Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN GLUKOMA

Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas

Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

Enti Pagasing

NIM 1490120088

Prodi Profesi Ners XXV

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel

Bandung

2020
A. Pendahuluan
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan
manusia. Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik
merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya
lapangan kerja, hanya orang-orang yang sempurna dengan segala indranya saja yang
mendapat kesempatan kerja termasuk matanya.mata merupakan anggota badan yang
sangat peka. Trauma seperti debu sekecil apapun yang masuk kedalam mata, sudah
cukup untuk menimbulkangangguan yang hebat, apabila keadaan ini diabaikan, dapat
menimbulkan penyakit yang sangat gawat.
Salah satu penyakitnya yaitu glaukoma. Glaukoma adalah penyebab kebutaan
kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai
tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena
glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat
dikendalikan. Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena sering
berkembang tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari
adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut.
Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit
tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki,
maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin.
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah
sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan atau gejala
patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segalah
akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah; 2004).

B. Definisi
Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan
intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan
pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang
dan penurunan tajam pengelihatan. (Martinelli; 1991 dan Sunaryo Joko Waluyo;
2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata
meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan (Dwindra M; 2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa
peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang
pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).
Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan
tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996).

C. Anatomi Fisiologi
1. Kornea
Kornea adalah jaringan berbentuk kubah transparan yang membentuk bagian
mata terdepan atau paling luar. Fungsi kornea adalah sebagai jendela dan sebagai
jalan masuk cahaya ke mata Anda. Berkat kornea, mata Anda dapat mengatur
masuknya sinar cahaya agar bisa melihat kata-kata dan gambar secara jelas.
Kornea berfungsi memberikan 65-75 persen kekuatan fokus mata Anda. Anda
pun perlu berhati-hati untuk menjaga kesehatan kornea Anda. Di dalam kornea
terdapat banyak ujung saraf yang membuatnya sangat sensitif. Jika tidak dirawat
dengan baik, kornea rentan terserang infeksi bakteri atau jamur seperti keratitis.
Selain itu, ada juga kemungkinan terjadinya perubahan struktur kornea, yaitu
keratokonus.
2. Bilik mata depan (anterior chamber)
Bilik mata depan adalah kantung mirip jelly yang berada di belakang kornea, di
depan lensa (lihat pada gambar indra penglihatan Anda di atas). Kantung yang
juga dikenal dengan istilah anterior chamber ini berisi cairan aqueous humor yang
membantu membawa nutrisi ke jaringan mata. Cairan aqueous humor juga
sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang tekanan di dalam mata. Kesehatan mata
juga dipengaruhi oleh proses produksi dan aliran cairan di bilik mata depan. Jika
terdapat gangguan, hal ini dapat menyebabkan masalah pada tekanan di dalam
matanya, contohnya seperti penyakit glaukoma.
3. Sklera
Sklera adalah bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan jaringan
fibrosa yang menutupi seluruh bola mata Anda (sepanjang jalan di sekitar),
kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat otot yang menempel guna
menggerakkan mata yang menempel pada sklera.
4. Iris dan pupil
Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu
sama lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah
bulatan kecil berwarna lebih gelap di tengahnya. Iris berfungsi mengatur
sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan menyesuaikan dengan bukaan pupil.
Ketika diterpa cahaya terang, iris akan menutup (atau menyempit) dan membuat
pupil terbuka lebih kecil untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata
Anda. Selain itu, irislah yang menentukan warna mata Anda. Orang dengan mata
coklat memiliki iris yang banyak pigmennya, sementara orang dengan mata biru
atau ringan memiliki iris dengan pigmen yang sedikit.
5. Lensa
Lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur yang
terletak tepat di belakang iris dan pupil, setelah kornea (lihat gambar indra
penglihatan Anda di atas). Fungsi lensa adalah membantu memusatkan cahaya
dan gambar pada retina Anda. Lensa ini memberikan 25-35 persen kekuatan
fokus mata Anda. Lensa mata memiliki tekstur yang lentur dan elastis. Maka dari
itu, bentuknya bisa berubah jadi melengkung dan fokus pada objek di sekitar.
Misalnya, ketika melihat orang yang berada di dekat Anda atau dari kejauhan.
6. Koroid dan konjungtiva
Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran coklat gelap yang terdapat
banyak pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara sklera dan
retina. Koroid ini berfungsi untuk memasok darah dan nutrisi ke retina dan ke
semua struktur lainnya pada bagian anatomi mata. Sedangkan konjungtiva adalah
lapisan tipis jaringan yang menutupi seluruh bagian mata Anda yang posisinya
ada di depan, kecuali untuk kornea.
7. Badan vitreous
Berbeda dengan cairan aqueous humor yang adanya di depan lensa mata, vitreous
humor terletak di belakang lensa mata. Vitreous adalah zat seperti jelly yang
mengisi bagian dalam bagian belakang anatomi mata. Seiring waktu, vitreous
menjadi lebih encer dan bisa terlepas dari bagian belakang mata.
8. Retina dan saraf optic
Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi
permukaan bagian dalam anatomi mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya
masuk menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang
menyerupai kabel televisi Anda) ke otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai
gambar atau objek yang mata lihat.
9. Makula
Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan penglihatan
sentral. Pada makula, terdapat fovea. Fovea terletak di pusat makula dan
fungsinya untuk memberikan penglihatan detail yang paling tajam di mata Anda.
Makula merupakan bagian anatomi mata dengan sel-sel fotoreseptor tingkat
tinggi yang dapat mendeteksi cahaya dan mengirimkannya ke otak. Dengan kata
lain, makula memiliki peran besar agar Anda dapat melihat berbagai warna dan
detail dari suatu objek dengan sangat jelas. Karena fungsinya yang sangat krusial,
kerusakan pada makula umumnya dapat berpengaruh ke penglihatan sentral atau
penglihatan bagian tengah.
10. Kelopak mata
Meski terletak di bagian terluar, kelopak mata atau palpebra adalah bagian
anatomi mata dengan fungsi yang tak kalah penting dengan bagian lainnya.
Kelopak mata membantu menjaga kesehatan mata dengan melindungi kornea
Anda dari paparan benda-benda asing, seperti infeksi, cedera, serta penyakit.
Selain itu, kelopak mata juga membantu agar air mata tersebar dengan merata
pada permukaan mata, terutama jika kelopak mata tertutup. Hal ini tentunya
membantu melumasi mata dan mencegah kondisi mata kering.

