PENDAHULUAN
1
atau metabolisme yang menghasilkan antara lain glukosa yang terdapat dalam
darah. Sedangkan karbohidrat yang disintesa dalam hati berupa glikogen
digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis.Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida
atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian
dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
Secara sederhana dapat diartikan bahwa karbohidrat ialah suatu senyawa
yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau
karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamaka karbo-hidrat. Dalam tumbuhan
senyawa ini dibentuk melaui proses fotosintesis antara air (H2O) dengan
karbondioksida (CO2) dengan bantuan sinra matahari (UV) menghasilkan
senyawa sakarida dengan rumus (CH2O)n.
Karbohidrat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme
fotosintetik lain yang menggunakan energi matahari untuk melakukan
pembentukan karbohidrat. .
Adapun macam-macam karbohidrat dalam tumbuhan yaitu :
Pati
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati
sebagai sumber energi yang penting.
Pati yang juga merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan ini
berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara
5-50 nm. Dan di alam, pati akan banyak terkandung dalam beras, gandum, jagung,
biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di
dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi.
2
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa (amylose) merupakan polimer glukosa
rantai panjang yang tidak bercabang sedangkan amilopektin (amylopectin)
merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabangcabang. Amilosa
memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin
tidak bereaksi. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi
dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan
amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair
seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen
perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi karbohidrat
Untuk mengetahui tumbuhan yang mengandung karbohidrat
Untuk mengetahui struktur dasar karbohidrat
Untuk mengetahui sifat fisik karbohidrat
Untuk mengetahui klasifikasi karbohidrat beserta contoh
Untuk mengetahui metodologi pemisahan karbohidrat
3
Untuk mengetahui fungsi karbohidrat dalam tubuh.
1.4 Manfaat
mengetahui definisi karbohidrat
mengetahui tumbuhan yang mengandung karbohidrat
mengetahui struktur dasar karbohidrat
mengetahui sifat fisik karbohidrat
mengetahui klasifikasi karbohidrat beserta contoh
mengetahui metodologi pemisahan
mengetahui fungsi karbohidrat dalam tubuh
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul
gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula
yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan
polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan
oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida) .
Karbohidrat sebenarnya bukan nama umum senyawaan kimia yang secara
kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus:
(Cn(H2O)n). Termasuk dalam kelompok senyawa ini misalnya glukosa
(C6H12O6) dan sakarosa (C11H22O11). Terdapat pula senyawa yang tidak
mematuhhi rumus umum tersebut seperti ramnosa dengan rumus molekul
(C6H12O5) dan dimasukkan dalam kelompok karbohidrat karena senyawa ini
memiliki sifat-sifat yang sama dengan karbohidrat. Disamping itu, ternyata
dikenal pula banyak senyawa yang memenuhi rumus umum diatas tetapi tidak
masuk dalam kelompok karbohidrat, seperti asam cuka (C2H4O2) dan asam laktat
(C3H6O3).
6
Gambar 2.2: Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil
7
Sifat-sifat monosakarida adalah
Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
Larutannya bersifat optis aktif.
Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran
disebut mutarrotasi.
Contoh larutan alfaglukosa yang baru dibuat mempunyai putaran jenis +
113` akhirnya tetap pada + 52,7`.
Umumnya disakarida memperlihatkan mutarrotasi, tetapi polisakarida
tidak.
Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula
pereduksi.
Kebanyakan tidak berwarna, padat kristalin (manis).
8
Gambar2.4 : D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi
membentuk struktur cincin)
9
Gambar 2.6: D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi
membentuk struktur cincin)
Gambar 2.8: D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom
C sehingga disebut paling sederhana)
10
2 dari ribosa kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang
merupakan penyusuna kerangka DNA.
2. Disakarida
Disakarida adalah senyawa yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi dua molekul
monosakarida.
Disakarida terdiri atas unit sukrosa, maltosa, laktosa dan
selobiosa.Keempat disakarida ini mempunyai rumus molekul sama
(C12H22O11) tetapi struktur molekulnya berbeda. Disakarida disusun
oleh dua unit gula, seperti sukrosa disusun oleh glukosa dan fruktosa,
maltoda dibangun oleh dua unit glukosa, dan laktosa dibangun oleh
glukosa dan galaktosa.
Disakarida-disakarida penting yaitu:
a. Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang
berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa
terdapat pula pada turnbuhan lain, rnisalnya dalarn buah nanas dan
dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa terbentuk dari ikatan
glikosida antara karbon nomor 1 pada glukosa dengan karbon
nomor 2 pada fruktosa.
