Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES


MELITUS TIPE 2 YANG MENDAPAT ANTIDIABETIK ORAL
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
YOGYAKARTA

QUALITY OF LIFE MEASUREMENT OF TYPE 2 DIABETIC


MELLITUS PATIENTS WHO GETS ORAL ANTI DIABETIC IN PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

Wirawan Adikusuma*, Dyah A. Perwitasari, Woro Supadmi

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram, Mataram


Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Email: adikusuma28@gmail.com

Abstrak

Diabetes mellitus merupakan sekumpulan penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas
hidup pasien DM tipe 2 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan metode obsevasional crossectional dengan
mengambil data secara prospektif selama periode oktober – desember 2013. Subyek
penelitian adalah pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul yang telah menerima antidiabetik oral minimal 6 bulan
terapi sebelum pengukuran kualitas hidup. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi
sejumlah 56 pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok monoterapi sejumlah 24 pasien dan kelompok kombinasi terapi sejumlah
32 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan
pengisian kuesioner Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire
(DQLCTQ) dan Time Trade Off (TTO) untuk mengukur kualitas hidup.
Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup (DQLCTQ) terdapat
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok ini pada domain kepuasan
pribadi dan kepuasan pengobatan. Berdasarkan kuesioner TTO, tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok monoterapi dan kombinasi terapi.
Kata kunci : Diabetes, Kualitas Hidup, DQLCTQ, TTO

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 1


Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

Abstract

Diabetes mellitus was a metabolic disease which is characterized by


hyperglycemia due to insulin secretion dysfunction.
This research was conducted to understand DM type 2 patients quality of
life in PKU Muhammadiyah hospital Bantul, Yogyakarta. This research was
carried out by cross-sectional design with taking patients data prospectively during
October – December 2013. The research subjects were out-patients of diabetes
mellitus type 2 in PKU Muhammadiyah hospital Bantul who had taken oral anti
diabetic at least 6 months prior to adherence measurement. The subjects who met
inclusive criteria were 56 diabetes mellitus patients type 2. They were classified
into two groups namely: 24 patients of monotherapy group and 32 patients of
combination therapy group. Data gathering was conducted by an interview and
adherence was measured by Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quesionnaire
(DQLCTQ) dan Time Trade Off (TTO).
The research result showed that the patients quality of life (DQLCTQ) there
are significant differences between the two groups in the domain of satisfaction and
treatment satisfaction. Likewise for quality of life (TTO) there was no significant
different between monotherapy and combined therapy.

Keyword : Diabetic, quality of life, DQLCTQ, TTO

PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) tipe 2 hidup yang sesuai anjuran kesehatan
merupakan suatu penyakit kronik untuk tercapainya peningkatan
yang tidak bisa disembuhkan secara kualitas hidup (Cramer, 2004);
total yang berakibat pada Health Triplitt dkk., 2005).
Related Quality Of Life (HRQOL) Menurut peneliti ada beberapa
(Shen dkk., 1999). Peran farmasis faktor yang mendorong perlunya
sangat diperlukan dalam memonitor pengukuran kualitas hidup terhadap
kualitas hidup penderita DM dan pasien DM tipe 2, yaitu prevalensi
memberikan motivasi kepada DM terus meningkat baik di dunia
penderita DM serta berupaya maupun di Indonesia, selama ini lebih
mengintegrasikan penyakit ke dalam banyak penelitian yang mengangkat
konsep diri penderita DM untuk seputar masalah klinik DM sehingga
meningkatkan kepatuhan jangka perlu penelitian lebih banyak
panjang, serta membantu penderita mengenai kualitas hidup mengingat
DM melakukan perubahan gaya peningkatan kualitas hidup

