Anda di halaman 1dari 21

NAMA : Cica Rosita Sari

NIM : 219055

MATAKULIAH : Kmb 3 sistem neurologi

Asuhan Keperawatan Encephalitis

A. Definisi Encephalitis
Ensefalitis adalah infeksi jaringan parenkim otak oleh berbagai acam
mikroorganisme. Pada penyakit encephalitis ini terjadi peradangan jaringan otak yang
dapat mengenai selaput pembungkus otak sampai dengan medulla spinalis.
B. Etiologi
1. Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.
a) Macam-macam Encephalitis virus:
(1) Infeksi virus yang bersifat epidermik :
(a) Golongan enterovirus = Poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO.
(b) Golongan arbovirus = Western equire encephalitis, St. louis encephalitis,
Eastern equire encephalitis, Japanese B. encephalitis, Murray valley
encephalitis.
(2) Infeksi virus yang bersifat sporadik : rabies, herpes simplek, herpes zoster,
limfogranuloma, mumps, limphotic, choriomeningitis dan jenis lain yang
dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
(3) Encephalitis pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella, pasca
vaksinia, pasca mononucleosis, infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti
infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik.
2. Reaksin toxin seperti pada thypoid fever, campak, chicken pox.
3. Keracunan : arsenik, CO.
C. Tanda dan Gejala
Gejala berupa Trias Ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran
menurun. Adapun tanda dan gejala ensefalitis sebagai berikut :
1. Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia.
2. Kesadaran dengan cepat menurun.
3. Muntah
4. Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja (kejang-kejang di
muka).
5. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama sama,
misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya.
D. Patofisiologi
1. Ensefalitis menngenai parenkim otak. Mikroorganisme yang menginfeksi salah
satunya adalah virus.Virus masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas dan
saluran cerna dan menggandakan dirinya diri pada bagian infeksi awal, setelah masuk
ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
a) Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah. Kemudian menyebar
ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
b) Penyebaran melalui saraf – saraf virus yang berkembang biak di permukaan
selaput lender dan menyebar melalui sistem saraf.
2. Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing,
muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .Gejala lain berupa
gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang
disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia,
Paralisis syaraf otak.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Biakan dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk
mendapatkan hasil yang positif. Biakan dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak
(hasil nekropsi), akan didapat gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap
antibiotika. Biakan dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang
positif.
2. Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji
neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh. IgM
dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
3. Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Farmakologi
a) Isolasi : Isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai
tindakan pencegahan.
b) Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak
(1) Mempertahankan hidrasi, monitor balance cairan; jenis dan jumlah cairan
yang diberikan tergantung keadaan anak.
(2) Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk
menghilangkan edema otak.
c) Mempertahankan ventilasi :Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan
(2-3 lt/menit).
d) Mengatasi hipertermia dengan memberikan kompres pada permukaan tubuh yang
mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak,
selangkangan, daerah proksimal betis dan di atas kepala.
2. Penatalaksanaan Farmakologi
a) Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur Obat yang mungkin dianjurkan oleh dokter
:
(1) Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis.
(2) Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis.
(3) Bila encephalitis disebabkan oleh virus, agen antiviral acyclovir secara
signifikan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas encephalitis.
Acyclovir diberikan secara intravena dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan
dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah kekambuhan.
(4) Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara
polifragmasi.
G. Diagnosis Keperawatan yang sering muncul pada Encephalitis.
1) Hipertemi b.d reaksi inflamasi.
2) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3) nyeri akut b.d adanya proses infeksi/inflamasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PERSARAFAN AKIBAT MENINGITIS

A. Definisi
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medulla
spinalis, gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder) seperti
pneumonia, endokarditis, atau osteomielitis.
B. Etiologi
1) Meningitis Bakteri Disebabkan oleh bakteri dan dapat menularStreptococcus
pneumoniae : Meningitis akibat bakteri ini kerap dikaitkan dengan infeksi bakteri ini
di bagian tubuh lain, seperti pneumonia, sinusitis, atau endokarditis.
(a) Neisseria meningitidis : Bakteri ini menyebar melalui air liur atau lendir saluran
pernapasan. Penyebab meningitis meningokokus
(b) Haemophilus influenza : Haemophilus influenza tipe B atau Hib menyebabkan
meningitis pada anak-anak. Selain meningitis, bakteri ini juga dapat menyebabkan
infeksi pada darah, tenggorokan, kulit, dan sendi.
2) Meningitis Virus

