Anda di halaman 1dari 70

Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

BAB 1
AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI

A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi

1
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

BAB 1
AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI

A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
Reorder Point (ROP) dan Economic Order Quantity (EOQ)

B. Tata Tertib Praktikum


Tata tertib dan etika praktik yang harus dipatuhi antara lain:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa D-III Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Binsis
Universitas Trisakti pada semester yang bersangkutan.
2. Praktikum diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
3. Praktikan wajib hadir tepat waktu.
4. Praktikan diharuskan mengisi daftar kehadiran secara online setiap sesi perkuliahan pada
link: http://bit.ly/KRPD3ASP_Genap_2020_2021
5. Praktikan wajib memiliki modul praktikum.

C. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu penyelenggaraan praktikum adalah 100 menit (2 SKS).

D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan
adalah Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.

E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum


Harga pokok bahan baku dicatat dengan sistem :
1. Pencatatan fisik (physical)
2. Pencatatan perpetual

Perhitungan penilaian harga pokok bahan yang dipakai


 First In First Out method : Cost barang yang diperoleh pertama kali harus dikeluarkan
terlebih dahulu.
 Average method : Rata-rata dari cost barang yang ada.

Reorder Point (Pemesanan kembali)


Rumus RoP
1. Jika tanpa safety stock (SS) atau persediaan pengaman atau persediaan penyanggah
RoP = AU x LT
2. Jika menggunakan safety stock
RoP = (AU x LT) + SS

2
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

Keterangan:
AU : Average used (pemakaian normal bahan baku)
LT : Lead time (selang/tenggang waktu antara pemesanan bahan baku dan
tersedianya bahan di pabrik yang siap digunakan dalam produksi
SS : Persediaan minimum yang diinginkan (pemakaian maksimum – pemakaian normal) x lead
time

Contoh Soal RoP


PT. Nusa Indah Pratama sebagai perusahaan jasa konveksi ingin melakukan pemesanan kain
untuk keperluan produksi. Kapasitas produksi yang mampu dihasilkan per harinya adalah 2500
pcs baju, leadtime atau jangka waktu yang dibutuhkan dalam memesan barang ke supplier
adalah 14 hari. Perusahaan memiliki kebijakan untuk melebihkan persediaan bahan baku
sebanyak 15%. Berapakah Reorder Point (RoP) yang tepat untuk melakukan pemesanan kain
kembali?
Jawaban:
Diketahui :
 Kapasitas perhari = 2500 pcs baju
 Leadtime = 14 hari
 Safety Stock (SS) = 15%
Ditanya : Berapakah Reorder Point (RoP) untuk melakukan pemesanan kembali?

Penyelesaian:
 Leadtime = 14 hari x 2500 pcs = 35.000 pcs
 Safety stock = 15% x 35.000 pcs = 5.250 pcs
 
RoP = leadtime + safety stock
        = 35.000 pcs + 5.250 pcs = 40.250 pcs.

Jadi, perusahaan akan melakukan reorder point atau titik pemesanan kembali jika bahan baku
tersebut jumlahnya di angka 40.250 pcs.

Economic Order Quantity (EOQ)


Pengertian dari Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah persediaan yang harus
dipesan pada suatu saat dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan tahunan. EOQ
adalah jumlah unit barang atau bahan yang harus dipesan setiap kali mengadakan
pemesanan agar biaya-biaya yang berkaitan dengan pengadaan persediaan minimal dan
jumlah unit pembelian optimal.

Artinya setiap kali memesan bahan baku, perusahaan mendapat biaya yang paling rendah.
Tujuan EOQ adalah agar kuantitas persediaan yang dipesan dan total biaya persediaan dapat
diminimalkan sepanjang periode perencanaan produksi.
Rumus EOQ :

EOQ = 2 x RU x CO
CU x CC

Keterangan :

3
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

RU : Required unit (kebutuhan bahan baku setahun)


CO : Cost per order (biaya pemesanan per pesanan)
CU : Cost per unit (harga beli bahan baku per unit)
CC : Carrying cost (biaya penyimpanan dan biasanya dinyatakan dalam persentase)

Rumus
Frekuensi pemesanan pembelian dalam satu tahun RU / EOQ
Biaya pemesanan setahun CO x RU / EOQ
Biaya penyimpanan/pemilikan setahun EOQ / 2 x CU x CC
Persediaan rata-rata (average inventory) EOQ / 2
Persediaan maksimum normal EOQ + SS
(EOQ + SS) + {(pemakaian
Persediaan maksimum absolut maksimum – pemakaian
normal) x lead time }

Contoh Soal EOQ


PT ABC menginginkan barang sebanyak 7.500 unit per tahun dengan biaya pemesanan
Rp1.500 per unit, sedangkan biaya penyimpanan adalah Rp1.000 per unit. Hitung pesanan
yang paling ekonomis untuk PT ABC.

Jawab:
RU : 7.500 unit/tahun
CO : Rp1.500/pesanan
CC : Rp1.000/unit
EOQ = 2 x RU x CO
CC
EOQ = 2 x 7500 x 1500
1000
EOQ = 150
Jadi jumlah pesanan persediaan paling ekonomis adalah 150 unit untuk bahan baku.

F. Prosedur dan Mekanisme Praktik


KASUS I
PT. Serasi Lestari Tbk menghasilkan produk berupa berbagai macam perlengkapan rumah
tangga dari keramik, antara lain: piring, gelas, teko, dsb. Berikut informasi mengenai
pembelian dan pemakaian salah satu bahan baku jenis filler yaitu silica selama bulan April
2020.

Keterangan Tanggal Unit (kg) Harga (Rp)


Persediaan awal April, 1 30.000 300
Pembelian 3 120.000 304
12 130.000 310
24 110.000 314

Pemakaian 5 60.000

4
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

9 70.000
17 80.000
21 60.000
29 90.000

Berdasarkan informasi tersebut, Anda diminta untuk menghitung penggunaan biaya bahan
dan biaya persediaan bahan akhir periode menggunakan sistem fisik dan perpetual
berdasarkan metode: rata-rata (average), First In First Out (FIFO).

KASUS II
PT. Solusindo Jaya
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Solusindo Jaya didirikan pada tahun 2012 dengan kantor pusat berada di wilayah
Jakarta. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha desain busana pengantin. Kain yang
digunakan merupakan kain-kain berkualitas dan tukang jahit yang dipekerjakan adalah
tukang jahit profesional berskala nasional.

Kebijakan Akuntansi
1. Pencatatan persediaan berdasarkan sistem perpetual.
2. Untuk mencatat pembelian dan pemakaian bahan baku (langsung maupun tidak
langsung) digunakan akun persediaan bahan baku sedangkan untuk mencatat biaya
tenaga kerja (langsung maupun tidak langsung) digunakan akun biaya gaji dan upah.
3. Penghitungan harga pokok persediaan menggunakan metode Fist In First Out (FIFO).
4. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke produk
dengan dasar biaya sesungguhnya sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan
menggunakan dasar tarif yang ditentukan di muka.
5. Driver aktivitas jam mesin digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke
produk.
6. Selisih biaya overhead pabrik ditutup langsung ke akun Cost of Good Sold atau Harga
Pokok Penjualan.

Busana pengantin model MyleA adalah salah satu produk busana yang dihasilkan PT.
Solusindo Jaya pada bulan Juli 2018 sebanyak 20 stel.

