Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU KESEHATAN ANAK


( MORTALITAS DAN MORBIDITAS )

DOSEN PENGAMPUH : MULIYANI..S.Kep..Ns..M.Sc

DISUSUN OLEH : Alvio Nita Rahmadani

NIM : PO7124319071

PRODI : D4 KEBIDANAN 2B

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah besar bagi suatu negara berkembang terutama Indonesia. Di Negara
Indonesia sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan berkaitan dengan
kehamilan. Kematian saat melahirkan akan menjadi salah satu faktor mortalitas
wanita muda pada Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dalam
proses melahirkan hingga saat ini masih tinggi. Serta terjadinya komplikasi obstetrik
seperti perdarahan, eklampsi dan keguguran merupakan salah satu sebab tingginya
kasus kematian dan kesakitan ibu di negara berkembang.
AKI Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2012-2016 berdasarkan profil
kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 243 kasus /100.000 kelahiran hidup
mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada tahun 2015 yang
mencapai 619 kasus /100.000 kelahiran hidup. AKB di Provinsi Sulawesi Tengah
tahun 2016 sebesar 10,8/1000 kelahiran hidup mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2015 sebesar 10/1000 kelahiran hidup.
Sedangkan menurut kabupaten Banggai Kepulauan jumlah AKI pada tahun
2016 yaitu 22,68 /100.000 kelahiran hidup, dari jumlah lahir hidup 1.823 dan jumlah
kematian 23. Dan AKB di Banggai Laut sebesar 27,59 /100.000. Dan untuk jumlah
AKB di kota Palu 2,67/ 1000 Kelahiran hidup dari jumlah lahir hidup 6739 dan jumlah
kematian 18.
Salah satu cara efektif untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan
meningkatkan pertolongan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih untuk
menangani dan memberikan pelayanan secara menyeluruh pada setiap ibu hamil
khususnya pada kasus kegawadaruratan yang dilakukan di fasilitas yang telah
berstandar.

B. Tujuan penulisan Makalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah kasus ini
adalah:

1. Bagaimana asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. A ?

2. Bagaimana asuhan kebidanan persalinan pada Ny. A ?

3. Bagaimana asuhan kebidanan nifas pada Ny. A ?

4. Bagaimana asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny. A ?

5. Bagaimana asuhan kebidanan kontrasepsi keluarga berencana (KB) pada Ny. A ?


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mortalitas dan Morbiditas

 Mortalitas
Mortalitas adalah diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota
penduduk, tentunya mortalitas / kematian hanya terjadi satu kali kepada
setiap orang . Meskipin demikian, seiringdengan semakin majunya ilmu
kedokteran, terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup
secara klinik.
 Morbiditas

Morbiditas adalah morbiditas dalam arti sempit sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan, sedangan arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih
kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiawa-
peristiwa tersebut, tetapi juga faktor social, ekonomi, dan budaya.

B. Mortalitas dan Morbiditas pada bayi dan balita( usia 1-5 tahun ) pada 5 tahun
terakhir di indonesia
1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga
komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk
selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu
daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa
dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di
daerah tersebut.
 Angka Kematian Bayi (AKB)

Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah
kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan sebuah
indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB).

Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Salah satu indikator yang menjadi kriteria dalam
pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) adalah menurunnya
Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau
menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.
 Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada
tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita menurun dari 97
pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007
(SDKI) .
 Angka Kematian Ibu (AKI)
Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur taraf
program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan ibu dan anak.
Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara menunjukkan tingginya
taraf kesehatan negara tersebut.
Pencapaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih lambat,
dan yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah ialah kesenjangan
pencapaian masing-masing daerah. Berdasarkan data SKDI tahun 2012 rasio
kematian maternal di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Semakin tinggi AKI di Indonesia tersebut diperkirakan target MDGs tahun 2015
tidak mudah tercapai, yaitu penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup.
 STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator antara lain
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita subur
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumberdaya
manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi
masyarakat. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,
penyerapan, dan penggunaan makanan.
 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir disebut juga
neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500
gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah
lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap
kematian perinatal dan neonatal.
B. MORBIDITAS ( ANGKA KESAKITAN )
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan
(insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam
kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk
menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat.

