Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN 2

PENGUKURAN GAIN, POLA RADIASI, DAN ISOLASI SILANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Antena


Semester 4

Dosen Pembimbing: Koesmarijanto,ST.,MT

JTD-2F / KELOMPOK 2

Disusun oleh:
Linanda Salsa Santoso 1941160036 (11)

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
1. Tujuan
- Melakukan pengukuran penguatan (gain) antenna.
- Mengetahui pengaruh elemen-elemen antenna terhadap penguatan
antenna.
- Memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antenna.
- Menggambarkan diagram polar pola radiasi horizontal dan vertical untuk
antenna dari hasil pengukuran yang didapat.
- Dari diagram polar yang telah diplot, dapat menghitung sidelobe
attenuation dan front-to-back ratio dari antenna.

2. Peralatan yang digunakan


- 1 Signal Generator
- 1 Measuring Receiver
- 2 Antena dipole ½ λ
- 1 Antena under test (antenna TV VHF-Yagi Uda 9 elemen)
- 1 Antena rotater
- 1 Konektor BNC-N
- 1 Konektor male-male BNC
- 1 Konektor female-female BNC
- 2 Kabel RF 50 Ω (2,5 m)
- 2 Tiang penyangga

3. Set Up Perangkat
3.1 Signal Generator
1. Pasang kabel power signal generator pada jala-jala.
2. Hidupkan signal generator dengan menekan tombol power.
3. Jangan menekan tombol RF sebelum beban dipasang.
4. Tunggu hingga 15 menit untuk pemanasan perangkat.
5. Atur frekuensi pada signal generator.

3.2 Menentukan jarak antenna Rx dengan antenna Tx


Ukur jarak antenna Tx dan Rx, kemudian samakan pada setiap kali
melakukan percobaan. Jarak yang kami gunakan dalan percobaan ini adalah 4m.
3.3 Menghitung panjang antenna dipole λ/2
c
Gunakan rumus 𝜆 = untuk menentukan panjang antenna. Kemudian, gunakan
f
penggaris atau alat bantu ukur lain untuk mengukur panjang antenna

3.4 Measuring Receiver


1. Hidupkan power supply lalu set tegangan sebesar ± 12 V dengan
menggunakan multimeter.
2. Kemudian beri input measuring receiver dari power supply dengan
menggunakan kabel dan nyalakan selama 15 menit. Pasang kabel jumper
dari measuring receiver ke antena lalu atur frekuensi pada measuring
receiver pada frekuensi acuan. Pada percobaan ini kami menggunakan
frekuensi acuan sebesar 202 MHz.

4. Prosedur Percobaan
4.1 Pengukuran Gain
Pada pengukuran gain antenna dalam percobaan ini, antenna dipole
pertama digunakan sebagai antenna pemancar, sedangkan antenna dipole
kedua digunakan sebagai antenna standar (referensi) yang berfungsi
sebagai pembanding (dianggap sebagai antenna standar dengan gain = 2,15
dB). Antena yang diukur (under test) adalah antenna TV VHF. Anten aini
adalah jenis antenna YAGI UDA ARRAY 9 elemen, yang bekerja pada
rentangan frekuensi 174 MHz sampai 230 MHz.

1. Mengukur tegangan yang diterima oleh antenna dipole ½ λ kedua.


Tentukan Panjang kedua antenna dipole ½ λ dengan menghitung
Panjang gelombang lamda pada frekuensi 202 MHz. Tentukan
jarak antenna dipole ½ λ-2 sebagai penerima.
 Menghitung panjang gelombang :
f =202 MHz
m
C=3 ×108
s
m
3 ×108
c s
λ= = =1,485 m=150 cm
f 2,02 ×10 Hz
8

1 150 cm
Jadi, λ= =75 cmdengan jarak antara antena 1 dan antena
2 2
2 adalah 4,5 m.
Susunlah diagram pengukuran seperti ditunjukkan Gambar 3 pada
posisi horizontal. Atur posisi kedua antenna jarak garis lurus. Jarak
feeder antara dipole ½ λ-1 dan antenna dipole ½ λ-2 digunakan
sebagai jarak referensi untuk pengujian antenna berikutnya.

Gambar 1. Diagram pengukuran gain antenna

2. Hubungkan terlebih dahulu output Signal Generator dengan


memasang antenna dipole yang telah ditentuka Panjang
gelombangnya.
Kemudian On kan Signal Generator pada frekuensi 202 MHz dan
level RF out pada 80 dBμV . Kemudian matikan RF output (OFF).