Biaya Bahan Baku


PT. Solusindo Jaya membeli secara tunai berbagai bahan sebagai berikut.
No Bahan Banyakny Berat Harga
a
1 Kain A3 1.000 m 1.050 kg Rp 400.000 per meter
2 Kain D5 2.000 m 1.800 kg Rp 999.000 per meter
3 Benang 100 150 kg Rp 20.000 per gulung
gulung

Pembayaran ongkos angkut sebesar Rp20.000.000 sedangkan asuransi angkut sebesar

5
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

Rp12.000.000.
Pertanyaan :
1. Pembebanan ongkos angkut ke jenis kain berdasarkan driver biaya sedangkan
pembebanan berat bahan baku dan asuransi dibebankan berdasarkan driver biaya –
nilai bahan baku. Hitunglah :
a. harga pokok per meter untuk Kain A3
b. harga pokok per meter untuk Kain D5
c. harga pokok benang per gulung
2. Dibutuhkan 200 meter Kain A3 dan 600 meter Kain D5 untuk menghasilkan 20 stel
busana pengantin dengan model MyleA. Hitunglah biaya bahan baku langsung per stel
untuk busana pengantin model MyleA.
Jika model MyeA dan model lainnya memerlukan 16 gulung benang, hitunglah biaya
bahan baku tidak langsungnya.
3. Buatlah ayat jurnal untuk pembelian serta pemakaian bahan baku langsung dan bahan
baku tidak langsung berdasarkan informasi 1 dan 2 diatas dengan menggunakan :
a. Kondisi 1, Barang Dalam Proses (BDP) dicatat sebagai aset dalam akun Persediaan
Barang dalam Proses dan akun Biaya Overhead Pabrik digunakan untuk mencatat
biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead pabrik yang dibebankan
b. Kondisi 2, Barang Dalam Proses dicatat sebagai beban dalam tiga akun, yaitu BDP -
Biaya Bahan Baku Langsung, BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BDP – Biaya
Overhead Pabrik serta menggunakan dua akun Biaya Overhead Pabrik, yaitu Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.

KASUS III
Berikut merupakan data PT. XYZ:
No Keterangan
1 Kebutuhan bahan pokok setahun 480.000 kg
2 Harga beli bahan baku per unit Rp 1.875
3 Biaya satu kali pemesanan Rp 2.000.000
4 Biaya penyimpanan 2%
5 Pemakaian maks 1.800 kg per hari
6 Pemakaian min 1.200 kg per hari
7 Tenggang waktu pemesanan 6 hari
8 Asumsi setahun 300 hari

Diminta hitunglah :
1. EOQ
2. Titik pemesanan kembali
3. Persediaan rata-rata
4. Frekuensi pemesanan
5. Biaya pemesanan setahun
6. Biaya penyimpanan setahun

G. Lembar Kerja

6
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

KASUS I
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan sistem
physical dengan metode rata-rata (average).

Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan
sistem physical dengan metode FIFO.

7
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan sistem perpetual dengan metode rata-rata.
Tanggal Keterangan Masuk Keluar Saldo
Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai

8
Penggunaan biaya bahan dan penilaian persediaan pada akhir periode berdasarkan sistem perpetual dengan metode FIFO.
Tanggal Keterangan Masuk Keluar Saldo
Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai Jumlah Harga Nilai

9
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

KASUS II
PT. Solusindo Jaya
1. Perhitungan Harga Pokok Material per Unit
Alokasi Ongkos Angkut
Material Berat (kg) Rasio Berat Ongkos Alokasi Ongkos
Angkut Angkut
Kain A3
Kain D5
Benang
Total

Alokasi Biaya Asuransi


Bahan Nilai Beli*) Rasio Nilai Beli Biaya Alokasi Biaya Asuransi
Baku Asuransi
Kain A3
Kain D5
Benang
Total

*) Perhitungan Nilai Beli :


Kuantitas Dibeli Harga Nilai Beli
Beli per
Unit
Nilai jual beli
kain A3
Nilai jual beli kain
D5
Nilai beli
benang
Total

Perhitungan Harga Pokok Bahan Baku per Unit :


Kain A3 Kain D5 Benang Total
Nilai beli Rp Rp Rp Rp
Ongkos Rp Rp Rp Rp
angkut
Biaya asuransi Rp Rp Rp Rp
Total harga Rp Rp Rp Rp
pokok
bahan baku
Kuantitas m m m
yang
dibeli
Harga pokok
bahan baku
per unit
10
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

2. Perhitungan Biaya Bahan Baku Langsung per Unit


Pemakaian bahan baku langsung untuk busana pengantin model MyleA :
Keterangan Kuantitas Harga Pokok Bahan Total
Dipakai Baku
per meter
Kain A3 Rp Rp
Kain D5 Rp Rp
Total pemakaian bahan baku langsung Rp
Jumlah produk yang dihasilkan Stel
Biaya bahan baku langsung per stel untuk model MyleA Rp

Perhitungan Biaya Bahan Baku Tidak Langsung


Keterangan Kuantitas Harga Pokok Bahan Total
Dipakai Baku
per meter
Pemakaian Rp Rp
benang :

3. Ayat Jurnal untuk Mencatat Pembelian serta Pemakaian Bahan Baku Langsung
dan Bahan Baku Tidak Langsung.
Kondisi 1 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Aset
Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1) Mencatat pembelian
bahan baku

2) Mencatat pembayaran
ongkos
angkut

3) Mencatat pembebanan
ongkos angkut ke bahan
baku

11
Universitas Trisakti D-III Akuntansi Sektor Publik

4) Mencatat pembayaran
asuransi

5) Mencatat pembebanan
beban asuransi ke bahan
baku

6) Mencatat pemakaian bahan


baku

12
Kondisi 2 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Beban
Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit
Bukti
1) Mencatat pembelian
bahan
baku

2) Mencatat pembayan
ongkos
angkut

3) Mencatat pembebanan
ongkos angkut ke bahan
baku

4) Mencatat pembayaran
asuransi

5) Mencatat pembebanan
beban asuransi ke bahan
baku

6) Mencatat pemakaian
bahan baku

13
14
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

KASUS III
No Keterangan Perhitungan Hasil

H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

BAB
152
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

JOB ORDER COSTING

A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi

162
BAB
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

JOB ORDER COSTING

A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami jurnal, serta
menyusun laporan harga pokok produksi dan penjualan terkait perhitungan harga pokok
pesanan.

B. Tata Tertib Praktikum


Tata tertib dan etika praktik yang harus dipatuhi antara lain:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa D-III Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Binsis
Universitas Trisakti pada semester yang bersangkutan.
2. Praktikum diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
3. Praktikan wajib hadir tepat waktu.
4. Praktikan diharuskan mengisi daftar kehadiran secara online setiap sesi perkuliahan pada
link: http://bit.ly/KRPD3ASP_Genap_2020_2021
5. Praktikan wajib memiliki modul praktikum.

C. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu penyelenggaraan praktikum adalah 100 menit (2 SKS).

D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan
adalah Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.

E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum


Pendahuluan
Perbedaan Job Order Costing dengan Process Costing:

Job Order Costing


Produk dibuat sesuai
pesanan atau
produk yang bersifat Process Costing
custom-made. Produk berbentuk
sama dan diproduksi
dalam jumlah banyak
serta tergantung
proses produksi.

Dalam menentukan suatu harga pokok produksi, diperlukan biaya-biaya yang berkaitan
dengan kegiatan produksi. Biaya yang terkait adalah biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung (overhead). Agar perhitungan biaya tidak
langsung akurat, dibutuhkan sistem penentuan harga pokok, yaitu metode harga pokok
pesanan (Job Order Costing Method) dan metode harga pokok proses (Process Costing
Method). 17
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

Job order costing adalah metode pengakumulasian biaya produksi untuk menetukan harga
pokok produksi pada perusahaan atas dasar pesanan. Contoh usaha yang biasanya
menggunakan metode Job Order Costing adalah penjahit, barang percetakan, konstruksi
bangunan dan lainnya yang pada umunya dapat dicirikan sebagai produk khusus atau
custom dan produknya tidak di produksi secara masal.

Process costing adalah cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk mengolah produknya secara massa. Metode process costing terdapat
dalam perusahaan industri yang menghasilkan komoditi seperti minyak bumi, tekstil,
baja, beras, dan gula. Metode biaya proses juga digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang-barang seperti sekrup, alat-alat elektronik ringan, dan oleh
industri perakitan (mobil, pesawat terbang, dan perkakas rumah tangga). Beberapa
perusahaan umum (gas, air minum, dan listrik) juga mengkalkulasi biaya produksinya
dengan metode biaya proses.

