Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HUKUM TERMODINAMIKA III

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Fisik I

Dosen : Firman Solihat, M. T

Disusun Oleh :

Dika Aflinoza (1811E1033)

Delvia Shawalantini (1911E1001)

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG

2020 – 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai untuk memenuhi tugas Kimia Fisika I. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga makalah ini selesai.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,
sehingga ke depannya diharapkan dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 19 Februari 2020


                                                                                             

Penyusun

2
Daftar isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar isi.....................................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1. Latar belakang.............................................................................................................4

1.2. Rumusan masalah........................................................................................................4

1.3. Tujuan..........................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Pengertian Hukum Ketiga Temodinamika........................................................................5

2.2 Klasifikasi Siklus Termodinamika.....................................................................................5

2.3. Aplikasi Hukum Ketiga Termodinamika..........................................................................6

2.4. Aplikasi Termodinamika Dalam Biologi..........................................................................7

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan. Tumbuh-tumbuhan melakukan pekerjaan
ketika mengangkat air dari akar ke cabang-cabang, hewan melakukan pekerjaan ketika
berenang, merayap, dan terbang. Kerja juga terjadi ketika pemompaan darah melalui
pembuluh darah dalam tubuh dan pada pemompaan ion-ion melewati dinding sel. Semua
kerja ini diperoleh dari pengeluaran energy kimia yang disimpan dalam makanan yang
dikonsumsi oleh mahluk hidup. Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal
(yang berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).
Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan, panas, kerja, dan energy dan secara
khusus perubahan panas menjadi kerja. Hukum termodinamika pertama dan kedua
dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuan mengenai peningkatan efisiensi mesin
uap. Bagaimanapun hokum ini merupakan dasar seperti hokum fisika lainnya. Mereka
membatasi efisiensi amuba atau ikan paus seperti mereka membatasi efisiensi mobil atau
tenaga nuklir tumbuhan.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian hukum ketiga termodinamika?
2. Apa saja klasifikasi siklus termodinamika?
3. Apa saja aplikasi hukum ketiga termodinamika?
4. Apa saja aplikasi termodinamika dalam biologi?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum ketiga termodinamika
2. Untuk mengetahui klasifikasi siklus termodinamika
3. Untuk mengetahui aplikasi hukum ketiga termodinamika
4. Untuk mengetahui aplikasi termodinamika dalam biologi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hukum Ketiga Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Molekul hanya memiliki energi vibrasi (di samping energy electron dan energy inti) yang
sama besar, sehingga berada dalam keadaan kuantum tunggal. Jika di tijau dari kedudukan
dan distribusi energinya , penyusun-penyusun molekul dalam suatu Kristal yang sempurna
pada 0 K hanya dapat terlaksana dengan satu cara. Dalam ini W=1. Jadi entropi suatu Kristal
murni yang sempurna ialah 0 pada 0 K. Pernyataan ini terkenal sebagai hukum ketiga
termodinamika.

2.2. Klasifikasi Siklus Termodinamika


Siklus termodinamika secara umum bisa diklasifikasikan kedalam dua tipe:
1. Siklus reversibel
2. Siklus irreversibel.
2.2.1 Siklus Reversibel
Sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan membalik proses
seutuhnya, dikenal dengan proses reversibel. Sebagai contoh, jika selama proses
termodinamika dari keadaan 1 ke 2, kerja yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor
yang diserap adalah Q1-2. Sekarang jika kerla dilakukan pada gas sebesar W1-2 dan
mengeluarkan kalor sebesar Q1-2, kita akan membawa sistem kembali dari keadaan 2 ke 1,
proses disebut reversibel. Pada proses reversibel, seharusnya tidak ada kerugian panas karena
gesekan, radiasi atau konduksi, dsb. Siklus akan reversibel jika semua proses yang
membentuk siklus 3 adalah reversibel. Maka pada siklus reversibel, kondisi awal dicapai
kembali pada akhir siklus.
2.2.2 Siklus Ireversibel
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam arah sebaliknya, akan
membalik proses seutuhnya disebut sebagai proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak
membalik proses, maka disebut proses ireversibel. Pada proses ireversibel, terjadi kerugian

