perubahan
Akibat adanya perubahan-
perubahan pada stasiun
pencatat (misal : stasiun
pindah, alat diganti dsb), maka
akan terjadi juga perubahan
data hasil pencatatannya. Cara
pengecekan perubahan data
seperti ini dipakai analisa
double massa (double mass
curve).
I0
Rx R0
Ix
- Point Rainfall
- Area Rainfall
R R A RB RC RD RE
1 1 n
atau R Ri
5 n i 1
R = hujan rata-rata (area rainfall)
Ri = tinggi hujan pada stasiun i (point rainfall)
n = banyaknya data (stasiun)
Thiessen Method :
Cara ini dengan memperhitungkan luas daerah yang diwakili oleh
stasiun yang bersangkutan (luas daerah pengaruh), untuk
digunakan sebagai faktor dalam menghitung hujan rata-rata.
Menurut Thiessen luas daerah pengaruh dari setiap stasiun ditentukan
dengan cara :
1. Menghubungkan stasiun-stasiun dengan suatu garis sehingga
membentuk poligon segitiga.
2. Menarik sumbu-sumbu dari poligon segitiga.
3. Perpotongan sumbu-sumbu ini akan membentuk luasan daerah
pengaruh dari tiap-tiap stasiun.
R WA RA WB RB WC RC WD RD WE RE
n n
I1
I2
2 - 5 KM
I4
I5
BATAS DAS
GARIS ISOHYET
INTERSECTION LINE
1/1/90 137 20 38 56 51
1/2/90 55 95 51 95 105
1/3/90 99 25 57 149 52
2/22/90 103 88 74 59 91
2/23/90 80 30 49 77 98
2/24/90 0 62 27 22 64
Dapat dihitung 2/25/90 37 69 27 70 64
dengan arithmatic 3/10/90 74 15 35 49 83
mean method atau
3/11/90 80 30 49 77 98
Thiessen method 3/12/90 100 4 110 103 87
12/14/90 138 52 70 98 98
12/17/90 90 120 84 95 74
Rmax = mm
12/18/90 135 78 26 57 50
Untuk Menghitung Hujan Rata-rata Daerah Aliran dapat
Digunakan Standar Luas DAS :
250 ha
variasi topografi kecil cukup 1 stasiun
250 – 50.000 ha
terdapat 2 – 3 stasiun arithmetic mean method
120.000 – 500.000 ha
Bila stasiun-stasiun tersebar merata dan curah hujan tidak dipengaruhi oleh
kondisi topografi arithmetic mean method
Bila stasiun-stasiun tersebar tidak merata Thiessen method.
> 500.000 ha
isohyet method atau intersection line method
Klasifikasi Hujan
Dari bentuk Hyetographnya, hujan diklasifikasikan menjadi 4 macam:
t t
I I
t t
Intermediate pattern Delayed pattern
Hubungan antara Intensitas Hujan dan Waktu
(lama/duration) Hujan
Besarnya intensitas dan waktu kejadian hujan sangat besar pengaruhnya
dalam perhitungan design flood akibat hujan
Hujan dengan intensitas tinggi biasanya terjadi pada waktu yang pendek,
sedang hujan dengan intensitas rendah biasanya terjadi dalam waktu yang
cukup panjang.
a
I
t b
I t I I t I
2 2
a
N I I
2 2
I I t N I t 2
b
N I I
2 2
m
N log I log I
2 2
n
log I log t N log t log I
N log I log t
2 2
I t I I t I
2 2
c
N I I
2 2
d
I I t N I 2
t
N I I
2 2
a
Talbot : I
t b
a
I t I I t I 17140 50801 948070 565 3843
2 2
N I I 8 50801 565
2 2 2
Contoh 1 :
Perkirakan besarnya hujan selama 4 hari dari data hujan R24 = 180 mm.
Penyelesaian :
hendak diperkirakan besarnya hujan dalam 4 hari maka dapat dituliskan sebagai
berikut : 100 R
Untuk t = 4 hari, maka = 156 %
R 24
Jadi : R4 = R24 x 1,56 = 280,8 mm
- t = 1 – 24 jam
2
100 R 11300 t
24
R t 3 12
Rumus lain :
- Perhitungan rata-rata hujan sampai jam ke t :
23
R 5
Rt 24
5 t
- Perhitungan tinggi hujan pada jam ke t :
Rt’ = t . Rt – (t – 1) . (R(t-1))
Contoh 2 :
Perkirakan tinggi hujan dalam 4 jam dari data hujan R24 = 240 mm.
Penyelesaian :
Tinggi hujan dalam 4 jam diperkirakan sebagai berikut :
100 R
Untuk t = 4 jam, maka : = 79.7 %
R 24
Contoh 3 :
Perkirakan distribusi tinggi hujan untuk t = 4 jam dari contoh 1
Penyelesaian :
Pada jam ke 1 :
2
240 5 3 R 't 1*140.4 1 - 1 * 0 140.4 mm
Rt 140 .4 mm
5 1
Pada jam ke 2 :
524 * 140
Jadi R 52 mm
140 1272