Anda di halaman 1dari 9

ULJ 2 (1) (2013)

UNNES LAW JOURNAL

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ulj

PERLUASAN KOMPETENSI PTUN DALAM MENGADILI SENGKETA


INFORMASI PUBLIK

Rizqan Naelufar 

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Sengketa informasi publik (SIP) adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang
Diterima Januari 2013 berkaitan dengan hak memperoleh dan mengunakan informasi berdasarkan perundang-undangan (Pasal 1 ayat (5) UU
Disetujui Februari 2013 No.14 Tahun 2008 tentang KIP). Dengan pemberlakuan UU No.14 Tahun 2008 tentang KIP maka kewenangan PTUN
ikut bertambah dalam mengadili SIP. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimana proses
Dipublikasikan Juni
penyelesaian SIP di Komisi Informasi (2). Bagaimana Proses Penyelesaian SIP di PTUN (3). Model ideal dalam
2013
menyelesaikan SIP. Penelitian ini mengunakan Deskripsif Kualitatif dengan jenis pendekatan yuridis normatif dan validitas
________________ data menggunakan teknik trianggulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses penyelesaian SIP melalui Komisi
Keywords: Informasi banyak diselesaikan dengan mediasi dari pada ajudikasi nonlitigasi, namun terkait dengan ajudikasi nonlitigasi
Dispute Public yang di ajukan banding ke PTUN dapat diselesaikan di PTUN dengan menggunakan PERMA No.2 Tahun 2011 sebagai
Information; the State hukum acaranya. Terkait dengan proses penyelesaian SIP melalui kedua lembaga tersebut maka selanjutnya akan di
komparasikan untuk mencari sebuah model atau kebijakan yang ideal untuk menyelesaikan SIP dan mencari sebuah
Administrative Court
kepastian hukum terkait dengan kerancuan yuridis yang terdapat dalam UU No.14 Tahun 2008 vis-à-vis PERMA No.2
____________________
Tahun 2011.

Abstract
___________________________________________________________________
Dispute public information (SIP) is a dispute between public agencies and users of public information relating to the right to
obtain and use information based on legislation (Article 1 paragraph (5) Act No.14 of 2008 on KIP). With the enactment of
Act No.14 of 2008 on KIP then the rising powers in the administrative court judge SIP. Problems were taken in this study is
(1). How does the settlement process SIP Information Commission (2). How SIP Settlement Process in the Administrative
Court (3). Ideal model to resolve SIP. This research Qualitative Deskripsif normative juridical approach to the type and
validity of the data using triangulation techniques. The results showed that the process of finalizing the SIP through the
Commission resolved a lot of information with non-litigation mediation than in adjudication, but related to non-litigation
adjudication in the proposed appeal to the administrative court in the administrative court can be solved by using the Supreme
Court Regulation No.2 of 2011 as procedural law. In connection with the completion of the SIP through both institutions
komparasikan then the next will be to find a model or an ideal policy to resolve SIP and looking for a rule of law relating to
legal ambiguity contained in Act No.14 of 2008 vis-à-vis the Supreme Court Regulation No.2 of 2011.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6536
Gedung C4 Lantai 1 FH Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: kurniawan.k@gmail.com

64
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN menurut ketentuan UU No. 14 Tahun 2008


