Bab Ii Tinjauan Pustaka: Software Dimensioning Jaringan Dan GENEX U-Net Sebagai Software
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Software Dimensioning Jaringan Dan GENEX U-Net Sebagai Software
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
Melakukan Unicom
Analisis dengan direkomenda
GENEX Assistant sikan dengan
Selanjutnya menambah
Melakukan Proses new site dan
Optimalisasi penyesuaian
antena.
3. Tony Thomas Determinasi Metode Path loss
Path Loss Pengukuran drive yang diukur
Menggunakan test Menggunakan kurang dari
Model Hatta GENEX Probe, path loss
dan Pengaruh Melakukan yang
Path Loss Analisis dengan diperkirakan.
pada OFDM GENEX Assistant Efek dari
serta MapInfo dan path loss
perhitungan Path dipertimbang
Loss serta Model kan dalam
Propagasi hasil simulasi
Okumura Hatta ini dan model
Okumura
Hatta
mengalami
path loss
yang cukup
signifikan.
sistem seluler dimodelkan dalam bentuk hexagonal dimana tiap sel nya memiliki
satu frekuensi, yang mana frekuensi antar sel tidak boleh berdekatan agar tidak
terjadi overlapping. (Pramulia, 2015)
wilayah bersinyal rendah yang mana penempatan femto cell ini dipasang
di dalam ruangan dengan ukuran yang kecil sehingga tetap bisa
memberikan pelayanan seluler terhadap pelanggan yang berada di dalam
ruangan. Fungsi femto cell dapat meningkatkan konektivitas, availabilitas,
mobilitas dan juga performansi layanan. Selain itu adanya femto sel ini
bertujuan untuk meningkatkan coverage dan kapasitas di dalam ruangan
dikarenakan sinyal dari BTS outdoor ke indoor tidak maksimal.
(Pramulia, 2015)
Gambar 2.3 Makrosel, Mikrosel, Pico Sel dan Femto Sel (Pramulia, 2015)
…………………………………………………………………………………….. (2.1)
13
Dimana :
Berdasarkan Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa 3GPP Release 99/4 atau
yang biasa disebut dengan WCDMA merupakan awal dari adanya LTE.
Kecepatan downlink hanya 384 kbps, dan kecepatan uplinknya 128 kbps.
Teknologi ini menggunakan CDMA (+Diversity). Kemudian berkembang
menjadi 3GPP Release 5/6 yang biasa disebut HSDPA/HSUPA. Perkembangan
terus terjadi hingga 3GPP Release 8, ini yang disebut dengan LTE. Untuk data
kecepatan downlink, kecepatan uplink dan teknologi yang digunakan dapat dilihat
pada Gambar 2.5.
14
dynamic schedulling dari UE. Layanan penting lainnya dari eNodeB adalah
header compression dan enkripsi dari aliran data pengguna.
2.2.4.1 E-UTRAN
Jaringan Evolved UMTS Terrestrial Radio Access Network (EUTRAN)
melakukan pemrosesan paket IP dikelola pada core EPC, memungkinkan waktu
respons yang lebih cepat untuk penjadwalan dan transmisi ulang dan juga
meningkatkan latency dan throughput. RNC (Radio Network Controller) telah
sepenuhnya dihapus dan sebagian besar dari fungsionalitas RNC pindah ke
eNodeB yang terhubung langsung ke evolved packet core. E-UTRAN memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut,
a. Inter-cell Radio Resource Management (RRM)
b. Resource Block Control
c. Connection Mobility Control
d. Radio Admission Control
e. eNB Measurement Configuration and Provisioning
f. Dynamic resource allocation (schedulling)
18
Sebuah EPS yang diilustrasikan dalam gambar 2.9 terdiri dari UTRAN
yang berevolusi, EPC dan blok IMS. Entitas utama yang bekerja dalam arsitektur
jaringan LTE terletak pada jaringan akses radio dan berkembang dalam sebuah
evolusi jaringan inti. Dalam E-UTRAN, Node-B yang berevolusi menjadi eNodeB
digunakan untuk memudahkan hubungan akses radio antara UE dan EPC, dan
antarmuka S1 digunakan oleh eNode-B agar dapat terhubung dengan EPC. Tidak
seperti sistem 3G, LTE terdiri dari suatu elemen jaringan tunggal dalam jaringan
akses radio. Sedangkan jaringan inti (EPC) terdiri dari elemen jaringan logic yang
memfasilitasi UE agar dapat melakukan komunikasi yang baik. Semua entitas
EPC ini saling berhubungan dengan antarmuka yang berbeda.