2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

merupakan salah satu sasaran terapi Subyek penelitian adalah penderita


manajemen DM. diabetes melitus (ICD 10. E 11) rawat
Kualitas hidup telah menjadi jalan di RSU PKU Muhammadiyah
suatu alat ukur yang relevan dalam uji Bantul yang telah menerima
klinis, penggunaannya semakin antidiabetik oral minimal 6 bulan
meluas dan berkembang sebagai terapi sebelum pengukuran kualitas
suatu indikator yang valid dan hidup. Kriteria eksklusi adalah pasien
menguntungkan dalam sebuah dengan kondisi hamil dan tuli.
penelitian medis. Kualitas hidup Subyek yang memenuhi kriteria
dapat dilihat dari suatu individu, inklusi sejumlah 56 pasien diabetes
kelompok dan populasi besar dari melitus tipe 2 dibagi menjadi dua
pasien (Spilker & Ph, 1995). kelompok yaitu kelompok
Pengukuran kualitas hidup dalam monoterapi 24 pasien dan kelompok
penelitian ini menggunakan dua kombinasi terapi 32 pasien.
kuisioner yaitu Diabetes Quality of Kuisioner DQLCTQ
Life Clinical Trial Quesionnaire (Diabetes Quality of Life Clinical
(DQLCTQ) dan Time Trade Off Trial Quessionnaire) diadaptasi dari
(TTO). publikasi jurnal penelitian yang
Tujuan dari penelitian ini dilakukan oleh Shen dkk., (1999)
adalah untuk mengetahui kualitas yang telah dilakukan validasi oleh
hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 Hartati (2003) di RSUP Dr. Sardjito
yang diterapi rawat jalan dengan Yogyakarta.
antidiabetik oral di RSU PKU Hasil analisis item
Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta. menyeluruh dari nilai konsistensi
internal seluruh item, diperoleh hasil
METODOLOGI PENELITIAN
valid dan reliabel dengan nilai α =
Penelitian ini dilakukan
0,82 (>0,7). Uji validitas dan
dengan metode Observasional
reliabilitas ini dilakukan terhadap 35
Crossectional dengan mengambil
pasien DM tipe 2 di RSUP Dr.
data pasien secara prospektif selama
Sardjito.
periode Oktober – Desember 2013.

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3


Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

Kuisioner TTO (Time Trade Yogyakarta. Gambaran karakteristik


Off) merupakan kuisioner yang subyek penelitian tersaji pada tabel I.
digunakan untuk menentukan kualitas Tabel I. Karakteristik pasien
diabetes melitus
hidup pasien, berdasarkan pada Karakteristik Jumlah
harapan masing-masing responden N Presentase
(56) (%)
untuk memproyeksikan Umur
< 55 tahun 22 39.3
kehidupannya (Evans dkk., 2013; ≥ 55 tahun 34 60.7
Jenis kelamin
Van Wijck dkk., 1998). Untuk Perempuan 21 37.5
menentukan TTO menggunakan dua Laki-laki 35 62.5
Pendidikan
penggaris, penggaris A untuk ≤ SLTA 47 83.9
> SLTA 9 16.1
menggambarkan kondisi kesehatan Pekerjaan
Bekerja 39 69.6
penuh dengan pengobatan. Tidak 17 30.4
bekerja
Sedangkan penggaris B menunjukkan Lama menderita
harapan kesehatan normal-normal < 5 tahun 18 32.1
≥ 5 tahun 38 67.9
saja dengan pengobatan. Kualitas Pengobatan
Monoterapi 24 42.9
hidup pasien dinilai menggunakan Kombinasi 32 57.1
terapi
skor penilaian yang terdapat pada Berdasarkan data karakteristik
DQLCTQ. Penelitian ini telah pasien, usia didominasi oleh usia ≥ 55
disetujui oleh komisi etik di tahun yaitu 34 pasien (60.7%). Jenis
Universitas Muhammadiyah kelamin didominasi oleh laki-laki
Yogyakarta. sebesar 35 pasien (62.5%) sedangkan
perempuan hanya 21 pasien (37.5%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tingkat pendidikan
Dari penelitian yang telah
pasien yang banyak terlibat dalam
dilakukan, terdapat 56 pasien DM
penelitian ini adalah ≤ SLTA sebesar
yang memenuhi kriteria inklusi
47 pasien (83.9%). Dengan demikian
selama periode Oktober – Desember
berdasarkan distribusi pendidikan
2013 di rawat jalan di poliklinik
yang terlibat dalam penelitian ini
penyakit dalam Rumah Sakit Umum
masih tergolong memiliki tingkat
PKU Muhammadiyah Bantul,
pendidikan yang rendah. Tingkat
pekerjaan didominasi oleh pasien
4 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

yang bekerja sebesar 39 pasien Tabel II. Kualitas hidup DQLCTQ pada
monoterapi dan kombinasi
(69.6%). Terkait dengan lama
terapi
menderita DM, subyek penelitian DOMAIN
JENIS TERAPI
yang banyak terlibat dalam penelitian KUALITAS
P
HIDUP Monoterapi Kombinasi
ini adalah dengan lama menderita ≥ 5 DQLCTQ (n=22) (n=32)