tentang KIP adalah melalui Komisi Informasi,
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) diharapkan segala SIP akan terselesaikan
merupakan sebuah institusi Peradilan di bawah melalui Komisi Informasi, sedangkan proses
Mahkamah Agung (MA) yang bertugas penyelesaian di Komisi Informasi adalah
menyelesaikan segala urusan Tata Usaha melalui mediasi dan ajudikasi nonlitigasi,
Negara (TUN). Adapun tugas atau namun ketentuan dalam UU No. 14 Tahun
kewenangannya sendiri terdapat dalam Undang- 2008 tentang KIP atas putusan ajudikasi
Undang No.5 Tahun 1986 j.o Undang-Undang nonlitigasi dari Komisi Infomasi apabila ada
No.9 Tahun 2004 j.o Undang-Undang No.51 pihak yang kurang puas terhadap Putusan
Tahun 2009 tentang Peradilan TUN. Di tersebut dapat mengajukan upaya hukum ke
samping Pengadilan Umum, Pengadilan Agama PTUN dan Pengadilan Negeri sampai ke MA.
dan Pengadilan Militer, PTUN merupakan
sebuah Pengadilan yang berwenang memutus Rumusan Masalah
sengketa administratif terkait dengan beschikking Berdasarkan latar belakang di atas, maka
yang dikeluarkan oleh pejabat TUN, dalam hal yang menjadi rumusan masalah dalam
perkara yang diajukan ke PTUN yang menjadi penelitian ini adalah :
objek dalam setiap gugatan pihak penggugat 1. Bagaimana proses penyelesaian sengketa
adalah terkait dengan beschiking yang informasi publik pada Komisi Informasi
dikeluarkan oleh pejabat TUN yang dinilai berdasarkan UU No.14 Tahun 2008 tentang
merugikan salah satu pihak bahkan banyak KIP ?
pihak. namun atas pemberlakuan Undang- 2. Bagaimana Proses penyelesaian sengketa
Undang No. 14 Tahun 2008 tentang informasi publik pada PTUN berdasarkan
Keterbukaan Informasi Publik (UU No. 14 PERMA No.2 Tahun 2011 ?
Tahun 2008 tentang KIP) dan PERMA No.2 3. Bagaimana model ideal dalam proses
Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian penyelesaian sengketa informasi publik
Sengketa Informasi Publik di Pengadilan berdasarkan keberlakuan UU No.14 Tahun
(PERMA No.2 Tahun 2011), kewenangan 2008 tentang KIP dan PERMA No.2 Tahun
PTUN ikut bertambah khususnya dalam 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian
mengadili Sengketa Informasi Publik (SIP) hal Sengketa Informasi Publik di Pengadilan ?
ini sesuai dengan ketentuan pada Pasal 47 ayat
(1) UU No.14 Tahun 2008 tentang KIP dan Tujuan Penelitian
Pasal 2 PERMA No.2 Tahun 2011. Dari rumusan masalah tersebut, maka
Sengketa Informasi Publik sebagaimana tujuan dari penelitian ini adalah :
dimaksud dalam UU.No. 14 Tahun 2008 1. Mendeskripsikan proses penyelesaian
tentang KIP terdapat pada ketentuan Pasal 1 sengketa informasi publik pada Komisi
ayat (5) , yaitu: “Sengketa Informasi Publik Informasi.
adalah sengketa yang terjadi antara badan publik 2. Mendeskripsikan proses penyelesaian
dan pengguna informasi publik yang berkaitan sengketa informasi publik pada PTUN pasca
dengan hak memperoleh dan mengunakan Putusan Komisi Informasi berdasarkan UU
informasi berdasarkan perundang-undangan”. No.14 Tahun 2008 tentang KIP dan PERMA
Dari definisi SIP tersebut maka UU No.14 No.2 Tahun 2011 sebagai hukum acaranya.
Tahun 2008 tentang KIP juga mengatur 3. Menemukan model ideal yang dapat
prosedur penyelesaian SIP, yaitu sebagaimana digunakan dalam proses penyelesaian
tertuang pada BAB VIII UU No.14 Tahun 2008 sengketa informasi publik berdasarkan
tentang KIP mengenai keberatan dan keberlakuan UU No.14 Tahun 2008 tentang
penyelesaian sengketa melalui Komisi KIP dan PERMA No.2 Tahun 2011 tentang
