Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMAKOGNOSI

Disusun oleh:

Vivid wantari

14820119040

Semester 4B

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMDIYAH (UNIMUDA) SORONG

2021

“Tempuyung”
(Sonchus arvensis L.)

Nama umum

Indonesia : jombang, jombang lalakina, galibug, lempung, rayana (Sunda); tempuyung


(Jawa).

Inggris : sow thistle

China : niu she tou

Perancis : laitron des champs

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : viridiplantae
Superdivisio : embryophyta
Divisio : tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : asteraales
Familia : asteraceae
Genus : sonchus L
Spesies : sonchus arvensis L

Sub spesies : sonchus arvensis ssp. Arvensis L

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis:

Sifat khas:

tempuyung rasanya pahit dan dingin. Khasiat [hasil penelitian]:

 Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap
volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut (Hardiyatmo, 1988):

 daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun


mempunyai daya melarutkan batu ginjal.

 daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak
alkohol.

 Praperlakuan flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat


hepatotoksisitas karbon tetraklorida (CCL 4) yang diberikan pada mencit jantan
(Liestyaningsih, 1991).

Kandungan Kimia:

Tempuyung mengandung oc-laktuserol, P-laktuserol, manitol, inositol, silika, kalium,


flavonoid, dan taraksasterol.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :


 Daun atau seluruh tumbuhan

Indikasi:

Batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik gout, radang usus buntu
(apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul, beser mani (spermatorea), darah tinggi
(hipertensi), luka bakar, pendengaran kurang (tuli), memar. Pemakaian: Pemakaian untuk
diminum: daun atau seluruh tumbuhan sebanyak 15–60 g direbus, lalu airnya diminum.

Pemakaian luar:

herba segar digiling halus, lalu ditempelkan pada bagian yang sakit; atau diperas dan
airnya untuk kompres bisul, luka bakar, dan wasir.

Contoh Pemakaian Sesuai Penyakit:

 Radang payudara Tempuyung segar sebanyak 15 g direbus dengan tiga gelas air bersih
hingga tersisa satu gelas. Setelah dingin, ramuan disaring, lalu diminum sekaligus.
Pengobatan dilakukan 2– 3 kali sehari.

 Bisul Batang dan daun tempuyung segar secukupnya dicuci bersih, lalu ditumbuk halus.
Air perasannya digunakan untuk mengompres bisul.

 Darah tinggi, kandung kencing, kandung empedu berbatu Daun tempuyung segar
sebanyak lima lembar dicuci, lalu diasapkan sebentar. Hasilnya dimakan sebagai lalap
bersama nasi. Pengobatan dilakukan tiga kali sehari.

 Kencing batu

 Daun tempuyung kering sebanyak 250 mg direbus dengan 250 cc air bersih
hingga tersisa 150 cc. Setelah dingin, rebusan disaring dan dibagi untuk tiga
kali minum, serta dihabiskan dalam sehari. Pengobatan dilakukan setiap hari
hingga sembuh.
 Daun tempuyung, daun alpukat (Persea americana), dan daun sawi tanah
(Nasturtium montanum) seluruhnya dalam bentuk bahan segar sebanyak lima
lembar dan dua jari gula enau dicuci bersih, lalu direbus dalam tiga gelas air
bersih hingga tersisa ¾-nya. Setelah dingin, ramuan disaring. Air yang
terkumpul diminum tiga kali sehari masing-masing ¾ gelas.

 Daun tempuyung dan daun kejibeling (Strobilanthes crispus) segar masing-


masing lima lembar, jagung muda enam buah, dan tiga jari gula enau dicuci
dan dipotongpotong seperlunya. Seluruh bahan direbus dengan tiga gelas air
bersih hinga tersisa ¾-nya. Setelah dingin, ramuan disaring, lalu diminum tiga
kali sehari masingmasing ¾ gelas.

 Pendengaran berkurang (tuli) Herba tempuyung segar dicuci bersih, lalu dibilas dengan
air masak. Bahan digiling hingga halus, lalu diperas dengan kain bersih. Airnya
diteteskan pada telinga yang tuli. Pengobatan dilakukan 3–4 kali sehari.
Daftar pustaka

- , 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
- , 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
- , 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penerbit
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Anda mungkin juga menyukai