tahun sebesar 38 pasien (67.9%). Fungsi fisik 74,31 ± 25,55 87,81 ± 11,56 0,206
Energi 78,63 ± 16,22 77,46 ± 9,66 0,210
Sedangkan terkait dengan jumlah Tekanan
kesehatan 94,54 ± 7,56 93,53 ± 7,69 0,338
obat yang diterima pasien DM di RSU Kesehatan
mental 76,86 ± 9,56 79,93 ± 79,93 0,171
PKU Muhammadiyah Bantul Kepuasan
didominasi dengan kombinasi terapi pribadi 83,00 ± 8,85 75,31 ± 4,28 0,010*
Kepuasan
sebesar 32 pasien (57.1%). pengobatan 93,50 ± 11,39 88,00 ± 9,78 0,005*
Efek
Kuesioner DQLCTQ berisi pengobatan 64,50 ± 18,56 59,50 ± 10,52 0,208
Frekuensi
pertanyaan-pertanyaan tentang 8 gejala
penyakit 80,31 ± 13,61 78,96 ± 11,51 0,483
domain yaitu fungsi fisik, energy, Rata-rata
tekanan kesehatan, kesehatan mental, QOL 80,50 ± 6,54 79,71 ± 5,47 0,333
Keterangan : * signifikan secara statistik
kepuasan mental, kepuasan pribadi, dengan taraf kepercayaan 95 %
Tabel II menunjukkan pasien
efek pengobatan, dan gejala-gejala
yang mendapat monoterapi rata-rata
penyakit. Skor keseluruhan (total)
skor kualitas hidupnya lebih tinggi
antara 0 (kualitas hidup terendah)
dibandingkan pasien yang
sampai 100 (kualitas hidup tertinggi).
mendapatkan kombinasi terapi.
Kualitas hidup dikatakan baik apabila
Namun setelah data dianalisis secara
skor ≥ 80 dan dikatakan kurang baik
statistik dengan uji independent
apabila skor < 80. Angka 80 ini
sample t-test tidak terdapat perbedaan
didapat dari rerata total nilai akhir.
bermakna 0,333 (p>0,05). Dari 8
Kualitas hidup pasien berdasarkan 8
domain terdapat perbedaan yang
domain tersaji pada tabel II.
signifikan antara kedua kelompok ini
yaitu pada domain kepuasan pribadi
dan kepuasan pengobatan.

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 5


Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

Pada domain fungsi fisik, pengobatan serta pengaturan pola


kedua kelompok sama - sama merasa makan. Perbedaan ini dinilai
tidak terbatas dalam melakukan bermakna secara statistik p<0,05
aktivitas atau pekerjaan sehari-hari. (0,010).
Pada domain energi, kedua kelompok Pada domain kepuasan
sering merasa capek/lelah, merasa pengobatan, kelompok pasien
kurang berenergi dan bersemangat. monoterapi merasa lebih terkontrol
Pada domain tekanan kesehatan, terapi diabetesnya, puas dengan
kedua kelompok sama-sama berbesar pengobatan yang dijalaninya dan
hati menerima kondisi kesehatannya masih berharap terhadap pengobatan
dalam artian tidak berkecil hati, tidak antidiabetik oral. Perbedaan ini dinilai
takut dan tidak putus asa menghadapi bermakna secara statistik p<0,05
penyakit DM tipe 2. (0,005).
Pada domain kesehatan Pada domain efek
mental, kelompok pasien dengan pengobatan, kedua kelompok
kombinasi terapi dibandingkan memiliki kualitas hidup yang kurang
kelompok monoterapi lebih merasa baik hal ini disebabkan karena pasien
tenang, damai dan bahagia serta tidak merasakan efek samping dari
merasa cemas dan sedih menghadapi pengobatan. Pada domain frekuensi
penyakit diabetes. Tetapi tidak gejala, kedua kelompok jarang
bermakna secara statistik p>0,05 mengalami gejala pandangan kabur,
(0,171). Pada domain kepuasan mual, lemah/ lesu, mulut kering,
pribadi, kelompok pasien monoterapi sangat lapar, terlalu sering BAK, dan
lebih merasa puas terhadap kesemutan. Gejala-gejala tersebut
keadaannya dan merasakan penyakit merupakan gejala yang umum terjadi
DM yang dialami tidak pasien diabetes.
membahayakan dirinya dan dapat Time Trade Off (TTO) ini
dikontrol dengan penggunaan obat juga digunakan untuk menentukan
dan pola makan yang baik. Pasien kualitas hidup pasien, berdasarkan
tidak merasa terganggu dan terbebani pada harapan masing-masing
untuk melakukan pemeriksaan, responden untuk memproyeksikan