Virus yang menyebabkan meningitis meliputi virus kelompok enterovirus, virus


herpes simplex, virus HIV, virus West Nile, atau virus mumps. Masing-masing jenis
virus memiliki pola penyebaran dan penularan yang berbeda-beda. Kondisi ini
umumnya menimbulkan gejala yang tergolong ringan dan dapat pulih dengan
sendirinya.

3) Meningitis jamur
Virus yang menyebabkan meningitis meliputi virus kelompok enterovirus, virus
herpes simplex, virus HIV, virus West Nile, atau virus mumps. Masing-masing jenis
virus memiliki pola penyebaran dan penularan yang berbeda-beda. Kondisi ini
umumnya menimbulkan gejala yang tergolong ringan dan dapat pulih dengan
sendirinya.
C. Factor pemicu meningitis
a. Usia
Umumnya, meningitis virus muncul pada anak-anak yang berusia di bawah 5
tahun, dan meningitis bakteri muncul pada orang di bawah 20 tahun.
b. Kehamilan
Kehamilan meningkatkan potensi meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria.
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa keguguran.
c. Lingkungan
Tinggal dalam lingkungan yang ramai, seperti siswa yang tinggal di asrama, bisa
meningkatkan risiko meningitis.
d. Melewati jadwal vaksinasi
Risiko akan meningkat apabila pasien melewati jadwal vaksinasi yang telah
dianjurkan dokter.
D. Manifestasi Klinik
1. Kejang
2. Kelumpuhan ekstremitas (paresis atau paralisis)
3. Gangguan frekwensi dan irama pernafasan (cepat dengan irama kadang dangkal
dan kadang dalam)
4. Petekie atau ruam perdarahan.

5. Munculnya tanda-tanda rangsangan meningeal seperti : kaku kuduk, regiditas


umum, refleksi Kernig dan Brudzinky positif.
E. Patofisiologi
Mikroorganisme mencapai meningen melalui satu dari dua cara utama: melalui
aliran darah atau melalui kontak langsung antara meningen dengan rongga hidung atau
kulit. Protein di dalam bakteri dianggap sebagai benda asing dan dapat menimbulkan
respon peradangan. Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel-sel
sebagai respon peradangan. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk
di ruang subaraknoid. Penumpukan eksudat didalam cairan serebrospinal akan
menyebabkan cairan menjadi kental sehingga dapat menggangu aliran serebrospinal di
sekitar otak dan medulla spinalis. Sebagian akan menganggu absorbsi akibat granulasi
arakhnoid dan dapat menimbulkan hidrosefalus. Penambahan eksudat di dalam ruang
subaraknoid dapat menimbulkan peradangan lebih lanjut dan peningkatan tekanan
intrakranial. Eksudat akan mengendap di otak dan saraf-saraf kranial dan spinal. Sel-sel
meningeal akan menjadi edema, membran sel tidak dapat mengatur aliran cairan yang
menuju atau keluar dari sel.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Cairan Cerebrospinalis
2. Melalui lumbal fungsi
3. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
5. Elektrolit serum, meningkat jika ada dehidrasi: Na+ naik dan K + turun
6. MRI, CT-scan/ angiorafi 7. tes PCR
G. KOMPLIKASI
(a) Meningitis Virus
Pada kondisi tertentu, meningitis virus dapat pulih dengan sendirinya. Namun,
jika kondisi meningitis yang disebabkan oleh virus tergolong parah, diberi obat
golongan antiviral, seperti acyclovir.
(b) Meningitis Bakterialis pemberian antibiotik atau kortikosteroid. Beberapa antibiotik
yang umum digunakan untuk mengobati meningitis adalah golongan sefalosporin,
seperti cefotaxim dan ceftriaxone. Selain untuk mengobati meningitis yang
disebabkan bakteri, penggunaan antibiotik juga menurunkan potensi terjadinya
komplikasi, seperti kejang atau pembengkakan pada otak.
(c) Meningitis Jamur Diatasi dengan obat antijamur, seperti amphotericin B atau
fluconazole
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hambatan aliran darah
ke otak.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
pada saluran nafas.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja otot
pernafasan
4. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fisiologis.
5. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA EPILEPSI