5
panas karena gesekan, radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di lapangan, sebgai besar proses
adalah ireversibel. Penyebab utama ireversibel adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2)
ekspansi tak tertahan, (3) perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu. Lebih
jauh, gesekan akan merubah kerja mekanik menjadi panas. Panas ini tidak bisa dirubah
kembali dalam jumlah yang sama ke dalam kerja mekanik. Sehingga jika ada gesekan di
dalam proses maka proses adalah ireversibel. Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses
ireversibel pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus ireversibel, kondisi
awal tidak didapati pada akhir siklus.

2.3. Aplikasi Hukum Ketiga Termodinamika


Hukum ketiga Termodinamika ini membayangkan suatu susunan kristal sempurna
dengan cara mengekstrapolasi sampai mencapai suhu nol mutlak Kristal adalah zat padat
yang terdiri dari atom-atom diam dalam suatu barisan statik barbaniar, suatu keadaan dimanik
yang paling teratur. Zat padat ini merupakan tingkat wujud materi yang amat langka dan
terdapat di alam sebagai planet dan meteorit. Kristal suatu zat padat sebenarnya seperti statik
atau diam saja. Pada tingkat atomik, masing-masing atom itu sebenarnya bergetar di sekitar
tempat kedudukannya dengan arah acak. Getaran itu makin bekurang jika suhu kristal itu
diturunkan alias didinginkan. Jika dibiarkan, getaran itu akan menjadi semakin giat, benda
menjadi panas dan akhirnya membuat molekul-molekul itu terlepas satu sama lain sehingga
relatif saling bebas membentuk zat cair. Zat cair adalah bentuk materi yang kurang “teratur”
dibanding zat padat tetapi lebih teratur dibandingkan gas. Dan zat cair itu merupakan wujud
yang paling langka dan kompleks. Sedangkan gas adalah bentuk “kekacauan” paling
sempurna yang di dalamnya setiap molekul bergerak bebas secara acak. Jadi, begitu sulit
mendapatkan zat dalam keadaan dinamik teratur atau kristal sempurna seperti yang
dibayangkan hukum ketiga termodinamika karena pada tingkat atomik setiap zat dalam
kedudukannya selalu bergerak acak yang menyebabkan molekul-molekul menjadi kacau atau
tidak teratur.
Secara singkatnya hukum ketiga termodinamika adalah “Suatu sistem (kristal) yang
sempurna pada saat temperatur nol, mempunyai keteraturan sempurna, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum”. Pada temperatur lain selain nol
mutlak, akan terdapat kerancuan dan kekacauan yang disebakan oleh eksitasi termal yakni
keadaaan di mana adanya perubahan temperatur karena adanya pelepasan temperatur. Entropi
suatu zat yang dibandingkan dengan entropinya dalam suatu bentuk kristal sempurna pada

6
temperature nol mutlak disebut entropi mutlak. Entropi mutlak tentu saja selalu positif,
karena dalam zat nyata apa saja akan terdapat kerancuan dan kekacauan. Makin tinggi
temperatur zat tersebut, akan semakin besar pula harga entropinya. Hukum ketiga tak lain
adalah permainan imajinasi, atau dalam bahasa filsafat suatu struktur kristal sempurna pada
nol mutlak merupakan dalam ide ‟ Platonis”. Struktur kristal sempurna pada nol mutlak
merupakan materi abstrak. Oleh sebab itu, logika hukum ketiga ini menurut Whitehead keliru
dalam hal mengkonkretkan suatu hal yang abstrak.