Informasi. Dalam konteks penyelesaian SIP
65
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi dengan hak memperoleh dan mengunakan
Publik di Pengadilan. informasi berdasarkan perundang-undangan
(Pasal 1 ayat (5) UU No.14 Tahun 2008 tentang
METODE PENELITIAN KIP), maka di dalam pengelolaan informasi
publik sebagaimana terdapat dalam ketentuan
Penelitian ini menggunakan metode Peraturan Komisi Informasi No.1 Tahun 2010
deskriptif kualitatif dengan pendekatan secara tentang Standar Layanan Informasi Publik
yuridis normatif. pengumpulan data (PERKI No.1 Tahun 2010) adalah dilakukan
menggunakan: oleh Pejabat Pengelola Informasi dan
1. Studi Dokumen Hukum Dokumentasi (PPID) yang tugasnya adalah
Penelitian hukum normatif mengunakan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
metode pengumpulan data dengan cara studi mengajukan permohonan informasi publik.
dokumen hukum yaitu UU No.14 Tahun Antara pemohon informasi dan badan
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik publik yang memiliki perbedaan pandangan
dan PERMA No.2 Tahun 2011 tentang Tata terkait dengan permohonan informasi publik
Cara Penyelesaian Sengketa Informasi oleh pemohon informasi akan sangat mungkin
Publik DI Pengadilan. terjadi persengketaan antara keduanya, hal ini
2. Studi Pustaka terjadi karena konstruksi sosial atau cara
Studi Pustaka penelitian ini menggunakan pandang antara pemohon informasi dan badan
bahan huku sekunder seperti Peraturan publik yang diminta memberikan informasi
komisi informasi, hasil penelitian terdalulu, memiliki kepentingan yang berbeda, dan hal
buku literatur, makalah hukum, artikel inilah yang menjadi pemicu adanya sengketa
ilmiah yang semuanya memiliki relevan informasi publik. Untuk itu UU No.14 Tahun
dengan pokok masalah yang menjadi fokus 2008 tentang KIP mengatur model penyelesaian
dalam penelitian. sengketa informasi publik yang terbagi melalui
3. Wawancara Langsung jalur litigasi dan non litigasi, adapun
“Wawancara atau interview adalah pembagiannya sebagai berikut :
percakapan dengan maksud tertentu. a. Penyelesaian melalui jalur non litigasi
Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu 1) Penyelesaian sengketa informasi publik
pewawancara (interviewer) yang mengajukan melalui jalur mediasi
pertanyaan dan yang diwawancarai 2) Penyelesaian sengketa informasi publik
(interviewee) yang memberikan jawaban atas melalui ajudikasi non litigasi
pertanyaan tersebut” (Moleong, 2002:135). b. Penyelesaian melalui jalur litigasi
Alasan penggunaan wawancara dalam Penyelesaian sengketa informasi publik
penelitian ini adalah: melalui jalur ajudikasi litigasi (yaitu melalui
a. Merupakan metode yang baik untuk Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha
mendapatkan data yang bersifat valid Negara (Pasal 47 dan Pasal 48 UU No. 14
b. Tidak dibatasi umur atau tingkat pendidikan Tahun 2008 tentang KIP))
subyek yang akan diteliti
c. Umumnya hampir semua penelitian Dalam proses penyelesaian SIP yang
menggunakan metode ini dilakukan Komisi Informasi adalah merupakan
proses penyelesaian melalui jalur non litigasi,
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu proses penyelesaian dengan melalui
mediasi namun bila tidak dihasilkan akan
Sengketa Informasi Publik dilanjutkan dengan melalui ajudikasi non
Sengketa informasi publik (SIP) adalah litigasi.
sengketa yang terjadi antara badan publik dan
pengguna informasi publik yang berkaitan Proses Permohonan Informasi
66
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