Karakteristik Job Order Costing Process Costing


Jenis Produk Heterogen (Bervariasi) Homogen
Produksi Sesuai dengan pesanan Terus menerus
Dokumen Job order cost sheet (Kartu Pesanan) Cost of production report
Akhir
Unit Cost TC/unit Produced TC during period/Ekuivalen Unit

Jurnal:
1) Pembelian bahan baku (tunai/kredit):
||Material
||Cash/AP

2) Pemakaian bahan baku:


Direct || Work in Process*
||Material
*Job No. xx
Job No. xx

Indirect ||FOH-Control
||Material

3) Pencatatan gaji tenaga kerja


||Payroll
||Accrued payroll

4) Pada saat pembayaran gaji:


||Accrued payroll
||Cash

18
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

5) Pada saat pembebanan/distribusi gaji:


a) Direct labor
||Work in Process*
||Payroll/Salaries Payable/Wages Payable
*Job No. xx
Job No. xx

b) Indirect labor
||Factory overhead control
||Payroll/Salaries Payable/Wages Payable

c) Apabila terjadi beban penjualan dan marketing serta administrasi


||Selling and marketing expense
||Generall and administrative expense
||Payroll/Salaries Payable/Wages Payable

6) Biaya OH-Control lainnya:


||FOH-Control
||Various of Credit
(Various of Credit: bisa bermacam-macam akun)

Contoh
||FOH-Control
||Cash
||Accumulated depreciation
||Prepaid insurance
||Account payable

7) Pembebanan FOH allocated ke WIP:


|| Work in Process*
||FOH-Allocated
*Job No. xx
Job No. xx

8) Transfer barang yang sudah jadi:


||Finished goods
||Work in Process*
*Job No. xx
Job No. xx

9) Penjualan Produk (tunai/kredit):


||AR/Cash
senilai harga jual
|| Sales

||COGS
senilai COGS
|| Finish Goods
19
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

10) Material yang diretur:


Direct Material:
||Material
|| Work in Process *
*Job No. xx
Job No. xx

Indirect Material:
||Material
||FOH-Control

11) Tutup selisih


Overapplied apabila OH Allocated > OH-Control
|| FOH-allocated
||COGS
||FOH-Control

Underapplied apabila OH Allocated < OH-Control


|| FOH-allocated
||COGS
|| FOH-Control

OH Allocated / OH Applied: BIaya estimasi alokasi OH.


OH Control/ OH Actual: Biaya OH actual yang benar-benar terjadi.

Akuntansi untuk Work In Process:


Yang dicatat dalam perkiraan work in process adalah:
1. Pemakaian bahan baku langsung (direct material)
2. Pengeluaran biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan
3. Factory overhead

Metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik dari departemen
jasa ke departemen produksi antara lain:
1. Metode langsung (direct method)
2. Metode bertahap (step method)
3. Metode Aljabar (algebraic method)

F. Prosedur dan Mekanisme Praktik


KASUS I
Beban gaji sebesar Rp40.000.000,- harus dibayar pada tanggal 1 Juli 2020, tarif PPh
Pasal 21 adalah 5%. Perhitungan tersebut dilakukan tanggal 25 Juni 2020 dengan
perincian gaji sebagai berikut :
Direct labor Rp 20.000.000,-
Indirect labor Rp 10.000.000,-
Selling and marketing division Rp 5.000.000,-
General and administrative division Rp
5.000.000,-
Diminta : Buat jurnal yang diperlukan. 20
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

KASUS II
PT. Myrna Myura
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Myrna Myura didirikan pada tahun 2010 dengan kantor pusat berada di wilayah
Bandung. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha desain busana pengantin. Kain
yang digunakan merupakan kain-kain berkualitas dan tukang jahit yang dipekerjakan
adalah tukang jahit profesional berskala nasional.
Kebijakan Akuntansi
1. Pencatatan persediaan berdasarkan sistem perpetual.
2. Untuk mencatat pembelian dan pemakaian bahan baku (langsung maupun tidak
langsung) digunakan akun persediaan bahan baku sedangkan untuk mencatat
biaya tenaga kerja (langsung maupun tidak langsung) digunakan akun biaya gaji
dan upah.
3. Penghitungan harga pokok persediaan menggunakan metode First In First Out –
FIFO.
4. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke produk
dengan dasar biaya sesungguhnya sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan
menggunakan dasar tarif yang ditentukan di muka.
5. Driver aktivitas jam mesin digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik
ke produk.
6. Selisih biaya overhead pabrik ditutup langsung ke akun Cost of Goods Sold
atau Harga Pokok Penjualan.

Busana pengantin model MyleA adalah salah satu produk busana yang dihasilkan
PT. Myrna Myura pada bulan Juli 2020 sebanyak 20 stel.

Biaya Tenaga Kerja


PT. Myrna Myura membayar upah pokok untuk busana pengantin model MyleA
sebanyak Rp 4.000.000 per stel. Perusahaan juga memberikan tunjangan uang makan
sebesar Rp 100.000 per hari. Pajak penghasilan pasal 21 sebesar 10% dari
penghasilan bruto. Selain itu, perusahaan juga memotong iuran BPJS
Ketenagakerjaan sebesar 5% dari penghasilan bruto. Yaya bekerja selama 25 hari
kerja pada bulan Juli 2020 dan menghasilkan 2 stel busana pengantin dengan model
MyleA dan beberapa busana pengantin model lainnya. Selama bulan tersebut, Yaya
mendapatkan total upah pokok dari busana pengantin model lainnya sebesar Rp
9.500.000.

Pertanyaan :
1. Hitung penghasilan bersih Yaya.
2. Tentukan berapa biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsungnya.
3. Buat ayat jurnal terkait pembayaran upah Yaya dan pembebanannya ke produk
menggunakan :
a. Kondisi 1, Barang Dalam Proses (BDP) dicatat sebagai aset dalam akun
Persediaan Barang dalam Proses dan akun Biaya Overhead Pabrik digunakan
untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead
pabrik yang dibebankan
b. Kondisi 2, Barang Dalam Proses dicatat21sebagai beban dengan tiga akun, yaitu
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

BDP - Biaya Bahan Baku Langsung, BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BDP
– Biaya Overhead Pabrik serta menggunakan dua akun Biaya Overhead Pabrik,
yaitu Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan.

Biaya Overhead Pabrik


Susunan anggaran biaya overhead pabrik PT. Myrna Myura untuk tahun 2020 tersaji
sebagai berikut.

PT. Myrna Myura


Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2020

No Keterangan Jumlah
1 Indirect material cost Rp 2.000.000.000
2 Indirect labour cost Rp 1.100.000.000
3 Electricity cost – factory Rp 200.000.000
4 Building depreciation cost – factory Rp 50.000.000
5 Machine depreciation cost – factory Rp 100.000.000
6 Vehicle depreciation cost – factory Rp 40.000.000
7 Vehicle fuel cost – factory Rp 60.000.000
8 Insurance cost – factory Rp 50.000.000
Total Rp 3.600.000.000

PT. Myrna Myura memiliki 10 mesin jahit dengan rata-rata lama operasional
sebanyak 10 jam mesin per hari dan hari kerja normal 300 hari per tahun.

