signal Generator
 1 Measuring Receiver
 2 Antena Dipole
 1 Antena Under Test ( Antenna TV VHF-Yagi-Uda 9 Elemen)
 1 Antena Rotater
 1 Matching Pad (75 Ω - 50 Ω)
 1 Konektor BNC-N
 1 Konektor Male-Male BNC
 1 Konektor Female-Female BNC
 2 Kabel RF 50 Ω (2.5 m)
 2 Tiang Penyangga

3. Set Up Perangkat :
3.1 Signal Generator
1. Pasang kabel power signal generator pada jala-jala.
2. Hidupkan signal generator dengan menekan tombol power.
3. Jangan menekan tombol RF OUTPUT sebelum beban dipasang.
4. Tunggu hingga 15 menit untuk pemanasan perangkat.
5. Atur frekuensi pada signal generator.
3.2 Menentukan jarak antenna Rx dengan antenna Tx
Ukur jarak antenna Tx dan Rx, kemudian samakan pada setiap kali melakukan
percobaan. Jarak yang kami gunakan dalan percobaan ini adalah 4,5 m.
3.3 Menghitung panjang antenna dipole λ/2
c
Gunakan rumus λ= untuk menentukan panjang antenna. Kemudian, gunakan
f
penggaris atau alat bantu ukur lain untuk mengukur panjang antenna

3.4 Measuring Receiver


1. Hidupkan power supply lalu set tegangan sebesar ± 12 V dengan menggunakan
multimeter.
2. Kemudian beri input measuring receiver dari power supply dengan menggunakan
kabel dan nyalakan selama 15 menit. Pasang kabel jumper dari measuring receiver
ke antena lalu atur frekuensi pada measuring receiver pada frekuensi acuan. Pada
percobaan ini kami menggunakan frekuensi acuan sebesar 202 MHz.

4. Prosedur percobaan :
Pada pengukuran gain antenna dalam percobaan ini, antenna dipole pertama digunakan
sebagai antenna pemancar , sedangkan antenna dipole kedua digunakan sebagi antenna
standar (referensi) yang berfungsi sebagai pembanding (dianggap sebagai antenna
standar dengan gain = 2.15 dB). Antenna yang diukur (under test) dalah antenna TV
VHF. Antenna jenis ini adalah jenis antenna YAGI-UDA ARRAY 9 elemen, yang
bekerja pada rentangan frekuensi 174 MHz sampai 230 Hz.

1. Mengukur tegangan yang diterima oleh antenna dipole λ/2 kedua.


Tentukan panjang kedua antenna dipole λ/2 dengan menghitung panjang gelombang
λ pada frekuensi 202 MHz. Tentukan jarak antara antenna dipole λ/2-1 (pemancar)
dan antenna dipole λ/2-2 (penerima).
 Menghitung panjang gelombang :

f =202 MHz

m
C=3 ×108
s

m
3 ×108
c s
λ= = =1,485 m=150 cm
f 2,02 ×10 Hz
8

1 150 cm
Jadi, λ= =75 cmdengan jarak antara antena 1 dan antena 2 adalah 4,5 m.
2 2
Susunlah diagram pengukuran seperti ditunjukkan Gambar 3 pada posisi
horizontal. Atur posisi kedua antenna jarak garis lurus. Jarak feeder antenna dipole
λ/2-2 dan antenna dipole λ/2-2 digunakan sebagai jarak referensi untuk pengujian
antenna berikutnya.

Gambar 1. Diagram Pengukuran Gain Antena

2. Hubungkan terlebih dahulu output Signal Generator dengan memasang antenna


dipole yang telah ditentukan panjang gelombangnya. Kemudian On-kan Signal
Generator pada frekuensi 202 MHz dan level RF out pada 80 dBµV. Kemudian
matikan RF output (OFF).
3. Beri catu daya pada Measuring Receiver sebesar 12 V (perhatikan polaritasnya).
Atur Measuring Receiver sebagai berikut :

RF ATT : ON
UNITS : dBµV dan dBµV/m
FREQ : 202 MHz

4. Hidupkan RF output (ON) pada signal Generator .


5. Atur arah antenna kedua (penerima) tepat menghadap antenna pertama ( antenna
pemancar ) pada satu garis, sehingga input level Measuring Receiver menunjukkan
nilai maksimum. Atur frekuensi Signal Generator seperti pada Tabel . catat nilai ini
sebagai nilai E1 pada Tabel 1
Catatan : setiap perubahan frekuensi, tekan tombol CAL pada Measuring Receiver.
6. Gantilah antenna kedua dengan antenna under test (antenna Yagi-Uda ). Ulangi
langkah 5. Catat nilai ini sebagai nilai E1 pada E2 pada Tabel 1.
7. Hitunglah Gain antenna yang diuji.
G(dB) = E1 - E2 + 2.15 dB

 Pengukuran Pola Radiasi Antena


Prosedur Percobaan :
A. Pola Radiasi Horizontal
1. Susunlah diagram pengukuran seperti gambar di bawah

Gambar 2. Diagram Pengukuran

2. Pasanglah antena dipole pertama pada pemancar, sedangkan antena kedua


adalah antena Yagi-Uda sebagai antena yang diukur pada bagian
penerima. Kedua antena dipasang pada posisi horizontal. Hubungkan
rotator dengan kontrol rotator.
3. Atur Signal Generator (berfungsi sebagai pemancar) RF output 80 dB v dan
frekuensi 202 MHz. Nilai frekuensi ini adalah frekuensi kerja antena yang
sudah diset.
4. Matikan (OFF kan) RF output dari Signal Generator dengan menekan tombol
RF OFF/ON (display AMPLITUDE padam).
5. Hidupkan Measuring Receiver (berfungsi sebagai penerima) atur RF
ATT : ON, UNITS :dB V/m dan Frekuensi 202 MHz.
6. Atur RF output Signal Generator ON.
7. Pada bagian penerima, arahkan dengan tepat antena penerima ke antena
pemancar sampai level meter Measuring Receiver menunjukkan nilai
maksimum. Aturlah posisi ini rotator control berada pada posisi 0 derajat.
Catatlah nilai maksimum tersebut pada Tabel 2.
8. Putarlah antena penerima (rotator control) searah dengan jarum jam
setiap 10° sampai 360°. Catatlah nilai level meter pada Tabel 2.
9. Plot hasil pengukuran pada Tabel 2 dengan menggunakan Diagram Polar
setelah dinormalisasikan.
B. Pola Radiasi Vertikal
10. Ubah posisi kedua antena (pemancar dan penerima) pada posisi
vertikal.
11. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 3.
12. Plot hasil pengukuran pada Tabel 3 dengan menggunakan Diagram
Polar setelah dinormalisasikan.

 Pengaruh elemen – elemen pada antena Array (Yagi- Uda)


Prosedur Percobaan:
13. Atur kembali kedua antena pada posisi horizontal dengan frekuensi 202 MHz dan
susunlah diagram pengukuran seperti langkah 7. Ulangi langkah 7.
14. Pada langkah berikut,lepas elemen satu persatu sesuai dengan nomor elemen.

Gambar 3. Elemen-elemen Antena Yagi yang dilepas

15. Catat data pengukuran pada Tabel 4.

C. Pola Radiasi Horizontal Antena Folded Dipole


16. Ganti antena uji dengan antena Folded Dipole dan atur kedua antena pada
posisi horizontal.
17. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 5.
D. Pola Radiasi Horizontal Antena Folded Dipole dan Reflektor
18. Pasang kedua elemen reflektor antena penerima seperti pada gambar
berikut.

Gambar 4. Antena Folded Dipole dengan Reflektor

19. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 6

Hasil data yang telah diperoleh pada Tabel 2 sampai 6, plot niali tersebut pada
Diagram Polar atau Koordinat Polar yang tersedia. Tentukan nilai-nilai half-power
beamwidth (HPBW), attenuasi sidelobe dan front-to-back ratio. Bandingkan hasil-
hasil tersebut saru sama lain.