D. Etiologi
Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah perubahan anatomi sebagai
bentuk gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisi faktor
genetik. Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau proses  patologik
dari sistem tubuh lainnya. Adapun faktor resiko timbulnya glaukoma antara lain
riwayat glauakoma pada keluarga, diabetes melitus dan pada orang kulit hitam

E. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aqueus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus
melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan
keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20
mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi
peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya
aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan
kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular,
akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
a. Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas
serabut saraf pada papil saraf optik.
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik
yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata.
Bagian tepi  papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah
sehingga terjadi  penggaungan pada papil saraf optik.
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum
jelas.
d. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut
saraf optik. (Tamsuri M, 2010 : 72-73).

F. Pathway
G. Manifestasi klinis
1. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).
2. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.
3. Mual, muntah, berkeringat.
4. Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.
5. Visus menurun.
6. Edema kornea.
7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
8. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.
9. TIO meningkat.(Tamsuri A, 2010 : 74-75)

H. Komplikasi
Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma, glaukoma penutupan sudut akut
adalah suatu kedaruratan medis. agens topikal yang digunakan untuk mengobati
glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek
ini dapat berupa perburukan kondisi jantung, pernapsan atau neurologis.

I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tajam pengelihatan.
a. Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat
cara tonometri, untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu :  
 Palpasi atau digital dengan jari telunjuk
 Indentasi dengan tonometer schiotz
 Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann
 Nonkontak pneumotonometri Tonomerti Palpasi atau Digital
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat,
sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat digunakan
dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah dengan
dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil pendertia disuruh
melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola
mata, hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi
kesan  perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari
menahan, jari lainnya menekan secara bergantian. Tinggi rendahnya
tekanan dicatat sebagai  berikut:
 N : normal
 N + 1 : agak tinggi
 N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
 N  – 1 : lebih rendah dari normal
 N – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
b. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma
gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata
depan.
c. Oftalmoskopi
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan
papil saraf optik, sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik.
Papil saraf optik yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan lebarnya
ekskavasi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat dilihat dari
ekskavasi yang luasnya tetap atau terus melebar.
2. Pemeriksaan lapang pandang
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah
lebih lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan
ditemukan di daerah tepi, yang kemudian meluas ke tengah.  
b. Pemeriksaan lapang pandang sentral: mempergunakan tabir Bjerrum, yang
meliputi daerah luas 30 derajat. Kerusakan –  kerusakan dini lapang
pandang ditemukan para sentral yang dinamakan skotoma Bjerrum.(Sidarta
Ilyas, 2002: 242-248).