PT. Myrna Myura


Realisasi Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2018

No Keterangan Jumlah
1 Indirect material cost Rp 1.600.000.000
2 Indirect labour cost Rp 800.000.000
3 Electricity cost – factory Rp 200.000.000
4 Building depreciation cost – factory Rp 40.000.000
5 Machine depreciation cost – factory Rp 80.000.000
6 Vehicle depreciation cost – factory Rp 30.000.000
7 Vehicle fuel cost – factory Rp 60.000.000
8 Insurance cost – factory Rp 10.000.000
Total Rp 2.820.000.000

PT. Myrna Myura beroperasional selama 24.000 jam mesin selama tahun 2020.
Pertanyaan :
1. Hitung tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka
2. Buat ayat jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya
overhead pabrik yang dibebankan, menutup 22 biaya overhead pabrik, dan menutup
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

selisih biaya overhead pabrik berdasarkan:

a. Kondisi 1, Barang Dalam Proses (BDP) dicatat sebagai aset dalam akun
Persediaan Barang dalam Proses dan akun Biaya Overhead Pabrik digunakan
untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead
pabrik yang dibebankan
b. Kondisi 2, Barang Dalam Proses dicatat sebagai beban dengan tiga akun, yaitu
BDP - Biaya Bahan Baku Langsung, BDP – Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BDP
– Biaya Overhead Pabrik serta menggunakan dua akun Biaya Overhead Pabrik,
yaitu Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan.

KASUS III
PT. Sejahtera Merdeka beroperasi di bidang percetakan. Semua pesanan produksi
berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut
pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan
harga pokok produksi adalah full costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap
pesanan diberi nomor dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi
identitas nomor pesanan yang bersangkutan.

Pada bulan November 2020, PT. Sejahtera Merdeka mendapat pesanan untuk
mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT. Maju Jaya. Harga yang
dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp3.000 per lembar. Dalam bulan yang
sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak
20.000 lembar dari PT. Masa Kini, dengan harga yang dibebankan kepada pemesan
sebesar Rp1.000 per lembar. Pesanan PT. Maju Jaya diberi nomor 101 dan pesanan
PT. Masa Kini diberi nomor 102. Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan
lain untuk memenuhi pesanan tersebut:
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tanggal 3 November
perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong berikut:
Bahan Baku:
Kertas jenis X 85 rim @ Rp10.000 Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp350.000 3.500.000
Tinta Jenis A 5kg @ Rp100.000 500.000
Tinta Jenis B 25kg @ Rp25.000 625.000+
Rp5.475.000
Bahan Penolong:
Bahan Penolong P 17 kg @ Rp10.000 Rp 170.000
Bahan Penolong Q 60 liter @ Rp5.000 300.000+_
Jumlah total Rp5.945.000

2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi.


Bahan Baku untuk pesanan #101:
Kertas jenis X 85 rim @ Rp10.000 Rp 850.000
Tinta jenis A 5kg @ Rp100.000 500.000+
Jumlah bahan baku untuk pesanan #101 Rp1.350.000

23
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

Bahan Baku untuk pesanan #102:


Kertas jenis Y 10 roll @ Rp350.000 Rp3.500.000
Tinta jenis B 25kg @ Rp25.000 625.000+
Jumlah bahan baku untuk pesanan #101 Rp4.125.000+
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp5.475.000

Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan


penolong sebagai berikut:
Bahan Penolong P 10 kg @ Rp10.000 Rp 100.000
Bahan Penolong Q 40 liter @ Rp5.000 200.000+_
Jumlah total Rp300.000

PT Sejahtera Merdeka
Jakarta
KARTU HARGA POKOK
No pesanan : 101 Pemesan : PT. Maju Jaya
Jenis produk : Undangan Sifat pesanan : Segera
Tanggal pesan : 2 November 2020 Jumlah : 1500 eksemplar
Tanggal selesai : 22 November 2020 Harga jual : Rp4.500.000

BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK


Tgl No Keteranga Jumlah Tgl No Kartu Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah
BPBG n Jam
Kerja
Kertas 850.000 Direct 900.000 Direct 150% 1.350.000
jenis X labor labor
cost cost
#101
Tinta jenis
A 500.000
Jumlah 1.350.000 Jumlah 900.000 Jumla 1.350.000
h
Jumlah total biaya produksi Rp3.600.000

24
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

PT Sejahtera Merdeka
Jakarta
KARTU HARGA POKOK
No pesanan : 102 Pemesan : PT. Masa Kini
Jenis produk : Pamflet iklan Sifat pesanan : Segera
Tanggal pesan : 15 November 2020 Jumlah : 20.000 eksemplar
Tanggal selesai : 26 November 2020 Harga jual : Rp20.000.000

BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK


Tgl No Keteranga Jumlah Tgl No Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah
BPBG n Kartu
Jam
Kerja
Kertas Y 3.500.00 Direct 5.000.000 Direct 150% 7.500.000
0 labor labor
cost cost
Tinta B 625.000
Jumlah 4.125.00 Jumlah 5.000.000 Jumla 7.500.000
0 h
Jumlah total biaya produksi Rp16.625.000

3. Pencatatan biaya tenaga kerja


Upah langsung untuk pesanan #101 : 225 jam @ Rp4.000 Rp 900.000
Upah langsung untuk pesanan #102 : 1.250 jam @ Rp4.000 5.000.000
Upah tidak langsung 3.000.000+
Jumlah upah Rp8.900.000
Gaji karyawan administrasi dan umum 4.000.000
Gaji karyawan bagian pemasaran 7.500.000+
Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000

4. Pencatatan biaya overhead pabrik


Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yaitu pencatatan biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan pencatatan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Pada kasus ini misalnya biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk berdasarkan tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja
langsung.
Pesanan #101 150%xRp900.000 Rp1.350.000
Pesanan #102 150%xRp5.000.000 7.500.000+
Jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp8.850.000

25
Universitas Trisakti DIII Akuntansi Sektor Publik

G. Lembar Kerja
KASUS I
No Keterangan Debit Kredit
1 Jurnal biaya tenaga kerja yang terutang oleh
perusahaan

2 Jurnal distribusi biaya tenaga kerja

3 Jurnal pembayaran gaji

26
KASUS II
Biaya Tenaga Kerja
Perhitungan Penghasilan Bersih Yaya
Penghasilan Bruto :
Rp
Rp
Rp
Total Penghasilan Rp
Bruto
Potongan :
Rp
Rp
Total Potongan Rp
Penghasilan Bersih Yaya Rp

Penentuan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Rp
Rp
Rp

Rp
Rp

Ayat jurnal untuk Mencatat Pembayaran Upah dan Pembebanannya ke Produk


yang Dihasilkan
Kondisi 1 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Aset

Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit


Bukti
1) Mencatat pembayaran upah kepada Yaya
2) Mencatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung dan
biaya tenaga kerja tidak langsung

Kondisi 2 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Beban

Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit


Bukti
1) Mencatat pembayaran upah kepada Yaya

2) Mencatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung dan


biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya Overhead Pabrik (BOP)


Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik yang ditentukan di Muka

Kapasitas Normal Jam Mesin :

Tarif BOP per Jam Mesin:


Ayat jurnal untuk Mencatat Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Biaya
Overhead Pabrik yang dibebankan, menutup Biaya Overhead Pabrik, dan menutup
Selisih Biaya Overhead Pabrik.

Kondisi 1 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Aset

Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit


Bukti
1) Mencatat BOP sesungguhnya

2) Mencatat BOP yang dibebankan


Perhitungan :

3) Menutup akun BOP dan


mencatat selisih BOP

Perhitungan :

BOP sesungguhnya Rp

BOP yang dibebankan Rp

Selisih BOP Rp

4) Menutup akun selisih BOP


ke Harga Pokok Penjualan

Kondisi 2 : Barang dalam Proses dicatat sebagai Beban

Tanggal No. Keterangan Ref Debit Kredit


Bukti
1) Mencatat BOP sesungguhnya
2) Mencatat BOP yang dibebankan

Perhitungan :

3) Menutup akun BOP dan


mencatat selisih BOP

Perhitungan :

BOP sesungguhnya Rp

BOP yang dibebankan Rp

Selisih BOP Rp

4) Menutup akun selisih BOP


ke Harga Pokok Penjualan
KASUS III
No Keterangan Debit Kredit
1 Jurnal pembelian bahan baku:

2 Jurnal pemakaian bahan baku:

3 Jurnal pemakaian bahan penolong:

4 Jurnal biaya tenaga kerja yang terutang oleh


perusahaan

5 Jurnal distribusi biaya tenaga kerja


6 Jurnal pembayaran gaji dan upah

7 Jurnal pembebanan biaya overhead kepada


pesanan

H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

BAB 3
INTRODUCTION TO COST AND TERM PURPOSE
A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi

BAB 3
INTRODUCTION TO COST AND TERM PURPOSE
A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa dharapkan mampu memahami perbedaan biaya
dan beban serta mampu menyusun Cost of Goods Manufactured (COGM) Statement.