 Pengukuran Isolasi Silang (Cross Isolation)

Pada pengukuran antenna Yagi-Uda, polaradiasi horizontal (Tabel 2) dan


polarisasi vertikal (Tabel 3) pada posisi 0⁰, catat nilai polaradiasi horisontal
merupakan nilai E1 dan polaradiasi vertikal merupakan niali E2. Hitung nilai cross
isolation , ECI = E1 – E2.
Apa yang dimaksud isolasi silang (cross isolation).

Polarisasi silang isolasi atau Palang Polarisasi Discrinimation(XPD) adalah


perbedaan dalam dB tingkat sinyal yang diterima(RSL) di penerima ketika pada gilirannya,
pemancar memiliki polarisasi yang sama dan berbeda dengan penerima. Sebuah antena
dengan nilai yang lebih besar lebih disukai.
Informasi ini berguna dalam desain microwace ketika di wilayah yang samakita
dapat menggunakan frekuensi yang sama dengan polarisasi yang berbeda. Sebagai contoh:
TX1: polarisasi vertikal--->RX1: polvertikal.
TX2: pol horisontal. --->RX2: pol horisontal.
Mereka semua beroperasi difrekuensi yang sama. Sinyal dari TX1, TX2 akan
dipisahkan sesuai dengan nilai
5. Data Pengukuran:

 Tabel 1 Hasil Pengukuran Gain


Tabel 1

Frekuensi E1 E2 G
(MHz) dBµV dBµV/m dBµV dBµVm dB dBµVm
174 26.3 35.3 58.5 48.5 34.35 15.35
181 34.1 43.4 39.4 49.6 7.45 8.35
188 32.1 41.6 47.4 56.2 17.45 16.75
195 35.8 45.7 38.7 47.9 5.05 4.35
202 37.4 48.8 47.7 57.9 12.45 11.25
209 32.5 43.8 55.1 65.7 14.75 24.05
216 37.7 48.7 51.1 61.8 15.55 15.25
223 36.4 57.4 52.1 62.7 7.65 7.45
230 44.9 56.4 57.2 68.5 14.45 14.25

Keterangan :
E1= Antena dipole λ/2 sebagai penerima
E2= Antena Yagi-Uda Array 9 elemen sebagai penerima
G = Penguatan Antena

GRAFIK 1.1 PENGUKURAN GAIN


ANTENA (dalam satuan dBµV)
40
34.35
35
30
25
Gain (dBµV)

20 17.45
14.75 15.55 14.45
15 12.45

10 7.45 7.65
5.05
5
0
174 181 188 195 202 209 216 223 230
Frekuensi (MHz)
GRAFIK 1.2 PENGUKURAN GAIN
ANTENA (dalam satuan dBµV/m)
30

24.05
25

20
Gain (dBµV/m)

16.75
15.35 15.25
14.25
15
11.25
10 8.35 7.45
4.35
5

0
174 181 188 195 202 209 216 223 230
Frekuensi (MHz)

 Tabel 2 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Penerima Yagi-Uda Horisontal

Tabel 2.1 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Horizontal Antena Penerima Yagi-Uda
Level Level Level Level
Sudut Sudut dBµ Sudut dBµ Sudut
dBµV dBµV/m dBµV/m dBµV/m dBµV dBµV/m
V V
0° 47,6 57,8 90° 38,9 47,7 180° 32,3 44,2 270° 39,6 49,8
10° 48,4 58,5 100° 37,9 46,7 190° 44,4 44,8 280° 42,7 52,9
20° 48,3 58,9 110° 38,5 46,5 200° 29,3 39,6 290° 46,3 56,4
30° 47,9 58,1 120° 38,3 47,2 210° 26,7 37,4 300° 47,8 58,1
40° 46,3 56,6 130° 36,7 47,3 220° 29,4 38,2 310° 49,2 59,4
50° 43,1 53,3 140° 36,5 47,6 230° 28,9 37,9 320° 50,5 60,9
60° 42,1 52,2 150° 35,2 44,5 240° 29,4 36,6 330° 50,9 61,2
70° 40,5 49,7 160° 36,4 46,5 250° 30,3 39,1 340° 51,3 61,5
80° 39,6 48,3 170° 33,4 43,4 260° 34,8 44,9 350° 51,4 61,6

Tabel 2.2 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Penerima Yagi- UdaHorisontal
(dBµV)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi
0° 47,6 0 190° 44,4 -3,2
10° 48,4 0,8 200° 29,3 -18,3
20° 48,3 0,7 210° 26,7 -20,9
30° 47,9 0,3 220° 29,4 -18,2
40° 46,3 -1,3 230° 28,9 -18,7
50° 43,1 -4,5 240° 29,4 -18,2
60° 42,1 -5,5 250° 30,3 -17,3
70° 40,5 -7,1 260° 34,8 -12,8
80° 39,6 -8 270° 39,6 -8
90° 38,9 -8,7 280° 42,7 -4,9
100° 37,9 -9,7 290° 46,3 -1,3
110° 38,5 -9,1 300° 47,8 0,2
120° 38,3 -9,3 310° 49,2 1,6
130° 36,7 -10,9 320° 50,5 2,9
140° 36,5 -11,1 330° 50,9 3,3
150° 35,2 -12,4 340° 51,3 3,7
160° 36,4 -11,2 350° 51,4 3,8
170° 33,4 -14,2
180° 32,3 -15,3

Tabel 2.3 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Horizontal Antena Penerima Yagi-
Uda(dBµV/m)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi
0° 57,8 0 190° 44,8 -13
10° 58,5 0,7 200° 39,6 -18,2
20° 58,9 1,1 210° 37,4 -20,4
30° 58,1 0,3 220° 38,2 -19,6
40° 56,6 -1,2 230° 37,9 -19,9
50° 53,3 -4,5 240° 36,6 -21,2
60° 52,2 -5,6 250° 39,1 -18,7
70° 49,7 -8,1 260° 44,9 -12,9
80° 48,3 -9,5 270° 49,8 -8
90° 47,7 -10,1 280° 52,9 -4,9
100° 46,7 -11,1 290° 56,4 -1,4
110° 46,5 -11,3 300° 58,1 0,3
120° 47,2 -10,6 310° 59,4 1,6
130° 47,3 -10,5 320° 60,9 3,1
140° 47,6 -10,2 330° 61,2 3,4
150° 44,5 -13,3 340° 61,5 3,7
160° 46,5 -11,3 350° 61,6 3,8
170° 43,4 -14,4
180° 44,2 -13,6
 Tabel 3 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Penerima Yagi-Uda Vertikal

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Vertikal Antena Penerima Yagi-Uda
Level Level Level Level
Sudut Sudut dBµ Sudut dBµ Sudut
dBµV dBµV/m dBµV/m dBµV/m dBµV dBµV/m
V V
0° 39,4 49,7 90° 33,7 43,8 180° 30,1 39,2 270° 28,8 43,2
10° 38,1 49,6 100° 31,5 42,2 190° 26,7 38,3 280° 30,4 40,9
20° 37,9 48,3 110° 30,9 41,8 200° 24,6 37,6 290° 33,5 41,4
30° 37,4 47,8 120° 36,1 46,6 210° 23,7 36,4 300° 28,4 38,8
40° 36,7 46,6 130° 37,4 47,4 220° 24,3 37,7 310° 28,6 37,7
50° 36,2 46,1 140° 36,8 46,6 230° 25,7 36,5 320° 29,7 38,3
60° 35,7 45,9 150° 35,7 45,9 240° 26,3 38,9 330° 30,8 39,9
70° 35,3 45,2 160° 33,3 41,7 250° 28,9 40,3 340° 31,9 40,5
80° 34,8 44,6 170° 31,3 40,6 260° 27,1 41,1 350° 33,7 41,7
Tabel 3.2 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Vertikal Antena Penerima Yagi-
Uda(dBµV)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi
0⁰ 39,4 0 190⁰ 26,7 -12,7
10⁰ 38,1 -1,3 200⁰ 24,6 -14,8
20⁰ 37,9 -1,5 210⁰ 23,7 -15,7
30⁰ 37,4 -2 220⁰ 24,3 -15,1
40⁰ 36,7 -2,7 230⁰ 25,7 -13,7
50⁰ 36,2 -3,2 240⁰ 26,3 -13,1
60⁰ 35,7 -3,7 250⁰ 28,9 -10,5
70⁰ 35,3 -4,1 260⁰ 27,1 -12,3
80⁰ 34,8 -4,6 270⁰ 28,8 -10,6
90⁰ 33,7 -5,7 280⁰ 30,4 -9
100⁰ 31,5 -7,9 290⁰ 33,5 -5,9
110⁰ 30,9 -8,5 300⁰ 28,4 -11
120⁰ 36,1 -3,3 310⁰ 28,6 -10,8
130⁰ 37,4 -2 320⁰ 29,7 -9,7
140⁰ 36,8 -2,6 330⁰ 30,8 -8,6
150⁰ 35,7 -3,7 340⁰ 31,9 -7,5
160⁰ 33,3 -6,1 350⁰ 33,7 -5,7
170⁰ 31,3 -8,1
180⁰ 30,1 -9,3
Tabel 3.2 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Vertikal Antena Penerima Yagi-
Uda(dBµV)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi
0⁰ 49,7 0 190⁰ 38,3 -11,4
10⁰ 49,6 -0,1 200⁰ 37,6 -12,1
20⁰ 48,3 -1,4 210⁰ 36,4 -13,3
30⁰ 47,8 -1,9 220⁰ 37,7 -12
40⁰ 46,6 -3,1 230⁰ 36,5 -13,2
50⁰ 46,1 -3,6 240⁰ 38,9 -10,8
60⁰ 45,9 -3,8 250⁰ 40,3 -9,4
70⁰ 45,2 -4,5 260⁰ 41,1 -8,6
80⁰ 44,6 -5,1 270⁰ 43,2 -6,5
90⁰ 43,8 -5,9 280⁰ 40,9 -8,8
100⁰ 42,2 -7,5 290⁰ 41,4 -8,3
110⁰ 41,8 -7,9 300⁰ 38,8 -10,9
120⁰ 46,6 -3,1 310⁰ 37,7 -12
130⁰ 47,4 -2,3 320⁰ 38,3 -11,4
140⁰ 46,6 -3,1 330⁰ 39,9 -9,8
150⁰ 45,9 -3,8 340⁰ 40,5 -9,2
160⁰ 41,7 -8 350⁰ 41,7 -8
170⁰ 40,6 -9,1
180⁰ 39,2 -10,5
 Tabel 4 Pengaruh Elemen-Elemen Pada Antenna Yagi- Uda
Tabel 4
No elemen yang dilepas Level(dBµV) Level(dBµV/m)
Sebelum elemen dilepas 27,9 38,9
1 27,5 37,4
1 2 27,1 36,9
1 2 3 26,9 36,6
1 2 3 4 26,5 37,4
1 2 3 4 5 27,1 37,2
1 2 3 4 5 6 26,2 36,3
1 2 3 4 5 6 8 25,2 35,3
1 2 3 4 5 6 8 9 24,8 34,9

GRAFIK 2. PENGARUH PELEPASAN ELEMEN


PADA ANTENA ARRAY (YAGI-UDA)
 
45
38.9 37.4 37.4
40 36.9 36.6 37.2 36.3 35.3 34.9
35
27.9
30 27.5 27.1 26.9 26.5 27.1 26.2 25.2 24.8
25
Level

20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nomor Elemen yang Dilepas

dBµV dBµV/m

Anda mungkin juga menyukai