C. PENYEBAB MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA BAYI, BATITA, DAN BALITA DI


INDONESIA PADA 5 TAHUN TERAKHIR
 Morbiditas
 Rate: Proporsidalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang
dengan penyebab atau kejadian dalam suatu populasi tertentu dengan
jumlah penduduk dalam populasi tersebutdalam batas waktu tertentu.
a. Incident Rate
Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapatdalam penduduk
suatu wilayah yang semula tidak saktit dan menjadi sakit dalam kurun
waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru
b. PR (Prevalence)
Dipengaruhi oleh tngginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit
adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu pnyakit hingga
berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh, kronis atau mati
c. PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan
jumlah selama 1 periode
d. PoPR (Point Prevlene Rate) yaitu nilai prevelensi pada saat pengamatan
yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan
jumlah penduduk pada saat tertentu.
e. AR (Attack Rate) yaitu angka insiden yang terjadi dalam waktu yang
singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan
dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu

 Mortalita
 Peristiwa kematian

* Untra uterin

1. Abortus : <16 Minggu

2. immatur : 16-28 Minggu

3. Prematur : > 28 Minggu


* Extra uterin

1. stil birth

2. Neonatal : < 1 bulan

3. Post neo natal death : 1 bulan - <1 tahun

4. Infant mortality : < 1 tahun

 Penyebab Kematian
 Penyakit penular
 Penyakit degeneratif
 Kecelakaan atau gaya hidup
 Dan kematian ibu pada saat bersalin :
a. Case Fatality Rate (CFR) Angka Kefatalan Kasus
CFR: Perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama.
b. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Yaitu jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk
pada pertengahan tahun yang sama. Di sebut kasar karena angka ini
dihitung scara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok
tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian yang berbeda –beda.
c. Age Spesific Death Rate (ASDR) Angka kematian menurutgolongan umum
Yaitu perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
pada penduduk golongan umur x pada pertengan tahun.
d. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka Kematian Balita
Yaitu gabungan antara angka kematian anak umur sampai 1-4 tahun yaiyu
jumlah kematian balitayang dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama.
e. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal
Yaitu jumlah kematianbayi yang berumur kurang dari 28 hari yang di catat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
f. Perinatal Mortality Rate (PMR) Angka Kematian Perinatal
Yaitu jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur
28 minggu atau lebih ditambah kematian yang berumur kurang dari 7 hari
yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup padatahun yang
sama.
g. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi
Yaitu perbandingan jumlah penduduk yangberumur kurang dai 1 tahun
yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama.
h. Spesific Death Rate
Merupakan angka kematian yang ditujukan kepada penyebab kematian
spesifik oleh penyakit tertentu.

D. UPAYA-UPAYA PENURUNAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA BAYI, BATITA, BALITA


 Program Imunisasi
 Jaminan Persalinan ( JAMPERSAL )
 Kebijakan ASI Eksklusif
 Jaminan Kesehatan Masyarakat ( JAMKESMAS )
 Meningkatkan kualitas Perwat Atau Pelayanan Kesehatan
 Program Sistem Penjaminan Biaya Pelyanan Medik
BAB 3
PEMBAHASAN

 Mortalitas
Mortalitas adalah diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota
penduduk, tentunya mortalitas / kematian hanya terjadi satu kali kepada
setiap orang . Meskipin demikian, seiringdengan semakin majunya ilmu
kedokteran, terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup
secara klinik.
 Morbiditas

Morbiditas adalah morbiditas dalam arti sempit sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan, sedangan arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih
kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiawa-
peristiwa tersebut, tetapi juga faktor social, ekonomi, dan budaya.

C. Mortalitas dan Morbiditas pada bayi dan balita( usia 1-5 tahun ) pada 5 tahun
terakhir di indonesia
1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga
komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk
selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu
daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa
dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di
daerah tersebut.
Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan
masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan
lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah
pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Besar
kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi
tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
 Angka Kematian Bayi (AKB)

Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah
kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan sebuah
indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB).

Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Salah satu indikator yang menjadi kriteria dalam
pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) adalah menurunnya
Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau
menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.