3. Beri catu daya pada Measuring Receiver sebesar 12 V (perhatikan


polaritasnya). Atur Measuring Receiver sebagai berikut :
RF ATT : ON
UNITS : dBμV dan dBμV / m
FREQ : 202 MHz
4. Hidupkan RF output (ON) pada Signal Generator.

5. Atur arah antenna dipole ½ λ kedua (penerima) tepat menghadap


antenna pertama dipole ½ λ pertama (antenna pemancar) pada satu
garis, sehingga input level Measuring Receiver menunjukkan nilai
maksimum. Atur frekuensi Signal Generator seperti pada table 1.
Catat nilai ini sebagai nilai E1 pada table 1.
Catatan : Setiap perubahan frekuensi, tekan tombol CAL pada
Measuring Receiver.

6. Gantilah antenna dipole ½ λ kedua dengan antenna under test


(Antena Yagi). Ulangi Langkah 5 dan catat nilai ini sebagai bilai E2
pada table 1.
7. Hitunglah Gain antenna yang diuji dengan menggunakan
persamaan.
G(dB) = E2 – E1 + 2,15 dB
4.2 Pengukuran Pola Radiasi Antena Yagi Uda Array 9 Elemen
A. Pola Radiasi Horisontal
1. Susunlah diagram pengukuran seperti gambar dibawah.
Gambar 2. Diagram pengukuran

2. Pasanglah antena dipole pertama pada pemancar. sedangkan antena kedua


adalah antena Yagi sebagai antena yang diukur pada bagian penerima.
Kedua antena dipasang pada posisi horizontal. Hubungkan rotator dengan
kontrol rotator.
3. Atur Signal Generator (berfungsi sebagai pemancar) RF output 80 dBµV
dan frekuensi 202 MHz. Nilai frekuensi ini adalah frekuensi kerja antena
yang sudah diset.
4. Matikan (OFFkan) RF output dari Signal Generator dengan menekan
tombol RF OFF/ON (display AMPLITUDE padam).
5. Hidupkan Measuring Receiver (berfungsi sebagai penerima), atur RF
ATT: ON, UNIT: dBµV/m dan Frekuensi 202 MHz.
6. Atur RF output Signal Generator ON.
7. Pada bagian penerima, arahkan dengan tepat antena penerima ke antena
pemancar sampai level meter Measuring Receiver menunjukkan nilai
maksimum. Aturlah posisi ini rotator control berada pada posisi 0 (nol)
derajat. Catatlah nilai maksimum tersebut pada Tabel 2.
8. Putarlah antena penerima (rotator kontrol) searah dengan jarum jam setiap
sampai 360°. Catatlah nilai level meter pada tabel 2.
9. Plot hasil pengukuran pada tabel 2 dengan menggunakan diagram Polar
setelah dinormalisasikan.

B. Pola Radiasi Vertikal


10. Ubah posisi kedua antena (pemancar dan penerima) pada posisi vertikal.
11. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 3.
12. Plot hasil pengukuran pada Tabel 3 dengan menggunakan Diagram Polar
setelah dinormalisasikan,
4.3 Pengaruh – pengaruh elemen pada antenna Array (Yagi-Uda)
13. Atur kembali kedua antena pada posisi horizontal dengan frekuensi 202
MHz dan susunlah diagram pengukuran seperti langkah 7. Ulangi
langkah 7.
14. Pada langkah berikut, lepas elemen satu persatu sesuai dengan nomor
elemen.
15. Catat data pengukuran pada Tabel 4

C. Pola Radiasi Horisontal Antena Folded Dipole


16. Ganti antena uji dengan antena Folded Dipole dan atur kedua antena pada
posisi horizontal
17. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada tabel 5
D. Pola Radiasi Horisontal Antena Folded Dipole
18. Pasang kedua elemen reflector antenna penerima seperti pada gambar
berikut.

19. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 6.