A. Pengertian
Epilepsi adalah suatu manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbgai etiologi.Epilepsi
merupakan suatu gangguan persarafan sentral,dimana aktivitas dari otak menjadi
abnormal. Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi yaitu :
1. kejang fokal (parsial) Terjadi karena adanya lesi pada satu bagian dari cerebral
cortex, di mana pada kelainan ini dapat disertai kehilangan kesadaran parsial.
2. kejang umum Lesi mencakup area yang luas dari cerebral cortex dan biasanya
mengenai kedua hemisfer cerebri.
B. Epidemiologi
- Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa insidensi epilepsi pada anak laki – laki
lebih tinggi daripada anak perempuan.
- Epilepsi paling sering terjadi pada anak dan orang lebih tua (di atas 65 tahun). Pada
65 % pasien, epilepsi dimulai pada masa kanak-kanak. Puncak insidensi epilepsi
terdapat pada kelompok usia 0-1 tahun, kemudian menurun pada masa kanak-kanak,
dan relatif stabil sampai usia 65 tahun.
C. Etiologi
EIdiopati : penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik
Kriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui, termasuk disini
sindrom west, sindrom lennox-gastaut dan epilepsi mioklonik .
Simptomatik : disebabkan oleh kelainan / lesi pada susunan saraf pusat misalnya trauma
kepala, infeksi susunan saraf pusat (SSP)
D. Mnaifestasi klinis Pada epilepsi
Pada epilepsy simptomatik berarti etiologi jelas. Secara klinis biasanya ditandai dengan :
- Terjadi pertama kali usia kurang dari 3 tahun, atau setelah umur 18 tahun.
- Kejang parsial.
- Didapatkan aura
- Terdapat gejala todd paralis yaitu pasien mengalami hemiparese setelah serangan
epilepsi akan tetapi beberapa menit kemudian normal kembali.
- Ada kejang fokal sekunder general yang ditandai awal serangan sadar dan lanjut
pasien tidak sadar. Bila kejang terjadi ketika bangun tidur atau akan tidur.Bila kejang
kepala tidak ditengah-tengah, tetapi menoleh kesalah satu sisi, berarti ada kelainan
fokal (dengan fokus berlawanan dengan arah kepala).
E. Focal Motor Onset Seizure
1. Kejang klonik fokal : gerakan ini melibatkan sentakan ritmis yang berkelanjutan,
melibatkan tungkai distal, satu tungkai, atau satu sisi tubuh.
2. Kejang tonik fokal: peningkatan tonus otot, biasanya berlangsung selama beberapa
detik hingga menit.
3. Kejang mioklonik fokal : satu atau sekelompok pendek kontraksi otot singkat
(sentakan), setiap sentakan biasanya berdurasi milidetik.
4. Kejang atonik fokal : kehilangan atau penurunan tonus otot secara tiba-tiba tanpa
aktivitas mioklonik atau tonik sebelumnya, biasanya berlangsung> 500 milidetik
tetapi.
5. Kejang epilepsi fokal : fleksi tiba-tiba, ekstensi atau ekstensi fleksi campuran dari
otot proksimal dan batang, berlangsung 1-2 detik, biasanya terjadi dalam satu
rangkaian.
6. Kejang hiperkinetik fokal : jenis kejang ini melibatkan gerakan ekstremitas proksimal
atau otot aksial, menghasilkan gerakan amplitudo besar yang tidak teratur, seperti
mengayuh, menyodorkan panggul, melompat, meronta-ronta, dan / atau mengayun.
7. Automatism Seizure : Keadaan lebih atau kurang terkoordinasi, tanpa tujuan, serta
aktivitas motor yang berulang. Orofasial: mengerutkan bibir, mengunyah, menelan,
mengklik, berkedip
F. Focal Non-Motor Onset Seizure
1. Kejang fokal kognitif : Dapat diidentifikasi saat pasien melaporkan atau menunjukkan
adanya defisit dalam berbahasa, berpikir atau terkait fungsi kortikal yang lebih tinggi
selama kejang dan saat gejala ini terjadi lebih menonjol daripada manifestasi kejang
lainnya.
2. Kejang fokal emosional : Hadir dengan perubahan emosi, termasuk ketakutan,
kecemasan, agitasi, kemarahan, paranoia, kesenangan, sukacita, tertawa (gelastis),
atau menangis (dacrystic).
3. Kejang sensoris : Dapat menghasilkan sensasi somatosensori, penciuman, visual,
pendengaran, gustatory, rasa panas-dingin, atau sensasi vestibular
4. Behavior arrest : Ditandai dengan penurunan amplitudo dan / atau tingkat atau
penangkapan aktivitas motorik yang sedang berlangsung selama kejang.
5. Kejang otonom fokal : ditandai dengan perubahan sistem yang dikendalikan oleh
sistem saraf otonom saat onset kejang. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa tanda klinis
obyektif dari kejang yang terlihat jelas oleh pengamat.