6 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

kehidupannya beberapa tahun berharap masih dapat hidup 10 tahun,


kedepan, diperoleh dengan dan mau menguranginya menjadi 9
menggunakan penggaris untuk tahun asal ia sehat. Hal ini
menentukan skalanya (Evans et al., mengindikasikan subyek memilih
1998). Pada kuesioner ini pasien kehidupan A (kesehatan penuh)
ditanya berpa lama lagi berharap akan dengan kualitas hidup yang lebih
hidup. Bila ada obat yang dapat baik. Selanjutnya apabila pasien
menyembuhkan penyakitnya sama mengatakan ingin hidup lebih lama
sekali (memperbaiki kualitas hidup), dan ia tidak mau mengurangi masa
namun akan mengurangi lama hidupnya, hal ini mengindikasikan
hidupnya hidupnya, berapa banyak ia subyek memilih kehidupan B (kurang
mau mengurangi masa hidupnya agar sehat) dengan kualitas hidup yang
dapat hidup tanpa penyakit tersebut. kurang baik. Hasil uji skor TTO
Sebagai contoh Apabila pasien tersaji pada tabel III.
mengatakan melihat kondisinya ia
Tabel III. Kualitas Hidup TTO dan DQLCTQ
TERAPI
TTO Monoterapi Kombinasi Total n (%)
Rata-rata DQLCTQ Rata-rata DQLCTQ ±
n (%) ± SD n (%) SD
A 7 (29,17%) 82,71 ± 5,61 12 (37,5%) 81,25 ± 6,59 24 (42,85%)
B 17 (70,83%) 80,76 ± 7,44 20 (62,5%) 78,80 ± 4,62 32 (57,14%)
Total 19 (100%) 81,33 ± 6,90 37 (100%) 71,71 ± 5,47 56 (100%)
Nilai p 0,541 0,226

Berdasarkan rata-rata kualitas kombinasi terapi menunjukkan pasien


hidup pasien pada kelompok yang memilih kehidupan A rata-rata
monoterapi yang memilih kehidupan skor kualitas hidupnya lebih tinggi
A memiliki kualitas hidup yang lebih dibandingkan pasien yang memilih
tinggi daripada yang memilih kehidupan B. Namun setelah data
kehidupan B tetapi tidak memiliki dianalisis secara statistik dengan uji
perbedaan yang bermakna secara indepandent sample t-test tidak
statistic dengan nilai signifikansi terdapat perbedaan bermakna dengan
0,541 (p>0,05). Pada kelompok nilai probabilitas 0,226 (p>0,05).
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 7
Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 1-8, 2016 Wirawan Adikusuma

kombinasi terapi pada domain


KESIMPULAN
kepuasan pribadi dan kepuasan
Hasil penelitian menunjukkan
pengobatan. Berdasarkan kuesioner
kualitas hidup (DQLCTQ) terdapat
TTO, tidak ada perbedaan yang
perbedaan yang signifikan antara
signifikan antara kelompok
kedua kelompok monoterapi dan
monoterapi dan kombinasi terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Cramer, J. a. (2004). A Systematic Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and
Review of Adherence With. Isley, W.L., 2005, Diabetes
Diabetes Care, 27(August Melitus dalam Dipiro, JT,
2003), 1218–1224. Talbert RI, Yee, GC, Matzke
http://doi.org/10.2337/diacare.2 GR, Wells BG, dan Posey LM,
7.5.1218 (Eds), Pharmacotherapy : A
Evans, M., Khunti, K., Mamdani, M., Pathophysiologic Approach, 6th
Galbo-Jørgensen, C. B., Ed., Aplleton & Lange, New
Gundgaard, J., Bøgelund, M., & York, pp.1333-1364.
Harris, S. (2013). Health- Van Wijck, E. E. E., Bosch, J. L.,
related quality of life associated Hunink, M. G. M., 1998, Time-
with daytime and nocturnal Trade Off Values and Standard-
hypoglycaemic events: a time Gamble Utilities Assessed
trade-off survey in five During Telephone Interviews
countries. Health and Quality of Versus Face-to-Face
Life Outcomes, 11, 90. Interviews, Med Decis
http://doi.org/10.1186/1477- Making;18:400-405.
7525-11-90
Shen, W., Kotsanos, J.G., Huster,
W.J., Mathias, S.D.,
Andrejasich, C.M., Patrick,
D.L., 1999, Development and
Validation of the Diabetes
Quality of Life Clinical Trial
Questionnaire. Medical Care,
37 (4) AS45-AS66.
Spilker, B., & Ph, D. (1995). Quality
of life and clinical trials.
Lancet, 346, 1–2.
http://doi.org/10.1016/S0197-
2456(97)82191-5

8 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 9 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai