Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PEMBORAN
PROYEK PENYELIDIKAN TANAH DI
JAWA TIMUR

I. LINGKUP PEKERJAAN

No. Pekerjaan

1. Overwater Platform
2. Pemboran Inti (coring)
3. Pengamatan Ground Water Level
4. Uji Penetrasi Standar (SPT)
5. Kotak inti Pemboran ( 5 m perkotak kalau 54 mm  core )
6. Undisturbed Sampling ( Shelby Tube )
7. Stand Pipe / Piezometer
8. Uji permeabilitas
9. Pocket Penetrometer

Instruksi pekerjaan akan diberikan secara tertulis kepada


subkontraktor dari “..........” sebelum pekerjaan untuk setiap bor
akan dimulai.

Volume pekerjaan yang dijelaskan di atas dapat berubah sesuai


dengan permintaan pemberi tugas kepada PT. “..........” di
lapangan.

Apabila subkontraktor sudah menyelesaikan pekerjaan sampai


kedalaman terakhir sesuai dengan intruksi yang diberikan
sedangkan supervisor “..........” belum ada di tempat, maka bor
master dari Petrosol harus melapor ke “..........” untuk dapat
instruksi selanjutnya sebelum membongkar dan/atau memindahkan
alat bor.

1. OVERWATER PLATFORM

Kontraktor harus dapat menyediakan dan membangun platform di


beberapa lokasi pemboran yang berada di atas permukaan air.
Penyediaan material platform berupa pipa dan/atau material
lainnya lainnya menjadi tanggung jawab kontraktor dan mendapat
persetujuan dari supervisor “..........”.

Kekuatan dari platform untuk landasan kerja pemboran menjadi


tanggung jawab kontraktor. Platform di beberapa lokasi akan
dijadikan landasan pekerjaan sondir yang pekerjaan sondirnya
akan dikerjakan oleh “..........” sendiri.

2. PEMBORAN INTI (CORING)

a. Diameter inti minimal 65 mm ( NX ) dengan core recovery


hasil pemboran tidak kurang dari 95 % dalam kondisi tidak
terganggu / baik.
b. Muka air tanah harus dicatat 2 kali sehari, pagi dan sore saat
pemboran berlangsung dan atau saat pertama muka air
tanah ditemukan dan terjadi perubahan muka air tanah
selama pemboran berlangsung.

c. Inti pemboran yang didapat harus disimpan di dalam kotak


terbuat dari papan, masing - masing kotak berisi 5 meter inti
batuan ( lihat lampiran ). Kotak Inti Pemboran harus
dilengkapi dengan engsel dan pengunci.
d. Setiap hari kegiatan pemboran dan insitu testing harus di
catat di lapangan dan dilaporkan kepada PT. “..........” di
dalam bentuk Driller’s Record ( lihat lampiran ).

Laporan tersebut minimal terdiri dari :

 tanggal
 lokasi dan nomor lubang bor
 muka air tanah
 waktu mulai dan akhir tiap “ run ” pemboran
 kedalaman mulai dan akhir tiap “ run ” pemboran
 kondisi air pembilas ( warna, water loss dan lain - lain )
 deskripsi singkat jenis bahan inti pemboran
 jenis dan merek mesin bor
 diameter bit
 kedalaman casing
 nama master bor
 serta lampiran tersendiri untuk test khusus seperti
permeability testing.

e. Bila terdapat air tanah mengalir ke permukaan melalui


lubang bor harus segera dilaporkan kepada PT. “..........” dan
dicatat kedalaman ditemukannya kondisi tersebut, debit dan
tekanan serta hal lain sesuai instruksi PT. “..........” di
lapangan.

3. PENGAMATAN GWL (Muka Air Tanah)

Pengamatan muka air tanah dilakukan pada beberapa tahap :


 Selama pemboran ( water strike, setelah penambahan casing, pagi-
sebelum pemboran, sore-setelah pemboran)
 Setelah Pemboran (24 jam setelah pemboran, beberapa hari
setelah pemasangan standpipe)

Laporan tersebut minimal terdiri dari :

 Hari, tanggal, jam pengamatan


 lokasi dan nomor lubang bor
 muka air tanah
 waktu mulai dan akhir tiap “ run ” pemboran
 kedalaman mulai dan akhir tiap “ run ” pemboran
 kondisi air pembilas ( warna, water loss dan lain - lain )

4. UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

a. Test dilakukan setiap interval yang akan ditentukan


kemudian di lapangan pada lapisan tanah atau batuan lapuk
atau sesuai instruksi PT. “..........” di lapangan.
b. Sebelum melakukan test, dasar lubang bor harus
dibersihkan dari segala kotoran.
c. Pencatatan jumlah pukulan dilakukan tiap perubahan
kedalaman 75 mm x 6 ( 2 x 75 mm adalah “ seating drive ” ).
Test dihentikan setelah 450 mm kedalaman atau jumlah
pukulan mencapai 50 pada 150 mm pertama
( seating drive ) atau 300 mm yang terakhir atau sesuai
instruksi PT. “..........” di lapangan.

d. Lubang bor harus selalu diisi dengan air hingga penuh pada
saat bor dan uji penetrasi dilakukan terutama di bawah
permukaan air tanah untuk menghindari proses pelunakan.

e. Catatan lapangan dan laporan harian harus terdiri dari :

 kedalaman test
 jumlah pukulan tiap 75 mm penetrasi
 N - value, atau jumlah pukulan tiap 300 mm penetrasi
yang terakhir sesudah 150 mm seating drive

6. UNDISTURBED SAMPLING ( SHELBY TUBE )


a. Pengambilan contoh tanah dengan shelby tube
(diameterdalam minimal 73 mm) dilakukan tiap interval
kedalaman yang akan ditentukan kemudian atau tiap
perubahan kondisi geologi sesuai instruksi PT. “..........” di
lapangan.

b. Sebelum melakukan pengambilan contoh, dasar lubang bor


harus dibersihkan dari segala kotoran.

c. Kedua sisi terbuka tabung shelby harus segera di tutup


dengan lilin setelah contoh didapat setebal minimal 1 cm.

d. Transport tabung berisi contoh harus terhindar dari getaran


yang dapat membuat rusaknya ( terganggunya ) contoh
tersebut.

7. STAND PIPE / PIEZOMETER

Kontraktor harus memasang dan menyediakan bahan stand pipe


piezometer pada lubang bor yang akan di tentukan oleh PT.
“..........” di lapangan. Stand pipe / piezometer terbuat dari pipa PVC
dengan ketebalan minimum 3 mm dan diameter 2 inchi. Pipa
tersebut dipasang setelah dibuat lubang lubang kecil disepanjang
pipa tersebut, hingga kedalaman sesuai instruksi PT. “..........” di
lapangan ( lihat lampiran ).

8. UJI PERMEABILITAS

a. Uji permeabilitas dilakukan pada lubang hasil pemboran


memakai metoda Rising / Falling Head atau Constant head
tergantung instruksi dari PT. “..........” pada tanah.
b. Test dilakukan sesuai instruksi PT. “..........” di lapangan.
c. Sebelum test dilaksanakan lubang pemboran harus
dibersihkan dari segala kotoran.
d. Test dilakukan menggunakan casing yang dipasang hingga
dasar lubang atau sesuai instruksi PT. “..........” di lapangan.
e. Diameter casing harus lebih besar dari diameter lubang bor
agar tidak ada air yang mengalir melalui rongga antara
casing dan dinding lubang bor.
f. Kedalaman muka air tanah harus dicatat dengan teliti.
g. Rising / Falling Head :
 Koefisien permeabilitas di dapatkan dari naik atau turunnya
muka air dalam waktu tertentu.
 Untuk falling head air dimasukkan ke dalam casing sampai
ketinggian tertentu, kemudian dicatat penurunannya.
Penurunan diharapkan dapat dicatat hingga muka air tanah
normal.
 Untuk Rising Head dibutuhkan pemompaan agar muka air
tanah turun sampai kedalaman tertentu, kemudian
pencatatan naiknya muka air dilakukan hingga permukaan
muka air tanah kembali ke posisi normal ( semula ).

9. POCKET PENETROMETER

Uji kekuatan tanah dengan Pocket Penetrometer dilaksanakan


pada tanah yang kohesif pada core dan /atau shelby tube. Interval
pengambilan akan diputuskan lebih lanjut di lapangan oleh “..........”.

II. PERALATAN

Peralatan yang disediakan oleh kontraktor sekurang - kurangnya


harus seperti berikut :

a. Overwater platform construction material.


b. Mesin bor jenis rotari - hidrolik, kapasitas minimum 100 m
dengan bit berdiameter 65 mm ( NX ) atau lebih.
c. Core barrel, dengan diameter dalam sekurang - kurangnya
65 mm ( NX ) terdiri dari single, double dan tripple tube core
barrel.
d. Drilling bit terdiri dari metal dan diamond dengan diameter
minimal yang sesuai.
e. Casing cukup untuk 50 m per rig.
f. Standpipe material
g. Raymond sampler digunakan untuk SPT di tanah ( soil )
dengan diameter luar 51 mm, diameter dalam 35 mm dan
panjang 810 mm, untuk batuan lapuk, untuk gravel
digunakan solid cone.
h. Drive hammer untuk SPT, berat 63.5 kg.
i. Penetrometer pocket

III. KESELAMATAN KERJA

a. Kontraktor harus melengkapi setiap pekerjanya dengan “


Safety Shoes ” , sarung tangan dan “ helmet ” serta
peralatan keselamatan kerja lainnya yang disyaratkan.

b. Kontraktor harus mengikuti peraturan keselamatan kerja


yang berlaku pada proyek yang bersangkutan yang akan
diinstruktikan kepada subcontractor oleh “..........” di
lapangan.
COST QUOTATION
DRILLING SERVICES

           

ESTIMATE UNIT PRICE TOTAL PRICE ( Rp.


No. DESCRIPTION - 1 UNIT
VOLUME ( Rp. ) )

       

I. PRELIMINARIES        
1. Land compensation for temporary drilling
location, access road during mob. , demob Location      
and moving.
2. Permit from authorities to be provided by client
  Sub-total        
           
II. MOBILISATION AND DEMOBILISATION        
1. rig-trip
     
Drill rigs and accessories ( 2 rigs ) return
2. Personnel including Site Manager, return-trip      
Geologist, Drillers, etc.
  Sub-total        
           
III. DRILLING AND INSITU TESTING        
1. Setting up, dismantling and moving from
drilling location to other drilling location point 28    
2. Continuous coring (89 mm diameter of
m 1200    
holes)
3. Standard Penetration Test at 2 m intervals No. 48    
4. Undisturbed sample at 2 m interval No. 48    
5. Installation of standpipe, 2 inch. Diameter, No. 4    
PVC pipe upto 30 m
6. Constant / falling head borehole permeability
No. 12    
test
7. Core boxes for 5 m length of core box 240    
8 Pocket penetrometer No. 44    
9 Standard Time due to client instruction for day Optional    
one unit rig and personnel
           
  Sub-total        
TOTAL  

Anda mungkin juga menyukai