Karya Tulis Ilmiah Kiki Dwi Sakti 10120190184
Karya Tulis Ilmiah Kiki Dwi Sakti 10120190184
OLEH:
Kiki Dwi Sakti
10120190184
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tiga permasalahan utama, yaitu: nilai-
SMKN 1 Gerung. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
yang terdapat dalam buku mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi
nilai toleransi, nilai kesamaan, nilai persatuan, nilai kekerabatan, dan nilai
Abstract: This study aims to examine three main problems, namely: multicultural values
PAI learning. The study was conducted at SMPN 1 MAKASSAR, West Lombok. Data
analysis techniques include data collection, data reduction, data display and conclusion
verification. The findings show that multicultural values contained in PAI learning content
include tolerance values, equality values, unity values, kinship values, and justice values.
The planting of multicultural values in PAI learning at uses two methods, namely the
exemplary method and the habituation method. The impact of planting multicultural values
on students is the growth of mutual tolerance, respect, accepting the opinions of others, mutual
cooperation, not hostile, and the absence of conflict due to differences in culture, ethnicity,
DOI: https://doi.org/10.20414/jpk.v15i1.1103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kamanto Sunarto, Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation,
dalam Jurnal Multicultural Education In Indonesia And South East Asia, edisi I, Tahun. 2004, 47.
2
James A. Banks and Cherry A. McGee Banks, Multicultural Education:Issues and Perspectives,
Seventh Edition, 3.
beberapa siswa dengan karakteristik masing-masing, mendapatkan kesempatan
Utamanya dalam memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan
pisau bermata dua. Di satu sisi kekayaan ini merupakan khazanah yang patut
dipelihara dan memberikan nuansa dan dinamika bagi bangsa, dan dapat pula
2010 yang dihimpun oleh Center for Religious and Cross-Cultural Studies
(CRCS), terdapat 39 kasus konflik berbau kekerasan atas nama agama. Kasus
3
Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural Cross-cultural Understanding untuk Demokrasi dan
Keadilan. (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), 3.
4
Sebagaimana dikutip Ahmad Nuroholish, Peace Education & Pendidikan Perdamaian Gus Dur,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015).
Dari 32 kasus konflik rumah ibadah dalam klasifikasi antar umat
beragama, yang paling banyak adalah antara umat Muslim dan kristiani.
Bentuknya berupa keberatan umat Muslim terhadap keberadaan gereja
atau tempat ibadah umat Kristiani. Tidak ada satu kasus pun yang
berupa keberatan umat Kristiani terhadap masjid atau tempat ibadah
kaum Muslim. Dari 32 kasus tersebut, sebanyak 25 konflik terkait
dengan legalitas izin pendirian bangunan gereja, dan terdapat 3 kasus
gereja yang telah berizin, tetapi tetap dipermasalahkan.
Sementara itu, ada 4 kasus melibatkan konflik internal umat
beragama. Seperti internal umat Muslim sebanyak 1 kasus, internal
umat protestan 1 kasus, dan internal umat katolik 1 kasus. Sebanyal 3
kasus lain tak dapat diidentifikasi.5
beragama dan keyakinan dengan 299 bentuk tindakan kekerasan. Jawa Barat,
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan merupakan tiga provinsi dengan tingkat
Sumber sangat heterogen, terutama dalam hal agama. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS) kabupaten setempat, dari lima agama yang diakui
pemerintah, hanya penganut Agama Budha yang tidak ada di kecamatan ini.
5
Ibid, 8
6
Lihat http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/radio/onairhighlights/marak-kasus-kekerasan-
atas-nama-agama-indonesia-dilaporkan-ke-pbb/944098. Diakses pada 20 Maret 2016
7
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo, Statistik Kecamatan Sumber tahun 2015,
(Probolinggo, Badan Pusat Statistik, 2016), 1
Penganut agama Islam dan Hindu Tengger merupakan yang paling
banyak di kecamatan ini. Rinciannya, pada tahun 2014 penganut Agama Islam
ini, juga terlihat dari tempat ibadah yang dibangun. Di sana, masjid, langgar,
gereja dan pura sama-sama dibangun. Pada tahun 2014, tercatat ada 23 masjid,
potensi gesekan, terutama berkaitan dengan nuansa agama. Terutama bila sikap
toleran antar umat beragama yang sudah terbangun, tidak dipupuk dan masing-
benar.