Proses awal proses permohonan informasi diajukan ke Komisi Informasi maka selanjutnya
adalah dengan cara pemohon informasi datang pemohon informasi harus mengajukan berkas
untuk memohon informasi kepada badan publik permohonan penyelesaian SIP sesuai dengan
dengan memberi surat permohonan informasi, ketentuan Komisi Informasi, dan selanjutnya
proses awal tersebut harus memiliki jangka proses penyelesaian SIP akan diproses di Komisi
waktu 30 (tiga puluh) hari oleh badan publik Informasi.
untuk membalas surat kepada pemohon
informasi, tanggapan dari badan publik di sini Proses Penyelesaian SIP melalui Komisi
setidaknya harus memuat segala hal yang diatur Informasi
dalam PERKI No.1 Tahun 2010 pada Pasal 34 Proses penyeleasaian SIP melalui jalur
ayat (2) yaitu : nonlitigasi merupakan penyelesaian yang
a. Tanggal pembuatan surat tanggapan atas dilakukan pada Komisi Informasi, untuk itu
keberatan Berikut proses penyelesaian SIP melalui
b. Nomor surat tanggapan atas keberatan beberapa model pada Komisi Informasi :
c. Tanggapan/ jawaban tertulis PPID atas 1. Proses Penyelesaian SIP melalui Mediasi
keberatan yang diajukan Mediasi adalah penyelesaian sengketa
d. Perintah atasan PPID kepada PPID untuk informasi publik antara para pihak melalui
memberikan sebagian atau seluruh informasi bantuan mediator Komisi Informasi (Pasal 1
publik yang diminyta dalam hal keberatan ayat (6) UU No.14 Tahun 2008 tentang KIP),
diterima,dan maka pada proses penyelesaian sengketa atau
e. Jangka waktu pelaksanaan perintah kasus pada umumnya dalam sengketa informasi
sebagaimana dimaksud pada huruf d publik yang diselesaikan melalui Komisi
Setelah 30 (tiga puluh) hari dan surat Informasi adalah melalui semangat mediasi,
jawaban dari badan publik diterima oleh karena diharapkan dalam mediasi akan
pemohon informasi maka pemohon informasi ditemukan kesepakatan antara dua pihak yang
mempunyai waktu 14 (empat belas) hari untuk bersengketa. Penyelesaian SIP melalui mediasi
mengajukan sengketa informasi publik kepada dilakukan karena salah satu atau beberapa
komisi informasi untuk dapat diselesaikan alasan sebagai berikut sebagaimana termaktub di
permohonan penyelesaian sengketa informasi dalam Pasal 3 ayat (3) Peraturan Komisi
publik apabila jawaban dari badan publik dirasa Informasi No.2 Tahun 2010 tentang Prosedur
kurang puas dan dianggap menciderai hak Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, yaitu :
pemohon informasi dalam memperoleh 1. Tidak disediakan informasi berkala yang
informasi publik atau bahkan kalaupun dalam wajib diumumkan badan publik sebagaimana
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tersebut badan dimaksud dalam Pasal 9 Undang-Undang
publik tidak membalas surat dari pemohon No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
informasi maka pemohon informasi dapat Informasi Publik dan Peraturan Komisi
langsung melaporkan kepada Komisi Informasi Informasi Nomor 1 tahun 2010 tentang
untuk dilakukan proses penyelesaian SIP. Standar Layanan Informasi Publik
Terkait pemohon informasi yang tidak 2. Tidak ditanggapinya permohonan informasi
menerima jawaban badan publik, atau hal lain 3. Permohonan informasi ditanggapi tidak
yang menimbulkan sengketa antar keduanya, sebagaimana yang dimohonan
maka pemohon informasi dapat langsung 4. Tidak dipenuhinya permohonan informasi
melaporkan ke Komisi Informasi untuk segera 5. Pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau
dimintakan proses penyelesaian SIP, pemohon 6. Penyampaian informasi yang melebihi
informasi dapat melaporkan permohonan jangka waktu berdasarkan ketentuan
penyelesaian SIP dalam jangka waktu 14 (empat peraturan undang-undang yang berlaku.
belas) hari setelah jawaban badan publik Sebagai catatan penting di sini yaitu
diterima oleh pemohon informasi. Setelah perkara SIP yang diselesaikan melalui mediasi
67
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

terlebih dahulu adalah sengketa yang di 1. Mendengarkan dan/atau mengonfirmasi


dalamnya merupakan permohonan informasi keterangan Pemohon
selain yang terdapat pada ketentuan Pasal 17 2. Mendengarkan dan/ atau mengonfirmasi
UU No.14 Tahun 2008 tentang KIP. Dalam keterangan Termohon Mendengarkan
proses penyelesaian SIP melalui mediasi keterangan saksi, jika ada dan/ atau
dilakukan oleh mediator dari Komisioner diperlukan
Komisi Informasi yang dilaksanakan dengan 3. Mendengarkan keterangan ahli, jika ada
cara sederhana dan seideal mungkin sesuai dan/atau diperlukan
dengan ketentuan pada BAB VII Peraturan 4. Memeriksa rangkaian data, keterangan,
Komisi Informasi No.2 Tahun 2010 tentang perbuatan, keadaan, dan/ atau peristiwa
Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain
Publik (PERKI No.2 Tahun 2010), semangat yang dapat dijadikan petunjuk, jika
mediasi yang bisa dikatakan sebagai grand design diperlukan
dalam proses penyelesaian SIP diharapkan 5. Mendengarkan kesimpulan dari kedua belah
mampu mendamaikan kedua belah pihak yang pihak jika ada dan/ atau diperlukan
bersengketa tanpa dilanjut kepada upaya Proses awal persidangan majelis
ajudikasi nonlitigasi. komisioner membuka persidangan dan
2. Proses Penyelesaian SIP Melalui Ajudikasi menanyakan para pihak, dalam hal para pihak
Nonlitigasi yang diwakili oleh kuasanya, maka diperlukan
Peraturan Komisi Informasi No.2 Tahun surat kuasa dari pihak yang diwakilinya, namun
2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa penting bagi pemohon harus datang ke dalam
Informasi Publik telah menegaskan sebagaimana proses persidangan tersebut karena pada Pasal
termaktub pada Pasal 3 ayat (4) yang bila 48 PERKI No.2 Tahun 2010, telah disebutkan
dijabarkan yaitu proses penyelesaian SIP yang secara tegas bahwa dalam hal pemohon
diselesaikan melalui Komisi Informasi dengan informasi ternyata tidak hadir tanpa alasan yang
melalui jalur ajudikasi non litigasi bisa langsung dibenarkan oleh hukum meski telah dipanggil
dilaksanakan dengan ketentuan pemohon untuk menghadiri sidang maka permohonanya
informasi yang mengajukan permohonan menjadi gugur dan tidak dapat diajukan kembali
informasi kepada badan publik sebagaimana kecuali harus diulang dari proses awal lagi,
terdapat pada Pasal 17 UU No.14 Tahun 2008 Namun bagi termohon bila telah dipanggil
tentang KIP, namun informasi selain yang untuk hadir dalam persidangan tetapi tidak
dimaksud pada Pasal 17 UU No.14 Tahun 2008 dapat hadir maka persidangan tetap dilanjutkan.
tentang KIP juga dapat ditempuh Dalam proses selanjutnya maka
penyelesaiannya melalui jalur ajudikasi non komisioner atau majelis Komisi Informasi
litigasi dengan ketentuan sudah dilaksanakan meringkas jawaban permohonan dan
jalur mediasi namun tidak ditemukan jawaban,serta memberikan kesempatan kepada
kesepakatan bersama atau belum memuaskan kedua belah pihak untuk dapat memberikan
salah satu pihak yang bersengketa. penjelasan tambahan yang diperlukan,
Penyelesain SIP yang melalui jalur selanjutnya proses pembuktian yang mana
ajudikasi non litigasi adalah merupakan pola dalam persidangan ini beban pembuktian
banding administrasi, karena di sini memeriksa semuanya diletakkan kepada pihak termohon
tidak hanya pada sisi wetmatignya (normatifnya) atau dalam hal ini badan publik. Adapun alat
ataupun sisi rechtmatig dan dochmatignya bukti yang dapat diajukan sebagaimana diatur
(kebijakannya). Berdasarkan ketentuan Pasal 46 pada Pasal 53 ayat (2) Peraturan Komisi
Peraturan Komisi Informasi No.2 Tahun 2010 Informasi No. 2 Tahun 2010 tentang Prosedur
tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Penyelesaian Sengketa Informasi Publik adalah
Informasi Publik, proses ajudikasi non litigasi sebagai berikut :
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Surat
68
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