11
Gambar 2.10: Sukrosa (berbeda dengan maltosa dan laktosa, ikatan yang
menghubungkan
kedua monosakarida adalah ikatan C1-2)
b. Laktosa
Laktosa merupakan hidrat utama dalam air susu hewan.
Laktosa bila dihidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-
glukosa, karena itu laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa
dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan
atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul laktosa
masih mempunyai gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa
mempunyai sifat mereduksi dan merotasi.
12
dari glukosa yang lain. Ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon
nomor I dan atom karbon -nomor 4, oleh karenanya maltosa masih
mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan demikian masih
mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam
proses, hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan kelas karbohidrat yang mempunyai lebih
daripada delapan unit monosakarida. Pada umumnya polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan
oligosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida
saja disebut homopolisakarida (contohnya kanji, glikogen dan selulusa),
sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida
(contohnya heparin).
Rumus kimia polisakarida adalahn (C6H10O5)n. Molekul ini dapat
digolongkan menjadi polisakarida struktural seperti selulosa, asam
hialuronat, dan sebagainya. Dan polisakarida nutrien seperti amilum (pada
tumbuhan dan bakteri), glikogen (hewan), dan paramilum (jenis protozoa).
Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu
13
hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di
antaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa. Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar
tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat
pada umbi, daun, batang dan biji-bijian.
Polisakarida makanan yang lazim adalah pati (starch pada padi dan
kentang) dan glikogen pada hewan. Sedangkan polisakarida zat spesifik
adalah heparin, satu polisakarida yang mencegah koagulasi darah.
Contoh-contoh polisakarida adalah :
a. Amilum
Amilum terdiri dari dua macama polisakarida, yaitu amilosa
dan amilopektin. Kedua-duanya merupakan polimer glukosa. Amilosa
terdiri atas 250-3000 unit D-glukosa. Sedangkan amilopektin terdiri
atas lebih dari 1000 unit glukosa. Unit glukosa amilosa dirangkaikan
dalam bentuk linier oleh ikatan glikosida α (1 4). Amilosa mempunyai
ujung non reduksi dan ujung reduksi. Berat molekulnya bervariasi dari
beberapa ratus sampai 150.000. Amilopektin adalah polisakarida
bercabang. Dalam molekul ini, rantai pendek dari rangkaian glikosida
α (1 4) unit glukosa digabungkan dengan rangkaian glikosida lain
melalui ikatan glikosida α (1 6).
14
Gambar 2.14: Struktur amilopektin (bandingkan dengan amilosa)
b. Asam Healuronik
Asam healuronik merupakan mukopolisakarida
(heteropolisakarida) yaitu suatu senyawa gelatin dengan berat molekul
tinggi. Asam hialuronik disusun oleh unit asam glukuronik dan asetil-
glukosamin. Dua monosakarida berbeda tersebut dirangkaikan oleh
ikatan β(1 3) untuk membentuk disakarida yang terikat β(1 4) dengan
unit ulangan berikutnya.
c. Glikogen
Glikogen merupakan bentuk cadangan glukosa pada sel-sel
hewan dan manusia yang disimpan di hati dan otot sebagai granula.
Glikogen merupakan polimer α-1 dari glukosa dan umumnya
mempunyai ikatan cabang α-1,6 untuk setiap satuan glukosa.
15
1. Glikoprotein
Glikoprotein adalah protein yang mengandung polisakarida.
Karbohidrat ini terikat pada protein melalui ikatan glikosidik- ke
serin, treonin, hidrosilisin atau hidroksiprolin. Glikoprotein ialah
suatu protein yang mengikat unit karbohidrat dengan ikatan
kovalen. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di
antaranya dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah,
pengenalan sel-sel, serta interaksi dengan bahan kimia lain.
2. Mukopolisakarida
Proteoglikan atau mukopolisakarida terdiri atas rantai
protein dengan polisakarida berulang.Mukopolisakarida adalah
suatu materi tipis, kental, menyerupai jelly dan melapisi sel.
3. Glikosaminoglikan
16
Glikosaminoglikan adalah satuan berulang polisakarida
proteoglikan tanpa rantai proteinnya.
4. Oligosakarida
Oligosakarida ialah kelas karbohidrat yang mengandungi
dua hingga delapan unit monosakarida. Setiap unit monosakarida
ini dihubungkan oleh ikatan glikosida. Oligosakarida dapat
digolongkan menjadi kumpulan disakarida, trisakarida, dan
seterusnya menurut bilangan unit monosakarida yang terdapat
dalam molekulnya.
