Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS RASIO

Rasio Keuangan 2

Rasio likuiditas
Rasio aktivitas
Rasio utang
Rasio profitabilitas
Rasio pasar
Rasio Likuiditas 3

Rasio ini mengukur kemampuan ketersediaan dana pada jangka pendek


untuk membayar utang jangka pendeknya.
Terdapat dua rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan yakni current ratio, quick ratio dan cash ratio
Semakin rendah tingkat likuiditas yang berarti semakin sedikit
ketersediaan dana untuk membayar utang jangka pendek
Rasio Likuiditas 4

Current Ratio
Current ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang
jangka pendeknya berdasarkan aset lancarnya.
Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur. Nilai CR yang
baik > 1
Akan tetapi CR yang terlalu tinggi tidak akan bermanfaat bila terdapat
persediaan yang banyak dan tidak dapat dicairkan dalam waktu singkat
Rasio Likuiditas 5

Quick Ratio
Karena Persediaan dianggap aset lancar yang paling kurang lancar
maka dikeluarkan dari perhitungan quick ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar
Aktiva Lancar
Utang Lancar

JENIS RASIO KEUANGAN

Aktiva Lancar
 LIKUIDITAS :  Current Ratio (CR) =
Kemampuan perusahaan untuk Utang Lancar
membayar utang-utang jangka ………………………..
pendeknya
 Quick Ratio (QR)/ Ak L - Persediaan
Acid Test Ratio = Aktiva Lancar
Utang Lancar
Utang Lancar

………………………..
Kas
 Cash Ratio =
Utang Lancar
………………………..
Rasio Utang 7

Rasio itang disebut juga rasio solvabilitas


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.
Semakin besar total utangnya maka semakin berisiko perusahaan
tersebut jika perusahaan mengalami kesulitan usaha.
Perusahaan-perusahaan perbankan rata-rata mempunyai rasio utang
yang paling tinggi dibanding perusahaan pada industry lain.
Rasio Utang 8

Secara umum ada 2 rasio utang yang biasa digunakan


1. Debt to Equity Ratio (DER)
Total Utang / Total Ekuitas
2. Debt to Asset Ratio (DAR)
Total Utang / Total Aset
Rasio Utang 9

Semakin besar debt to equity ratio ataupun debt ratio maka tingkat
utang semakin besar
Rasio hutang yang tinggi dapat berarti buruk bagi perusahaan terutama
jika situasi ekonomi memburuk sehingga dapat menyebabkan
perusahaan dengan debt ratio yang tinggi mengalami masalah
keuangan
Perusaan dengan debt to equity ratio ataupun debt ratio lebih dari
100% menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai hutang yang sangat
besar melebihi total ekuitasnya atau total asetnya.
 Debt to Total Asset Total Utang
 LEVERAGE / SOLVABILITAS : Ratio (DAR)
=
Total Aktiva
Kemampuan
………………………..
perusahaan untuk
 Debt to Equity Ratio Total Utang
membayar seluruh (DER) =
Total Equity
utang-utang nya (jk
………………………..
pendek dan jk panjang)
 Time Interest Earned EBIT
=
(TIE)) Bunga
………………………..
 Fixed Charge EBIT + Biaya Sewa
Coverage = Bunga + Biaya
Sewa
………………………..
Rasio Aktifitas 11

Rasio ini mengukur seberapa efisen penggunaan suatu asset oleh


perusahaan
Rasio Aktifitas 12

Inventory Turnover Ratio (Perputaran Persediaan)


Perputaran Piutang menunjukkkan siklus piutang dalam satu tahun
Inventory Turnover Ratio = Penjualan/Persediaan
Rasio Aktifitas 13

Day Sales Outstanding (Rata-rata umur piutang)


Rata-rata umur piutang menunjukkan berapa lama (hari) yang
diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas)
Dengan kata lain seberapa lama dana yang seharusnya masuk
tertanam dalam pituangnya.
Day Sales Outstanding = Piutang / (Penjualan/365)
Rasio Aktifitas 14

Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)


Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan

Fixed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap)


Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan aset tetapnya
Fixed Assets Turnover = Penjualan / Aktiva Tetap
Rasio Aktifitas 15

Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)


Rasio ini menunjukkan efektifitas perusahaaan menghasilkan
penjualan berdasarkan total asetnya.
Total Assets Turnover = Penjualan / Total Aktiva
 Asset turn over Penjualan
 AKTIVITAS : =
(ATO) Total Assets
Sejauhmana efektivitas ………………………..
perusahaan dalam  Working Capital turn Penjualan
menggunakan sumber over (WCTO) =
Modal Kerja
dayanya ………………………..
 Account Receivable Penjualan kredit
=
turn over (ARTO) Rata2 Piutang
………………………..
 Average Collection 360 hari
=
period ARTO
………………………..
 Inventory turn over COGS
=
(ITO) Rata2 Inventory
………………………..
 Periode perputaran 360 hari
=
inventory ITO
………………………..
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas disebut juga dengan rasio rentabilitas
Rasio ini merupakan rasio yang paling banyak dipertimbangkan dalam
mengretahui efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(laba bersih).
Ada beberapa rasio yang biasa digunakan :
1. Net Profit Margin (NPM)
2. Return On Assets (ROA)
3. Return On Equity (ROE)
4. Earnings Per Share (EPS)