b. Keterangan saksi dibawah sumpah mengenai proses penyelesaian perkara pada umumnya,
fakta yang dilihat, didengar, dan dialaminya oleh karena itu berikut proses penyelesaian SIP
sendiri pada PTUN:
c. Keterangan ahli dibawah sumpah sesuai
dengan keahliannya Proses Masuk Gugatan/ Keberatan
d. Keterangan pemohon, termohon, serta Setelah Putusan dari Komisi Informasi
keterangan pihak yang terkait langsung atas proses penyelesaian SIP secara mediasi/
e. Petunjuk yang diperoleh dari rangkaian data, ajudikasi nonlitigasi diterima oleh para pihak
keterangan, perbuatan, keadaan, dan/ atau yang bersengketa, maka jika ada pihak yang
peristiwa yang sesuai dengan alat-alat bukti tidak menerima putusan tersebut dapat
lain, dan/ atau mengajukan keberatan secara tertulis dalam
f. Alat bukti lain berupa informasi yang jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja ke
diucapkan, dikirimkan diterima atau Pengadilan yang berwenang (Pasal 4 ayat (1)
disimpan secara elektronik dengan alat optik PERMA No. 2 Tahun 2011). Namun dalam
atau yang serupa dengan itu. konteks ini adalah ke PTUN.
Sedangkan khusus alat bukti saksi, maka Setelah pengajuan keberatan oleh pihak
cukup diminta mengucap sumpah sesuai dengan yang bersengketa diterima dan diregister di
agama dan kepercayaannya sebelum kepaniteraan PTUN, maka panitera meminta
menyampaikan kesaksiannya. Komisi Informasi untuk mengirimkan salinan
Sesudah semua proses persidangan resmi putusan dan seluruh berkas perkaranya
dilaksanakan yaitu memeriksa dan mendengar (Pasal 6 ayat (1) PERMA No. 2 Tahun 2011).
permohonan, jawaban, pembuktian dan Komisi Informasi wajib mengirimkan putusan
kesimpulan, maka sebelum majelis komisioner dan segala berkas perkara sebagaimana
Komisi Informasi memutus SIP melakukan dimaksud di atas dalam jangka waktu 14 (empat
musyawarah dengan anggota majelis tersebut belas) hari kerja, setelah putusan dan segala
untuk menentukan putusan. Setelah dihasilkan berkas diterima di kepaniteraan, maka dalam
putusan maka putusan diucapkan dalam sidang jangka waktu 30 (tiga puluh) hari pihak
yang terbuka untuk umum. termohon keberatan dapat mengajukan jawaban
atas keberatan pemohon kepada kepaniteraan
Proses Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pengadilan, dan di sini yang harus lebih aktif
Melalui Pengadilan Tata Usaha Negara adalah panitera yang wajib memberitahukan
Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada pihak termohon keberatan apakah akan
(SIP) pada Pengadilan Tata Usaha Negara mengajukan jawaban atas keberatan pemohon
(PTUN) merupakan penyelesaian SIP melalui ataukah tidak. Kalau pihak termohon keberatan
jalur litigasi, hal ini ditempuh karena proses mengajukan jawaban maka akan dimasukkan ke
penyelesaian SIP yang sebelumnya dilakukan dalam berkas sebagai tambahan yang akan
melalui Komisi Informasi yang sudah melalui dijadikan pertimbangan hakim dalam memutus,
jalur ajudikasi nonlitigasi telah menghasilkan dan kalau pihak termohon keberatan tidak
putusan yang dirasa kurang memuaskan salah mengajukan jawaban maka berkas yang sudah
satu pihak bahkan kedua pihak yang lengkap akan langsung diserahkan ke ketua
bersengketa. Proses awal masuk gugatan sendiri pengadilan untuk penunjukan majelis hakim.
dilakukan oleh salah satu bahkan kedua pihak
yang tidak menerima putusan ajudikasi Penunjukan Majelis Hakim
nonlitigasi yang di putus melalui Komisi Setelah berkas masuk ke ketua pengadilan
Informasi, tengang waktu mengajukan gugatan maka ketua di sini berhak menunjuk majelis
masuk ke PTUN adalah 14 (empat belas) hari hakim untuk memutus perkara tersebut. Namun
kerja setelah putusan diterima para pihak. Oleh dalam praktik seperti pada Perkara Nomor:
karena itu tentunya akan sangat berbeda dengan 42/G/2012/PTUN-SMG ketua pengadilan juga
69
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