B. Tata Tertib Praktikum


Tata tertib dan etika praktik yang harus dipatuhi antara lain:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa D-III Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Binsis
Universitas Trisakti pada semester yang bersangkutan.
2. Praktikum diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
3. Praktikan wajib hadir tepat waktu.
4. Praktikan diharuskan mengisi daftar kehadiran secara online setiap sesi perkuliahan pada
link: http://bit.ly/KRPD3ASP_Genap_2020_2021
5. Praktikan wajib memiliki modul praktikum.

C. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu penyelenggaraan praktikum adalah 100 menit (2 SKS).

D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.

E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum


Pada bab ini akan dijelaskan perbedaan biaya dan beban beserta perbedaan mendasar dari
kedua hal tersebut. Selain itu akan dijelasakan apa saja karakteristik serta jenis dari biaya yang
mendasar, yang biasanya dapat digunakan sebagai penentuan harga jual, kontrol biaya,
profitabilitas keuntungan serta informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen.

Cost concept/Konsep Biaya


COST EXPENSE
Kas dan atau setara kas yang dikorbankan Beban (expense) adalah expired cost yaitu
untuk mendapatkan barang dan atau jasa pengorbanan yang diperlukan atau
yang memberikan manfaat pada masa kini dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini
dan masa yang akan datang. Menurut William dikaitkan dengan pendapatan pada periode
et al. (2017) biaya adalah pengorbanan yang yang berjalan. Menurut William et al. (2017)
dilakukan untuk mendapatkan sumber daya. beban adalah biaya yang dibebankan
Biaya dapat dibedakan menjadi direct cost terhadap pendapatan dalam suatu periode
dan indirect cost. akuntansi.

Definisi:
 Biaya Pengeluaran (Outlay Cost) menurut William et al. (2017) adalah arus kas
keluar untuk periode sebelumnya, periode saat ini, atau periode yang akan datang.
Selain itu menurut William et al. (2017) Opportunity Cost merupakan manfaat yang
hilang dari bentuk kebijakan alternatif yang terbaik (yang hilang) .

 William et al. (2017) menyatakan bahwa pengertian Laba Operasi (Operating Profit)
yaitu kelebihan pendapatan operasi di atas biaya operasi yang diperlukan untuk
menghasilkan pendapatan tersebut.

 Istilah Beban Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) menurut William et al. (2017)
merupakan beban yang diberikan atas produk-produk yang terjual selama satu
periode tertentu.

 Definisi Biaya Produk (Product Cost) menurut William et al. (2017) adalah biaya-
biaya yang dibebankan untuk setiap unit barang dagangan yang diproduksi dan
diakui pada laporan keuangan saat produk-produk tersebut telah terjual.

 Definisi Biaya Periode (Period Cost) menurut William et al. (2017) adalah biaya- biaya
yang diakui pada laporan keuangan saat biaya-biaya itu terjadi/muncul.

 Direct Manufacturing Cost menurut William et al. (2017) adalah biaya-biaya produk
yang dapat dengan mudah diidentifikasi dengan jumlah unit yang diproduksi.

 Indirect Manufacturing Cost menurut William et al. (2017) adalah seluruh biaya
produk kecuali biaya-biaya langsung.

 Biaya non produksi (periode) memiliki dua elemen : biaya pemasaran dan
administrasi. Menurut William et al. (2017) Marketing Cost merupakan biaya yang
diperlukan untuk memperoleh pesanan konsumen dan menyediakan produk jadi
kepada konsumen, termasuk biaya iklan, komisi penjualan, dan biaya pengiriman.
Sedangkan Administrative Cost adalah biaya yang diperlukan untuk mengelola
perusahaan dan menyediakan dukungan bagi staf (karyawan), termasuk gaji pihak
eksekutif, biaya pemrosesan data, dan biaya hukum.

Classification of cost

Manufacturing Cost Non Manufacturing Cost


Direct Material Direct Labor Overhead Selling Administrative
F.

Prime Cost Conversion Cost

- Prime Cost : Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung


- Conversion Cost : Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya overhead
- Biaya Produksi/Manufaktur : Biaya Bahan baku Langsung + Biaya TKL + + Biaya overhead

Keterangan :
 Direct Material : Bahan Mentah yang bersifat langsung (fundamental) sehingga dapat
ditelusuri langsung ke cost object tersebut dengan cara yang ekonomis (cost effective) dalam
rangka untuk memproses bahan mentah tersebut menjadi barang jadi (finished goods)
Contoh : Lemari -> DM : Kayu

 Direct Labor : Biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor), dimana biaya tenaga kerja
yang dimaksud adalah biaya tenaga kerja langsung, yang berkaitan dengan memproses bahan
mentah menjadi barang jadi (finished goods).
Contoh : Buruh pabrik yang mengoperasikan mesin produksi

 Factory Overhead : Yang termasuk dalam biaya FOH adalah biaya-biaya yang tidak langsung
(indirect) dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan kegiatan pabrik (plant).
Contoh : Indirect Material, Indirect Labor dan Plant overhead.
a. Indirect Material adalah material – material (Bahan mentah) pendukung dalam rangka
untuk memproses bahan mentah tersebut menjadi barang jadi, biaya tersebut terkait
dengan cost object tetapi tidak dapat ditelusuri langsung ke cost object tersebut dengan
cara yang ekonomis (cost effective)
Contoh : Lemari -> DM : Kayu, IDM : Paku, Lem
b. Indirect Labor adalah biaya-biaya tenaga kerja yang bersifat tidak langsung dalam proses
pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi, dan biasanya  perkerjaannya tidak dapat
diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan,
Contoh : Gaji direksi pabrik atau gaji supervisor pabrik
c. Plant Overhead adalah biaya yang muncul yang berkaitan dengan aktifitas pabrik.
Contoh : biaya pemeliharaan dan repair, biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya
sewa gedung pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin, atau
pajak atas aset-aset pabrik.

Cost behavior pattern


a) Fixed Cost (FC) : biaya yang secara total tidak dipengaruhi terhadap perubahan
volume/aktivitas produksi (exp: beban penyusutan, beban sewa).
b) Variable Cost (VC) : biaya yang secara total berubah proporsional terhadap perubahan
volume produksi, tetapi biaya per unit nya tetap.
(exp: biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung)
c) Semivariable Cost (SC) : biaya yang memperlihatkan gabungan antara FC dan VC.
(exp: biaya listrik. FC: abodemen, VC: tarif per kwh)

Format
1. COGM statement (single method) indirect and direct material  Material
PT ABC
COGM STATEMENT
For The Year ended December 31, 20xx
Material:
Beginning material $ XXX
Purchase (Net) XXX
Material available for used $ XXX
Indirect material $ XXX
Ending material XXX (XXX)
Direct material used $ XXX

Direct labor XXX


FOH XXX
Total Manufacturing Cost $ XXX
WIP, beginning XXX
$ XXX
WIP, ending ( XXX)
COGM $ XXX
2. COGM statement (separable method)
Direct material: $
Beginning direct material XXX
Purchase (net) XXX
Direct material available for used XXX
Ending direct material (XXX)
Direct material used XXX