Gambar 3.1

Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013


berdasarkan kematian yang dilaporkan

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Gambar 3.1. menunjukkan bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
adalah 4,68/1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan 3
(tiga) tahun sebelumnya. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2013 jumlah
bayi mati adalah 241 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target
MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir diantaranya
adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi selama kelahiran. Ketiga
penyebab utama ini yang bisa teridentifikasi dalam laporan rekam medik. Penyebab-
penyebab tersebut merupakan 80 persen faktor utama dari semua angka kematian
bayi.

 Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada
tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita menurun dari 97
pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007
(SDKI) .
Gambar dibawah menunjukkan bahwa Angka kematian Balita (AKABA)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 yaitu 8.96/1.000 kelahiran hidup mengalami
peningkatan bila dibandingkan tahun 2012 yaitu 6,20/1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2013 jumlah balita mati adalah 461
dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu
20/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka kematian balita menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 7.

Gambar 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

 Angka Kematian Ibu (AKI)


Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur taraf
program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan ibu dan anak.
Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara menunjukkan tingginya
taraf kesehatan negara tersebut.
Pencapaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih lambat,
dan yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah ialah kesenjangan
pencapaian masing-masing daerah. Berdasarkan data SKDI tahun 2012 rasio
kematian maternal di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Semakin tinggi AKI di Indonesia tersebut diperkirakan target MDGs tahun 2015
tidak mudah tercapai, yaitu penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup.
Berdasarkan gambar 3.3, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka
kematian ibu (berdasarkan kematian yang dilaporkan) selama kurun waktu 2010-
2013. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran Tabel 8.
Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-
2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Perihal faktor penyebab kematian ibu berdasarkan hasil berbagai persentase


penelitian yang telah dilaksanakan menyebutkan bahwa sekitar 90% kematian
ibu disebabkan oleh pendarahan, teksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan
komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar
persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.
Penyebab lainnya adalah adanya perbedaan manajemen tingkat pelayanan.
Peningkatan jumlah tenaga kesehatan belum diimbangi dengan peningkatan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Khususnya penempatan
bidan, organisasi lingkungan kerja bidan dan dukungan material terhadap
pelayanan kebidanan dengan kematian ibu.
 STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator antara lain
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita subur
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumberdaya
manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi
masyarakat. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,
penyerapan, dan penggunaan makanan.
Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator
antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut
umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan
dan tinggi badan setiap balita dikonversikan kedalam bentuk nilai standar
(z-score) dengan 35 menggunakan baku antropometri WHO-NCHS tahun 2006.

Gambar 3.4 Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar 3.4 menggambarkan status gizi balita di Provinsi Kepulauan Riau


Tahun 2013. Dapat dilihat bahwa lebih dari 90% balita memiliki status gizi baik,
sedangkan balita dengan status buruk hanya 0,65%. Status gizi balita menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 27.

 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir disebut juga
neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500
gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah
lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap
kematian perinatal dan neonatal.
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 1,50%.
Persentase ini meningkat bila di bandingkan tahun sebelumnya yaitu 1.30% pada
tahun 2012. Persentase BBLR menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 26. Berikut gambaran lengkap Persentase BBLR Provinsi
Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Gambar 3.5 Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

E. MORBIDITAS ( ANGKA KESAKITAN )


Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan
(insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam
kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk
menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat.
 Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh
nyamuk bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit plasmodium dan
menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria
merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Malaria
merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan
penurunan kasusnya merupakan komitmen internasional dalam MDG’s.
Nyamuk yang menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang sebelumnya
sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui nyamuk, penyakit malaria juga
dapat menyebar melalui beberapa hal seperti transfusi darah, transplantasi
organ, jarum suntuk yang sudah terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat
menularkan penyakit ini kepada bayinya.

Gambar 3.6 Angka Kesakitan Malaria (per 1.000) Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2009-2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Gambar diatas menunjukkan kecenderungan penurunan angka kesakitan


malaria (API) Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 3 (tiga) tahun
berturut-turut yaitu tahun 2011 (5.72), 2012 (1.24), dan 2013 (1.13). Hal ini
menunjukkan penurunan kasus malaria di kabupaten/kota.

 TB Paru

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi


perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC.
Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun
tinggi.

Bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti
kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang
otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media
penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika
penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di
lingkungan sekitar penderita TBC tersebut.

