Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Aini

Nim :4820118032

Prody : S1 farmasi

Semester : V ( 5 )

1.EVALUASI SALEP

A. UJI ORGANOLEPTIS

Uji organoleptis dilakukan untuk melihat kestabilan fisik dari sediaan salep yang
meliputi uji warna, bau dan konsistensi dari salep sebelum dan sesudah penyimpanan
dipercepat.

B. UJI KESETABILAN

Evaluasi kestabilan salep dilakukan sebe-lum dan sesudah penyimpanan dipercepat.


Pe-nyimpanan dipercepat dilakukan secara berselang-seling pada suhu 5oC dan
35oC, masing-masing selama 12 jam dengan 10 siklus.

C. UJI pH

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat pH meter


dicelupkan konsentrasi 10% dan 20% memiliki kemampuan penyembuhan luka yang
lebih baik jika dibandingkan langsung ke dalam sediaan gel. Kemudian dilihat sampai
angka konstan. pH dari tiap sediaan dengan berbagai formulasi yaitu 5. pH ini sesuai
dengan pH yang cocok untuk kulit yaitu sekitar 4,5-6 (salep yang dibuat ini
diperuntukan sebagai obat luar untuk kulit).
Sebanyak 0,5 g salep ektrak daun Kemangi diencerkan dengan 5 ml aquades,
kemudian pH stik dicelupkan selama 1 menit. Perubahan warna yang terjadi
pada pH stik menunjukkan nilai pH dari salep.

D. UJI HOMOGENITAS

Sediaan salep pada bagian atas, tengah, dan bawah diambil kemudian diletakkan pada
plat kaca lalu digosok dan diraba.

E. UJI DAYA SEBAR

Uji daya sebar ini dilakukkan untuk melihat pengaruh pemberian tekanan dari beban
yang diberikan. Uji daya sebar ini dapat melihat seberapa efektifkah kira-kira salep
dapat menyebar dan terserap oleh kulit. Ditimbang 0,5 g salep, diletakkan ditengah
antara dua kaca arloji. Kaca arloji bagian atas dibebani dengan meletakkan anak
timbangan dengan bobot 150 g. Pengukuran dilakukan hingga diameter penyebaran
gel konstan

F. UJI DAYA LEKAT

Uji daya lekat ditujukan untuk melihat kira-kira seberapa lamakah salep menempel
dikulit. Sediaan yang menggunakan basis paraffin vaslin album memiliki daya lekat
lebih kecil dibandingkan dengan basis yang menggunakan sera alba dengan vaslin
maupun setil alkohol dengan vaslin. Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh nilai
viskositas intrinsik dari masing-masing basis.

Pemeriksaan daya lekat dilakukan dengan meletakkan salep sebanyak 0,5 g diatas
gelas objek yang telah diketahui luasnya dan gelas objek yang lain diletakkan di atas
salep tersebut. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Dipasang gelas
objek pada alat tes, beban seberat 80 gram kemudian dilepaskan dan dicatat waktunya
hingga kedua gelas objek ini terlepas 12.

G. UJI VISKOSITAS
Viskositas diukur sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat dengan
menggunakan viskometer Brookfield dengan spindel No.64 pada 50 putaran per
menit (rpm).

Sediaan salep diaduk selama 60 detik, lalu dituang ke dalam gelas piala 100 ml,
kemudian viskositasnya diukur pada kecepatan 5, 10, 20, 30 dan 50 rpm. Sifat aliran
ditentukan dengan mem-buat rheogram hubungan antara shearing stress (tekanan
geser) dengan rate of shear (kecepatan geser). Tekanan geser dinyatakan dalam
satuan dyne.cm-2, sedangkan kecepatan geser dinyatakan dalam putaran per menit
(rpm).

H. UJU PROTEKTIF

Uji protektif dari salep bertujuan untuk melihat seberapa tahankah sediaan salep kita
untuk menangkal basa. Uji protektif ini dilakukkan dengan membuat kotak persegi
10x10cm pada kertas saring yang dibasahi oleh indikator pp, lalu ditunggu sampai
kering kemudian diolesi dengan sediaan salep. Sediakan juga kertas saring lain yang
diberi tanda kotak persegi 3x3cm yang pinggirnya diolesi dengan vaslin padat dengan
tujuan agar reaksi tidak menyebar kemana-mana sehingga memudahkan pengamatan.
Setelah itu 2 kertas saring dengan perlakuan tadi ditempel kemudian kotak 3x3cm
ditetesi oleh KOH. Waktu yang dibutuhkan sampai terbentuknya warna merah muda
dicatat. Semakin lama terbentuknya warna merah muda, maka sediaan semakin
memiliki tingkat proteksi yang sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai