Anda di halaman 1dari 5

Nama: Farah Ghasani Putri

NRP: 0311940000103
Kelas: Oseanografi Fisik B
Dosen: Pak Khomsin, S.T, M.T

RESUME KULIAH TAMU “State of The Art Marine Survey and Mapping Technology”
Pemateri:
1. Danar Guruh Pratomo, ST, MT, Ph.D dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2. Mohd Shahmy bin Mohd Said, PhD dari Universiti Teknologi MARA
Materi:
1. Profesi di geomatika adalah menjadi navigasi, karena cakupan ilmunya berupa maping,
contructions, deformations, dan forensics maping

Lautan mengcover dari bumi sekitar 72% dan yang paling besar permukaan nya adalah
lautan dan sisanya adalah perairan kecil-kecil seperti danau, sungai dan sebagainnya

Landline adalah daratan yang berada di bawah laut yang mengukurnya membutuhkan
peralatan khusus. Komponen dari pengukuran adalah longitude, latitude dan kedalaman.

Pemetaan dari Laut:


- Sea Surface (Ketinggian menggunakan Tidal, MSL, dll)
- Seabed Surface
- Seabed Subsurface
- Sea volume

Dalam pemetaan hidrografi terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan,
seperti:
- Permukaan laut, yang terdiri dari unsur elevasi, gelombang/ombak, warna
- Permukaan dasar laut, yang terdiri dari unsur hidrografi, batimetri, topografi, dan
komposisi
- Bawah permukaan dasar laut, yang terdiri dari unsur geologi/geofisika,
kemagnetan, gravitasi, dan keseismikan
- Volume laut, yang terdiri dari unsur suhu dan salinitas, perikanan, dan sirkulasi di
dalam laut.
Bumi tertutup oleh 70% air, yang berupa sungai, danau, lautan, baik di dasar dan di
permukaan, dengan persentase paling banyak adalah air di lautan. Pemetaan dasar laut
penting karena beberapa hal berikut:
- Keselamatan navigasi
- Pemanfaatan sumber daya alam dan laut
- Pemantauan lingkungan laut
- Pendefinisian perbatasan negara di laut

Pengukuran kedalaman laut dapat dilakukan dengan beberapa metode, yakni:


- Metode Mekanik: Disebut juga dengan metode pengukuran kedalaman secara
langsung. Metode ini efektif digunakan untuk perairan yang sangat dangkal atau
rawa. Instrumen yang digunakan adalah tongkat ukur atau rantai ukur yang
dilakukan dengan bantuan wahana apung. Bentuk tongkat ukur mirip dengan
rambu ukur yang dipakai untuk pengukuran sipat datar.
- Metode Akustik: Dilakukan dengan menggunakan SBES atau MBES. Metode
akustik pertama kali dilakukan pada tahun 1828 dengan alat SBES. Prinsip metode
ini adalah pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik yang
dipancarkan dari tranduser. Tranduser adalah bagian dari alat perum gema yang
mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang
suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik merambat pada medium air hingga
menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser.
- Metode Non-Akustik: Metode ini dilakukan dengan menggunakan satelit
batimetri, satelit altimetri, dan LiDAR Batimetri. Bathymetric LiDAR menggunakan
sinar biru-hijau, karena spektrum warna tersebut dapat menembus air laut
dengan cukup dalam.

Marine Augmented Reality System/MARS merupakan salah satu karya proyek dari tugas
akhir mahasiswa Teknik Geomatika ITS, Aditya Nugraha. MARS ini adalah aplikasi
Augmented Reality berbasis Android, cara kerjanya adalah dengan memindai kode QR
yang tersedia, lalu akan muncul peta dan dapat di atur skala dan rotasinya. Peta yang
ditampilkan dapat memuat informasi kedalaman, lokasi kita, dan lain-lain. Aplikasi ini
berguna untuk nelayan karena nelayan banyak yang belum paham tentang Nautical Chart,
tapi kebanyakan nelayan punya smartphone, jadi mereka dapat memanfaatkan aplikasi
berikut.

2. Hidrografi berasal dari kata Hydro yang berarti air dan Graphy yang berarti menulis,
secara keseluruhan, Hidrografi berarti pemetaan badan air (termasuk laut, samudra,
danau, sungai, dan lain-lain). Tujuan utama hidrografi adalah untuk mengidentifikasi
hazard/bencana untuk navigasi yang aman, termasuk kedalaman yang dangkal, bangkai
kapal, batuan, atau objek berbahaya yang lain. Hidrografi tidak berdiri sendiri namun
membutuhkan ilmu-ilmu lain yang juga berkaitan, yakni seperti kartografi, geofisika,
oseanografi fisik, akustik samudra, dan geologi kelautan.

