NPM : 1960301200043
MATKUL : PERPAJAKAN INTERNASIONAL
PRODI : AKUNTANSI TRANFER KARYAWAN
Soal UAS;
1. buat 15 soal & jawaban(teori)materi P3B tax treading
1) P3B/tax treaty? Jelaskan apa yang dimaksud dengan
P3B yang merupakan kepanjangan dari Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda. Istilah ini
pun dikenal dengan nama tax treaty. P3B adalah perjanjian internasional di bidang
perpajakan antar kedua negara yang mengatur pembagian hak pemajakan atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh penduduk salah satu negara atau penduduk kedua negara
dalam persetujuan itu.
Model OECD dalam tax treaty ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antara
negara-negara yang menandatangani P3B dengan cara menghilangan pajak berganda secara
Internasional. Pada model ini, hak pemajakan diusahakan lebih banyak pada negara domisili.
Karena itu, perumusan definisi dalam model ini umumnya lebih sempit ketimbang model tax
treaty lainnya.
Model UN
Berlatar belakang pergerakan PBB yang mulai memperbarui masalah kepentingan dalam
perjanjian penghindaran pajak berganda akibat tingginya arus modal dari negara maju ke
negara berkembang, Sekjen PBB menerbitkan The United Nations Model Double Taxation
Convention Between Developed and Developing Countries atau dikenal dengan nama Model
UN.
Model UN memiliki tujuan tax treaty yang lebih luas, yaitu meningkatkan investasi asing,
serta sebagai alat untuk pertumbuhan ekonomi dan sosial dari negara-negara berkembang.
Berdasarkan tujuan ini, Model UN menginginkan hak pemajakan lebih banyak di negara
berpenghasilan sehingga pada perumusan pasal-pasal, definisinya lebih luas ketimbang
model OECD.
Kedua model ini menjadi acuan yang digunakan oleh negara-negara yang akan melakukan
perjanjian. Indonesia sendiri membentuk dan mengembangkan modelnya sendiri yang
dikenal dengan nama Model Indonesia. Model ini merupakan penggabungan dan
pengembangan dari dua model utama.
Kedua, BEPS 6 tentang penyalahgunaan tax treaty, artinya jangan sampai tax treaty
digunakan untuk penghindaran pajak. “Ini cukup valid sebab alat uji yang digunakan
untuk mencegah penyalahgunaan ini melalui adopsi principle purpose test (PPT),”
Ketiga, BEPS 7 tentang penghindaran status badan usaha tetap (BUT). Darussalam
menilai poin ini akan terikat untuk memajaki ekonomi digital.
7) Apakah betul tax treaty dibutuhkan untuk mencegah terjadinya pajak berganda?
Pada umumnya, pajak berganda dapat terjadi apabila terdapat dua atau lebih negara yang
melakukan klaim hak pemajakan atas penghasilan yang sama. Kondisi ini sering ditemukan
apabila satu negara mempunyai hak pemajakan karena sumber penghasilannya berasal dari
negara tersebut (negara sumber), sedangkan negara lainnya mempunyai hak pemajakan
karena penerima penghasilannya merupakan subjek pajak negara tersebut (negara domisili).
Dalam konteks ini pajak berganda dianggap sebagai salah satu hambatan utama dalam
ekonomi global. Oleh karena itu, pencegahan pajak berganda menjadi hal yang penting
untuk dicapai oleh negara-negara dalam rangka memajukan ekonomi global. Tax treaty
selama ini dianggap sebagai cara paling efektif untuk mencegah pajak berganda. Namun,
perlu diperhatikan tax treaty bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan tersebut. Di
banyak negara, pencegahan pajak berganda juga sudah dapat dicapai dengan ketentuan
domestik sepihak (unilateral measures).
8) Tujuan apa yang hendak dicapai negara-negara dalam mengadakan tax treaty dengan
mempertimbangkan biaya tinggi terkait dengan pengadaan tax treaty, di luar dampak
politis berupa pengakuan kedaulatan sebuah negara?
tujuan untuk mencegah pajak berganda hanya merupakan suatu mitos. Tujuan lain tax
treaty setidaknya mencakup: (i) pembagian hak pemajakan antarnegara yang adil, (ii)
mencegah terjadinya pengelakan dan penghindaran pajak, atau (iii) menarik investasi asing.
Dari perspektif negara berkembang, tujuan pembagian hak pemajakan yang adil patut
dikritisi. Ini dikarenakan standar tax treaty internasional, baik OECD Model maupun United
Nations/UN Model, masih merupakan model tax treaty yang memihak kepada negara
domisili (residence based taxation).
10) Sebutkan Persyaratan WPLN badan ini agar dianggap sebagai beneficial owner ?
Mempunyai kendali untuk menggunakan atau menikmati dana, aset, atau hak yang
mendatangkan penghasilan dari Indonesia
Penghasilan badan yang digunakan untuk memenuhi kewajiban kepada pihak lain
tidak lebih dari 50%. Penghasilan badan yang dimaksud di sini adalah seluruh
penghasilan WPLN dengan nama dan dalam bentuk apapun serta dari sumber
manapun, sesuai dengan laporan keuangan non-konsolidasi WPLN.
Menanggung risiko atas aset, modal, atau kewajiban yang dimiliki dan tidak
mempunyai kewajiban (tertulis maupun tidak tertulis) untuk meneruskan sebagian
atau seluruh penghasilan yang diterima dari Indonesia kepada pihak lain.
11) Apa Perbedaan Bentuk Usaha Tetap dengan perusahaan PMA (penanaman modal asing) ?
Objek Pajak Pasal 5 ayat (1) UU PPh Pasal 4 ayat (1) UU PPh
Pengurang Pasal 5 ayat (2) dan (3) UU Pasal 6 ayat (1), Pasal 9 UU
Penghasilan Bruto PPh PPh
Penghasilan Kena Pasal 16 ayat (3) UU PPh Pasal 16 ayat (1) UU PPh
Pajak
Tarif Pajak Pasal 17 ayat (1) b UU PPh Pasal 17 ayat (1) b UU PPh
Penghasilan Kena Branch Profit yang terutang Tidak ada terminologi
Pajak dikurang PPh PPh Pasal 26 ayat (4) khusus, distribution to
terutang shareholder (dividend) yang
terutang PPh Pasal 23/26
12) Sebutkan Tarif dasar Pasal 26 ini adalah sebesar 20% yang dihitung dari Dasar Pengenaan
Pajak (DPP) ?
jumlah bruto,
perkiraan penghasilan neto, dan
penghasilan setelah dikurangi pajak (earning after tax).
13) Sebutkan Besaran perkiraan penghasilan neto yang diatur dalam KMK- 624/KMK.04/1994
tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan Berupa Premi Asuransi
dan Premi Reasuransi yang Dibayar Kepada Perusahaan Asuransi di Luar Negeri ?
atas premi dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik
secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 50% (lima puluh persen) dari
jumlah premi yang dibayar;
atas premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indonesia
kepada perusahaan asuransi yang berkedudukan di luar negeri baik secara langsung
maupun melalui pialang, sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah premi yang
dibayar;
atas premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi di Indonesia kepada
perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun melalui pialang,
sebesar 5% (lima persen) dari jumlah premi yang dibayar.
14) Sebutkan bentuk pengecualian pengenaan branch profit tax diberikan apabila seluruh
Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari suatu Bentuk Usaha
Tetap ditanamkan kembali di Indonesia ?
penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di
Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri;
penyertaan modal pada perusahaan yang sudah didirikan dan berkedudukan di
Indonesia sebagai pemegang saham;
pembelian aktiva tetap yang digunakan oleh Bentuk Usaha Tetap untuk menjalankan
usaha Bentuk Usaha Tetap atau melakukan kegiatan Bentuk Usaha Tetap di
Indonesia; atau
investasi berupa aktiva tidak berwujud oleh Bentuk Usaha Tetap untuk menjalankan
usaha Bentuk Usaha Tetap atau melakukan kegiatan Bentuk Usaha Tetap di
Indonesia.
2) PT Ayu mencharter pesawat dari Raffi Airlines, sebuah maskapai penerbangan nasional
untuk mengangkut barang. Biaya charter sebesar Rp100.000.000,-
Jawab :
PT Ayu memotong PPh Pasal 15 sebesar 1,8% = 1,8% x Rp100.000.000,- = Rp1.800.000,-
Dipotong pada saat membayar ongkos charter
3) Perusahaan penerbangan luar negeri Fiskal airline (BUT) menyewakan pesawat kecil kepada
PT. Kakak Tua Indonesia dengan nilai sewa Rp300.000.000, - PPh Pasal 15 yang wajib
dipotong oleh PT. Kakak Tua Indonesia adalah
Jawab :
2,64% x Rp300.000.000, - = Rp7.920.000, - (Final)
4) Jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha non charter perusahaan pelayaran luar negeri
Titanic Ship (BUT) adalah sebesar Rp40 Miliyar. PPh Pasal 15 terutang adalah
Jawab :
2,64% x Rp40 Miliyar, - = Rp1.056.000.000, - (Final) Disetor sendiri
5) Perusahaan pelayaran luar negeri Blue Ocean (BUT) menyewakan kapal pesiar kepada Tuan
Tanah Air dengan nilai sewa Rp450 Juta. PPh Pasal 15 yang terutang adalah
Jawab :
2,64% x Rp450 Juta, - = Rp1.1.880.000, - (Final) Disetor sendiri oleh Blue Ocean karena Tuan
Tanah Air adalah WPOP yang tidak ditunjuk menjadi pemotong PPh Pasal 15
6) Kantor Perwakilan Dagang PT Haarum Perfume (Perusahaan minyak wangi Arab Saudi) yang
beralamat di Jl. Sudimara, Tangerang Selatan, melakukan ekspor parfume pada tanggal 15
April 2011 dengan nilai ekspor Rp. 900.000.000, - dan biaya yang dikeluarkan selama proses
ekspor ialah Rp. 100.000.000, - dibayarkan pada tanggal 19 April 2011. Diketahui bahwa
negara Arab Saudi merupakan negara terikat P3B dengan Indonesia yang mencakup lalu
lintas internasional dengan tarif BPT sebesar 20%
Jawab :
PPh pasal 15 : 0,44% x nilai ekspor bruto : 0,44% x Rp. 900.000.000 : Rp. 3.960.000 (bersifat
final)