BAB 1
AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
1
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
BAB 1
AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
Reorder Point (ROP) dan Economic Order Quantity (EOQ)
D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan
adalah Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.
2
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
Keterangan:
AU : Average used (pemakaian normal bahan baku)
LT : Lead time (selang/tenggang waktu antara pemesanan bahan baku dan
tersedianya bahan di pabrik yang siap digunakan dalam produksi
SS : Persediaan minimum yang diinginkan (pemakaian maksimum – pemakaian normal) x lead
time
Penyelesaian:
Leadtime = 14 hari x 2500 pcs = 35.000 pcs
Safety stock = 15% x 35.000 pcs = 5.250 pcs
RoP = leadtime + safety stock
= 35.000 pcs + 5.250 pcs = 40.250 pcs.
Jadi, perusahaan akan melakukan reorder point atau titik pemesanan kembali jika bahan baku
tersebut jumlahnya di angka 40.250 pcs.
Artinya setiap kali memesan bahan baku, perusahaan mendapat biaya yang paling rendah.
Tujuan EOQ adalah agar kuantitas persediaan yang dipesan dan total biaya persediaan dapat
diminimalkan sepanjang periode perencanaan produksi.
Rumus EOQ :
EOQ = 2 x RU x CO
CU x CC
Keterangan :
3
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
Rumus
Frekuensi pemesanan pembelian dalam satu tahun RU / EOQ
Biaya pemesanan setahun CO x RU / EOQ
Biaya penyimpanan/pemilikan setahun EOQ / 2 x CU x CC
Persediaan rata-rata (average inventory) EOQ / 2
Persediaan maksimum normal EOQ + SS
(EOQ + SS) + {(pemakaian
Persediaan maksimum absolut maksimum – pemakaian
normal) x lead time }
Jawab:
RU : 7.500 unit/tahun
CO : Rp1.500/pesanan
CC : Rp1.000/unit
EOQ = 2 x RU x CO
CC
EOQ = 2 x 7500 x 1500
1000
EOQ = 150
Jadi jumlah pesanan persediaan paling ekonomis adalah 150 unit untuk bahan baku.
Pemakaian 5 60.000
4
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
9 70.000
17 80.000
21 60.000
29 90.000
Berdasarkan informasi tersebut, Anda diminta untuk menghitung penggunaan biaya bahan
dan biaya persediaan bahan akhir periode menggunakan sistem fisik dan perpetual
berdasarkan metode: rata-rata (average), First In First Out (FIFO).
KASUS II
PT. Solusindo Jaya
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Solusindo Jaya didirikan pada tahun 2012 dengan kantor pusat berada di wilayah
Jakarta. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha desain busana pengantin. Kain yang
digunakan merupakan kain-kain berkualitas dan tukang jahit yang dipekerjakan adalah
tukang jahit profesional berskala nasional.
Kebijakan Akuntansi
1. Pencatatan persediaan berdasarkan sistem perpetual.
2. Untuk mencatat pembelian dan pemakaian bahan baku (langsung maupun tidak
langsung) digunakan akun persediaan bahan baku sedangkan untuk mencatat biaya
tenaga kerja (langsung maupun tidak langsung) digunakan akun biaya gaji dan upah.
3. Penghitungan harga pokok persediaan menggunakan metode Fist In First Out (FIFO).
4. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke produk
dengan dasar biaya sesungguhnya sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan
menggunakan dasar tarif yang ditentukan di muka.
5. Driver aktivitas jam mesin digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke
produk.
6. Selisih biaya overhead pabrik ditutup langsung ke akun Cost of Good Sold atau Harga
Pokok Penjualan.
Busana pengantin model MyleA adalah salah satu produk busana yang dihasilkan PT.
Solusindo Jaya pada bulan Juli 2018 sebanyak 20 stel.
5
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
Rp12.000.000.
Pertanyaan :
1. Pembebanan ongkos angkut ke jenis kain berdasarkan driver biaya sedangkan
pembebanan berat bahan baku dan asuransi dibebankan berdasarkan driver biaya –
nilai bahan baku. Hitunglah :
a. harga pokok per meter untuk Kain A3
b. harga pokok per meter untuk Kain D5
c. harga pokok benang per gulung
2. Dibutuhkan 200 meter Kain A3 dan 600 meter Kain D5 untuk menghasilkan 20 stel
busana pengantin dengan model MyleA. Hitunglah biaya bahan baku langsung per stel
untuk busana pengantin model MyleA.