2.2.4.2 eNode-B
Sebuah eNode-B adalah bagian radio akses dari LTE. Setiap eNode-B
setidaknya terdapat sebuah radio pemancar, penerima, bagian kontrol, dan power
supply. Di samping radio pemancar, dan penerima, eNode-B juga mempunyai
resource management dan fungsi pengontrolan yang pada mulanya terdapat pada
Base Station Controller (BSC) atau Radio Network Controller (RNC). Hal ini
menyebabkan eNode-B mempunyai kapabilitas untuk dapat berkomunikasi satu
sama lain, yang pada akhirnya dapat mengeliminasi adanya Mobile Switching
Center (MSC), BSC/RNC. e-NodeB adalah untuk Radio Resorce Management,
yaitu :
19
Evolved Packet Core pada LTE adalah arsitektur jaringan yang telah
disederhanakan, dirancang untuk seamless integrasi dengan komunikasi berbasis
20
jaringan IP. Tujuan utamanya adalah untuk menangani rangkaian dan panggilan
multimedia melalui konvergensi pada inti IMS. EPC memberikan sebuah jaringan
all-IP yang memungkinkan untuk konektivitas dan peralihan ke lain akses
teknologi, termasuk semua teknologi 3GPP dan 3GPP2 serta WiFi dan fixedline
broadband seperti DSL dan GPON.
Accessbility
ERAB Success Rate (%) 100.00
LTE RRC Setup Success (%) 100.00
Call Setup Success Rate (%) 100.00
LTE attach Success Rate (%) -
Service Request (EPS) Success Rate (%). 100.00
(Sumber : Alfin , 2014)
26
2. Retainability
Bagaimana cara menjaga jaringan pada perfomansi yang bagus. Contoh
pada jaringan 4G LTE yang termasuk dalam kategori Retainability adalah
Service Drop Rate (%).
3. Mobility
Bagaimana pengguna dapat bergerak dengan mudah dari suatu tempat ke
tempat lain tanpa terjadi pemutusan hubungan. Contoh pada jaringan 4G
LTE yang termasuk dalam kategori Mobilty adalah sebagai berikut intra
freq HO Attemp Success Rate (%), Intra Freq HO Success Rate (%) dan
lain – lain.
Mobilty
Intra Freq HO Attemp Success Rate (%)
Intra Freq HO Success Rate (%)
Intra Freq HO Success Rate (%)
TA Update Success Rate (%)
Inter RAT Handover Success Rate (%)
Inter RAT Redirection Success Rate (%)
4. Integrity
Bagaimana trafik besar di dalam jaringan. Contoh pada jaringan 4G LTE
yang termasuk dalam kategori Integrity adalah sebagai berikut, MAC,
Troughput Uplink dan Downlink Average (Kbit/s) dan lain – lain.
Tabel 2.7. Nilai RSRP dan kategorinya untuk parameter analisis drive test
Nilai Keterangan
-70 dBm to – 90 dBm Good
-91 dBm to – 110 dBm Normal
-110 dBm to – 130 dBm Bad
(Sumber : Alfin , 2014)
Table 2.8. SINR dan nilainya untuk parameter analisis drive test
Nominal Keterangan
16 dB s/d 30 dB Good
1 dB s/d 15 dB Normal
-10 dB s/d 0 dB Bad
(Sumber : Alfin , 2014)
Oleh karena itu, hanya reuse distance yang perlu dipastikan dalam
perencanaan scrambling code. Berdasarkan 3GPP, protokol membutuhkan nilai
dari PCI/3 haruslah 0, 1, atau 2 pada masing-masing eNodeB.
7. Throughput
Throughput adalah laju data aktual dari suatu informasi yang ditransfer.