J. Penatalaksanaan
Pengobatan dilakukan dengan prinsip untuk menurunkan TIO, membuka sudut yang
tertutup (pada glaukoma sudut tertutup), melakukan tindakan suportif (mengurangi
nyeri, mual, muntah, serta mengurangi radang), mencegah adanya sudut tertutup
ulang serta mencegah gangguan pada mata yang baik (sebelahnya). Upaya
menurunkan TIO dilakukan dengan memberikan cairan hiperosmotik seperti gliserin
per oral atau dengan menggunakan manitol 20% intravena. Humor aqueus ditekan
dengan memberikan karbonik anhidrase seperti acetazolamide (Acetazolam, Diamox).
Dorzolamide (TruShop), methazolamide (Nepthazane). Penurunan humor aqueus
dapat juga dilakukan dengan memberikan agens penyekat  beta adrenergik seperti
latanoprost (Xalatan), timolol (Timopic), atau levobunolol (Begatan). Untuk
melancarakan aliran humor aqueus, dilakukan konstriksi pupil dengan miotikum
seperti pilocarpine hydrochloride 2-4% setiap 3-6 jam. Miotikum ini menyebabkan
pandangan kabur setelah 1-2 jam penggunaan. Pemberian miotikum dilakukan apabila
telah terdapat tanda-tanda penurunan TIO. Penanganan nyeri, mual, muntah, dan
peradangan dilakukan dengan memberikan analgesik seperti pethidine (Demerol), anti
muntah atau kostikosteroid untuk reaksi radang. Jika tindakan di atas tidak berhasil,
lakukan operasi untuk membuka saluran schlemm sehingga cairan yang banyak
diproduksi dapat keluar dengan mudah. Tindakan pembedahan dapat dilakukan
seperti trabekulektomi dan laser trabekuloplasti. Bila tindakan ini gagal, dapat
dilakukan siklokrioterapi (Pemasanag selaput beku). Penatalaksanaan keperawatan
lebih menekankan pada pendidikan kesehatan terhadap penderita dan keluarganya
karena 90% dari penyakit glaukoma merupakan  penyakit kronis dengan hasil
pengobatan yang tidak permanen. Kegagalan dalam  pengobatan untuk mengontrol
glaukoma dan adanya pengabaian untuk mempertahankan pengobatan dapat
menyebabkan kehilangan pengelihatan progresif dan mengakibatkan kebutaan. Klien
yang mengalami glaukoma harus mendapatkan gambaran tentang  penyakit ini serta
penatalaksanaannya, efek pengobatan, dan tujuan akhir pengobatan itu. Pendidikan
kesehatan yang diberikan harus menekan bahwa pengobatan bukan untuk
mengembalikan fungsi pengelihatan, tetapi hanya mempertahankan fungsi
pengelihatan yang masi ada.

K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat : Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan
dengan gangguan penglihatan.
b. Makanan / Cairan : Mual, muntah (glaukoma akut)
c. Neurosensori :
 Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
 Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar
sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
 Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda :
 Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
 Peningkatan air mata.
d. Nyeri / Kenyamanan :
 Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
 Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit
kepala (glaukoma akut).
e. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan
vena), ketidakseimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau
vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke
retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor
pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glaukoma.
e. Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal
atau hanya meningkat ringan.
f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan
aterosklerosisi,PAK.
i. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

3. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds Usia ≥40 tahun, DM, Nyeri
-Pasien mengatakan nyeri kortikosteroid jangka
Do panjang, myopia, trauma
-Pasien terlihat meringis mata
kesakitan
Obstruksi jaringan
trabekuler

Hambatan pengaliran
cairan humor aqueous

TIO meningkat

Nyeri
2 Ds Usia ≥40 tahun, DM, Gangguan persepsi
-Pasien mengatakan tidak kortikosteroid jangka sensori :
terlalu jelas saat melihat panjang, myopia, trauma penglihatan
Do mata
-Pasien terlihat susah untuk
melihat Obstruksi jaringan
trabekuler

Hambatan pengaliran
cairan humor aqueous

TIO meningkat

Gangguan saraf optic

Perubahan penglihatan
perifer

Gangguan persepsi
sensori : penglihatan

3 Ds TIO meningkat Ansietas


-Pasien mengatakan cemas
Do Gangguan saraf optic
-Pasien terlihat cemas
Perubahan penglihatan
perifer