17
b. Jika kristal glukosa murni dilarutkan dalam air, maka larutannya akan
memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Namun bila larutan itu
dibiarkan beberapa waktu dan diamati putarannya, terlihat bahwa sudut
putaran berubah menjadi semakin kecil, hingga lama-kelamaan menjadi
tetap. Peristiwa ini disebut mutarotasi, yang berarti perubahan rotasi
atau perputaran.
c. Kalau secara rasanya karbohidrat mempunyai ciri manis. tawar, pahit,
asam, dan padat
Berbeda dengan sifat fisika yang telah diuraikan, yaitu aktivitas optik, sifat
kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fingsi yang terdapat pada
molekulnya, yaitu gugus –OH aldehida dan gugus keton.sifat kimia karbohidrat yaitu:
Sifat Mereduksi
A. Pereaksi Fehling
18
pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O.Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi
Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila
digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
B. Pereaksi Benedict
C. Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam
air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan
disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida.
Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh
disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi mopnosakarida dan
disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak. Tauber dan Kleiner
membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam
asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan
pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru adanya
19
monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan
hasil positif. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling
atau Benedict ialah bahwa pereaksi Barfoed digunakan pada suasana asam.
Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan
teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam
monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam
galaktonat, sedangkan glukosa akan menjadi asam glukonat.
D. Pembentukan furfural
E. Pembentukan Osazon
20
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton
bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazina
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur
yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting karena
dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah
satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara
glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita dalam masa
menyusui.
1. Ketela Pohon
Manfaat :
21
Ketela pohon banyak sekali manfaatnya antara lain:
2. Uwi
Manfaat :
3. Kentang
22
Gambar 2.20 kentang
4.Talas
23
5.Ketela Rambat
6.Gandum
24
Manfaat :
7.Padi
Manfaat :
Padi memiliki banyak manfaat. Beberapa manfat padi tersebut di antaranya yaitu:
25
yang berkhasiat untuk mencegah berbagai macam penyakit, seperti kanker
usus, batu ginjal, beri-beri insomnia, sembelit, dan wasir, serta mampu
menurunkan kadar gula dan kolesterol (Suardi, 2005: 2).
4. Pigmen antosianin pada beras berwarna tidak hanya terdapat pada perikarp
dan tegmen (lapisan kulit) beras, tetapi juga pada setiap bagian gabah
yang berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, hepatoprotektif
antihipertensi dan antihiperglisemik (Suardi, 2005: 3).
5. Air rebusan beras memiliki kandungan karbohidrat, protein dan mineral
yang tidak terlalu tinggi, sungguhpun demikian air rebusan beras dapat
dimanfaatkan sebagai minuman tambahan pengganti susu yang relative
lebih aman dikonsumsi karena bebas dari adanya bahan tambahan
(pengawet)
8.Jagung
Manfaat :
26
Hampir seluruh bagian tananam jagung memiliki nilai ekonomis. Secara
umum, beberapa manfaat bagian ‐ bagian tanaman jagung dijelaskan sebagai
berikut :
Secara garis besar, kegunaan jagung dapat dikelompokkan manjadi tiga, yaitu
bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri.
Modifikasi pati dapat dilakukan secara fisik (dengan pemanasan) atau secara
kimiawi. Dengan modifikasi terse but sifat-sifat fisik dan kimia pati berubah
sesuai dengan kegunaan yang diinginkan. Pati termodifikasi banyak digunakan
untuk bahan pelapis, dan permukaan industri kertas dan tekstil. Selain itu
beberapa jenis digunakan untuk pengikat (makanan bayi, salad) dan pengisi.
Butanol merupakan salah satu sumber energi selain alkohoI (etanol) yang
dapat diproses melalui fermentasi anaerobik pati atau glukosa. Pati dipilih sebagai
bahan dasar penghasil butanol dengan fermentasi menggunakan biakan
campuran yaitu kapang (Aspergillus sp.) atau bakteri (Bacillus p.) dan bakteri
pembentuk aseton – butanol – etanol (ABE) (Mangunwidjaja, 2003: 20).
9.Sagu
27
Manfaat :
Tanaman sagu memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu (Chafid, 2010: 21):
28
BAB III
METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini dilakukan dengan cara studi dan telaah literatur.
Jenis literatur yang digunakan ada 2 jenis, yaitu literatur primer dan literatur
sekunder. Literatur primer berupa jurnal, sedangkan literatur sekunder berupa text
book. Pencarian literatur-literatur tersebut dilakukan dengan cara searching di
internet. Dilakukan pengkajian terhadap permasalahan yang ada dilakukan melalui
cara pendekatan secara ilmiah, yang terdiri dari 4 tingkatan proses, yaitu deskripsi
(pengertian karbohidrat), analisis (fungsi karbohidrat), interpretasi (klasifikasi dan
sifat karbohidrat) dan pengambilan kesimpulan (tumbuhan singkong/ketela pohon
sebagai sumber karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari).