Selain itu, throughput juga dapat diartikan dengan jumlah informasi yang berhasil
dikirim per satuan waktu. Terdapat dua tipe throughput yaitu download dan
upload. (Kusumo, 2015)
DAERAH KOTA
Lu =69,55 + 26,16log fC –13,83log hb – a(hm) + [ 44,9 – 6,55 log hb ] log d ...... (2.2)
Dimana :
150 fC 1500 MHz
30 hb 200 m
1 d 20 km
a(hm) adalah faktor koreksi antenna mobile yang nilainya adalah sebagai berikut :
Dimana, 1 hm 10 m
Dimana:
Lu = Path loss rata-rata (dB)
f = frekuensi (MHz)
hb = tinggi antena Base Station (m)
hm = tinggi antena Mobile Station (m)
d = jarak antara MS dan BS (km)
Dimana:
Lu = path loss rata-rata di daerah urban (dB)
Lsu = path loss rata-rata di daerah sub urban (dB)
Dimana:
Lu = path loss rata-rata di daerah urban (dB)
Lo = path loss rata-rata di daerah rural
L = 46.3 + 33.9 log fc - 13.82 log hb – a(hm) + (44.9 – 6.55 log hb) log d
+ CM ............................................................................................... (2.8)
Dimana faktor koreksi tinggi antena MS, a(hm) sama dengan Hatta Model dan
Dimana:
a(hm) adalah faktor koreksi antena mobile yang nilainya sebagai berikut:
dimana, 1 hm 10 m
Dimana :
Lu = Path loss rata-rata (dB)
f = frekuensi ( MHz)
hb = tinggi antena Base Station (m)
hm = tinggi antena Mobile Station (m)
d = jarak antara MS dan BS (km)
L = 69,82 + 7,37 log f + 13,82 log h b - a(hm) + ((44,9 – 6,55 log hb) log d).... (2.12)
Dimana:
b = 1 untuk d ≤ 20 km
-4 -3 1 0,8
b = 1 + (0,14 + 1,87*10 * 10 * h b) * (log(d/20)) untuk d > 20km
-6
h1b = hb/(1+7*10 *hb2)1/2
36
Jika antara transmitter dan receiver terjadi kondisi Line of Sight maka
persamaannya adalah sebagai berikut:
LLOS = K1LOS + K2LOS log(d) + K3 log(HTxeff) + K5 log (HTxeff) log (d) + K6
Jika antara transmitter dan receiver dalam kondisi No Line of Sight maka
persamaannya adalah sebagai berikut:
LNLOS = K1NLOS + K2NLOS log(d) + K3 log(HTxeff) + K4 * Diffraction loss +
Dimana :
K1 = Frekuensi konstan (dB)
K2 = Jarak redaman konstan
d = jarak antara transmitter dan receiver
HTxeff, HRxeff = tinggi efektif dari transmitter pada base station dan receiver
Sub -
K Values Dense Urban Urban Rural Highways
Urban
K1 68,02 69,02 69,02 57,02 78,02
K2 48 45,9 44,9 48 40,1
K3 34,9 34,9 34,9 34,9 34,9
K4 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2
K5 -6,55 -6,55 -6,55 -6,55 -6,55
K6 0 0 0 0 0
Kclutter 5 5 5 5 5
4. Pilot Pollution
Pilot pollution merupakan kondisi dimana adanya 3 atau lebih sinyal
dengan daya yang hampir sama pada suatu area, yang mana interferensi akan
meningkat ketika mobile station menangkap sinyal-sinyal pilot tersebut dalam
waktu yang bersamaan sehingga menyebabkan level Ec/No yang terukur oleh
pengguna dari base station menjadi menurun. Atau dengan kata lain pilot
pollution merupakan kondisi ketika terlalu banyak base station dipancarkan ke
area tertentu.
5. Cross Coverage
Cross Coverage berarti bahwa ruang lingkup cakupan dari eNodeB
melebihi yang direncanakan dan menghasilkan daerah dominan yang terputus
dalam lingkup cakupan eNodeB lainnya. Sebagai contoh, jika ketinggian site jauh
lebih tinggi dari rata-rata tinggi bangunan sekitarnya, sinyal transmisi yang
merambat jauh sepanjang bukit atau jalan dan membentuk cakupan dominan
dalam lingkup cakupan eNodeB lainnya. Oleh karena itu, eNodeB pada dua sisi
coverage harus dirancang secara khusus.
6. Cross Feeders
Ada kasus ketika ada ketidakcocokan antara arah cakupan cell dan arah
antena sektoral cell. Masalah ini terjadi karena koneksi feeder tidak sesuai dengan
sel atau sektor yang seharusnya ditugaskan. Cross feeders sering terjadi di
jaringan 2G dan 3G dan kesalahan manusia juga terjadi di LTE. ID fisik-lapisan
sel (PCI) dapat digunakan dalam LTE dengan cara yang mirip dengan scramble
code di WCDMA. Semua scanner melaporkan PCI sel dan mengukur dengan cara
analog sebagaimana hal itu dilakukan di WCDMA agar mudah untuk
mengidentifikasi cross feeders di LTE:
a. Perbedaan Upload dan Download Throughput
Ketika daya pancar UE kurang dari daya pancar eNodeB, UE dalam
modus siaga dapat menerima sinyal eNodeB dan berhasil mendaftar di sel.
Namun, eNodeB tidak dapat menerima sinyal uplink karena kekuatan terbatas
ketika UE melakukan akses random atau meng-upload data. Dalam situasi ini,
jarak cakupan uplink kurang dari jarak cakupan downlink.
40
(𝐻𝑏−𝐻𝑟)/ tan 𝐴
Jarak = …………….............................................................. (2.17)
1000
𝐻𝑏−𝐻𝑟
Tilt = Tan-1 ……………...................................................... (2.18)
(𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘×1000)
Dimana :
Hb : Tinggi Antena dari permukaan laut (m)
Hr : Tinggi Lokasi yang dituju dari permukaan laut (m).
A : Sudut Tilt Antena
Sinyal dari antenna memiliki batas dalam dan batas luar dimana antenna
tersebut dapat bekerja secara optimal. (Kusumo, 2015) Pengukuran batas dalam
dan batas luar anten sinyal dari antena dapat mengacu pada gambar berikut:
Gambar 2.17 Batas Inner dan Outer Cell Radius (Kusumo, 2015)
42
𝐵𝑊
𝐻/𝑇𝑎𝑛(𝐴+ )
2
Inner Radius Distance = ( ) ................................................... (2.19)
1000
𝐵𝑊
𝐻/𝑇𝑎𝑛(𝐴− )
2
Outer Radius Distance = ( ) .................................................. (2.20)
1000
Dimana :
H : Tinggi Antena dari permukaan laut (m)
BW : Beam Width Antena
A : Sudut Tilt Antena
Laptop Spesification
Toolbar standard berisi beberapa tombol untuk operasi rutin, seperti yang
dijelaskan sebagai berikut:
Selain menu toolbar standard, pada GENEX Probe juga terdapat menu
logfile toolbar sebagai berikut:
Toolbar logfile berisi beberapa tombol umum selama pemutaran file log,
seperti dijelaskan sebagai berikut:
Navigation
Workspace Area
Area
Worksheet
2.2.9.4 FileZilla
FileZilla merupakan sebuah perangkat lunak berbasis open source yang
biasa digunakan untuk melakukan transfer data dari dan ke akun web hosting
dalam melakukan drive test. FileZilla atau juga dikenal dengan sebutan FileZilla
Client, adalah salah satu software FTP gratis, open source, cross-platform. Binari
tersedia untuk Windows, Linux, dan Mac OS X. Software ini mendukung FTP,
SFTP, dan FTPS (FTP di SSL/TLS). FileZilla juga digunakan untuk mendukung
proses drive test yang menggunakan software GENEX Probe saat melakukan
proses transfer data dimana MS disetting dalam keadaan dedicated mode untuk
mengukur kualitas sinyal. Fitur utama dari Filezilla adalah:
1. Site manager (Manajer situs)
Mengizinkan pengguna untuk membuat daftar situs FTP beserta data
koneksinya, seperti nomor port yang akan digunakan, protokol yang
digunakan, dan apakah akan menggunakan log anonim atau normal.
2. Untuk log normal, nama pengguna dan kata sandinya akan disimpan.
Penyimpanan kata sandi adalah opsional.
3. Message log (Log pesan)
Ditampilkan di bagian atas jendela. Fitur ini menampilkan output berjenis
konsol (console-type) yang menunjukkan perintah yang dikirim oleh
FileZilla dan respon yang diterima dari server.
52