Ansietas

4 Ds Usia ≥40 tahun, DM, Kurang


-Pasien mengatakan tidak kortikosteroid jangka pengetahuan
terlalu paham tentang panjang, myopia, trauma
penyakitnya mata
Do
-Pasien terlihat bingung Peningkatan tekanan
saat ditanya tentang vitreus
penyakitnya
Pergerakan iris kedepan

TIO meningkat

Tindakan oprasi

Kurang pengetahuan

4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual
dan muntah
b. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
c. Ansietas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan,
ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak
akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

5. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Nyeri Setelah dilakukan Mandiri: - Tekanan pada mata
tindakan keperawatan - Pertahankan tirah meningkatkan jika
diharapkan nyeri dapat baring ketat pada tubuh datar dan
berkurang atau posisi semi- manuver valsalva
terkontrol dengan Fowler dan cegah diaktifkan seperti
Kriteria hasil: tindakan yang pada aktivitas
- Klien dapat dapat tersebut.
mengidentifikasi meningkatkan - Stres dan sinar akan
penyebab nyeri. TIO (batuk, meningkatkan TIO
- Klien dapat bersin, mengejan) yang dapat
mengetahui - Berikan mencetuskan nyeri.
faktor-faktor yang lingkungan yang - Mengidentifikasi
dapat tenang. kemajuan atau
meningkatkan - Obsevasi tekanan penyimpanan dari
nyeri. darah, nadi dan hasil yang
- Klien mampu pernapasan tiap diharapkan.
melakukan 24 jam jika klien - Mengidentifikasi
tindakan untuk tidak menerimah kemajuan atau
mengurangi nyeri. agens osmotik penyimpangan dari
secara intravena hasil yang
dan tiap 2 jam diharapkan.
jika klien - Mengidentifikasi
menerima agens kemajuan atau
osmotik penyimpangan dari
intravena. hasil yang
- Observai derajat diharapkan
nyeri mata tiap 20
menit selama fase
akut.
- Observasi
ketajaman
pengelihatan
setiap waktu
sebelum
penetesan obat
mata yang
diresepkan.
Koaborasi
- Berikan obat mata
yang diresepkan
untuk glaukoma
dan beri tau
dokter jika terjadi
hipotensi,
haluaran urin <24
ml/jam, nyeri
pada mata tidak
hilang dalam
waktu 30 menit
setelah terapi
obat, tajam
pengelihatan
turun terus
menerus
- Berikan analgesik
untuk
menghilangkan
nyeri
2 Gangguan Setelah dilakukan Mandiri Sementara intervensi
persepsi tindakan keperawatan - Pastikan dini mencegah kebutaan,
sensori : diharapkan gangguan derajat/tipe pasien menghadapi
penglihatan pengelihatan dapat kehilangan kemungkinan/mengalami
berkurang dan penglihatan. pengalaman kehilangan
penggunaan - Dorong penglihatan sebagian
pengelihatan yang mengekspresikan atau total. Meskipun
secara optimal. perasaan tentang kehilangan pengelihatan
Kriteria hasil: kehilangan/ telah terjadi tak dapat
- Pasien akan kemungkinan diperbaiki (meskipun
mempertahankan kehilangan dengan pengobatan)
lapang ketajaman penglihatan. kehilangan lanjut dapat
penglihatan tanpa - Tunjukkan dicegah.
kehilangan lebih pemberian tetes - Mempengaruhi
lanjut. mata, contoh harapan masa depan
menghitung pasien dan pilihan
tetesan, menikuti intervensi.
jadwal, tidak - Mengontrol TIO,
salah dosis. mencegah
- Lakukan tindakan kehilangan
untuk membantu penglihatan lanjut.
pasien yang - Menurunkan bahaya
mengalami keamanan
keterbatasan sehubungan dengan
penglihatan, perubahan lapang
contoh, kurangi pandang atau
kekacauan,atur kehilangan
perabot, ingatkan penglihatan dan
memutar kepala akomodasi pupil thd
ke subjek yang sinar lingkungan.
terlihat;
Perbaiki sinar
suram dan
masalah
penglihatan
malam
3 Ansietas Tujuan: setelah Mandiri - Faktor ini
diberikan tindakan - Kaji tingkat mempengaruhi
keperawatan ansitas, derajat persepsi pasien
diharapkan cemas pengalaman terhadap ancaman
dapat berkurang dan nyeri/timbul nya diri, potensial siklus
hilang. gejala tiba-tiba insietas, dan dapat
Kriteria hasil: dan pengetahuan mempengaruhi
- Pasien tampak kondisi saat ini upaya medik untuk