NEUROTRANSMITTER

A. Pengertian
Neurotransmitter adalah senyawa kimiawi dalam tubuh yang bertugas untuk
menyampaikan pesan antara satu sel saraf (neuron) ke sel saraf target. Sel-sel target ini
dapat berada di otot, berbagai kelenjar, dan bagian lain dalam tubuh.
B. Mekanisme eksitasi
Glutamat yang dilepaskan dari terminal presinaps akan berikatan dengan reseptor
glutamat yang disebut reseptor inotropik glutamat (iGluRs) yang memiliki beberapa sub
tipe yaitu NMDA (N-methyl-Daspartate) dan non-NMDA (kainate dan amino-3-
hydroxy- 5-methyl-isoxasole propionic acid atau AMPA). Ikatan glutamat dengan
reseptor NMDA akan menghasilkan neurotransmisi eksitasi tipe cepat dan dapat
menginduksi kejang
C. Mekanisme Inhibisi
Hilangnya GABA-mediated inhibitory synaptic transmission pada hipokampus
merupakan faktor utama kejadian status epileptikus yang menyebabkan penurunan daya
hantar membran terhadap ion Cl sehingga terjadi peningkatan masuknya ion Ca2+ dan
Na+ ke intraseluler sehingga terjadi depolarisasi atau dapat memicu keluarnya
neurotransmitter inhibitor masuknya gelombang Ca2+ ke dalam sel akan memicu
timbulnya ledakan lepas muatan listrik berlebihan dan tidak teratur di otak.
D. Pengkajian
Anamnesis (auto dan aloanamnesis), meliputi :
1. Pola / bentuk serangan
2. lama serangan
3. Gejala sebelum, selama, dan sesudah serangan
4. Frekuensi serangan
5. Faktor pencetus
6. Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
7. Usia saat terjadinya serangan pertama
8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan perkembangan
9. Riwayat penyakit, penyebab, dan terapi sebelumnya
10. Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
E. Diagnosa Keperawatan
(a) Ketidakefektifan bersihan jala napas b.d spasme pada jalan napas, obstruksi
trakeobronkial
(b) harga diri rendah situasional b.d perubahan perkembangan
(c) kerusakan memori b.d gangguan neurologis
(d) resiko cedera b.d resiko tigkt kesadaran,kejang
(e) hambatan mobilitas fisik b.d penurunankndali masa otot
NAMA : Cica Rosita Sari

NIM : 219055

DOSEN PENGAMPU : Dian Anggraini,M.kep

Mata kuliah : KMB 3 SISTEM NEUROLOGY

Asuhan iiKeperawatan iiKlien iidengan iiTumor iIntrakranial

Tumor iintrakranial ilesi idesak iruang ijinak imaupun iganas iyang itumbuh idiotak,
imeningen idan itengkorak, iMenyebabkan igangguan ineurologis iprogresif.Gangguan iotak
idisebabkan iadanya ipeningkatan iTIK idan igangguan ifokal. iTumor iotak iadalah ilesi iintra
ikranial iyang imenempati iruang idalam itulang itengkorak. iTumor iotak iadalah isuatu ilesi
iekspansif iyang ibersifat ijinak i(benigna) iataupun iganas i(maligna), imembentuk imassa
idalam iruang itengkorak ikepala i(intra icranial) iatau idi isumsum itulang ibelakang i(medulla
ispinalis).

OTAK

Otak iterbagi imenjadi i3 ibagian iyaitu i:

◦ Otak ibesar i(Cerebrum) i

◦ Otak ikecil i(Cerebellum)

◦ Otak itengah i(Mesencephalon)

- LOBUS iOTAK i iada i4 ibagian iyaitu i:


FRONTAL iLOBE i: iMenyimpan imemori i/ ipusatkepribadian i iLobus ipaling ibesar
Parietal iLobe i i: iHimiparesi i(kleemahan) ihimiparegi i(kelumpuhan)
Temporal i: iproses ipendengaran
Occipital iLobe i: iUntuk iPenglihatan

PELINDUNG iOTAK

Tiga ilapisan iselaput iotak i(meningen).


DURAMETER i: iBersatu idengan itengkorak i(melekat ipada itulang)

ARACHNOID i: iBantalan iuntuk imelindungi iotak idari ibahaya ikerusakan imekanik,


iberisi icairan iserobrospinal i(cairan ilimfa)

PIAMETER i: iPenuh idengan ipembuluh idarah, idi ipermukaan iotak, isuplai ioksigen
idan inutrisi, imengangkut isisa imetabolisme.

ETILOGI

Belum idiketahui isecara ijelas

 Faktor-faktor:
o Herediter
o Sisa-sisa iembrional
o Radiasi
o Virus
o Substansi-substansi iKarsinogenik

KLASIFIKASI

1. Glioma i(oligodedroglioma, iastrositoma)


2. Ependioma i(tumor iganas ibagian idari idinding iventrikel)
3. Tumor imeningeal
4. Tumor ihipofisis i(kromofob, iadenoma ieosinofil, iadenoma ibasofil
5. Neurilemoma( itumor isaraf ipendengaran)
6. Pinealoma

PATOFISIOLOGI

- Tumor iintrakranial i= imassa ibaru i i i i i iTIK


- Gangguan ifokal i(tergantung ilokalisasi itumor)
- Peningkatan iTIK i– imengganggu isirkulasi iotak i= inekrosis idi iotak.
- Penambahan imassa iatupun ioedem iotak i(sirkulasi iyg iterhambat) i iherniasi. i i i i

TANDA iDAN iGEJALA iMENURUT iLOKASI i i i i i i i i i i i i


Tanda igejala ipada iSOL i: iNyeri ikepala idan imuntah iproyektil i(muntah iyang
imenyembur idimana itidak iada irangsangan imual i) i i

- Lobus ifrontalis: iGangguan imental i/ igangguan ikepribadian iringan i: idepresi,


ibingung, itingkah ilaku ianeh, isulit imemberi iargumenatasi/menilai ibenar iatau itidak,
ihemiparesis, iataksia, idan igangguan ibicara.