Jika model MyeA dan model lainnya memerlukan 16 gulung benang, hitunglah biaya
bahan baku tidak langsungnya.
3. Buatlah ayat jurnal untuk pembelian serta pemakaian bahan baku langsung dan bahan
baku tidak langsung berdasarkan informasi 1 dan 2 diatas dengan menggunakan :
a. Kondisi 1, Barang Dalam Proses (BDP) dicatat sebagai aset dalam akun Persediaan
Barang dalam Proses dan akun Biaya Overhead Pabrik digunakan untuk mencatat
biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead pabrik yang dibebankan
b. Kondisi 2, Barang Dalam Proses dicatat sebagai beban dalam tiga akun, yaitu BDP -
Biaya Bahan Baku Langsung, BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BDP – Biaya
Overhead Pabrik serta menggunakan dua akun Biaya Overhead Pabrik, yaitu Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.
KASUS III
Berikut merupakan data PT. XYZ:
No Keterangan
1 Kebutuhan bahan pokok setahun 480.000 kg
2 Harga beli bahan baku per unit Rp 1.875
3 Biaya satu kali pemesanan Rp 2.000.000
4 Biaya penyimpanan 2%
5 Pemakaian maks 1.800 kg per hari
6 Pemakaian min 1.200 kg per hari
7 Tenggang waktu pemesanan 6 hari
8 Asumsi setahun 300 hari
Diminta hitunglah :
1. EOQ
2. Titik pemesanan kembali
3. Persediaan rata-rata
4. Frekuensi pemesanan
5. Biaya pemesanan setahun
6. Biaya penyimpanan setahun
G. Lembar Kerja
6
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
KASUS I
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan sistem
physical dengan metode rata-rata (average).
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan
sistem physical dengan metode FIFO.
7
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan sistem perpetual dengan metode rata-rata.
Tanggal Keterangan Masuk Keluar Saldo
Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai
8
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan sistem perpetual dengan metode FIFO.
Tanggal Keterangan Masuk Keluar Saldo
Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai
9
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
KASUS II
PT. Solusindo Jaya
1. Perhitungan Harga Pokok Material per Unit
Alokasi Ongkos Angkut
Material Berat (kg) Rasio Berat Ongkos Alokasi Ongkos
Angkut Angkut
Kain A3
Kain D5
Benang
Total
3. Ayat Jurnal untuk Mencatat Pembelian serta Pemakaian Bahan Baku Langsung
dan Bahan Baku Tidak Langsung.
Kondisi 1 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Aset
Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1) Mencatat pembelian
bahan baku
2) Mencatat pembayaran
ongkos
angkut
3) Mencatat pembebanan
ongkos angkut ke bahan
baku
11
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik
4) Mencatat pembayaran
asuransi
5) Mencatat pembebanan
beban asuransi ke bahan
baku
12
Kondisi 2 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Beban
Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1) Mencatat pembelian
bahan
baku
2) Mencatat pembayan
ongkos
angkut
3) Mencatat pembebanan
ongkos angkut ke bahan
baku
4) Mencatat pembayaran
asuransi
5) Mencatat pembebanan
beban asuransi ke bahan
baku
6) Mencatat pemakaian
bahan baku
13
14
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
KASUS III
No Keterangan Perhitungan Hasil
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB
152
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
162
BAB
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami jurnal, serta
menyusun laporan harga pokok produksi dan penjualan terkait perhitungan harga pokok
pesanan.
D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan
adalah Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.
Dalam menentukan suatu harga pokok produksi, diperlukan biaya-biaya yang berkaitan
dengan kegiatan produksi. Biaya yang terkait adalah biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung (overhead). Agar perhitungan biaya tidak
langsung akurat, dibutuhkan sistem penentuan harga pokok, yaitu metode harga pokok
pesanan (Job Order Costing Method) dan metode harga pokok proses (Process Costing
Method). 17
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
Job order costing adalah metode pengakumulasian biaya produksi untuk menetukan harga
pokok produksi pada perusahaan atas dasar pesanan. Contoh usaha yang biasanya
menggunakan metode Job Order Costing adalah penjahit, barang percetakan, konstruksi
bangunan dan lainnya yang pada umunya dapat dicirikan sebagai produk khusus atau
custom dan produknya tidak di produksi secara masal.
Process costing adalah cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk mengolah produknya secara massa. Metode process costing terdapat
dalam perusahaan industri yang menghasilkan komoditi seperti minyak bumi, tekstil,
baja, beras, dan gula. Metode biaya proses juga digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang-barang seperti sekrup, alat-alat elektronik ringan, dan oleh
industri perakitan (mobil, pesawat terbang, dan perkakas rumah tangga). Beberapa
perusahaan umum (gas, air minum, dan listrik) juga mengkalkulasi biaya produksinya
dengan metode biaya proses.
Jurnal:
1) Pembelian bahan baku (tunai/kredit):
||Material
||Cash/AP
Indirect ||FOH-Control
||Material
18
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
b) Indirect labor
||Factory overhead control
||Payroll/Salaries Payable/Wages Payable
Contoh
||FOH-Control
||Cash
||Accumulated depreciation
||Prepaid insurance
||Account payable
||COGS
senilai COGS
|| Finish Goods
19
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
Indirect Material:
||Material
||FOH-Control
Metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik dari departemen
jasa ke departemen produksi antara lain:
1. Metode langsung (direct method)
2. Metode bertahap (step method)
3. Metode Aljabar (algebraic method)
KASUS II
PT. Myrna Myura
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Myrna Myura didirikan pada tahun 2010 dengan kantor pusat berada di wilayah
Bandung. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha desain busana pengantin. Kain
yang digunakan merupakan kain-kain berkualitas dan tukang jahit yang dipekerjakan
adalah tukang jahit profesional berskala nasional.
Kebijakan Akuntansi
1. Pencatatan persediaan berdasarkan sistem perpetual.
2. Untuk mencatat pembelian dan pemakaian bahan baku (langsung maupun tidak
langsung) digunakan akun persediaan bahan baku sedangkan untuk mencatat
biaya tenaga kerja (langsung maupun tidak langsung) digunakan akun biaya gaji
dan upah.
3. Penghitungan harga pokok persediaan menggunakan metode First In First Out –
FIFO.
4. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke produk
dengan dasar biaya sesungguhnya sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan
menggunakan dasar tarif yang ditentukan di muka.
5. Driver aktivitas jam mesin digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik
ke produk.
6. Selisih biaya overhead pabrik ditutup langsung ke akun Cost of Goods Sold
atau Harga Pokok Penjualan.
Busana pengantin model MyleA adalah salah satu produk busana yang dihasilkan
PT. Myrna Myura pada bulan Juli 2020 sebanyak 20 stel.
Pertanyaan :
1. Hitung penghasilan bersih Yaya.
2. Tentukan berapa biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsungnya.
3. Buat ayat jurnal terkait pembayaran upah Yaya dan pembebanannya ke produk
menggunakan :
a. Kondisi 1, Barang Dalam Proses (BDP) dicatat sebagai aset dalam akun
Persediaan Barang dalam Proses dan akun Biaya Overhead Pabrik digunakan
untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead
pabrik yang dibebankan
b. Kondisi 2, Barang Dalam Proses dicatat21sebagai beban dengan tiga akun, yaitu
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
BDP - Biaya Bahan Baku Langsung, BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BDP
– Biaya Overhead Pabrik serta menggunakan dua akun Biaya Overhead Pabrik,
yaitu Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan.
No Keterangan Jumlah
1 Indirect material cost Rp 2.000.000.000
2 Indirect labour cost Rp 1.100.000.000
3 Electricity cost – factory Rp 200.000.000
4 Building depreciation cost – factory Rp 50.000.000
5 Machine depreciation cost – factory Rp 100.000.000
6 Vehicle depreciation cost – factory Rp 40.000.000
7 Vehicle fuel cost – factory Rp 60.000.000
8 Insurance cost – factory Rp 50.000.000
Total Rp 3.600.000.000
PT. Myrna Myura memiliki 10 mesin jahit dengan rata-rata lama operasional
sebanyak 10 jam mesin per hari dan hari kerja normal 300 hari per tahun.
