Anda di halaman 1dari 10

Mikrobiologi & Virology

“Virus Hepatitis B “

Disusun oleh:

Vivid wantari

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI FARMASI

SEMESTER 4

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMDIYAH (UNIMUDA) SORONG

2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Saya menyadari, bahwa makalah mengenai virus hepatitis B  yang saya buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya .Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Sorong, 27 April 2021

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB 1...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................4
DASAR TEORI..............................................................................................................................................4
2.1 Deskripsi virus hepatitis B..................................................................................................................4
2.2 Virologi virus hepatitis B....................................................................................................................5
2.3 Sifat-sifat virus hepatitis B.................................................................................................................6
2.4 Penularan dan pencegahan virus hepatitis B.....................................................................................6
BAB 3...........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Virus Hepatitis B ditemukan pertama kali oleh Blumberg dan kawan kawan tahun 1965,
waktu itu dikenal sebagai Australian Antigen. Individu yang terinfeksi oleh virus Hepatitis B,
dengan menggunakan mikroskop elektron, dapat dilihat adanya tiga partikel yang berbeda dalam
darah penderita, yaitu partikel berbentuk bulat dengan diameter 20-22 nm, partikel berbentuk
batang dengan diameter 20 nm, panjang 50-250 nm, keduanya tidak mempunyai asam nukleat,
diduga hanya lapisan lipoprotein luar dari HBV, dan ketiga adalah partikel dengan diameter 42
nm yang mengandung asam nukleat yang merupakan virion lengkap HBV dan disebut partikel
Dane 3,24 Virus hepatitis B (HBV) merupakan anggota famili Hepadnavirus, genus orthohepadna
virus. Partikel virus yang disebut virion berukuran 42 nm sferis, dengan genom 3,2 kilobasa.
Genom HBV berupa dsDNA ulir ganda sirkular, dengan bentuk tidak sepenuhnya ulir ganda. Pada
bagian ujung terdapat ulir yang berhubungan dengan DNA polymerase virus. Panjang genom
yang sepenuhnya ulir ganda adalah 3020-3320 nukleotida, dan pada panjang ulir ganda yang
tidak lengkap adalah 1700-2800 nukleotida 1725,26. Virus hepatitis B dibungkus oleh amplop
lipid di bagian luar dan bagian dalam nukleokapsid berbentuk ikosahedral yang tersusun oleh
protein.1 Nukleokapsid membungkus DNA virus dan DNA polymerase yang memiliki aktivitas
reserve transcriptase. Partikel pleomorfik filamentosa dan sferis tanpa inti kapsid tidak infeksius,
mengandung bagian permukaan virion yang mengandung protein dan lipid. Bagian ini disebut
surface antigen (Hbs Ag). Bagian ini diproduksi sebagai ekses dari daur hidup virus, diproduksi
lebih banyak, sehingga dapat dideteksi dalam darah. Virus Hepatitis B berbentuk partially double
stranded, memiliki DNA berbentuk lingkaran, untaian luar berupa lingkaran penuh, disebut
untaian negatif dan untai dalam berupa lingkaran tidak lengkap disebut untai positif. Untai luar
terdiri dari sekitar 3200 nukleotida yang berfungsi sebagai penyandi protein, sedangkan untai
dalam berfungsi saat replikasi VHB. Tiga daerah penyandi regio luar, yaitu Pre C, PreS1, PreS2.
Empat daerah penyandi open reading frames (ORF) dapat ditemukan pada untai luar DNA, yaitu
ORF S yang menyandi selubung VHB (HBsAg), ORF C yang menyandi HBcAg dan HBeAg, ORF P
yang menyandi enzim polimerase DNA dan ORF X yang menyandi HBxAg. 18,19 Protein kecil
HBsAg disandi oleh gen S regio S, terdiri dari 226 asam amino (aa). Protein ini menyususn 85%
selubung virus. HBsAg memiliki determinan a (asam amino 124-147), bersifat antigenin dan
memiliki derajat kesamaan (homologi) tinggi untuk berbagai isolat VHB di seluruh dunia,
sehingga bermanfaat untuk diagnosis dan pembuatan vaksin.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Deskripsi virus hepatitis B


Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu
anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada
sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Virus ini tidak menyebar
melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari
penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Juga
dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum
suntik, dan transfusi darah dengan virus di dalamnya.

Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada


sebagian Asia dan Afrika.Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.

Infeksi karena Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, di mana injeksi diberikan untuk membuat
tubuh kebal terhadapnya. Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1
bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini.
Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak
menyingkirkan sama sekali risiko infeksi.

