ABSTRAK
Dental X-Ray Panoramic merupakan sebuah alat radiologi yang menggunakan prinsip
tomografi atau scanning dengan sumber sinar-x dan detector bergerak secara bersamaan
diantara pasien. Dental X-Ray juga menerapkan fungsi fluoroscopy yakni dengan menggunakan
mA minimal dengan waktu expose >1 detik.
Modifikasi Dental X-Ray yang dilakukan memiliki 6 pemilihan kV dan 5 pemilihan mA.
Yang dilengkapi pula dengan indicator ready, scanning dan reset. Display yang diguanakan
pada alat ini berupa seven segment untuk menunjukkan seting nilai kV dan mA. Sistem yang
digunakan pada alat menggunakan sistem digital.
Setelah melalui proses pengukuran, nilai error yang didapat tidak lebih dari 3% nilai ini
diperoleh dari perbandingan antara nilai setting yang digunakan dan hasil pengukuran pada
masing-masing pemilihan baik kV maupun mA.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesawat dental x-ray panoramix adalah jaringan. Pengertian panoramic radiografi (
suatu peralatan di bidang radiologi yang E. Langland, 1982) , panoramic berasal
digunakan untuk radiografi panoramix, dari kat panorama yang artinya
juga disebut panoramix x-ray atau dental x- pemandangan yang luas dan indah,
ray panoramic. Cara kerja alat ini yaitu sedangkan panoramic dalam arti radiografi
dengan menangkap seluruh bagian mulut adalah teknik pemeriksaan untuk
dalam suatu gambar, termasuk gigi atas mendapatkan gambaran gigi geligi berikut
dan rahang bawah, struktur sekitarnya dan mandibula dan maxilla. Istilah panoramic
1
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
ini dimulai di kenal tahun 1959 saat S.S konsentris untuk region anterior pada
White Company di Amerika Utara rahang (tepatnya di sebelah incisivus pada
memperkenalkan pesawat region premolar). Dan dua sumbu rotasi
panorex/panoramic, yang mana sekarang di eksentris untuk bagian samping rahang
kenal dengan pesawat panoramic. (tepatnya di belakang molar tiga kiri dan
Radiograf panoramik berfungsi untuk kanan (Langland, 1989).
scanning gigi X-ray panorama rahang atas Menurut pengamatan peneliti selama
dan bawah. Hasil gambar akan proses perkuliahan di kampus teknik
menunjukkan tampilan dua dimensi elektromedik Surabaya, penulis mendapati
setengah lingkaran dari telinga ke telinga. alat dental x–ray panoramix merk Kinki
Radiografi panoramik merupakan bentuk Rontgen dengan tipe Panoradix-KR dengan
tomography, dengan demikian gambar dari kondisi kontrol rusak yang mana tidak
beberapa pesawat yang diambil untuk dapat digunakan secara fungsional. Pada
membuat gambar panorama komposit, di tahun 2012 alat ini sudah pernah
mana rahang atas dan rahang bawah berada dimodifikasi oleh Prima Putranto Sidik,
di palung fokus dan struktur yang dangkal dengan menggunakan system pengaturan
dan mendalam, sehingga focus pada bagian menggunakan mikrokontroller. Dalam
palung terlihat kabur. hitungan bulan setelah modul tersebut
Prinsip kerja pesawat panoramik selesai pengaturan pada control tegangan
menggunakan tiga pusat putaran. Hasilnya dan arus tabung pada pesawat tersebut
sangat memuaskan karena dapat mengatasi tidak dapat digunakan secara maksimal dan
masalah-masalah yang ada sebelumnya menjadi rusak. Selain itu alasan penulis
yaitu terjadi banyak superposisi pada gigi menggunakan sistem digital yaitu
bagian posterior. Pada pesawat ini pasien dikarenakan dari segi efisiensi ketika ic
dalam keadaan diam, sumber sinar-X dan tersebut mengalami kerusakan yang mana
film berputar mengelilingi pasien, gerakan ic tersebut dapat digantikan dengan ic yang
kurva film kaset berputar pada sumbunya memiliki tipe dan jenis yang sama.
dan bergerak mengelilingi pasien. Sumber Berdasarkan permasalahan dan hasil
sinar-X dan tempat kaset bergerak pengamatan, penulis berinisiatif membuat
bersamaan dan berlawanan satu sama lain. pengaturan kV dan pengatur mA dengan
Celah sempit pada tabung mengeluarkan menggunakan system digital dan
sinar yang menembus dagu pasien memperbaiki alat dental x-ray panoramix
mengenai film yang berputar berturut-turut yang berada dikampus teknik elektromedik
pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu Surabaya dengan judul, “Modifikasi
2
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
4.1 Tujuan
4.1.1 Tujuan Umum
Dibuatnya Modifikasi Pengaturan
Parameter Exposure pada Kontrol
Dental X-Ray Panoramix merk
Panoradix dengan Sistem Digital. Gambar 2.1 Blok Diagram Keseluruhan
3
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
4
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
= sesuai
setting
5
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
Mar
Nov
Apr
Okt
Mei
Feb
Jun
Jan
Sep
Des
Jul
L. Menyusun program untuk menyalakan
system
A M. Melakukan uji coba modul
N. Melakukan kalibrasi modul
B O. Menyusun laporan KTI
Elektromedik Surabaya:
6
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
4 PEMBAHASAN
4.1.1 Rangkaian LVC dan Autotrafo
3.1.3 Hasil pengukuran 65 kV/95V pada
T2
pemilihan 06 mA LV Selector
2
5
3
4
1
230 V
pemilihan 06 mA AC LINE 11 T1 7 80 VAC
85 VAC
6
SW SPST FUSE
5 95 VAC
4 100 VAC
10
M1 9
3 110 VAC
V
METER V
F3 2 115 VAC
8 1 Nol
AUTOTRAFO
FUSE
3.1.6 Hasil pengukuran 80kV/115V pada 4.1.2 Rangkaian Interlock Digital (kV dan
pemilihan 10mA mA)
7
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
A1
100V. Pensaklaran arus menuju primer trafo
4
ISO1
R1 5V
Q1
NPN BCE filament menggunakan relay untuk selector baik
3
D1
R J1 R2
A2
3
2
1
kV maupun mA dan relay interlock. Pada
4
R LED
J2
J3 R3
ISO2
Q2
CON3 rangkaian driver relay ini berfungsi untuk
A1
1 1
2
NPN BCE
mengaktifkan relay apabila dilakukan pemilihan.
3
2 A2 2
3 A3 3 R 12V
4 A4 4
5
6
A5
A6
5
6
A3
Secara bergantian relay akan aktif apabila pada
1
CON6 CON6
R4
ISO3
Q3
input IC ULN2003 mendapat trigger logika 0.
NPN BCE
2
A4
4.1.4 Rangkaian Relay kV
1
ISO4
R5
Q4
NPN BCE
2
8 8 8 65 kV 3 Ground 3
ISO5 LS1 J4
R6 6 6 6 70 kV 4
Q5 4 1 7 7 7 75 kV 5
J1 12 Vdc 1 12 Vdc 1 12 Vdc 1 75 kV 6 CON3
NPN BCE 3 2
2
5 6 2 2 2
R 8 5
6 CON2 4 CON6
+ C1 7 J5 3 RELAY 55 kV RELAY 60 kV RELAY 65 kV
CAP POL 1 2
A6 2 1 1
1
2
ISO6
R7 RELAY DPDT Driv er Relay
Q6 CON2
NPN BCE
2
R
LS8
LS5 LS6 LS7 J3
CON2 5
4 4 4 3
70 kV 3 75 kV 3 80 kV 3 4
Gambar 4.2. Rangkaian Interlock Digital (kV 5
8
5
8
5
8 6
7
6 6 6 8 J5
1
2
dan mA) 12 Vdc 1
2
7
12 Vdc 1
2
7
12 Vdc 1
2
7
9
11
10
1
2
13
12
RELAY 70 kV RELAY 75 kV RELAY 80 kV 14 Fasa HTT
interlock ini mendapat trigger berupa logika high Nol RELAY Interlock kV
ISO1
R1
12V J1
sehingga menyebabkan hanya salah satu relay
2
U1
R
1
2
3
1B
2B
1C
2C
16
15
14
1
2
12V 5V
saja yang akan aktif dan mensaklarkan tegangan
1
3B 3C
J4
R2
ISO2
4
5
6
7
4B
5B
6B
4C
5C
6C
13
12
11
10
1
2
CON2
J2
J3
2 1
U2
3
menuju primer trafo HTT.
GND
1 7B 7C 1 IN OUT
2
GND
2 9 C1 R3
3 R COM J5
CON2 CAP R
4 CON2 LM7805C/TO
2
5 ULN2003A 1
8
1
6 2
7 ISO3 12V D1
R4
CON2
J6 LED
CON7
2
1
R 2
J7
CON2
1
ISO4 1
R5 2 J8 12V 5V
3
2
2
J9
CON2 1
R
1
2 CON3
1
ISO5 CON2
R6
2
R
1
ISO6
R7
2
8
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
4
R2 R7
LS8 Tegangan 100 Volt AC digunakan untuk
3 4
1
100 V Autotraf o
R1
6
5
8
7 R R Limiter
3
6
5
8
Fasa Filamen
mengaktifkan koil relay yang ada, sedangkan
12 Vdc 1 7
SBR
LS2
digital driv er
2
1
4
LS4
4
mengaktifkan koil relay interlock. Pada kondisi
2 3 R3
RELAY_SPDT_1A 6
5
8
7 R
awal indicator interlock harus dalam keadaan
12 Vdc 1
digital driv er
2
standby sehingga tombol start bisa ditekan.
RELAY 04 mA
3
LS5
4
R4
Apabila tombol start ditekan maka akan
5
12 Vdc
6
8
7 R
mengaktifkan relay start apabila relay start aktif
1
2
digital driv er
RELAY 06 mA
maka motor akan berpikir dari kiri menuju ke
LS6
3
4
5
R5 kanan. Ketika motor berputar x-ray belum
8
12 Vdc
6
1
7 R langsung keluar hingga SW Expose menyentuh
2
digital driv er
RELAY 08 mA rel pada bagian belakang. Apabila SW Expose
LS7
4
R6
sudah dalam kondisi aktif maka akan membuat
3
5
6
8
7 R
relay expose dalam kondisi ON dan akan
12 Vdc 1
digital driv er
2
Relay 10 mA
mensaklarkan dari relay kV menuju ke primer
HTT. Ketika primer HTT mendapat tegangan
Gambar 5.4 Rangkaian Relay kV maka sinar-x keluar sampai SW Expose sudah
terlepas. Saat motor menyentuh SW Kanan
Rangkaian relay mA ini merupakan
maka secara otomatis menyalakan relay reset
rangkaian yang berfungsi untuk mensaklarkan
nilai arus yang berbeda menuju primer trafo dan memutus seluruh supply nol pada rangkaian
filamen. Setiap relay mA akan aktif apabila pada kecuali pada motor dan relay reset. Ketika relay
input driver memperoleh trigger logika 0. Ketika reset dalam kondisi aktif secara otomatis akan
driver mendapat logika 0 maka akan membalik putaran motor dari kiri ke kanan
memerintahkan IC ULN2083 untuk dengan kondisi filament mati sehingga apabila
mensaklarkan ground terhadap relay mA SW Expose kembali menyentuh rel tidak akan
sehingga menyebabkan hanya salah satu relay
mengeluarkan sinar-x dan ketika menyentuh SW
saja yang akan aktif dan mensaklarkan arus
menuju primer trafo filamen. Kiri motor akan berhenti dan indicator ready
kembali menyala.
4.1.6 Rangkaian Driver Motor dan Expose
4.2 Kelemahan/Kekurangan Sistem
LS4A
4
3 220 VAC 12 Vdc
5
100 VAC
RELAY RESET
SW1
100 VAC
SW1
3
LS5A
4
5 1
MG1 SW3 SW4
Dalam pembuatan modul, penulis
tentu tidak lepas dari kekurangan, dan
SW KIRI SW Kanan 2 Start Reset
Relay Start 3
LS3
MOTOR Scanning Coil RESET COIL START
4
LS1 LS2
5 L1 L2
Reset
LS6
8 4
6 3
7 kV meter 5
1 8
2 6
alat.
7 FASA HTT
Rexpose 1
OUT RELAY kV RELAY Interlock kV 2
DS4 RELAY EXPOSE
2
1
SW SPST/SM
9
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
10
Seminar Tugas Akhir Juni 2017
11