- Kortek ipresentalis iposterior:Kelemahan/kelumpuhan ipada iotot-otot iwajah, ilidah idan


ijari

- Lobus iparasentralis: iKelemahan ipada iekstremitas ibawah

- Lobus iOksipitalis:Kejang, igangguan ipenglihatan

- Lobus itemporalis:Tinitus, ihalusinasi ipendengaran, iafasia isensorik, ikelumpuhan iotot


iwajah

- Lobus iParietalis: iHilang ifungsi isensorik, ikortikalis, igangguan ilokalisasi isensorik,


igangguan ipenglihatan

- Cerebulum: iPapil ioedema, inyeri ikepala, igangguan imotorik, ihipotonia,


ihiperekstremitas iesndi

TANDA iGEJALA iUMUM

- Nyeri ikepala iberat ipada ipagi ihari, imain ibertambah ibila ibatuk, imembungkuk

- Kejang

- Tanda-tanda ipeningkatan itekanan iintra ikranial i: iPandangan ikabur, imual, imuntah,


ipenurunan ifungsi ipendengaran, iperubahan itanda-tanda ivital, iafasia.

- Perubahan ikepribadian

- Gangguan imemori

- Gangguan ialam iperasaan

TRIAS iKLASIK

- Nyeri ikepala
- Papil ioedema
- Muntah

Papil iedema i: iakan iada idesakan iodema ipada imata. iAkan idilihat isecara imata ihitam iatau
imata ipanda,mata isedikit imembesar ikeluar

ANAMNESIS

1. Biasanya ipada isaat idikaji ikeluhan iutamanya iadalah i:


- Nyeri ikepala ihebat, imuntah-muntah ikejang idan ipenurunan ikesadaran
- Riwayat ipenyakit isekarang i: ikeluhan inyeri ikepala, imual, imuntah, ikejang idan
ipenurunan itingkat ikesadaran iberdasarkan ipendekatan iPQRST
- Riwayat ipenyakit idahulu: inyeri ikepala isebelumnya
- Riwayat ipenyakit ikeluarga: iada ipada igenerasi idulu

2. Pengkajian ipsikososialspiritual i: istatus iemosi, ikognitif idan iperilaku iklien,


imekanisme ikoping idan iadanya iketakutan ikecacatan, irasa icemas idan
iketidakmampuan iuntuk imelakukan iaktifitas isecara ioptimal iserta igangguan icitra
itubuh.

PEMERIKSAAN iFISIK

- B1 i: ipada ikeadaan ilanjut ikarena ikompresi ipada imedulla ioblongata iadanya


ikegagalan isirkulasi.
- B2: iadanya ikegagalan isirkulasi iada iperubahan ipada iHR idan iTD
- B3: ipengkajian itingkat ikesadaran ikualitas itingkat ikesadaran iparameter iterpenting
imelihat ifungsi ipersarafan ibiasanya isetingkat iletargi, istupor idan isemikomatosa
iserta isebagai ievaluasi idalam ipemberian iasuhan ikeperawatan

- Fungsi iserebral: istatus imental iobservasi ipenampilan, itingkah ilaku, inilai igaya
ibicara, iekspresi iwajah idan iaktifitas imotorik i

- Fungsi iintelektual ipenurunan iingatan idan imemori, iadanya ibrain idamage i(sulit
imengenal ipersamaan idan iperbedaan)
- Pada ilobus ifrontal: iperubahan imental i(depresi, ibingung iatau iperiode itingkah
ilaku imenjadi ianeh), ihemiparesis, iataksia idan igangguan ibicara

Pengkajian isaraf ikranial:

NII: igangguan ijika iada ipapiledema

NVI: iadanya iglioblastoma imultiformis

NVIII: ituli ipersepsi ijika ipada ilobus itemporalis

NIX idan iX: ikemampuan imenelan ikurang ibaik, idan ikesulitan imembuka imulut.

- Reflek inormal, iadanya igerakan iinvolunter ijika ipada ilobus ioksipital


- Sistem isensorik: iadanya inyeri ikepala iyang ihebat, idalam, iterus imenerus, itumpul
idan ikadang-kadang ihebat isekali idan ilebih ihebat ijika iada iaktifitas iyang
imenimbulkan ipeningkatan iTIK idan iberkurang isengan ikompres i idan iaspirin
- B4 i: iinkontinensia iurine i(kerusakan ineurologis iluas)
- B5: iadanya ikesulitan imenelan, inafsu imakan imenurun idan imual idan imuntah
ikarena irangsangan imuntah idi imedulaoblongata idan ipeningkatan iTIK idan ibisa
imuntah iproyektil. Dan B6: iadanya ikesulitan iberaktifitas ikarena ikelemahan,
ikehilangan isensori idan igangguan ipada iaktifitas