mengeluarkan Penetapan Dismissal Proses, maka Majelis Hakim segera Memutus Perkara
beberapa hal yang menjadi alasan ketua tersebut.
pengadilan mengeluarkan Penetapan Dismissal
Proses adalah karena ketentuan Pasal 14 Putusan PTUN dalam Penyelesaian SIP
PERMA No.2 Tahun 2011 yaitu “Ketentuan Setelah melalui beberapa proses di atas
hukum acara perdata dan tata usaha Negara maka Majelis Hakim berhak memutus perkara
tetap berlaku sepanjang tidak ditentukan lain SIP sesuai dengan ketentuan pada Pasal 10 ayat
dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 (2) PERMA No.2 Tahun 2011 j.o Pasal 49 UU
tentang Keterbukaan Informasi Publik dan No.14 Tahun 2008 tentang KIP yang pada
Peraturan Mahkamah Agung ini”. pokoknya adalah menguatkan atau
Namun kembali kepada semangat membatalkan putusan dari Komisi Informasi.
banding dari proses penyelesaian SIP pada
PTUN, maka kalaupun Ketua Pengadilan tidak MODEL IDEAL PENELESAIAN SIP
mengeluarkan Penetapan Dismissal Proses juga DALAM RANGKA MENGISI
tidak akan mengurangi subtansi perkara SIP KEKOSONGAN UU KIP VIS-À-VIS PERMA
yang berhak diputus PTUN. Setelah Penetapan NO. 2 TAHUN 2011
Dismissal Proses dikeluarkan oleh Ketua Terkait dengan beberapa pembasasan di
Pengadilan maka Ketua Pengadilan juga atas maka dapat menjadi sebuah rumusan
mengeluarkan Surat Penetapan Majelis Hakim konkret mengenai model ideal penyelesaian SIP
yang akan memproses perkara SIP terkait. adalah sebagai berikut :
Setelah Majelis Hakim terbentuk berdasarkan 1. Perlu ditegaskan terkait dengan rumusan
Surat Penetapan Majelis Hakim maka berkas putusan PTUN dalam sengketa informasi
perkara diserahkan Majelis Hakim untuk segera publik, dan juga mengenai sistem dan model
diputus. pembuktian di komisi informasi, serta
prosedur dan tata cara pemberkasan di
Pemeriksaan Berkas Perkara oleh Hakim atau Komisi Informasi
Majelis Hakim 2. Komisi Informasi sebagaimana terlampir
Berkas yang sudah diterima Majelis pada penjelasan lampiran I PERKI No.1
Hakim maka selanjutnya akan dipelajari dan tahun 2010 tentang Standar Layanan
dilakukan rapat permusyawaratan hakim untuk Informasi Publik. Adalah marupakan
menentukan putusan dan langsung pada proses executive product oleh karena itu produk dari
pembacan putusan. Setelah Majelis Hakim Komisi Informasi seharusnya adalah
mempelajari berkas perkara SIP maka jika keputusan bukan putusan. UU No.14 Tahun
ditemukan novum atau bukti baru maka sebelum 2008 tentang KIP, bisa dikatakan merupakan
Majelis Hakim memutus akan dilakukan UU payung (umbrella act), peristilahan ini
pemeriksaan dahulu terhadap pembuktian bukti sebenarnya kurang tepat karena dalam sistem
baru dengan memerintahkan panitera pengganti hukum di Indonesia tidak mengenal itu dan
untuk memanggil para pihak. Menurut juga tidak diakui dalam UU No.12 Tahun
ketentuan Pasal 7 ayat (1) PERMA No.2 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
2011 yang berbunyi “Pemeriksaan dilakukan Perundang-undangan. Namun demikian UU
secara sederhana hanya terhadap putusan No.14 Tahun 2008 tentang KIP memiliki
komisi informasi, berkas perkara serta semangat penyelaras sebagai UU yang
permohonan keberatan serta jawaban atas memuat ketentuan umum dalam
keberatan tertulis dari para pihak”, maka keterbukaan informasi yang juga dibekali
ditafsirkan bahwa pemeriksaan yang dilakukan dengan kelembagaan yang dapat meninjau
secara sederhana adalah yang terkait dengan kebijakan terkait dengan pelaksanaan
pembuktian saja, Setelah pemeriksaan yang keterbukaan informasi publik melalui
dipandang perlu oleh Majelis Hakim selesai penyelesaian sengketa informasi. Dengan
70
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

demikian, “UU No.14 Tahun 2008 tentang Dari hasil penelitian serta analisis dengan
KIP secara implisit memiliki fungsi sebagai mengunakan teori hukum yang sesuai, maka
perangkat koordinasi dan harmonisasi didapat beberapa simpulan yang dapat ditarik,
peraturan perundang-undangan”(Anotasi yaitu :
UU No.14 tahun 2008 tentang Secara prosedur penyelesaian SIP adalah
KIP.2009:207). melalui:
3. Terkait dengan rumusan di atas maka a. Komisi Informasi : melalui jalur mediasi dan
Komisi Informasi dalam menyelesaikan SIP ajudikasi nonlitigasi
harusnya hanya sebatas dan sebagai lembaga b. Pengadilan (PN dan PTUN) : Melalui
banding administratif (selain melalui ajudikasi Litigasi
ajudikasi nonlitigasi). Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 48 UU No.5 Tahun 1986 Namun di dalam praktik proses
tentang Paradilan TUN, yaitu : penyelesaian SIP yang telah melalui keberatan
(1) Dalam hal suatu Badan atau pejabat administrasi yang diajukan pemohon informasi
Tata Usaha Negara diberi wewenang kepada atasan PPID maka jika pemohon
oleh atau berdasarkan peraturan informasi tidak merasa tidak puas terhadap
perundang-undangan untuk jawaban dari PPID adalah diajukan upaya
menyelesaikan secara administratif penyelesaian SIP melalui Komisi Informasi.
sengketa tata usaha Negara tertentu, Penyelesaian di Komisi Informasi adalah
maka batal atau tidak sah, dengan atau melalui jalur mediasi terlebih dahulu (jika
tanpa tuntutan ganti rugi dan/ informasi yang diminta selain apa yang
administratif yang tersedia. ditentukan pada Pasal 17 UU No.14 Tahun
(2) Pengadilan baru berwenang memeriksa, 2008 tentang KIP). Setelah melalui proses
memutus dan menyelesaikan sengketa mediasi namun tidak berhasil, maka akan
tata usaha Negara sebagaimana dilanjutkan dengan ajudikasi nonlitigasi. Namun
dimaksud dalam ayat (1) jika seluruh didalam praktiknya telah banyak SIP yang
upaya administratif yang bersangkutan diselesaikan melalui mediasi.
telah digunakan. Pada prinsipnya proses penyelesaian SIP
yang dilakukan di PTUN adalah sebelumnya
Oleh karena hal tersebut, maka dapat telah diselesaikan di Komisi Informasi baik
diasumsikan bahwa proses penyelesaian di melalui jalur mediasi maupun ajudikasi
Komisi Informasi adalah upaya administratif nonlitigasi. Proses di PTUN adalah
sebagaimana dimaksud Pasal di atas, oleh mengunakan proses pemeriksaan semacam
karena itu jika seluruh upaya itu sudah Peradilan tingkat banding, hal ini karena yang
digunakan dan ternyata memang perkara menjadi objek dari perkara SIP adalah putusan
tersebut layak untuk masuk kepada ranah dari Komisi Informasi.
pengadilan, maka itu yang menjadi wewenang Pola ideal yang dapat disimpulkan untuk
PTUN untuk mengadili perkara tersebut atau merevitalisasi dan mengharmonisasikan antara
dalam hal ini SIP. Jadi produk Komisi Informasi peraturan yang terkait dengan SIP, adapun
adalah putusan yang nanti secara prosedur bila penyelesaiannya adalah dengan
diajukan upaya hukum banding ke PTUN bisa mengkorelasikan antara UU No. 14 Tahun 2008
menjadi jelas kompetensinya sesuai dengan tentang KIP dengan PERMA No. 2 Tahun 2011
pasal di atas. Namun juga harus ada penegasan tentang Tata Cara Penyelesaian SIP di
bahwa komisi Informasi adalah lembaga Peradilan. Adapun yang lebih dipertegas adalah
Banding Administratif. terkait dengan pembuktian dan pemberkasan
pada proses penyelesaian SIP di komisi
SIMPULAN informasi, dan substansi dari putusan PTUN
atas penyelesaian SIP.
71
Kurniawan Akbar / Unnes Law Journal 2 (1) (2013)

Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang


DAFTAR PUSTAKA Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang No.51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.5
Carter, Megan dan Bouris, Andrew. 2006. Freedom Of
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Information Balancing The Publik Interest.
Negara.
London: The Constitution Unit School of
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24
Publik Policy. University College London
Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea
(UCL).
Meterai Dan Besarnya Batas Pengenaan
Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia. 2009.
Harga Nominal Yang Dikenakan Bea
Anotasi UU No.14 tahun 2008 tentang
Materai.
Keterbukaan Informasi Publik. Jakarta: Komisi
Peraturan Mahkamah Agung No.02 Tahun 2011
Informasi Pusat Republik Indonesia.
tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa
Moleong, Lexy.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Informasi Publik Di Pengadilan.
Bandung: PT.Remaja Roosdakarya.
Peraturan Komisi Informasi No.1 Tahun 2010
Parsons, wayne. Publik Policy, Pengantar Teori dan
tentang Standar Layanan Informasi Publik.
Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: PT.
Peraturan Komisi Informasi No.02 Tahun 2010
Kencana Prenada Media Group.
tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa
Soekanto, Soerjono. 2011. Pokok-Pokok Sosiologi
Informasi Publik.
Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perdasa.
WF Prins dan Kosim, RA. 1987. Pengantar Ilmu Penelitian terdahulu
Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT. Utama, Yos Johan. 2011. Eksekusi Putusan Sengketa
Pradnya Paramita. Informasi Publik. Semarang. Undip.

72

Anda mungkin juga menyukai