No Keterangan Jumlah
1 Indirect material cost Rp 1.600.000.000
2 Indirect labour cost Rp 800.000.000
3 Electricity cost – factory Rp 200.000.000
4 Building depreciation cost – factory Rp 40.000.000
5 Machine depreciation cost – factory Rp 80.000.000
6 Vehicle depreciation cost – factory Rp 30.000.000
7 Vehicle fuel cost – factory Rp 60.000.000
8 Insurance cost – factory Rp 10.000.000
Total Rp 2.820.000.000
PT. Myrna Myura beroperasional selama 24.000 jam mesin selama tahun 2020.
Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka
2. Buat ayat jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya
overhead pabrik yang dibebankan, menutup 22 biaya overhead pabrik, dan menutup
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
a. Kondisi 1, Barang Dalam Proses (BDP) dicatat sebagai aset dalam akun
Persediaan Barang dalam Proses dan akun Biaya Overhead Pabrik digunakan
untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead
pabrik yang dibebankan
b. Kondisi 2, Barang Dalam Proses dicatat sebagai beban dengan tiga akun, yaitu
BDP - Biaya Bahan Baku Langsung, BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BDP
– Biaya Overhead Pabrik serta menggunakan dua akun Biaya Overhead Pabrik,
yaitu Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan.
KASUS III
PT. Sejahtera Merdeka beroperasi di bidang percetakan. Semua pesanan produksi
berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut
pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan
harga pokok produksi adalah full costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap
pesanan diberi nomor dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi
identitas nomor pesanan yang bersangkutan.
Pada bulan November 2020, PT. Sejahtera Merdeka mendapat pesanan untuk
mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT. Maju Jaya. Harga yang
dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp3.000 per lembar. Dalam bulan yang
sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak
20.000 lembar dari PT. Masa Kini, dengan harga yang dibebankan kepada pemesan
sebesar Rp1.000 per lembar. Pesanan PT. Maju Jaya diberi nomor 101 dan pesanan
PT. Masa Kini diberi nomor 102. Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan
lain untuk memenuhi pesanan tersebut:
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tanggal 3 November
perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong berikut:
Bahan Baku:
Kertas jenis X 85 rim @ Rp10.000 Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp350.000 3.500.000
Tinta Jenis A 5kg @ Rp100.000 500.000
Tinta Jenis B 25kg @ Rp25.000 625.000+
Rp5.475.000
Bahan Penolong:
Bahan Penolong P 17 kg @ Rp10.000 Rp 170.000
Bahan Penolong Q 60 liter @ Rp5.000 300.000+_
Jumlah total Rp5.945.000
23
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
PT Sejahtera Merdeka
Jakarta
KARTU HARGA POKOK
No pesanan : 101 Pemesan : PT. Maju Jaya
Jenis produk : Undangan Sifat pesanan : Segera
Tanggal pesan : 2 November 2020 Jumlah : 1500 eksemplar
Tanggal selesai : 22 November 2020 Harga jual : Rp4.500.000
24
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
PT Sejahtera Merdeka
Jakarta
KARTU HARGA POKOK
No pesanan : 102 Pemesan : PT. Masa Kini
Jenis produk : Pamflet iklan Sifat pesanan : Segera
Tanggal pesan : 15 November 2020 Jumlah : 20.000 eksemplar
Tanggal selesai : 26 November 2020 Harga jual : Rp20.000.000
25
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik
G. Lembar Kerja
KASUS I
No Keterangan Debit Kredit
1 Jurnal biaya tenaga kerja yang terutang oleh
perusahaan
26
KASUS II
Biaya Tenaga Kerja
Perhitungan Penghasilan Bersih Yaya
Penghasilan Bruto :
Rp
Rp
Rp
Total Penghasilan Rp
Bruto
Potongan :
Rp
Rp
Total Potongan Rp
Penghasilan Bersih Yaya Rp
Penentuan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Perhitungan :
BOP sesungguhnya Rp
Selisih BOP Rp
Perhitungan :
Perhitungan :
BOP sesungguhnya Rp
Selisih BOP Rp
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB 3
INTRODUCTION TO COST AND TERM PURPOSE
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
BAB 3
INTRODUCTION TO COST AND TERM PURPOSE
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa dharapkan mampu memahami perbedaan biaya
dan beban serta mampu menyusun Cost of Goods Manufactured (COGM) Statement.
D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.
Definisi:
Biaya Pengeluaran (Outlay Cost) menurut William et al. (2017) adalah arus kas
keluar untuk periode sebelumnya, periode saat ini, atau periode yang akan datang.
Selain itu menurut William et al. (2017) Opportunity Cost merupakan manfaat yang
hilang dari bentuk kebijakan alternatif yang terbaik (yang hilang) .
William et al. (2017) menyatakan bahwa pengertian Laba Operasi (Operating Profit)
yaitu kelebihan pendapatan operasi di atas biaya operasi yang diperlukan untuk
menghasilkan pendapatan tersebut.
Istilah Beban Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) menurut William et al. (2017)
merupakan beban yang diberikan atas produk-produk yang terjual selama satu
periode tertentu.
Definisi Biaya Produk (Product Cost) menurut William et al. (2017) adalah biaya-
biaya yang dibebankan untuk setiap unit barang dagangan yang diproduksi dan
diakui pada laporan keuangan saat produk-produk tersebut telah terjual.
Definisi Biaya Periode (Period Cost) menurut William et al. (2017) adalah biaya- biaya
yang diakui pada laporan keuangan saat biaya-biaya itu terjadi/muncul.
Direct Manufacturing Cost menurut William et al. (2017) adalah biaya-biaya produk
yang dapat dengan mudah diidentifikasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Indirect Manufacturing Cost menurut William et al. (2017) adalah seluruh biaya
produk kecuali biaya-biaya langsung.
Biaya non produksi (periode) memiliki dua elemen : biaya pemasaran dan
administrasi. Menurut William et al. (2017) Marketing Cost merupakan biaya yang
diperlukan untuk memperoleh pesanan konsumen dan menyediakan produk jadi
kepada konsumen, termasuk biaya iklan, komisi penjualan, dan biaya pengiriman.
Sedangkan Administrative Cost adalah biaya yang diperlukan untuk mengelola
perusahaan dan menyediakan dukungan bagi staf (karyawan), termasuk gaji pihak
eksekutif, biaya pemrosesan data, dan biaya hukum.
Classification of cost
Keterangan :
Direct Material : Bahan Mentah yang bersifat langsung (fundamental) sehingga dapat
ditelusuri langsung ke cost object tersebut dengan cara yang ekonomis (cost effective) dalam
rangka untuk memproses bahan mentah tersebut menjadi barang jadi (finished goods)
Contoh : Lemari -> DM : Kayu
Direct Labor : Biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor), dimana biaya tenaga kerja
yang dimaksud adalah biaya tenaga kerja langsung, yang berkaitan dengan memproses bahan
mentah menjadi barang jadi (finished goods).
Contoh : Buruh pabrik yang mengoperasikan mesin produksi
Factory Overhead : Yang termasuk dalam biaya FOH adalah biaya-biaya yang tidak langsung
(indirect) dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan pabrik (plant).
Contoh : Indirect Material, Indirect Labor dan Plant overhead.
a. Indirect Material adalah material – material (Bahan mentah) pendukung dalam rangka
untuk memproses bahan mentah tersebut menjadi barang jadi, biaya tersebut terkait
dengan cost object tetapi tidak dapat ditelusuri langsung ke cost object tersebut dengan
cara yang ekonomis (cost effective)
Contoh : Lemari -> DM : Kayu, IDM : Paku, Lem
b. Indirect Labor adalah biaya-biaya tenaga kerja yang bersifat tidak langsung dalam proses
pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi, dan biasanya perkerjaannya tidak dapat
diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan,
Contoh : Gaji direksi pabrik atau gaji supervisor pabrik
c. Plant Overhead adalah biaya yang muncul yang berkaitan dengan aktifitas pabrik.
Contoh : biaya pemeliharaan dan repair, biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya
sewa gedung pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin, atau
pajak atas aset-aset pabrik.
Format
1. COGM statement (single method) indirect and direct material Material
PT ABC
COGM STATEMENT
For The Year ended December 31, 20xx
Material:
Beginning material $ XXX
Purchase (Net) XXX
Material available for used $ XXX
Indirect material $ XXX
Ending material XXX (XXX)
Direct material used $ XXX
G. Lembar Kerja
PT. MERDEKA
Cost Of Goods Manufactured Statement
For the year Ended December 31, 2017
PT. MERDEKA
Income Statement
For the year Ended December 31, 2017
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB 4
PROCESS COSTING
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
BAB 4
PROCESS COSTING
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami penentuan harga
pokok biaya produksi.
D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun karena
pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.
Metode process costing terdapat dalam perusahaan industri yang menghasilkan komoditi
seperti plastik, minyak bumi, tekstil, baja, beras, gandum, dan gula. Metode biaya proses
juga digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti sekrup, alat-
alat elektronik ringan, dan industri perakitan (mobil, pesawat terbang, dan perkakas
rumah tangga). Beberapa perusahaan umum (gas, air minum, dan listrik) juga
mengkalkulasi biaya produksinya dengan metode biaya proses.
Metode Penilaian Persediaan
Untuk menghitung biaya produk, terdapat dua metode penilaian persediaan yang digunakan
sebagai berikut:
1. First-In-First-Out (FIFO)
Harga barang yang diperoleh pertama kali harus dikeluarkan terlebih dahulu.
2. Average (Rata-Rata)
Rata-rata dari cost barang yang ada.
Note:
Equivalent Unit merupakan barang setengah jadi yang dihitung setara dengan produk jadi.
Contoh: 4 mobil (50%) setengah jadi setara dengan 2 unit mobil (100%) jadi.
Departemen Pengepakan
Ditanya:
Buatlah Cost of Production Report untuk Departemen Perakitan dan Departemen Pengepakan!
Soal 2
PT. Bintang adalah perusahaan yang memanufaktur Flashdisk, dimana PT. Bintang memiliki 2
departemen produksi, yaitu Departemen Assembly dan Departemen Packaging. Departemen
Assembly bertugas untuk merakit komponen-komponen yang diperlukan dalam sebuah
Flashdisk, sedangkan Departemen packaging bertugas untuk mengemas Flashdisk dengan rapi
untuk di jual. Dalam departemen Packaging, Direct Materials (packaging) ditambahkan di akhir
proses. Conversion costs ditambahkan dengan jumlah yang sama pada saat proses. Berikut ini
adalah data yang tersedia pada April 2020 untuk Departemen Assembly dan Departemen
Packaging:
Assembly Packaging
Unit WIP Beginning:
Assembly (100%DM, 40%CC) 500 unit -
Packaging (100%DM, 30%CC) - 800 unit
Started During Current Period/ Transferred
12,000 unit ?
in:
Unit WIP ending:
Assembly(100%DM, 60%CC) 1.500 unit -
Packaging (100%DM, 40%CC) - 1,800 unit
Cost of WIP beginning:
Cost from preceding - $36,000
Direct Material $2,100 $ 250
Direct Labor $1,500 $ 100
Overhead $4,000 $ 800
Current Cost:
Direct Material $23,000 $12,000
Direct Labor $17,000 $16,500
Overhead $61,500 $25,000
Ditanya:
Buatlah Cost of Production Report untuk Departemen Assembly dan Departemen Packaging!
G. Lembar Kerja
Soal 1
XYZ Corp.
Cost of Production Report – Dept. Perakitan
For The Month Ended of August 2020
XYZ Corp.
Cost of Production Report – Dept. Pengepakan
For The Month Ended of August 2020
Soal 2
PT Bintang.
Cost of Production Report – Dept. Assembly
For The Month Ended of April 2020
PT Bintang.
Cost of Production Report – Dept. Packaging
For The Month Ended of April 2020
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB 5
FACTORY OVERHEAD: DEPARTEMENTALIZATION
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
BAB 5
FACTORY OVERHEAD: DEPARTEMENTALIZATION
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
tujuan dan manfaat Departmentalisasi, serta memahami perhitungan dan pengalokasian biaya
suatu produksi disebuah pabrik.
D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.
Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara
menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas
tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Departemen yang ada
dalam perusahaan tersebut yang menjadi pusat-pusat biaya sebagai tempat ditandingkannya
biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Manfaat Departementalisasi
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk.
Diminta :
Hitunglah tarif overhead departemen produksi jika dialokasi dari biaya departemen pendukung
ke departemen produksi menggunakan:
a. Direct Method
b. Step Method
Soal 2
Green Company mempunyai 2 (dua) Departemen Produksi yaitu Departemen I dan Departemen
II. Selain itu memiliki 2 (dua) Departemen Pendukung yaitu Departemen A dan Departemen B.
Green Company mengestimasikan FOH cost pada tiap departemen untuk periode mendatang
sebagai berikut:
Departemen Produksi:
Departemen I: $ 290.000
Departemen II: $ 200.000
Departemen Pendukung:
Departemen A: $ 230.000
Departemen B: $ 110.000
Dasar alokasi untuk menghitung tarif overhead Departemen I adalah machine hours, sedangkan
Departemen II adalah direct labor hours. Untuk Departemen A dialokasi berdasarkan maximum
no. of employee, sedangkan Departemen B dialokasikan berdasarkan kilowatt hours. Data lain
yang tersedia di keempat departemen tersebut adalah:
Soal 3
Tjing Tjau Corporation mempunyai 2 (dua) Departemen Pendukung yaitu Departemen
Pemeliharaan dan Departemen Gudang, serta 2 (dua) Departemen Produksi yaitu Departemen
Pemotongan dan Departemen Perakitan. Departemen Pemeliharaan dialokasikan berdasarkan
jumlah karyawan (no of employee), sedangkan Departemen Gudang dialokasikan berdasarkan
(square meters). Tarif FOH Departemen Operasi dapat ditentukan setelah biaya overhead di
Departemen Pendukung telah dialokasikan, Departemen Pemotongan dan Departemen
Perakitan dialokasikan berdasarkan jam kerja mesin (Machine Hours).
Departemen Pendukung Departemen Produksi
Diminta :
Hitunglah tarif overhead departemen produksi jika dialokasi dari biaya departemen pendukung
ke departemen produksi menggunakan Aljabar/Reciprocal Method!
G. Lembar Kerja
Soal 1
Soal 2
Soal 3
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB 6
JOINT COST
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
BAB 6
JOINT COST
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
konsep akuntansi joint costing.
D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun karena
pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.
Joint Production Process adalah suatu proses produksi yang menggunakan bahan/input yang
sama dan menghasilkan berbagai macam produk yang secara teknis tidak mungkin dihindari.
Misalnya suatu peternakan sapi potong disamping menghasilkan daging juga menghasilkan susu,
bulu sapi (produk sampingan) dan sebagainya. Hasil daripada joint production process adalah
“Joint Product” yang terbagi 2 (dua) yaitu :
Main Product (Produk Utama) produk yamg memiliki jumlah unit dan harga jual yang lebih
tinggi dibanding dengan by product.
By Product (Produk Sampingan) suatu produk dengan nilai total yang relatif kecil dan
dihasilkan secara bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya relatif besar. By
product dapat dijual dalam bentuk asalnya (tanpa proses lebih lanjut) maupun sebaliknya.
Joint product hanya terjadi pada titik sebelum Split-off karena produknya masih homogen,
setelah split-off produknya menjadi individual. Main product dan by product baru dapat
diidentifikasi pada saat titik pemisahan (Split off Point/SOP). Spilt off point merupakan titik
dimana produk-produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.
Biaya produksi yang dikeluarkan sampai dengan titik SOP disebut dengan Joint Cost, sedangkan
biaya yang dikeluarkan setelah titik SOP disebut dengan “ Specific Cost/SC” atau “Separable
Cost/Processing Cost”.
Contoh:
Join Product
Main Product
By Product
Diminta: Alokasikan sisa Joint Cost ke masing-masing produk utama dan hitunglah Unit Cost
serta Gross Profit dari masing-masing produk utama tersebut dengan menggunakan Weighted
Average Unit Method.
Diminta:
Hitunglah cost per unit dan gross profit dari tiap produk, jika alokasi joint cost menggunakan
metode Joint Product Salable at Split-Off Point (Gross Market Value)
Biaya produksi ketiga jenis produksi (joint cost of production) sebesar Rp.600.000.000.
Diminta:
Hitung cost per unit dan gross profit dari tiap produk jika alokasi joint cost menggunakan metode
Joint Product Not Salable at Split-Off Point (Net Realizable Value)
Soal 4
Caramel Co. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan minyak.
Mempunyai 3 (tiga) produk utama (main product) yaitu Turbo, Caramel Turbo, dan Too Turbo.
Serta satu macam by product yaitu Salted.
Diminta:
Hitung cost per unit dan gross profit dari tiap produk jika alokasi joint cost menggunakan metode
Joint Product Not Salable at Split-Off Point (Net Realizable Value)
G. Lembar Kerja
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Gr