DIAGNOSA

- Resiko itinggi ipeningkatan itekanan iintrakranial ib.d idesak iruang imassa itumor
iintrakranial

- Pola inafas itidak iefektif ib.d ikompresi ipada ipusat ipernafasan idimedulla ioblongata,
ikelemahan iotot2 ipernafasan idan ikegagalan ifungsi ipernafasan

- Nyeri ikepala ib.d ipergeseran istrktur ipeka inyeri

- Resiko itinggi itrauma ib.d iserangan ikejang idan ipenurunan itingkat ikesadaran i

- Defisit iperawatan idiri ib.d ipenurunan ikesadaran idan ikehilangan ikontrol ikoordinasi
igerakan

- Gangguan inutrisi ikurang idari ikebutuhan ib.d ihipermetabolisme


- Kurang ipengetahuan ib.d ikrisis isituai

- Ansietas ib.d iprognosis ipenyakit iyang itidak ijelas

Note :

Kaji tingkat kesadaran

Rangsangan nyeri bisa dilakukan di dahi atau ujung kuku

Tingkat kesadaran

1. Composmetis : kesadaran penuh


2. Apatis : Acuh tak acuh
3. Delirium : gelisah
4. Somnolen : mengantuk
5. Sopor : mengantuk dalma
6. Semi-coma : penurunan kesdaran
7. Coma : penurunan kesadaran sangat dalma
NAMA : Cica Rosita Sari

NIM : 219055

MATAKULIAH : Kmb 3 sistem neurologi

PEMERIKSAAN iDIAGNOSTIK PADA GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

A. Pengertian
Pemeriksaan diagnostic Adalah pemeriksaab yang dilakukan untuk menentukan
diagnostic penyakit pada oasien disertai tingkat keparahannya.
Pemeriksaan diagnostic merupakan penilaian klinis tentang respon individu
terhadap suatu masalah Kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam
membantu diagnose. Pemeriksaan prosedur diagnostic ini dapat membantu dalam
pengkajian pasien dan penting untuk mengklarifikasi kapan pemeriksaan diagnostic
perlu dilakukan (Effendi dan niluh,2002)
Lumbal pungsi : yaitu memasuka jarum secara aseptic ke subaraknoid antara lumbal III
dan Lumbal IV/L.IV dan L.V
B. Prosedur Tindakan LP
 Posisikan pasien  Dokter melakukan kebersihan tangan
 Tentukan daerah pungsi lumbal dan pasangkan duk lubang di area yang akan
dilakukan pungsi
 Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm
dengan larutan povidone iodine,kemudian dibersihkan dengan alcohol 70 %
 Lakukan anastesi dengan menggunakan lidokain 1 % tunggu 3 sampai 5 menit
 Lakukan pungsi dengan kemiringan ujung jarum spinal sejajar bidang horizontal
dan arah jarum spinal 10-15 derajat ke arah kepala, lakukan secara hati-hati
insersi jarum spinal sampai ke ruang subarachnoid/ keluar cairan otak
 Bila cairan telah keluar segera tamping dalam tempat steril untuk pemeriksaan
sitologi dan Analisa kimia.
 Tutup daerah insersi
 Pasien diminta untuk berbaring dengan kepala tanpa bantal selama 30 menit
C. Tujuan
- Mengukur tekanan cairan serebrospinal
- Mengumpulkan cairan serebrospinal untuk diperiksa dalam rangka menegakan
diagnosis : Infeksi /peradangan ( meningitis), Perdarahan (mis.perdarahan
subarahnoid dan intra serebral)
- Menetapkan adanya bendungan aliran CSF
- Memasukan zat kontras untuk pemeriksaan radiografi