17
Rasio Profitabilitas
Profit Margin 18

Net Profit Margin


Net Profit Margin (NPM) mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan berdasarkan total penjualan.
NPM = Laba Bersih / Penjualan
Semakin tinggi NPM maka semakin baik dan efisien
Rasio Profitabilitas
ROA 19

Return On Assets
Return On Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan berdasarkan total aset.
ROA = Laba Bersih / Total Aset
Rasio Profitabilitas
ROE 20

Return On Equity
Return On Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan berdasarkan total ekuitas.
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
Rasio Profitabilitas
EPS 21

Earning Per Share


Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar saham mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan berdasarkan
jumlah saham yang beredar.
EPS = Laba bersih / Jumlah saham yang beredar
Rasio Profitabilitas 22

Semakin tinggi NPM, ROE, ROA, EPS, maka semakin baik dan efisien
kinerja perusahaan
Rasio ini dapat dibandingkan pada perusahaan yang sejenis (within
windustry) atau perusahaan yang berbeda jenis (accros industry)
Rasio Profitabilitas 23

Dalam analisa horisontal kita dapat membandingkan kinerja perusahaan


pada tahun t dengan tahun sebelumnya.
Misalkan kita dapat membandingkan EPS pada tahun 2015 dibanding
tahun 2016
Semakin tinggi earning growth (EPS growth) maka semakin profitable
suatu perusahaan
Semakin stabil nilai earning growth dari tahun ke tahun maka makin
matang suatu perusahaan
 PROFITABILITAS /  Gross Profit Margin Laba Kotor
=
RENTABILITAS : (GPM) Penjualan
Kemampuan ………………………..
perusahaan  Net Profit Margin Laba bersih
(NPM) =
Penjualan
memperoleh laba
………………………..
dari modal yang  Return on
digunakan Investment (ROI)
= Laba bersih
atau Return on
Total Aktiva
Total Asset (ROA)
………………………..
 Return on Equity Laba Bersih
=
(ROE) Modal Sendiri
………………………..
Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur valuasi suatu saham (perusahaan) berdasarkan
fundamental perusahaan.
Rasio pasar dapat dihitung dengan PER, PBV, P/S, PCF, dan DY.
Rasio pasar yang paling banyak digunakan adalah PER dan PBV

25
Rasio Pasar
Saham dengan PER, PBV, P/S, PCF yang tinggi menunjukkan saham
tersebut dihargai tinggi berdasarkan nilai intrinsik / fundamentalnya
(growth stock) biasanya karena kinerjanya yang baik
Saham dengan PER, PBV, P/S, PCF yang rendah menunjukkan saham
tersebut dihargai rendah berdasrkan nilai intrinsik / fundamentalnya
(value stock) biasanya karena kinerjanya yang buruk

26
Rasio Pasar
Perusahaan dengan PBV = 1 mengindikasikan bahwa perusahaan
dihargai sama berasarkan nilai ekuitasnya.

27
 RASIO PASAR
Mengukur harga
pasar relatif
terhadap nilai
buku.

Harga Pasar perlembar


 PER (Price Earning Ratio) =
Earning perlembar
………………………..
 Dividend Yield Dividen per lembar
=
Harga Pasar saham perlembar
………………………..
Dividen perlembar
 Dividend pay-out =
Laba bersih perlembar
………………………..
Tobin’s Q dan Altman Z-score

- Analisis keuangan menggunakan Tobin’s q dan Altman Z-score sebagai bagian


dari indikator kinerja perusahaan juga dalam perhitungannya membutuhkan data
keuangan yang disajikan melalui laporan keuangan perusahaan, seperti halnya
analisis keuangan lainnya.
- Investor membutuhkan informasi Tobin’s q untuk mengetahui apakah
perusahaan dalam kondisi tumbuh, tidak tumbuh (stagnan) atau bahkan
menurun, sehingga mereka dapat memutuskan apa yang harus dilakukan dalam
kondisi tersebut.
- Demikian juga Altman Z-score akan memberikan informasi kepada investor
berkenaan dengan potensi kebangkrutan atau ketidak bangkrutan suatu
perusahaan
Contoh
Neraca Perusahaan A
Per 31 Desember

Kas 100.000 Hutang dagang 100.000


Efek-efek 150.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 50.000 Hutang pajak 50.000
Inventori 200.000 Hutang lancar 250.000
Aktiva lancar 500.000 Long term debt 500.000
Aktiva tetap 1.500.000 Saham 1.000.000
Laba ditahan 250.000
Total assets 2.000.000 Total hutang + modal sendiri 2.000.000
Laporan Rugi Laba Perusahaan A
Per 31 Desember

Penjualan 4.000.000
Harga pokok barang terjual 2.500.000
Laba kotor 1.500.000
Biaya-biaya administrasi penjualan dan biaya-biaya umum 950.000
Laba usaha 550.000
Bunga (10% obligasi) 50.000
Laba sebelum pajak 500.000
Pajak pendapatan 250.000
Laba setelah pajak 250.000
Berdasarkan financial statement tersebut,
akan dapat dihitung berbagai rasio sebagai berikut :

a. Liquidity Ratio
b. Leverage Ratio
c. Activity Ratio
d. Profitability Ratio

Anda mungkin juga menyukai