Penyakit TB Paru dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,


perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia
bertambah dengan seperempat juta kasus baru TB Paru dan sekitar 140.000
kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TB Paru. Bahkan, Indonesia
adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TB Paru di dunia. Millenium
Development Goals (MDG’s) menjadikan penyakit TB Paru sebagai salah satu
penyakit yang menjadi target untuk dihentikan dan dicegah penyebarannya.

Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 45,64 per
100.000 penduduk, dengan angka insiden TB Paru pada laki- 39 laki 54,2 dan
perempuan 36,6. Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2012
yaitu 64,16 per 100.000 penduduk dengan perbandingan laki-laki 77,2 dan
perempuan 50,4. Gambaran lengkap angka insiden TB Paru menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 10.
Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 1,8 per
100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu 1,4 per 100.000 penduduk. Gambaran lengkap angka kematian
TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 10.

Angka penemuan kasus TB Paru BTA+ tahun 2013 adalah 42,78 dengan
perbandingan laki-laki 48,96 dan perempuan 36,09. Angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 40,78 dengan
perbandingan laki-laki 49,11 dan perempuan 31,67. Gambaran lengkap angka
penemuan BTA (+) menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel
11. Berikut gambar perbandingan jumlah kasus Tuberkulosis provinsi Kepulauan
Riau selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Gambar 3.7 Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Kepulauan Riau


Tahun 2009–2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009–2013

Angka kesuksesan (Success Rate/SR) TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun


2013 adalah 84,02 dengan perbandingan 81,12 laki-laki dan 89,05 perempuan.
Gambaran lengkap angka kesuksesan TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat
dilihat pada lampiran tabel 12.

 HIV & AIDS


HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel
darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak
sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat
menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko
dan berbagi alat suntik dengan orang lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala
penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh
infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang
tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai
radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS
membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus
HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
Infeksi HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan
timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah
berkembang menjadi AIDS.
Jumlah kasus baru HIV tahun 2013 adalah 889 orang dengan 41 jumlah laki-
laki 432 orang dan perempuan 457 orang. Jumlah kasus baru AIDS adalah 364
orang dengan jumlah 172 orang laki-laki dan 192 orang perempuan. Sedangkan
jumlah kematian yang disebabkan oleh AIDS adalah 108 orang dengan
pembagian 57 laki-laki dan 51 perempuan. Gambaran lengkap kasus HIV dan
AIDS dapat dilihat pada lampiran profil tabel 14.

F. PENYEBAB MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA BAYI, BATITA, DAN BALITA DI


INDONESIA PADA 5 TAHUN TERAKHIR
 Morbiditas
 Rate: Proporsidalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang
dengan penyebab atau kejadian dalam suatu populasi tertentu dengan
jumlah penduduk dalam populasi tersebutdalam batas waktu tertentu.
f. Incident Rate
Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapatdalam penduduk
suatu wilayah yang semula tidak saktit dan menjadi sakit dalam kurun
waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru
g. PR (Prevalence)
Dipengaruhi oleh tngginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit
adalah suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu pnyakit hingga
berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh, kronis atau mati
h. PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan
jumlah selama 1 periode
i. PoPR (Point Prevlene Rate) yaitu nilai prevelensi pada saat pengamatan
yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan
jumlah penduduk pada saat tertentu.
j. AR (Attack Rate) yaitu angka insiden yang terjadi dalam waktu yang
singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan
dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu

 Mortalita
 Peristiwa kematian

* Untra uterin

1. Abortus : <16 Minggu

2. immatur : 16-28 Minggu

3. Prematur : > 28 Minggu

* Extra uterin
1. stil birth

2. Neonatal : < 1 bulan

3. Post neo natal death : 1 bulan - <1 tahun

4. Infant mortality : < 1 tahun

 Penyebab Kematian
 Penyakit penular
 Penyakit degeneratif
 Kecelakaan atau gaya hidup
 Dan kematian ibu pada saat bersalin :
i. Case Fatality Rate (CFR) Angka Kefatalan Kasus
CFR: Perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama.
j. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Yaitu jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk
pada pertengahan tahun yang sama. Di sebut kasar karena angka ini
dihitung scara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok
tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian yang berbeda –beda.
k. Age Spesific Death Rate (ASDR) Angka kematian menurutgolongan umum
Yaitu perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
pada penduduk golongan umur x pada pertengan tahun.
l. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka Kematian Balita
Yaitu gabungan antara angka kematian anak umur sampai 1-4 tahun yaiyu
jumlah kematian balitayang dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama.
m. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal
Yaitu jumlah kematianbayi yang berumur kurang dari 28 hari yang di catat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
n. Perinatal Mortality Rate (PMR) Angka Kematian Perinatal
Yaitu jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur
28 minggu atau lebih ditambah kematian yang berumur kurang dari 7 hari
yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup padatahun yang
sama.
o. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi
Yaitu perbandingan jumlah penduduk yangberumur kurang dai 1 tahun
yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama.
p. Spesific Death Rate
Merupakan angka kematian yang ditujukan kepada penyebab kematian
spesifik oleh penyakit tertentu.

G. UPAYA-UPAYA PENURUNAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PADA BAYI, BATITA, BALITA


 Program Imunisasi
 Jaminan Persalinan ( JAMPERSAL )
 Kebijakan ASI Eksklusif
 Jaminan Kesehatan Masyarakat ( JAMKESMAS )
 Meningkatkan kualitas Perwat Atau Pelayanan Kesehatan
 Program Sistem Penjaminan Biaya Pelyanan Medik
BAB 4

PENUTUP

A. KSSIMPULAN

 Mortalitas
Mortalitas adalah diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota
penduduk, tentunya mortalitas / kematian hanya terjadi satu kali kepada
setiap orang . Meskipin demikian, seiringdengan semakin majunya ilmu
kedokteran, terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup
secara klinik.
 Morbiditas

Morbiditas adalah morbiditas dalam arti sempit sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan, sedangan arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih
kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiawa-
peristiwa tersebut, tetapi juga faktor social, ekonomi, dan budaya.

D. Mortalitas dan Morbiditas pada bayi dan balita( usia 1-5 tahun ) pada 5 tahun
terakhir di indonesia
1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga
komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk
selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu
daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa
dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di
daerah tersebut.
 Angka Kematian Bayi (AKB)

Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah
kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan sebuah
indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB).

 Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada
tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita menurun dari 97
pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007
(SDKI) .
 Angka Kematian Ibu (AKI)
Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur taraf
program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan ibu dan anak.
Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara menunjukkan tingginya
taraf kesehatan negara tersebut.
hidup.
 STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator antara lain
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita subur
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir disebut juga
neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
H. MORBIDITAS ( ANGKA KESAKITAN )
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah
kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau
prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu
tertentu.

B. SARAN
Pemahaman konsep dari dasar analisis kependudukan terkait mortalitas dan
morbiditas sangat untuk diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah didalam
masyarakat. Dan terus menggali segalainformasi mengenai mortalitas dan
morbiditas terutama dalam hal kebijakan dan program yang akan dilakukan dalam
melaksanakan penurunan mortalitas dan morbiditas. Karena dapat dipastikan bahwa
seiring berjalannya waktu, masalah yang berhubungan dengan mortalitas dan
morbiditas akan terus bertambah sehingga kebijakan dan program untuk
menyelesaikan masalah tersebut juga akan terus berubah
DAFTAR PUSTAKA

Agtini M.D., 2011. Morbiditas dan Mortalitas Diare pada Balita di Indonesia Tahun 2000-2007.
Muliadi A., Manullang E.V., Khairani, dkk. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Volume 2.
Pp 26. Jakarta. Cortes J.E., Curns A.T., et al., 2011. Rotavirus Vaccine and Health Care Utilization for
Diarrhea in U.S. Children. N. Engl. J. Med. 365:1108-
1117.0020http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1000446#Top=& t=article Top Dahlan
M.S., 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 5 cetakan kedua. Jakarta : Salemba
medika. Departemen Kesehatan RI., 2009. Sebaran Data Penyakit Menurut Provinsi, Kota di
Indonesia. Eralita., 2011. Hubungan Sanitasi Lingkungan, Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap
Diare akut pada Balita di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Program Pascasarjana Fakultas
Kedokteran UGM Yogyakarta. Tesis.

Anda mungkin juga menyukai