Anda di halaman 1dari 6

UJIAN SEKOLAH (PENUGASAN)

KLIPING
PERDAGANGAN NASIONAL DAN MASA KEMERDEKAAN

NAMA : M. ANDRE YANTO


KELAS : IX - 4
NOMOR ABSEN : 14
MAPEL : IPS

SMP KEMALA BHAYANGKARI 7 PORONG


TAHUN AJARAN 2020 / 2021
Kedatangan Belanda

Tahun 1596, armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman datang di Banten. Kemudian
tahun 1602 dibentuk VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang menjalankan
usaha monopoli dagang rempah. VOC mempunyai hak untuk membuat kontrak,
membangun kekuatan militer, dan mencetak uang. VOC bubar pada tahun 1799 karena
gagal mengatasi krisis keuangannya.

Zaman Kolonial
Pada masa ini dilaksanakan Culturstelsel (1830-1870) yang merupakan sistem tanam paksa
melalui perkebunan negara dengan cara mobilisasi lahan pertanian dan peternakan serta
tenaga kerja secara gratis. Penggalakan beberapa hasil kebun yang merupakan permintaan
yang tinggi di pasar dunia yaitu kopi, teh, tembakau, dan tebu. Tanam paksa berakhir pada
tahun 1870.
Setelah itu, dimulailah zaman baru kapitalisme kolonial. Kebun-kebun negara diambil alih
oleh swasta dengan perjanjian sewa lahan sampai 75 tahun. Rakyat menjadi budak di
tanahnya sendiri.
Politik etis (balas budi) dipraktikkan di Hindia Belanda pada awal 1900an. Fokusnya
antara lain: irigasi, edukasi, dan transmigrasi. Pada zaman politik ini lembaga perkreditan
rakyat mulai muncul.

 
Penjajahan Jepang

Pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber
minyak mentah. Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di
Kalijati, Subang, Jabar. Saat dikuasai Jepang, Indonesia dibagi dua:
1) P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta
2) Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat di
Ujung Pandang.  Propaganda Jepang anatara lain Gerakan 3A:
 Jepang pemimpin asia
 Jepang pelindung asia
 Jepang cahaya asia
Kemerdekaan
               Pada tanggal 7 September 1944, Janji Koiso. Lalu dilaksanakan persiapan
Indonesia merdeka:
1.      Jend. Kumakici Harada membentuk BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai 2.
BPUPKI bertugas menyusun dasar negara dan UUD 
2.      10 Juli 1945 Panitia Kecil BPUPKI berhasil merumuskan dasar negara dan
membahas perumusan UUD
3.      11 Juli 1945 Panitia perancang UUD sepakat menjadikan PIagam Jakarta sebagai
Pembukaan UUD
4.      Tanggal 14 Juli 1945, Panitia Kecil BPUPKI, dipimpin Supomo melaporkan hasil
Panitia Perancang UUD yang terdiri dari pernyataan kemerdekaan, pembukaan UUD, dan
batang tubuh.

 Orde Lama

Pada awal masa kemerdekaan atau awal pemerintahan orde baru dihadapi beberapa
masalah ekonomi yang salah satunya adalah hiperinflasi, karena beredarnya uang yang
tidak terkendali. Terdapat 3 jenis mata uang: uang keluaran De Javasche Bank, uang
pendudukan Jepang, dan mata uang Hindia Belanda.

Pada bulan Juli 1946 rakyat diminta menyetor uang ke Bank Tabungan Pos yang akan
dipinjam Pemerintah dan sekaligus bukti dukungan kepada Pemerintah yang baru merdeka.
Terkumpul Rp 500 juta. Tahun 1968, diterbitkan UU No 86 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Milik Belanda di Indonesia. Tetapi nasionalisasi berdampak pada merosotnya
pasar modal (karena perginya para investor Belanda dan merosotnya kepercayaan kepada
bursa Indonesia karena hiperinflasi). Untuk mengatasi jumlah uang beredar yang terlalu
banyak, Pemerintah menerbitkan Perpu yang memotong nilai mata uang menjadi 1/ 10
(sepersepuluhnya). Selama periode 1950-1965 RI banyak mengeluarkan anggaran untuk
proyek-proyek ‘nasionalisme’namun yang terjadi adalah inflasi sampai 3 digit.

Dalam Sidang Umum III MPRS pada bulan April 1965, Bung Karno melancarkan
program berdiri di atas kaki sendiri (Berdikari). Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
keluarnya RI dari PBB dan ditolaknya hutang IMF.

Akhir dari masa orde lama adalah ketika masyarakat tidak puas dengan kondisi
perekonomian, memunculkan tiga Tuntutan Rakyat (Tritura). Kemudian Soekarno
menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto melalui Supersemar 11 Maret 1966, Soeharto
resmi menjadi Presiden diangkat oleh MPRS pada 27 Maret 1967

Orde Baru

Pada awal pemerintahan, sehari setelah diberi mandat Supersemar, Jenderal Soeharto
langsung melarang keberadaan PKI. Kemudian pada 25 Juli 1966 –setelah Soeharto diberi
mandat MPRS- terbentuk kabinet baru bernama Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat)
yang dipimpin ‘presidium’ 3 (tiga) orang Soeharto (Ketua), Adam Malik (Luar Negeri),
dan Sri Sultan HB IX (Perekonomian)

Namun terdapat masalah akibat warisan dari periode sebelumnya yaitu hutang pada orde
lama sebesar US$ 530 juta (padahal pendapatan negara dari ekspor migas dan non migas
hanya US$ 430 juta). Terjadi pula inflasi sebesar 650%, harga beras naik menjadi 900%.

Untuk mengatasi hal tersebut tim ekonomi Orba melakukan langkah pertama yaitu
menurunkan defisit anggaran –dengan cara menurunkan pengeluaran Pemerintah dan
menjalin kembali hubungan dengan lembaga donor internasional –terutama IMF dan Bank
Dunia

Tahun 1967 diberlakukan UU anggaran berimbang yang melarang pembiayaan dari hutang
kepada masyarakat. Pemerintahan orde lama juga menggunakan bantuan LN untuk
menutup defisit anggaran. Dilakukan penerapan kebijakan uang ketat guna menurunkan
inflasi

Dalam kebijakan sektor riil, Liberalisasi perdagangan dan investasi dengan membuka pintu
bagi investor asing (diberlakukan UU Penanaman Modal Asing pada tahun 1967). Pada
masa orde baru, fokus pembangunan adalah pada sektor pertanian. Sesudah tahun 1970an,
pertambangan minyak ditingkatkan eksplorasinya

Adapun keberhasilan pada era Orde baru antara lain pertumbuhan ekonomi rata-rata 7%
per tahun, pendapatan perkapita dari US$ 260 (tahun 1970) menjadi US$ 500 (tahun
1980). swasembada beras tahun 80-an yang mendapat penghargaan FAO tahun 1986 dan
penduduk miskin dari 54,2 juta jiwa (40,08%) tahun 1976 menjadi 27,2 juta jiwa (15,08%)
tahun 1990.

Reformasi

Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda


akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan “Era Reformasi“. Masih adanya tokoh-
tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini
sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh
karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai “Era Pasca Orde
Baru”.

Pada bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di
bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada
Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut.

Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil dan tumbuh pesat. PDB bisa dipastikan
melebihin Rp 6300 Trilyun  meningkat lebih dari 100 kali lipat dibanding PDB tahun
1980. Setelah India dan China, Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang tumbuh
paling cepat diantara 20 negara anggota Industri ekonomi terbesar didunia G20.

Anda mungkin juga menyukai