Data hidrografi tergeoreferensi berhubungan dengan:


- Konfigurasi garis pantai
- Pengukuran kedalaman
- Identifikasi hazard
- Komposisi dasar laut
- Arus dan pasang surut
- Informasi kolom air
Data tersebut diproses menjadi sebuah informasi untuk peta laut (nautical charts) dan
peta tematik. Data tersebut diperoleh dari beberapa teknik akuisisi data, seperti
menggunakan teknik Satelit Batimetri, teknik Batimetri Udara, dan teknik In-Situ
batimetri. Teknik Satelit Batimetri dilakukan menggunakan citra satelit multispektral
beresolusi tinggi. Teknik Batimetri Udara dilakukan menggunakan Synthetic Aperture
Radar atau SAR dan juga LiDAR. Teknik In-Situ Batimetri dilakukan menggunakan
Multibeam Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, dan Sub-bottom Profiler.
Sejarah dari hidrografi sendiri seperti berikut:
✓ 247 SM, Kompas magnetik dari Tiongkok kuno
✓ 1275, Grafik Peta Portolan
✓ 1584, Lucas Janszoon Waghenaer dengan “Spieghel der zeevaerdt” artinya
“Cermin Pelaut”
✓ 1600, Pengukuran kedalaman di Inggris menggunakan penanda garis
✓ 1693, Greenville Collins mempublikasikan “Great Britain’s Coasting Pilot”
✓ 1731, John Hadley menciptakan alat Sextant untuk pengukuran lintang
✓ 1750, Grafik Mackenzie oleh Orkney terpublikasi pertama kali
✓ 1761, John Harrison menciptakan kronometer H4 untuk pengukuran bujur
✓ 1775, Murdoch Mackenzie menciptakan The Station Pointers
✓ 1874, Mesin Sounding The Sigsbee
✓ 1907, Single Beam Echo Sounder atau Fathometer pertama kali dipatenkan
✓ 1960-an, Side Scan Sonar komersial pertama kali dikembangkan
✓ 1964, US Navy Sonar Array Survey System (SASS)
✓ 1977, Multi Beam Echo Sounder komersial pertama kali dikembangkan
✓ 1989, Satelit GPS pertama kali diluncurkan
Secara umum, pengukuran di laut dapat menggunakan peralatan dan instrumen berikut:
1. Multibeam Echo Sounder
2. Sistem navigasi atau posisi (GNSS)
3. Precision Heading Sensor (Yaw)
4. Precision Motion Sensor (Pitch, Roll, dan Heave)
5. Sound Velocity Probe
6. Tide Gauge
7. Perangkat lunak dan perangkat akuisisi data

Multibeam Echo Sounder diinisiasi pada tahun 1950-an, terus berkembang hingga pada
tahun 1960-an oleh US Navy. MBES ini terdiri dari 2 segmen, yakni prosesor sonar dan
unit pemancar. MBES ini dimungkinkan mampu memiliki cakupan jangkauan yang luas
dan dalam dengan informasi resolusi tinggi.
Side Scan Sonar merupakan kategori sistem sonar yang digunakan untuk memetakan
secara efisien dari area dasar laut yang luas. Prinsip teknik Side Scan Sonar mirip dengan
fotogrametri udara, berbeda dalam hal penggunaan acoustic beam daripada light beam.
Side Scan Sonar secara umum digunakan untuk:
- Deteksi objek, seperti tambang, kapal karam, pipa dasar laut, dll.
- Klasifikasi geologi, seperti tipe sedimen, batuan, pasir, dll.
- Inspeksi Konstruksi Bawah Laut, seperti pipa minyak, jembatan, dll.

Kaitannya dengan Mata Kuliah Oseanografi Fisik:


Hidrografi tidak berdiri sendiri namun membutuhkan ilmu-ilmu lain yang juga berkaitan, yakni
seperti kartografi, geofisika, oseanografi fisik, akustik samudra, dan geologi kelautan. Contohnya
dalam materi:

- Pasang surut, yang terdapat 3 macam, yakni Pasang Surut semidiurnal, Pasang Surut
Ganda, dan Pasang Surut Diurnal.
- Kecepatan Suara, yang dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni Suhu, Salinitas, dan Tekanan.
Data tersebut diproses menjadi sebuah informasi untuk peta laut (nautical charts) dan peta
tematik. Data tersebut diperoleh dari beberapa teknik akuisisi data, seperti menggunakan teknik
Satelit Batimetri, teknik Batimetri Udara, dan teknik In-Situ batimetri.
Dalam pemetaan hidrografi terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, seperti:
- Permukaan laut, yang terdiri dari unsur elevasi, gelombang/ombak, warna
- Permukaan dasar laut, yang terdiri dari unsur hidrografi, batimetri, topografi, dan
komposisi
- Bawah permukaan dasar laut, yang terdiri dari unsur geologi/geofisika, kemagnetan,
gravitasi, dan keseismikan
- Volume laut, yang terdiri dari unsur suhu dan salinitas, perikanan, dan sirkulasi di
dalam laut.

Anda mungkin juga menyukai