COGS STATEMENT Income Statement


Sales $ xx
COGM $ XXX - Sales R & A (xx)
FG BEG. XXX - Sales Discount (xx) (xx)
COGAS XXX Net sales $ xx
FG END. (XXX) COGS (xx)
COGS XXX Gross Profit $ xx
Operating exp (xx)
Operating income $ xx
Other Rev. And Gain xx
Other Exp and Loss (xx)
Income before tax $ xx
Tax (xx)
Net income/net loss $ xx

F. Prosedur dan Mekanisme Praktik


Soal I
Berikut ini terdapat data-data dari PT Merdeka untuk periode 31 Desember 2019:
Work in process, Dec 31, 2019 400,000 Indirect labor cost 250,000
Material, Jan 1, 2019 225,000 Office salaries 175,000
Finished goods, Jan 1, 2019 1,800,000 Commission for salesperson 83,000
75,000,00
Sales 0 Advertising expense 425,000
Sales discount 250,000 Utilities (factory) 370,000
Sales return and allowance 50,000 Rent factory 32,000
Interest revenue 45,000 Property tax factory 280,000
Purchase on material 1,200,000 Depreciation plant equipment (factory) 300,000
Indirect material used 195,000 Interest expense 17,000
Purchase discount on Material 87,500 Factory Insurance 55,000
Freight in 80,500 Maintenance Factory 20,000
Freight out 68,000 Finished goods, Dec 31, 2019 775,000
Direct labor cost 675,000 Material, Dec 31, 2019 18,000
Work in process, Jan 1, 2019 54,000
a) Buatlah Schedule of Cost of Goods Manufactured dari PT Merdeka
b) Susunlah Income Statement dari PT Merdeka

G. Lembar Kerja

PT. MERDEKA
Cost Of Goods Manufactured Statement
For the year Ended December 31, 2017
PT. MERDEKA
Income Statement
For the year Ended December 31, 2017

H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB 4
PROCESS COSTING

A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
BAB 4
PROCESS COSTING

A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami penentuan harga
pokok biaya produksi.

B. Tata Tertib Praktikum


Tata tertib dan etika praktik yang harus dipatuhi antara lain:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa D-III Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Binsis
Universitas Trisakti pada semester yang bersangkutan.
2. Praktikum diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
3. Praktikan wajib hadir tepat waktu.
4. Praktikan diharuskan mengisi daftar kehadiran secara online setiap sesi perkuliahan pada link:
http://bit.ly/KRPD3ASP_Genap_2020_2021
5. Praktikan wajib memiliki modul praktikum.

C. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu penyelenggaraan praktikum adalah 100 menit (2 SKS).

D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun karena
pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.

E. Teori atau Prinsip Dasar


Process costing adalah cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan
untuk mengolah produknya secara massa. Dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk
setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah
satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

Metode process costing terdapat dalam perusahaan industri yang menghasilkan komoditi
seperti plastik, minyak bumi, tekstil, baja, beras, gandum, dan gula. Metode biaya proses
juga digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti sekrup, alat-
alat elektronik ringan, dan industri perakitan (mobil, pesawat terbang, dan perkakas
rumah tangga). Beberapa perusahaan umum (gas, air minum, dan listrik) juga
mengkalkulasi biaya produksinya dengan metode biaya proses.
Metode Penilaian Persediaan
Untuk menghitung biaya produk, terdapat dua metode penilaian persediaan yang digunakan
sebagai berikut:
1. First-In-First-Out (FIFO)
 Harga barang yang diperoleh pertama kali harus dikeluarkan terlebih dahulu.
2. Average (Rata-Rata)
 Rata-rata dari cost barang yang ada.

Ciri-Ciri/Karakteristik dari Process Costing


1. Spesifikasi ditentukan oleh produsen: biasanya jenis produk standar
2. Jumlah produksi massal;
3. Sifat produksi terus menerus;
4. Laporan biaya produksi disusun untuk masing-masing departemen produksi;
5. Laporan biaya produksi disebut Cost of Production Report (COPR).

Langkah – Langkah Membuat COPR:

Step I : Physical Unit (Unit Masuk = Unit Keluar)


Step II : Equivalent Unit (EU)
Step III: Total Cost to Account For ($ Masuk)
Step IV: Unit Cost (Cost / EU)
Step V : Assignment of Cost ($ Keluar)

Note:
Equivalent Unit merupakan barang setengah jadi yang dihitung setara dengan produk jadi.
Contoh: 4 mobil (50%) setengah jadi setara dengan 2 unit mobil (100%) jadi.

F. Prosedur dan Mekanisme Praktik


Soal 1
Pada bulan Agustus 2020, XYZ Corp. melakukan produksi Handphone dengan menggunakan
kalkulasi biaya proses dengan metode Average. Handphone dirakit pada Departemen Perakitan
yang kemudian dibawa ke Departemen Pengepakan untuk dimasukan ke dalam box dan diberi
perlengkapan lain seperti kabel Charger dan buku panduan (Manual Book), lalu siap untuk
dikirim. Data yang tersedia untuk Departemen Perakitan dan Departemen Pengepakan pada
bulan Agustus 2020 adalah:
Departemen Perakitan

Physical Unit Direct Material Conversion Cost


Beginning work in process (WIP) 200
Cost Beginning WIP $ 1,955,300 $ 665,700
Started in process 600
Completed during August, 2019 500
Ending WIP 300
Cost added during August. 2019 $ 1,700,000 $ 825,500
Degree of completion beg. WIP 70% 40%
Degree of completion end. WIP 60% 20%

Departemen Pengepakan

Physical Transferred Direct Conversion


Unit in Material Cost
Beginning work in process (WIP) 0
Cost Beginning WIP $ 1,600,000 $ 1,525,600 $ 964,400
Transferred in 500
Transfer Out ?
Ending WIP 200
Cost added during August 2019 ? $ 2,950,000 $ 2,300,000
Degree of completion beg. WIP 100% 30%
Degree of completion end. WIP 60% 10%

Ditanya:
Buatlah Cost of Production Report untuk Departemen Perakitan dan Departemen Pengepakan!

Soal 2
PT. Bintang adalah perusahaan yang memanufaktur Flashdisk, dimana PT. Bintang memiliki 2
departemen produksi, yaitu Departemen Assembly dan Departemen Packaging. Departemen
Assembly bertugas untuk merakit komponen-komponen yang diperlukan dalam sebuah
Flashdisk, sedangkan Departemen packaging bertugas untuk mengemas Flashdisk dengan rapi
untuk di jual. Dalam departemen Packaging, Direct Materials (packaging) ditambahkan di akhir
proses. Conversion costs ditambahkan dengan jumlah yang sama pada saat proses. Berikut ini
adalah data yang tersedia pada April 2020 untuk Departemen Assembly dan Departemen
Packaging:

Assembly Packaging
Unit WIP Beginning:
Assembly (100%DM, 40%CC) 500 unit -
Packaging (100%DM, 30%CC) - 800 unit
Started During Current Period/ Transferred
12,000 unit ?
in:
Unit WIP ending:
Assembly(100%DM, 60%CC) 1.500 unit -
Packaging (100%DM, 40%CC) - 1,800 unit
Cost of WIP beginning:
Cost from preceding - $36,000
Direct Material $2,100 $ 250
Direct Labor $1,500 $ 100
Overhead $4,000 $ 800
Current Cost:
Direct Material $23,000 $12,000
Direct Labor $17,000 $16,500
Overhead $61,500 $25,000

Ditanya:
Buatlah Cost of Production Report untuk Departemen Assembly dan Departemen Packaging!

G. Lembar Kerja
Soal 1
XYZ Corp.
Cost of Production Report – Dept. Perakitan
For The Month Ended of August 2020
XYZ Corp.
Cost of Production Report – Dept. Pengepakan
For The Month Ended of August 2020
Soal 2
PT Bintang.
Cost of Production Report – Dept. Assembly
For The Month Ended of April 2020
PT Bintang.
Cost of Production Report – Dept. Packaging
For The Month Ended of April 2020
H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

BAB 5
FACTORY OVERHEAD: DEPARTEMENTALIZATION

A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi

BAB 5
FACTORY OVERHEAD: DEPARTEMENTALIZATION

A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
tujuan dan manfaat Departmentalisasi, serta memahami perhitungan dan pengalokasian biaya
suatu produksi disebuah pabrik.