2.4. Aplikasi Hukum Ketiga Termodinamika Dalam Biologi


Pengaturan temperatur adalah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses
fisiologisdi mana terjadi kesetimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas sehingga
suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Burung atau mamalia secara fisiologis
digolongkan dalam worm Blooded atau homotermal.Organisme homotermal ini secara umum
dapat dikatakan temperatur tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini
terjadi karena ada interaksi berantai antara pembentukan panas dan kehilangan panas. Kedua
proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya diatur oleh susunan syaraf pusat yang mana
mengatur metabolisme, sirkulasi (peredaran darah), perspirasi (penguapan) dan pekerjaan
otot-otot skeletal.
Sebagai contoh kontraksi otot banyak menghasilkan panas,rumusnya dapat di tulis:
K= W/H
Dimana
K=Efisiensi
H =Energi total (dalam kalori) pada waktu kerja
W = Usaha dinyatakan dalam KgM
Temperatur 37˚C diterima sebagai temperatur normal tubuh manusia.Untuk mengukur
rata-rata temperatur badan dan kulit terdapat banyak kesukaran. Berikut keterangan suhu
tubuh dalam anggota badan mabusia. Dengan mengetahui termperatur kulit rata-0rata kita
dapat menentukan temperatur tubuhnya ini bertdasarkan hasil percobaan temperatur basal
nikel dan dubur pada keadaan temperatur lingkungan. Kuantitas suhu tubuh ini berkaitan
dengan panas yang tertampung di dalam tubuh manusia (heat stronge). Untuk menghitung
banyaknya panas yang tertampung dalam tubuh manusia.yaitu engan cara harus menghitung
perubahan temperatur tubuh rata-rata dikalikan dengan panas spesifik dan mas badan maka
diperoleh persamaan:
Heat stronge = temperatur shange x spesifik heat x massa
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Pengertian Hukum Ketiga Termodinamika : Hukum ini menyatakan bahwa pada saat
suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi
sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2. Siklus termodinamika secara umum bisa diklasifikasikan kedalam dua tipe:
Siklus reversibel yaitu sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan
membalik proses seutuhnya, dikenal dengan proses reversibel.
Siklus irreversibel yaitu sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan
dalam arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya disebut sebagai proses
reversibel.
3. Hukum ketiga Termodinamika ini membayangkan suatu susunan kristal sempurna
dengan cara mengekstrapolasi sampai mencapai suhu nol mutlak Kristal adalah zat
padat yang terdiri dari atom-atom diam dalam suatu barisan statik barbaniar, suatu
keadaan dimanik yang paling teratur. Zat padat ini merupakan tingkat wujud materi
yang amat langka dan terdapat di alam sebagai planet dan meteorit. Kristal suatu zat
padat sebenarnya seperti statik atau diam saja. Pada tingkat atomik, masing-masing
atom itu sebenarnya bergetar di sekitar tempat kedudukannya dengan arah acak.
Perubahan Fase adalah proses perubahan bentuk suatu zat menjadi bentuk lain, salah
satu penyebab perubahan fase tersebut adalah kalor. Perubahan Fase meruapakan
efek dari adanya salah satu sifat fisika zat, yaitu wujud. Sifat fisika zat sendiri ialah
sifat yang dapat diamati secara langsung tanpa mengubah susunan zat, misalnya
wujud, warna, kelarutan, daya hantar listrik, dan kemagnetan, titik lebur dan titik
didih.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sridianti.com/pengertian-kesetimbangan-termodinamika.html

http://www.slideshare.net/fauziahpieter/sistem-kerja-kalor-dan-energi-dalam

http: //mirza.staff.ugm.ac.id/termo/TERMODINAMIKA.pdf

http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab1-2-tm1.pdf

http: //endwati.staff.fkip.uns. ac.id/files/2009/09/konsep-dasar-termodinamika-09.ppt

Manual on PHYWE : Physics Laboratory Experiment. Jerman: PHYWE Systeme GmbH &
Co. KG · D-37070 Gottingen

Anda mungkin juga menyukai