rileks dan - Berikan informasi mengontrol TIO.
melaporkan yang akurat dan - Menurunkan ansiets
ansitas menurun jujur. Diskusikan sehubungan dengan
sampai tingkat kemungkinan ketidak tahuan /
dapat diatasi. bahwa harapan yang akan
- Pasien pengawasan dan datang dan
menunjukkan pengobatan dapat memberikan dasar
ketrampilan mencegah fakta untuk
pemecahan kehilanagan membuat pilihan
masalah pengeligatan info tentang
- Pasien tambahan. pengobatan.
menggunakan - Dorong pasien - Memberi
sumber secara untuk mengakui kesempatan pasien
efektif masalah dan menerima situasi
mengekspresikan nyata,
perasaan mengklarifikasi
- Identifikasi salah konsepsi dan
sumber/orang pemecahan masalah.
yang menolong - Memberikan
keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri
dalam menghadapi
masalah 4.
4 Kurang Tujuan: setelah Mandiri - Vital untuk
pengetahuan diberikan tindakan - Diskusikan memberikan
keperawatan perlunya informasi pada
diharapkan Klien menggunakan perawat pada kasus
mengetahui tentang identifikasi, darurat untuk
kondisi, prognosis dan contoh gelang menurunkan resiko
pengobatannya Waspada-medik. menerima obat yang
Kriteria hasil: - Tunjukkan tehnik dikontradikasikan
- Pasien yang benar (contoh ; atropin).
menyatakan pemberian tetes - Meningkatkan
pemahaman mata. Izinkan keefektifan
kondisi, pasien mengulang pengobatan.
prognosis, dan tindakan. Memberikan
pengobatan. - Kaji pentingnya kesempatan pasien
- Mengidentifikasi mempertahankan menunjukan
hubungan antar jadwal obat, kompetensi dan
gejala/tanda contoh tetes mata. menanyakan
dengan proses Diskusikan obat pertanyaan.
penyakit yang harus - Penyakit ini dapat di
- Melakukan dihindari, contoh control
prosedur dengan midriatik, danmempertahankan
benar dan kelebihan konsistensi program
menjelaskan pemakaian steroid obat adalah control
alasan tindakan. topikal. vital. Beberapa obat
- Identifikasi efek menyebabkan
samping/reaksi dilatasi pupil,
merugikan dari peningkatan TIO
pengobatan dan potensial
(penurunan nafsu kehilangan
makan, penglihatan
mual/muntah, tambahan.
kelemahan, - —
jantung tak -
teratur, dll). - Efek samping obat
- Dorong pasien dapat mempengaruhi
membuat rentang dari ketidak
perubahan yang nyamanan sampai
perlu untuk pola ancaman kesehatan
hidup. berat. Kurang lebih
- Dorong 50% pasien akan
menghindari mengalami
aktivitas,seperti sesitifitas/alergi
mengangkat terhadap obat
berat/mendorong, parasimpatis (contoh
menggunakan pilokarpin) atau obat
baju ketat dan antikolinesterase.
sempit. Masalah ini
- Diskusikan memerlukan
pertimbangan evaluasi medik dan
diet, cairan kemungkinan
adekuat dan perubahan program
makanan berserat. terapi.
- Tekankan - Pola hidup tenang
pentingnya menurunkan respon
pemeriksaan rutin emosi terhadap stres,
mencegah
perubahan okuler
yang mendorong iris
kedepan, yang dapat
mencetuskan
serangan akut.
- Dapat meningkatkan
TIO yang
mencetuskan
serangan akut.
Catatan: bila pasien
tidak mengalami
nyeri.
- Mempertahankan
konsistensi feses
untuk menghindari
konstipasi
- Untuk mengawasi
kemajuan penyakit
dan memungkinkan
intervensi dini dan
mencegah
kehilangan

DAFTAR PUSTAKA

Junadi P. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, FK-UI, 1982

Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000.

Long C Barbara. Medical surgical Nursing. 1992

Doungoes, marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan

pendokumentasian perawatan pasien. Ed 3, EGC, Jakarta, 2000


Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan

Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998

Brunner & Suddart. Keperawatan Medical Bedah EGC. Jakarta 2002

Anas Tamsuri. Klien gangguan mata dan pengelihatan: keperawatan medical-bedah

. Jakarta: EGC, 2010. 2.

Doungoes, marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke . Jakarta: EGC. 1999. 3.

 Indriana dan N Istiqomah.

Anda mungkin juga menyukai