B. Tata Tertib Praktikum


Tata tertib dan etika praktik yang harus dipatuhi antara lain:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa D-III Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Binsis
Universitas Trisakti pada semester yang bersangkutan.
b. Praktikum diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
c. Praktikan wajib hadir tepat waktu.
d. Praktikan diharuskan mengisi daftar kehadiran secara online setiap sesi perkuliahan pada
link: http://bit.ly/KRPD3ASP_Genap_2020_2021
e. Praktikan wajib memiliki modul praktikum.

C. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu penyelenggaraan praktikum adalah 100 menit (2 SKS).

D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun
karena pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.

E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum


Departementalisasi biaya overhead pabrik merupakan pembagian pabrik ke dalam berbagai
segmen yang disebut departemen. Hal ini bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik, maka
diperlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen untuk memudahkan
pengumpulan biaya  overhead pabrik yang terjadi, sehingga pesanan atau produk yang
melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai
dengan tarif departemen yang bersangkutan.

Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara
menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas
tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Departemen yang ada
dalam perusahaan tersebut yang menjadi pusat-pusat biaya sebagai tempat ditandingkannya
biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.

Departemen dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:


1. Departemen Produksi : Menghasilkan produk dengan mengubah bentuk atau sifat dari
bahan baku dengan merakit komponen.
2. Departemen Jasa : Memberikan pelayanan yang berkontribusi secara tidak langsung
terhadap produksi produk, tetapi tidak mengubah bentuk rakitan atau jenis dari bahan baku.
Tujuan Departementalisasi
Adapun tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembebanan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti;
2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik;
3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen.

Manfaat Departementalisasi
Departementalisasi  biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk. 

Metode pembebanan overhead ada 3 (tiga), yaitu:


1. Direct method: Pengalokasian berasal dari departemen produksi saja. Pada metode ini biaya
departemen jasa hanya dialokasikan ke departemen produksi.
Dari Departemen Support  Ke Departemen Produksi
2. Step/Squential method: Pengalokasian berasal dari semua departemen kecuali departemen
yang dialokasikan. Metode ini sering disebut metode alokasi tidak langsung yang tidak
bertimbal balik (indirect allocaton method, non reciprocal), atau metode alokasi bertahap
yang urutan alokasinya diatur.
Dari Departemen Support1 (S1)  S2, P1, P2 atau (S2)  P1, P2
3. Reciprocal Method/Aljabar/Simultaneous: Pengalokasian berasal dari semua departemen.
Metode ini dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling memberikan jasa. Pada
metode ini biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan menggunakan teknik
aljabar. Metode ini mengalokasikan biaya ke departemen produksi dan antar departemen
jasa.
S1 S2, P1, P2
Alur maju
S1 --> P1,P2
direct S2 --> P1,P2
Alur maju
Alokasi step S1 --> S2, P1 ,P2 berurutan
OH S2 --> P1,P2
aljabar
Jasa ke Produksi Alur maju atau
S1 --> S2, P1 ,P2 mundur
S2 --> S1, P1 ,P2

F. Prosedur dan Mekanisme Praktik


Soal 1
PT Sejahtera merupakan perusahaan pembuat furniture yang memiliki 2 (dua) Departemen
Pendukung yaitu Departemen Personalia dan Departemen Penyimpanan. Selain itu memiliki
3 (tiga) Departemen Produksi yaitu Departemen Desain, Departemen Perakitan, dan
Departemen Penyelesaian. Departemen Personalia dialokasikan berdasarkan jumlah
karyawan (employees), sedangkan Departemen Penyimpanan dialokasikan berdasarkan luas
lantai (square meters). Tarif FOH Departemen Operasi baru dapat ditentukan setelah biaya
overhead di Departemen Pendukung telah dialokasikan. Untuk Departemen Desain dan
Departemen Penyelesaian dialokasikan berdasarkan jam kerja langsung (Direct Labor Hours),
sedangkan Departemen Perakitan dialokasikan berdasarkan jam kerja mesin (Machine
Hours).

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Personalia Penyimpanan Desain Perakitan Penyelesaian

FOH cost $90,000 $80,000 $40,000 $90,000 $70,000

DLH - - 20,000 50,000 40,000

Employees 25 50 50 400 150

Square meters 2,500 20,000 2,500 7,500 5,000

Machine hours 50,000 150,000 75,000

Diminta :
Hitunglah tarif overhead departemen produksi jika dialokasi dari biaya departemen pendukung
ke departemen produksi menggunakan:
a. Direct Method
b. Step Method

Soal 2
Green Company mempunyai 2 (dua) Departemen Produksi yaitu Departemen I dan Departemen
II. Selain itu memiliki 2 (dua) Departemen Pendukung yaitu Departemen A dan Departemen B.
Green Company mengestimasikan FOH cost pada tiap departemen untuk periode mendatang
sebagai berikut:
Departemen Produksi:
Departemen I: $ 290.000
Departemen II: $ 200.000
Departemen Pendukung:
Departemen A: $ 230.000
Departemen B: $ 110.000
Dasar alokasi untuk menghitung tarif overhead Departemen I adalah machine hours, sedangkan
Departemen II adalah direct labor hours. Untuk Departemen A dialokasi berdasarkan maximum
no. of employee, sedangkan Departemen B dialokasikan berdasarkan kilowatt hours. Data lain
yang tersedia di keempat departemen tersebut adalah:

  Departemen Produksi Departemen Pendukung


  I II A B
Machine Hours 29,000 15,000 - -
Direct labor hours 38,000 47,000 - -
Square feet (m2) 95 113 35 35
KwH 15.000 10.000 8,000 15,000
Maintenance Hours 55 112 25 35
Max. No of Employee 60 100 125 90
Diminta:
a. Direct method
b. Sequential method

Soal 3
Tjing Tjau Corporation mempunyai 2 (dua) Departemen Pendukung yaitu Departemen
Pemeliharaan dan Departemen Gudang, serta 2 (dua) Departemen Produksi yaitu Departemen
Pemotongan dan Departemen Perakitan. Departemen Pemeliharaan dialokasikan berdasarkan
jumlah karyawan (no of employee), sedangkan Departemen Gudang dialokasikan berdasarkan
(square meters). Tarif FOH Departemen Operasi dapat ditentukan setelah biaya overhead di
Departemen Pendukung telah dialokasikan, Departemen Pemotongan dan Departemen
Perakitan dialokasikan berdasarkan jam kerja mesin (Machine Hours).
Departemen Pendukung Departemen Produksi

Pemeliharaan Gudang Pemotongan Perakitan

FOH cost before


Allocation $70,000 $45,000 $100,000 $175,000

No of Employee 200 270 180 450

Square meters 6,000 2,000 12,000 12,000

Machine hours 50,000 110,000

Diminta :
Hitunglah tarif overhead departemen produksi jika dialokasi dari biaya departemen pendukung
ke departemen produksi menggunakan Aljabar/Reciprocal Method!

G. Lembar Kerja
Soal 1
Soal 2
Soal 3

H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
BAB 6
JOINT COST

A. Tujuan Praktikum
B. Tata Tertib Praktikum
C. Alokasi Waktu Praktikum
D. Tempat Praktikum
E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum
F. Prosedur dan Mekanisme Praktikum
G. Lembar Kerja
H. Referensi
BAB 6
JOINT COST

A. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai
konsep akuntansi joint costing.