Beberapa orang yang terinfeksi virus ini dapat dengan cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan
terinfeksi untuk seumur hidup. Biasanya terdapat sedikit atau tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang
hati rusak berat, menyebakan gagal hati. Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice, di mana
kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi tumbuh dan seharusnya
disaring oleh hati tidak dilakukan. Masalah lainnya adalah hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

Tes darah dapat menemukan tanda-tanda proses kerusakan hati. Jika penderita memiliki tanda-tanda
tersebut, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebakan virusnya. Pengobatan
anti virus diberikan, untuk mencegah virus memperbanyak diri dengan meng-kopi-nya. Bagaimanapun,
sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya semuanya hingga tuntas.

Dibandingkan virus HIV yang dapat menyebabkan AIDS, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas
(infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak
nyata.

Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi
virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum,
tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis
eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas
nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan
evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan
virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat
menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan
keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas
kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi.
Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada
ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada
terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi,
kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan
pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati
lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.

Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang,
rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan
bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada
mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.

2.2 Virologi virus hepatitis B


Virus hepatitis B adalaha jenis virus hepadna yang tergolong kelompok virus yang hepatotropik.
Kelompok virus ini memiliki DNA dan hanya menyerang sel-sel hati. Selain pada manusia, virus ini
ditemukan juga pada hewan yakni jenis Peking duck hepatitis virus dan tree squirrel, infeksi yang
ditimbulkannya tidak menular pada manusia. (Longo and Fauci, 2010). Proses penemuan virus hepatitis
B diawali dari temuan Blumberg, et al., (1965), yang melaporkan temuannya tentang adanya antigen
Australia (HBsAg). Lebih lanjut dilaporkan bahwa antibodi yang terdapat dalam dua serum penderita
hemophilia yang sering mendapat transfusi darah ternyata bereaksi dengan salah satu panel serum yang
berasal dari suku Aborigin Australia. Karena itu, antigen tersebut dinamakan antigen Australia. Pada
tahun 1970, Dane, Cameron dan Briggs menemukan partikel VHB berdiameter 42 nm disamping partikel
HBsAg 22 nm- didalam serum darah penderita dengan antigen Australia positif. Partikel tersebut
sekarang dikenal sebagai partikel Dane yang merupakan virus utuh. Virus hepatitis B (VHB) adalah virus
yang species-specific yaitu virus yang hanya menginfeksi manusia. Virus hepatitis B (partikel Dane)
merupakan partikel yang terdiri atas selubung luar yaitu hepatitis B surface antigen (HBsAg) yang
membungkus bagian dalam virus yang mengandung hepatitis B core antigen (HBcAg), hepatitis B e
antigen (HBeAg), dalam nukleiokapsid didapatkan kode genetik yang terdiri dari partially double
stranded DNA, DNA polymerase dan suatu aktivitas protein kinase (Zuckerman and Thomas dalam
Soemoharjo, 2008). Pemeriksaan dengan mikroskop elektron terhadap serum yang mengandung antigen
hepatitis B akan tampak tiga struktur morfologi yang khas (WHO, 2002) yaitu 1. Partikel berbentuk
tubuler atau filament yang berdiameter 22 nm, yang mengandung lipid dari HBsAg. 2. Partikel bulat
(sferis) berdiameter 27 nm nukleiokapsid terbuat dari 180 salinan protein inti yang mangandung
polimerase dan VHB DNA 3. Partikel VHB sendiri yang berdiameter 42 sampai 47 nm, pada partikel
ganda diluar amplop berisi lipid dan tiga bentuk HBsAg yaitu partikel Dane, HBsAg berbentuk Tubular
dan HBsAg bulat (WHO, 2002). Selanjutnya dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa partikel Dane
adalah VHB yang utuh yang terdiri dari pembungkus luar yang disebut Hepatitis B Surface Antingen
(HBsAg) dan di bagian dalam terdapat nukleokapsid atau core berdiameter 27 nm, berbentuk
heksagonal, tersusun oleh molekul tunggal dengan DNA rangkap, mengandung 3200 pasangan basa
(nukleotida) yang merupakan genom dari VHB dan disebut sebagai Hepatitis B core Antigen (HBcAg).
Para peneliti selanjutnya menemukan antigen ketiga yang disebut Hepatitis B e Antigen (HBeAg) yang
dianggap sebagai komponen atau produk dari core VHB .

2.3 Sifat-sifat virus hepatitis B


VHB stabil pada suhu -200 C sampai lebih dari 20 tahun dan tahan terhadap pembekuan serta
pencairan berulang kali. VHB stabil pada suhu 370 C dan tahan terhadap iradiasi ultraviolet. Pada suhu
1000 C selama 10 menit, atau suhu 600 C selama beberapa jam dan pada pH 2.4 selama 6 jam
infektivitasnya hilang tetapi antigenisitasnya tetap. Sodium hipoklorit 0.5% menyebabkan hilangnya
antigenisitas HBsAg dan infektivitas virion dalam waktu 3 menit, tetapi dalam serum yang tidak
diencerkan dibutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi lagi (5%).

2.4 Penularan dan pencegahan virus hepatitis B


A. Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis
lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa
hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.

Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang
dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.

Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk
jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika
penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang
mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu
apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.

Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat
terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak
ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk
mencegah penularan penyakit ini.
B. Pencegahan

Vaksin untuk mencegah hepatitis B telah rutin direkomendasikan diberikan pada bayi sejak 1991
di Amerika Serikat.Kebanyakan vaksin diberikan dalam 3 dosis selama beberapa bulan. Timbalan pada
vaksin dinyatakan sebagai konsentrasi antibodi anti-HBs sekurang-kurangnya 10 mIU/ml pada serum
tubuh tervaksinasi. Vaksin lebih efektif diberikan pada anak-anak dan 95 persennya memiliki antibodi
perlawanan tersebut. Antibodi tersebut turun menjadi 90% pada usia 40 tahun dan menjadi sekitar 75
persen bagi mereka yang telah berusia 60 tahun. Proteksi vaksinasi bersifat jangka panjang, bahkan
sesuadah antibodi turun di bawah 10 mIU/ml. Vaksinasi pada saat kelahiran direkomendasikan untuk
semua bayi dengan ibu yang terinfeksi. Kombinasi dari hepatitis B immune globulin dan pemberian awal
dari vaksin hepatitis B mencegah penularan hepatitis B pada saat kelahiran sebesar 86% hingga 99%.

Semua yang beresiko bersinggungan dengan cairan tubuh seperti darah harus divaksinasi, jika belum
lakukan segera.  Tes untuk menguji efektifitas imunisasi direkomendasikan dan dosis lanjutan vaksin
diberikan kepada mereka yang belum cukup kebal.

Pada bayi tabung, pencucian sperma tidak diperlukan bagi laki-laki yang menderita hepatitis B untuk
mencegah penularan, kecuali pasangan wanitanya belum efektif tervaksinasi. Pada wanita dengan
hepatitis B, risiko penularan dari ibu ke bayinya menggunakan teknik IVF maupun kehamilan normal
adalah sama.

Mereka yang beresiko tinggi terinfeksi harus dites apakah ada pengobatan yang efektif pada mereka
yang memiliki penyakit ini. Kelompok yang ditapis direkomendasikan termasuk mereka yang belum
divaksinasi dan salah satu dari: masyarakat dari daerah yang tingkat hepatitis B-nya lebih dari 2 persen
(Indonesia termasuk), mereka yang terjangkit HIV, pengguna narkoba suntik, lelaki yang memiliki
aktivitas seksual dengan lelaki, dan mereka yang tinggal bersama dengan penderita hepatitis B.

Durasi vaksinasi Dalam 10 hingga 22 tahun penelitian tidak ada kasus hepatitis B pada mereka yang
memiliki kekebalan normal dan telah divaksinasi, hanya ada beberapa infeksi-infeksi kronik yang telah
didokumentasikan.
BAB 3

PENUTUP
Kesimpulan

Virus hepatitis B (HBV) merupakan anggota famili Hepadnavirus, genus orthohepadna virus.Virus
hepatitis B adalah jenis virus hepadna yang tergolong kelompok virus yang hepatotropik. Kelompok
virus ini memiliki DNA dan hanya menyerang sel-sel hati. Selain pada manusia, virus ini ditemukan juga
pada hewan yakni jenis Peking duck hepatitis virus dan tree squirrel, infeksi yang ditimbulkannya tidak
menular pada manusia. VHB stabil pada suhu -200 C sampai lebih dari 20 tahun dan tahan terhadap
pembekuan serta pencairan berulang kali, penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari
semua golongan umur. Mereka yang beresiko tinggi terinfeksi harus dites apakah ada pengobatan yang
efektif pada mereka yang memiliki penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hepatitis_B

(WHO, 2002; Alestig, 2010)

Ismail AM, Puhazhenthi KS, Sivakumar J, Eapen CE, Kannangai R, Abraham P. Molecular epidemiology
and genetic characterization of hepatitis B virus in the Indian Subcontinent.

(Rosenack, 1997; Brooks et al., 2004; Stephane et al, 2009)

Anda mungkin juga menyukai