kehidupan sosial, sehingga akan menjadi basis institusi pendidikan yang sarat
8
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Sumber Dalam Angka 2015,
(Probolinggo: Badan Pusat Statistik, 2016), 68
9
Ibid, 69
10
M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis Menyingkap Relasi Pengetahuan, Politik, dan
Kekuasaan, (Yogyakarta: Resist Book, 2008), 81.
meredam konflik vertikal dan horizontal dalam masyarakat yang heterogen, di
mana tuntutan akan pengakuan atas ekstensi dan keunikan budaya, kelompok
serta etnis sangat lumrah terjadi. Muaranya adalah tercipta suatu sistem budaya
(culture system) dan tatanan sosial yang mapan dalam kehidupan masyarakat
Dalam islam, Al-quran dan Hadits juga telah memberi dasar ajaran
pluralitas dan menghormati penganut agama lain di luar islam. Surat Al-
Al- ayat 256, ِك ارهِ فِ ي ال ِِ يدن yang berarti, “Tidak ada paksaan untuk
ِإلBaqarah
beragama.”13
dilakukan dalam sekolah baik umum maupun agama, hasilnya akan melahirkan
kemanusiaan lainnya.14
agama Hindu Tengger, belajar dalam satu atap. Ada ratusan siswa penganut
11
H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global-Cultural Understanding Untuk
Demokrasi Dan Keadilan, (Jakarta: PT. Grafindo, 2005), xx-xxi.
12
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Al-quran dan Terjemahnya, CV Penerbit
Diponegoro, 2008, 517. Terjemah disempurnakan oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran
13
Ibid
14
Z. Arifin Nurdin, Gagasan dan Rancangan Pendidikan Agama
Agama Hindu Tengger yang yang belajar di sekolah ini. Sehari-hari, mereka
SMPN Sumber juga saling berkunjung saat ada hari raya agama. Saat Hari
Raya Karo, siswa Muslim biasa berkunjung ke rumah siswa Hindu yang
rumahnya tak terlampau jauh. Sebaliknya katika hari besar Islam seperti Idul
Fitri maupun Idul Adha, siswa Hindu berkunjung ke rumah siswa Muslim yang
rumahnya tak terlampau jauh. Peringatan hari-hari besar agama, juga selalu
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, meliputi:
15
Lihat Peraturan Meteri Pendidikan Nasional nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang sesuai dengan tuntunan agamanya.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara
bertanggung jawab.
7. Menghargai perbedaan pendapat dalam menjalankan ajaran agama.16
toleransi dari pasif menjadi toleransi aktif.17 Berangkat dari latar belakang
B. Identifikasi Masalah
Antara lain:
pelajar.
16
Ibid
17
Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Toleransi: Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil Alamin,
(Jakarta: Pustaka Oasis, 2010).
4. Ada kelompok tertentu yang menginginkan Indonesia menjadi negara
6. Di kalangan guru, ada yang melarang siswanya hormat pada Bendera Merah
Putih saat upacara pengibaran bendera, serta tidak mau dengan lagu
penelitian.
keagamaan.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sumber.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, antara lain adalah:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini, berguna juga bagi pengajar atau guru pendidikan
F. Definisi Konsep
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah
(1) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, (2) Proses yang mengaitkan satu
18
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, Cet ke-5, 2012), 10
19
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992, ce.t ke-2), 86
Quran-Hadits, Aqidah, Akhlaq, Fiqih dan mata pelajaran Sejarah
dengan orang lain dengan saling menghargai, meski berbeda agama, suku,
bahasa.21
2. Toleransi Beragama
20
Lihat Peraturan Meteri Pendidikan Nasional nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
21
Disampaikan dalam Seminar dan Lounching Program Magister Pendidikan Agama Islam
Multikultural dengan tema Memperkuat Pendidikan Islam Nusantara dalam Membendung
Radikalisme di Universitas Yudharta Pasuruan, 25 Mei 2015
22
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)
melibatkan diri pada yang lain di tengah berbedaan dan keragaman.