B. Tata Tertib Praktikum


Tata tertib dan etika praktik yang harus dipatuhi antara lain:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa D-III Akuntansi Sektor Publik, Fakultas Ekonomi dan Binsis
Universitas Trisakti pada semester yang bersangkutan.
b. Praktikum diselenggarakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
c. Praktikan wajib hadir tepat waktu.
d. Praktikan diharuskan mengisi daftar kehadiran secara online setiap sesi perkuliahan pada link:
http://bit.ly/KRPD3ASP_Genap_2020_2021
e. Praktikan wajib memiliki modul praktikum.

C. Alokasi Waktu Praktikum


Alokasi waktu penyelenggaraan praktikum adalah 100 menit (2 SKS).

D. Tempat Praktikum
Tempat atau lokasi praktikum dapat berupa ruang laboratorium atau ruang kelas, namun karena
pandemi perkuliahan dilakukan dengan metode daring. Platform yang digunakan adalah
Febiola/PPDT/Zoom/Google Meet.

E. Teori atau Prinsip Dasar Praktikum


Sebuah bisnis yang memproduksi lebih dari satu produk harus mengerti konsep akuntansi
mengenai common dan joint costing. Common dan joint costing yaitu:
1. Common Cost yaitu biaya overhead dari seluruh pabrik yang dalam rangka perhitungan
harga pokok dialokasikan ke departemen-departemen yang ada (biaya bergabung), contoh:
fuel costs
2. Joint Cost yaitu biaya produksi bersama yang dikeluarkan dalam proses produksi dan
menghasilkan berbagai macam produk.

Joint Production Process adalah suatu proses produksi yang menggunakan bahan/input yang
sama dan menghasilkan berbagai macam produk yang secara teknis tidak mungkin dihindari.
Misalnya suatu peternakan sapi potong disamping menghasilkan daging juga menghasilkan susu,
bulu sapi (produk sampingan) dan sebagainya. Hasil daripada joint production process adalah
“Joint Product” yang terbagi 2 (dua) yaitu :
 Main Product (Produk Utama)  produk yamg memiliki jumlah unit dan harga jual yang lebih
tinggi dibanding dengan by product.
 By Product (Produk Sampingan)  suatu produk dengan nilai total yang relatif kecil dan
dihasilkan secara bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya relatif besar. By
product dapat dijual dalam bentuk asalnya (tanpa proses lebih lanjut) maupun sebaliknya.

Joint product hanya terjadi pada titik sebelum Split-off karena produknya masih homogen,
setelah split-off produknya menjadi individual. Main product dan by product baru dapat
diidentifikasi pada saat titik pemisahan (Split off Point/SOP). Spilt off point merupakan titik
dimana produk-produk tersebut dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.

Biaya produksi yang dikeluarkan sampai dengan titik SOP disebut dengan Joint Cost, sedangkan
biaya yang dikeluarkan setelah titik SOP disebut dengan “ Specific Cost/SC” atau “Separable
Cost/Processing Cost”.

Total Cost = Joint Cost + Specific Cost atau Separable Cost


Cost per Unit = Total Product Cost/Unit Produksi

Contoh:

Join Product
Main Product

By Product

Pendekatan mengalokasikan Join Cost:


1. Average Unit, yakni dengan membagi total joint cost dengan jumlah produksi.
2. Joint Product salable at split off point (Gross Market Value), yakni mengalokasikan joint cost
berdasarkan harga pasar relatif dari joint product dan produk dijual tepat di split off point,
sehingga tidak diperlukan proses lebih lanjut.
3. Joint Product not salable at split off point (Net Realizable Value), yakni produk baru dapat
dijual melalui serangkaian proses lebih lanjut, sehingga metode ini mengalokasikan joint cost
berdasarkan taksiran nilai relatif pada saat split off.
F. Prosedur dan Mekanisme Praktik

Soal 1 (Weighted Average Method)


Pure Company merupakan perusahaan yang menghasilkan dan menjual sapi dengan tiga macam
produk utama (main product), yaitu Sosis, Baso, dan Abon. Perusahaan juga menjual satu macam
produk sampingan (by product) berupa Kerupuk Kulit. Berikut adalah informasi pada bulan
Agustus 2019:
Main Product By Product
Sosis Baso Abon Kerupuk Kulit
Unit Produced 98.500 62.500 78.000 40.000
Unit Sales 80.000 58.000 71.500 30.000
Selling Rp28.000 Rp18.500 Rp17.500 Rp13.000
Price/Unit
After at Split- Rp.657.000.00 Rp452.000.000 Rp.462.000.000 Rp68.000.000
Off 0

Biaya gabungan (Joint Cost of Production) sebesar Rp.818.000.000. Perusahaan menggunakan


pendekatan untuk mengurangkan nilai pasar neto (Net Market Value) By Product dari biaya
produksi gabungan.

Diminta: Alokasikan sisa Joint Cost ke masing-masing produk utama dan hitunglah Unit Cost
serta Gross Profit dari masing-masing produk utama tersebut dengan menggunakan Weighted
Average Unit Method.

Soal 2 (Gross Market Value)


Wikie Company mengolah kacang kedelai menjadi susu kedelai dan minyak kedelai. Tidak ada
Beginning Inventory di awal periode.
Soy Milk Soy Oil Joint Cost
Join Cost $15,000,000
Beginning Inventory 0 0

Unit Production 470,000 285,000


Unit Sales 380,000 220,000
Ending Inventory 80,000 75,000
Sales at Split-Off Point $30 $34
Selling Price After Split-Off $38.5 $30.4

Diminta:
Hitunglah cost per unit dan gross profit dari tiap produk, jika alokasi joint cost menggunakan
metode Joint Product Salable at Split-Off Point (Gross Market Value)

Soal 3 – (Joint cost –NRV)


Mandiri Company adalah perusahaan yang membuat produk dengan bahan dasar logam yang
dapat di olah menjadi 3 (tiga) macam produk utama (main product) yaitu piston, blok silinder,
dan fly wheel. Berikut adalah informasi pada bulan Agustus 2019:

Product 1 Product 2 Product 3


Unit Produced 75.000 kg 65.000 kg 60.000 kg
Unit Sales 60.000 kg 55.000 kg 50.000 kg
Sales at Split-off point Rp 52.000 Rp 48.000 Rp 43.000
Separable Cost Rp 140.000.000 Rp 120.000.000 Rp 110.000.000
Selling Price After Split-Off Rp55.000 Rp50.000 Rp48.000
*Tidak ada beginning Inventory di awal periode

Biaya produksi ketiga jenis produksi (joint cost of production) sebesar Rp.600.000.000.
Diminta:
Hitung cost per unit dan gross profit dari tiap produk jika alokasi joint cost menggunakan metode
Joint Product Not Salable at Split-Off Point (Net Realizable Value)

Soal 4
Caramel Co. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan minyak.
Mempunyai 3 (tiga) produk utama (main product) yaitu Turbo, Caramel Turbo, dan Too Turbo.
Serta satu macam by product yaitu Salted.

Turbo Caramel Turbo Too Turbo Salted


(by Product)
Unit Produced 70.000 55.000 30.000 15.000
Unit sales 50.000 35.000 20.000 10.000
Points/units 9 7 5 -
Selling price Rp2.500 Rp3.500 Rp4.500 Rp700
after split off
Separable cost Rp15.000.000 Rp20.000.000 Rp35.000.000 Rp2.500.000

Biaya Gabungan (Joint Cost of Production): Rp95.000.000. Perusahaan menggunakan pendekatan


untuk mengurangkan nilai pasar netto (Net Market Value) by product dari biaya gabungan.

Diminta:
Hitung cost per unit dan gross profit dari tiap produk jika alokasi joint cost menggunakan metode
Joint Product Not Salable at Split-Off Point (Net Realizable Value)
G. Lembar Kerja
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4

H. Referensi
Carter, William K. 2015. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Dunia, Firdaus A dan Abdullah, Wasilah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Lanen, William N, etc. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.
Riwayadi. (2017). Praktikum Akuntansi Biaya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Gr

Anda mungkin juga menyukai