 DSA → DIGITAL SUBSTRACT ANGIOGRAPHY


- Angiography : Tehnik pemeriksaan dengan menyuntikan kontras ke dalam
pembuluh darah ; untuk melihat keadaan anatomi dari pembuluh darah tersebut.
- Untuk melihat secara lebih jelas dan rinci mengenai bentuk anatomi dari
pembuluh darah ekstra dan intrakranial beserta anastomosis dan kolateralnya,
sehingga dapat mendeteksi ketidaknormalan yang ada
 Angiografi Tindakan medis untuk melihat sistem ventrikel diotak dan medula
spinalis, dengan menggunkan zat kontras radiopaqe-iodine yang disuntukan
langsung menuju arteri karotis atau arteri vertebra atau secara tidak langsung
melalui arteri brakhial, subklavia atau femoral.
 Tujuan : Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosa :
- Malformasi vaskuler serebral/vertebra, seperti anomali konginetal atau akibat
dari pembentukan tumor.
- Pergeseran pembuluh darah akibat herniasis atau edema pada parenkim
sistem saraf atau SOL, seperti abses,tumor,hematoma
- Sumbatan,stenosis atau aneurisma PD pada sistem saraf pusat
 CT Scan adalah alat bantu pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi
banyak hal. Menilai kondisi pembuluh darah pada pasien Penyakit Jantung
Koroner, emboli paru, pembesaran pembuluh darah aorta, dan kelainan pembuluh
darah lainnya.
 MRI adalah pemeriksaan dengan teknik pengambilan gambar detail organ dari
berbagai sudut yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio.  MRI
aman digunakan untuk ibu hamil dan anak. Metode ini dapat menghasilkan gambar
organ yang lebih jelas, termasuk untuk pemeriksaan tumor.
 Keunggulan MRI di antaranya adalah detail gambar yang tinggi untuk pencitraan
jaringan lunak (otak), tidak menimbulkan risiko dampak radiasi, serta gambar yang
dihasilkan mempermudah informasi diagnostik.
FOTO POLOS KEPALA (SCHEDEL)
 Foto polos Pemeriksaan radiografi yang dilakukan pada klien dengan gangguan neurologi
meliputi: Tujuan Pemeriksaan rontgen tengkorak kepala digunakan untuk mendiagnosa :
- Fraktur tengkorak kepala
- SOL yang menyebabkan pergeseran kelenjar pineal
- Kalsium yang menutupi tumor otak
- Ketidak normalan vaskularisasi
- Pengikisan tulang tengkorak atau sella tursika yang disebabkan oleh tekanan SOL.
 Rontgen spinal Rongent spinal diambil pada klien yg memperlihatkan adanya trauma
vetebra, keluhan nyeri punggung/pinggang belakang atau adanya defisit motorik dan
sensorik pada ekstemitas
 EEG (electroencephalography)
Adalah grafik aktivitas listrik (gelombang otak) di daerah bilateral kortikal dari otak.
Disini partisipasi klien sangat diperlukan agar mendapatkan hasil yang akurat. Tujuan
EEG dilakukan :
- Mendiagnosa epilepsy
- Membedakan organ yang fungsional dan disfungsional.
- Mengidentifikasi lokasi infark vaskuler atau SOL (tumor,hematoma,abses)
- Mendiagnosa retardasi mental atau overdosis.
- Menetapkan kematian otak.

APA YANG TERJADI SAAT TES EEG? Otak kita secara teratur memproduksi
sinyal-sinyal listrik. Selama EEG, elektroda (lempengan logam kecil) yang dipasang di
kulit kepala akan menangkap sinyal-sinyal listrik dari otak dan mesin EEG akan
merekamnya. Elektroda ini hanya menangkap sinyal listrik, tidak akan memberikan
pengaruh apa pun pada otak dan tidak menimbulkan rasa sakit.
 EMG  Elektromiografi (EMG)
adalah teknik untuk memeriksa dan merekam aktivitas sinyal otot. dilakukan dengan
instrumen bernama elektromiograf, untuk menghasilkan rekaman bernama
elektromiogram. Elektromiograf mendetekasi potensi listrik yang dihasilkan oleh sel otot
ketika otot ini aktif dan ketika sedang beristirahat.

Anda mungkin juga menyukai