Memang, antara manusia yang satu dengan lainnya berbeda, tetap
tidak menutup adanya partisipasi dalam hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum. Toleransi meniscayakan adanya dialog
dan kesepahaman yang setara antara “subyek” dan “obyek”. Di
antara keduanya tidak ada yang merasa dirugikan atau diperlakukan
tidak adil oleh pihak lain.23
G. Penelitian Terdahulu
ini yang diyakini peneliti dapat memberi sumbangsih pada upaya pemukukan
suku tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo. Penelitian yang ada,
23
Misrawi, Al-Quran, 166.
sebelumnya. Untuk mengindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal
yang sama.
H. Sistematika Penelitian
diteliti. Dalam bab ini dijelaskan teori yang mendasari konsep-konsep yang ada
dalam penelitian.
kehadiran peneliti, data dan sumber data, analisis data, pengecekan keabsahan
temuan.
Bab IV Hasil Penelitian. Berisi pemaparan data dan temuan
KAJIAN TEORI
kesetaraan sangat baik. Hal ini terlihat saat guru menjelaskan kepada peserta didik,
guru selain memakai surat Al Kaafirun dan surat Al Hujurat ayat 13, ia juga
memakai ayat pendukung yaitu memakai surat Yunus ayat 994 dan hadits tentang
piagam madinah.
Materi ajar yang dikembangkan guru disesuaikan dengan mata pelajaran dan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat. Materi yang
memberikan pemahaman kepada para siswa bahwa kita hidup dalam negara
demokrasi yang dituntut untuk selalu bersikap toleran dan humanis, yaitu sikap
sebagai berikut:
bahwa tujuan dari belajar PAI pada bab Akhlaq dengan tema toleransi dan
diskusi.
didik.
Disini guru PAI membuat mekanisme dan tata tertib metode diskusi secara tertulis
antara pihak-pihak yang terlibat. Topik yang akan didiskusikan ialah indikator yang
sudah dijabarkan peneliti menjadi angket, satu kelompok mendapatkan satu tema
Kelompok yang sudah terbentuk dan sudah dipilih ketua, sekretaris dan pelapor
mendiskusikan materi yang sudah mereka dapatkan secara acak tadi. Disini guru
menjadi pengatur jalannya diskusi agar berjalan sesuai dengan rencana. Kelima
mengapa orang Indonesia sering ribut atas dasar agama, dicontohkan orang
untuk menghormati orang lain yang beribadah sesuai yang dianutnya?”7. Setelah
peneliti bertemu dengan siswa yang tadi menjadi bahan pembicaraan, ternyata
memang benar bahwa anak itu kurang menghargai dirinya sendiri, terbukti dengan
indikasi bahwa dari sisi pakaian kurang rapi, bajunya keluar, dia tidak pakai kaos
kaki, dia sudah biasa merokok, dan motornya di modif tapi modif knalpot bising8.
Dikelompok terakhir dengan tema (Memandang meski beda kultur, tapi tetap
saudara sebangsa dan setanah air) disesi ini diskusi berjalan hamper seperti pada
sesi pertama, dimana diskusi kurang terihat efektif, kelompok yang lain kurang aktif
optimal dalam membentuk peserta didik yang berkarakter. Dengan demikian upaya
dilakukan.
membangun karakter.
yang baik.
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter.
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
METODE PENELITIAN
Sumber data pada penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder,
sumber data primer adalah: hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru PAI,
Gerung Lombok Barat. Sumber data sekunder adalah sumber yang secara tidak
langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen.
a. Observasi
lapangan, terutama data tentang letak geografis dan keadaan fisik SMKN
Lombok Barat.
b. Wawancara
seperti: kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam (PAI), wakil kepala
sekolah, dan siswa SMKN 1 Gerung.
c. Dokumentasi
terkait dengan sejarah berdirinya SMKN 1 Gerung, profil, visi, misi, tujuan
dan kebijakan umum keadaan guru dan siswa, sarana prasarana, serta
proses pembelajarannya.
adalah melakukan analisis atau pengelolaan data sesuai dengan jenis datanya.
Bahwa analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
data (data display); serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/
verification).
Agar data yang diperoleh menjadi lebih absah dan valid, maka peneliti perlu