5. Data Pengukuran

Tabel 1. Hasil Pengukuran Gain Antena λ /2 dan Yagi-Uda Array 9 Elemen

Frekuens E1 E2 G
i (MHz) dBμV dBμV/m dBμV dBμV/m dBμV dBμV/M
174 28,3 37,8 37,6 46,9 11,45 11,25
181 27,3 36,2 36,1 47,6 10,95 13,55
188 35,4 45,2 47,3 56,8 14,05 13,75
195 33,5 43,6 47,5 57,7 16,15 16,25
202 34,4 44,5 42,5 52,7 10,25 10,35
209 35,5 45,4 54,1 64,2 20,75 20,95
216 33,7 44,6 47,9 59,3 16,35 16,85
223 35,3 45,5 48,9 60,2 15,75 16,85
230 34,7 45,4 56,7 67,4 24,15 24,15

Keterangan :
E1= Antena dipole λ/2 sebagai penerima
E2= Antena Yagi-Uda Array 9 elemen sebagai penerima
G = Penguatan Antena
Tabel 2. Hasil Pengukuran Level Penguatan pada Antena Yagi Uda Array 9
Elemen Pola Horizontal
Level Level Level Level
Sudut Sudut dBµ Sudut dBµ Sudut
dBµV dBµV/m dBµV/m dBµV/m dBµV dBµV/m
V V
0° 42,5 52,5 90° 36,1 46,9 180° 30,4 40,3 270° 30,8 40,2
10° 42,3 52,6 100° 35,8 45,2 190° 32,8 43,6 280° 32,3 42,5
20° 41,8 52,4 110° 34,4 44,4 200° 35,4 45,7 290° 32,4 41,6
30° 41,2 51,4 120° 34,1 44,7 210° 35,2 44,8 300° 34,7 45,3
40° 41,8 52,1 130° 34,2 44,3 220° 35,1 45,6 310° 36,8 47,6
50° 40,6 50,8 140° 33,7 43,4 230° 34,3 43,8 320° 37,1 47,8
60° 38,7 49,1 150° 33,7 43,7 240° 33,7 42,8 330° 39,4 49,3
70° 37,8 47,5 160° 32,8 43,1 250° 32,4 41,5 340° 40,2 50,3
80° 36,7 47,1 170° 32,4 42,5 260° 32,1 42,7 350° 41,8 51,7

Tabel 2.1 Hasil Normalisasi Pengukuran Pola Radiasi Antena Penerima


Yagi- UdaHorisontal (dBµV)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi

0° 42,5 0 190° 32,8 -9,7

10° 42,3 -0,2 200° 35,4 -7,1

20° 41,8 -0,7 210° 35,2 -7,3

30° 41,2 -1,3 220° 35,1 -7,4

40° 41,8 -0,7 230° 34,3 -8,2

50° 40,6 -1,9 240° 33,7 -8,8

60° 38,7 -3,8 250° 32,4 -10,1

70° 37,8 -4,7 260° 32,1 -10,4

80° 36,7 -5,8 270° 30,8 -11,7

90° 36,1 -6,4 280° 32,3 -10,2

100° 35,8 -6,7 290° 32,4 -10,1

110° 34,4 -8,1 300° 34,7 -7,8

120° 34,1 -8,4 310° 36,8 -5,7

130° 34,2 -8,3 320° 37,1 -5,4

140° 33,7 -8,8 330° 39,4 -3,1

150° 33,7 -8,8 340° 40,2 -2,3

160° 32,8 -9,7 350° 41,8 -0,7

170° 32,4 -10,1

180° 30,4 -12,1


Tabel 2.3 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Horizontal Antena
Penerima Yagi- Uda (dBµV/m)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi

0° 52,5 0 190° 43,6 -8,9

10° 52,6 0,1 200° 45,7 -6,8

20° 52,4 -0,1 210° 44,8 -7,7

30° 51,4 -1,1 220° 45,6 -6,9

40° 52,1 -0,4 230° 43,8 -8,7

50° 50,8 -1,7 240° 42,8 -9,7

60° 49,1 -3,4 250° 41,5 -11

70° 47,5 -5 260° 42,7 -9,8

80° 47,1 -5,4 270° 40,2 -12,3

90° 46,9 -5,6 280° 42,5 -10

100° 45,2 -7,3 290° 41,6 -10,9

110° 44,4 -8,1 300° 45,3 -7,2

120° 44,7 -7,8 310° 47,6 -4,9

130° 44,3 -8,2 320° 47,8 -4,7

140° 43,3 -9,2 330° 49,3 -3,2

150° 43,7 -8,8 340° 50,3 -2,2

160° 43,1 -9,4 350° 51,7 -0,8

170° 42,5 -10

180° 40,3 -12,2


Tabel 3. Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Yagi-Uda Array 9 Elemen Pola Vertikal

Level Level Level Level


Sudut Sudut dBµ Sudut dBµ Sudut
dBµV dBµV/m dBµV/m dBµV/m dBµV dBµV/m
V V
0° 45,7 56,4 90° 38,7 50,3 180° 38,4 49,2 270° 42,4 52,6
10° 44,9 54,4 100° 39,3 50,4 190° 39,6 50,7 280° 42,7 53,1
20° 44,7 54,2 110° 42,3 51,4 200° 39,2 50,1 290° 43,2 53,4
30° 42,5 51,9 120° 41,7 51,1 210° 39,4 49,6 300° 43,1 54,4
40° 41,7 50,3 130° 41,5 51,2 220° 39,3 49,4 310° 44,4 54,6
50° 41,3 50,1 140° 40,3 51,1 230° 39,2 49,2 320° 44,8 55,1
60° 40,5 49,6 150° 40,6 52,2 240° 41,6 50,7 330° 44,9 55,2
70° 39,7 49,7 160° 41,2 51,4 250° 41,8 51,2 340° 45,2 55,5
80° 39,5 49,6 170° 41,8 50,3 260° 42,4 52,3 350° 45,4 56,2

Tabel 3.1 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Vertikal Antena


Penerima Yagi-Uda(dBµV)

Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi

0⁰ 45,7 0 190⁰ 39,6 -6,1

10⁰ 44,9 -0,8 200⁰ 39,2 -6,5


20⁰ 44,7 -1 210⁰ 39,4 -6,3

30⁰ 42,5 -3,2 220⁰ 39,3 -6,4

40⁰ 41,7 -4 230⁰ 39,2 -6,5

50⁰ 41,3 -4,4 240⁰ 41,6 -4,1

60⁰ 40,5 -5,2 250⁰ 41,8 -3,9

70⁰ 39,7 -6 260⁰ 42,4 -3,3

80⁰ 39,5 -6,2 270⁰ 42,4 -3,3

90⁰ 38,7 -7 280⁰ 42,7 -3

100⁰ 39,3 -6,4 290⁰ 43,2 -2,5

110⁰ 42,3 -3,4 300⁰ 43,1 -2,6

120⁰ 41,7 -4 310⁰ 44,4 -1,3

130⁰ 41,5 -4,2 320⁰ 44,8 -0,9

140⁰ 40,3 -5,4 330⁰ 44,9 -0,8

150⁰ 40,6 -5,1 340⁰ 45,2 -0,5

160⁰ 41,2 -4,5 350⁰ 45,4 -0,3


170⁰ 41,8 -3,9

180⁰ 38,4 -7,3


Tabel 3.2 Normalisasi Hasil Pengukuran Pola Radiasi Vertikal Antena Penerima
Yagi-Uda(dBµV/m)
Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi

0⁰ 56,4 0 190⁰ 50,7 -5,7

10⁰ 54,4 -2 200⁰ 50,1 -6,3

20⁰ 54,2 -2,2 210⁰ 49,6 -6,8

30⁰ 52,9 -3,5 220⁰ 49,4 -7

40⁰ 50,3 -6,1 230⁰ 49,2 -7,2

50⁰ 50,1 -6,3 240⁰ 50,7 -5,7

60⁰ 49,6 -6,8 250⁰ 51,2 -5,2

70⁰ 49,7 -6,7 260⁰ 52,3 -4,1

80⁰ 49,6 -6,8 270⁰ 52,6 -3,8

90⁰ 50,3 -6,1 280⁰ 53,1 -3,3

100⁰ 50,4 -6 290⁰ 53,4 -3

110⁰ 51,4 -5 300⁰ 54,4 -2

120⁰ 51,1 -5,3 310⁰ 54,6 -1,6

130⁰ 51,5 -4,9 320⁰ 55,1 -1,3

140⁰ 51,1 -5,3 330⁰ 55,2 -1,2

150⁰ 52,2 -4,2 340⁰ 55,5 -0,9

160⁰ 51,4 -5 350⁰ 56,2 -0,2

170⁰ 50,3 -6,1

180⁰ 49,2 -7,2


Tabel 4. Hasil Pengukuran Pengaruh Elemen pada Antena Yagi Uda Array

Anda mungkin juga menyukai