Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN SEDASI

No.Dokumen : 150/SOP -PKM CSK/VII/2017

No.Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 06 Oktober 2017

Halaman : 1/5

Puskesmas dr. Lidia Arita


Cisauk NIP.197312232005012005
Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara
lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
Pemberian anastesi lokal dapat dengan tekhnik:
 Anestesi topikal adalah pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas
selaput mukosa seperti mata, hidung, faring, dan gigi.
 Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka atau insisi, cara infiltrasi yang sering digunakan adalah
blockade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subkutan

1. Pengertian  Anetesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau
pleksus saraf.
Obat anestesi loka latau regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal. Anestesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau
merusak jaringan secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa
kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa
mengalami perubahan dan efeknya reversible.
Contoh obat anestesi lokal:
Lidokain adalah anestesi lokal kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan. Efek
anestesi lebih kuat dan cepat
1. Mencegah kematian, kecacatan ataupun komplikasi
2. Tujuan 2. Merujuk pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 824/ III.7.089 -PKM CSK-2017 tentang Pemberian
Anestesi Lokal dan Sedasi di Puskesmas Cisauk
1. UU Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
2. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Referensi 4. The American Society of Anesthesiologists
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Men.Kes/ SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas

5. Prosedur/ 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,


langkah-
2. Petugas mempersiapkan sarana pelindung diri, yaitu masker dan sarung tangan
langkah

1/5
A. Anestesi Infiltrasi
1. Petugas mengambil gulungan kapas yang telah diberi anestetikum topikal berupa
semprotan chlor ethyl,
2. Petugas menempelkan gulungan kapas pada gusi di lokasi gigi yang akan dicabut
B. Anestesi Topikal
1. Petugas memasukkan jarum dengan sudut 45° pada Muccobucal fold atau 1 – 1 ½
cm dari leher gigi bevel jarum menghadap tulang sampai menyentuh tulang,
2. Petugas menarik jarum 1 – 2 mm, kemudian mensejajarkan jarum, sampai
menyentuh tulang dekat region periapikal gigi yang bersangkutan,
3. Petugas mengaspirasi dan mengeluarkan anestetikum 1 – 2 cc perlahan-lahan,
4. Petugas menarik jarum keluar jaringan,
5. Untuk menganestesi daerah palatinal, petugas menginsersikan jarum pada mukosa
palatinal ± ⅓ dari jarak pinggiran gusi gigi yang akan dicabut,
6. Petugas mengeluarkan anestetikum 0,5 cc perlahan-lahan,
7. Petugas mengeluarkan jarum
C. Anestesi Blok Mandibula
3. Petugas menjajarkan bidang oklusal rahang bawah dengan lantai,
4. Petugas meletakkan telunjuk pada permukaan oklusal gigi molar supaya menyentuh
sudut oklusal,
5. Dengan kuku menghadap lidah, petugas melakukan palpasi untuk menemukan
trigonum retromolar, kemudian kuku menyandar pada linea oblique interna,
6. Petugas menusukkan jarum dekat ujung jari, tabung suntik terletak antara P1 dan P2
pada sisi yang berlawanan,
7. Bila sudah menyentuh tulang, petugas menarik jarum sedikit, mensejajarkan tabung
dengan bidang oklusal sisi yang dianastesi,
8. Petugas mengaspirasi dan mengeluarkan anestetikum 0.5 cc,
9. Petugas mengembalikan tabung suntik ke posisi semula, antara gigi C dan P1,
10. Petugas mengarahkan kebidang oklusal mencapai foramen mandibula sampai
menyentuh tulang,
11. Petugas mengaspirasi lalu mengeluarkan anestetikum 1 cc,
12. Untuk bagian bukal, petugas melakukan anestesi infiltrasi sebanyak 0,5 cc,
Petugas mengeluarkan jarum
6. Bagan Alir -
1. Formulir Informed Consent
2. Cairan Lidocain 2 %
7. Hal-hal yang 3. Spuit 2,5 cc/ 3 cc
perlu 4. Kapas
diperhatikan 5. Sarung tangan steril
6. masker

2/5
8. Unit Terkait BP. gigi, Ruang periksa, PONED

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Inform consent
10. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis Diberlakukan
Perubahan 1 Prosedur/ 1. Petugas mempersiapkan alat dan 06 Oktober 2017
Langkah-
bahan yang akan digunakan,
langkah
2. Petugas mempersiapkan sarana
pelindung diri, yaitu masker dan
sarung tangan
C. Anestesi Infiltrasi
1. Petugas mengambil gulungan kapas
yang telah diberi anestetikum topikal
berupa semprotan chlor ethyl,
2. Petugas menempelkan gulungan kapas
pada gusi di lokasi gigi yang akan
dicabut
3. Anestesi Topikal
1. Petugas memasukkan jarum dengan
sudut 45° pada Muccobucal fold atau
1 – 1 ½ cm dari leher gigi bevel jarum
menghadap tulang sampai menyentuh
tulang,
2. Petugas menarik jarum 1 – 2 mm,
kemudian mensejajarkan jarum,
sampai menyentuh tulang dekat region
periapikal gigi yang bersangkutan,
3. Petugas mengaspirasi dan
mengeluarkan anestetikum 1 – 2 cc
perlahan-lahan,
4. Petugas menarik jarum keluar
jaringan,
5. Untuk menganestesi daerah palatinal,
petugas menginsersikan jarum pada
mukosa palatinal ± ⅓ dari jarak
pinggiran gusi gigi yang akan dicabut,
6. Petugas mengeluarkan anestetikum
0,5 cc perlahan-lahan,
7. Petugas mengeluarkan jarum

3/5
C. Anestesi Blok Mandibula
1. Petugas menjajarkan bidang oklusal
rahang bawah dengan lantai,
2. Petugas meletakkan telunjuk pada
permukaan oklusal gigi molar supaya
menyentuh sudut oklusal,
3. Dengan kuku menghadap lidah,
petugas melakukan palpasi untuk
menemukan trigonum retromolar,
kemudian kuku menyandar pada linea
oblique interna,
4. Petugas menusukkan jarum dekat
ujung jari, tabung suntik terletak
antara P1 dan P2 pada sisi yang
berlawanan,
5. Bila sudah menyentuh tulang, petugas
menarik jarum sedikit, mensejajarkan
tabung dengan bidang oklusal sisi
yang dianastesi,
6. Petugas mengaspirasi dan
mengeluarkan anestetikum 0.5 cc,
7. Petugas mengembalikan tabung suntik
ke posisi semula, antara gigi C dan
P1,
8. Petugas mengarahkan kebidang
oklusal mencapai foramen mandibula
sampai menyentuh tulang,
9. Petugas mengaspirasi lalu
mengeluarkan anestetikum 1 cc,
10. Untuk bagian bukal, petugas
melakukan anestesi infiltrasi sebanyak
0,5 cc,
11. Petugas mengeluarkan jarum

4/5

Anda mungkin juga menyukai