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Ordo : Malpighiales
Manfaat :
Singkong (Manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon
merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang termasuk penting setelah
komoditas padi dan jagung sebagai bahan pangan karbohidrat, bahan baku
30
industri makanan, kimia dan pakan ternak. Kandungan utama singkong yaitu
karbohidrat sebagai komponen terpenting sumber kalori yang mengandung pati
sebanyak 64-75% dan patinya mengandung amilose 17-20% . Sebagai bahan baku
industri, singkong dapat diolah menjadi berbagai produk antara lain tapioka,
glukosa, fruktosa, sorbitol, etanol, asam sitrat dan juga monosodium glutamat.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
pada makanan dan minuman ringan. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat
pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Di dalam industri asam sitrat, bahan baku ampas singkong atau onggok
diolah secara fermentasi dalam bentuk media semi padat, dan yang banyak
digunakan adalah strain Aspergillus niger. Metode fermentasi ini dikenal sebagai
proses koji dari jepang. Media yang sudah disiapkan (onggok) dimasak dengan
uap air bertekanan rendah dan selanjutnya didinginkan. Media yang sudah masak
kemudian diinokulasi dengan spora Aspergillus niger untuk selanjutnya
dituangkan dalam baki-baki fermentasi dan dibawa dalam ruang fermentasi
(muro). Dalam ruang fermentasi baki-baki tersebut disusun dalam rak-rak kayu.
Proses inilah yang selama ini diterapkan dalam industri asam sitrat di Indonesia.
Dilihat dari segi operasionalnya, proses ini masih kurang efektif karena proses
fermentasi dengan media semi padat dibutuhkan banyak sekali baki sebagai
tempat media fermentasi dan juga membutuhkan banyak tenaga kerja yang
bekerja secara terus-menerus. Selain itu baki-baki yang dipakai sebagai media
merupakan baki yang terbuka, langsung kontak dengan udara sekitarnya, sehingga
mudah terkontaminasi oleh bakteri atau mikroba dari udara .
31
perbandingan antara ampas singkong dan larutan yang ditambahkan dalam proses
pemasakan, konsentrasi asam pada proses hidrolisa, dan kecepatan pengadukan
pada saat pemasakan.
Komponen Singkong
Kalori (kal) 154,00
Protein(gram) 1,00
Lemak(gram) 0,30
Karbohidrat(gram) 36,80
Zat Kapur(mgr) 33,00
Fosfor(mgr) 40,00
Zat Besi(mgr) 1,10
Vitamin A(SI) 0,06
Thiamine(mgr) 20,00
Vitamin C(mgr) 30,00
32
dapat berupa zat cair atau gas sedangkan fase tetap dapat berupa zat atau zat cair.
Apabila zat padat sebagai fase tetapnya maka disebut kromatografi serapan,
sedang bila zat cair sebagai fase tetapnya disebut kromatografi partisi.
4.4.2 Metode hidrolisis
4.4.3. Fermentasi
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
34
5.2 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Pina. 2005. Studi Penelitian Kandungan Karbohidrat, Protein Dan Mineral
Dalam Air Rebusan Beras Sebagai minuman Pengganti susu. Jurnal
Sains Kimia (Suplemen). Vol 9, No 3
Djukri dan Purwoko. 2003. Pengaruh Pemberian Naungan Paranet Terhadap ifat
Toleransi Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). IPB: Vol. 10
No. 2, 2003 : 17-25
Kasim, Ernawati. 2005. Kandungan Pigmen dan Lovastatin pada Angkak Beras
Merah Kultivar Bah Butong dan BP 1804 IF 9 yang Difermentasi dengan
Monascus purpureus Jamba. Biodeversitas. Vol 7, no 1
Krey, Lena Dina. 2001. Teknik Pembibitan Dan Penanaman Sagu Secara
Tradisional Oleh Penduduk Asli Sentani di Kabupaten Dati II Jayapura.
Manukwari: Fakultas Pertanian Universitas Cendrawasih
36
Linder, Maria C., 1992, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, Jakarta: UI-PRESS
Makarim, karim. 2008. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Jakarta: balai
besar penelitian tanaman padi
Suardi, Didi. 2005. Potensi Beras Untuk Meningkatkan Mutu Pangan. Bogor:
Jurnal Litbang Pertanian Vol 24, No 3
37