namun, limbah yang paling berbahaya adalah tidak eksklusif dan karena itu akan baik organik
yang dapat dibakar maupun yang tidak dapat dihancurkan. Insinerasi adalah proses kimia
sederhana, jika dilihat secara sederhana. Pembakaran yang baik adalah oksidasi yang baik dari
senyawa organik-karbon dan hidrogen. Untuk mencapai hal ini, udara yang hanya mengandung
21% oksigen berdasarkan volume, harus dicampur secara menyeluruh dengan karbon dan
hidrogen dari bahan bakar untuk menghasilkan produk. Desain dan evaluasi sistem insinerasi,
seperti kebanyakan aspek pengelolaan limbah berbahaya, dijamin oleh peraturan dan perundang-
undangan
bahan bakar konvensional, bahwa limbah dapat memiliki banyak senyawa organik yang berbeda.
Limbah organik sering memiliki nilai pencucian yang cukup tinggi sehingga mendukung
pembakaran. Dalam sistem seperti itu bahan bakar anxiliary diperlukan hanya untuk pengapian
limbah. Bahan bakar yang digunakan dalam sistem insinerasi untuk menyediakan panas
tambahan mungkin berupa bahan bakar yang tersedia secara komersial seperti gas alam, propana,
bahan bakar ringan, atau mungkin bahan bakar limbah seperti campuran pelarut yang
dikeluarkan.
Pembakaran hidrokarbon menghasilkan CO2 dan uap air dan beberapa CO. Pembakaran
limbah yang mengandung belerang menghasilkan SO2 dan mungkin SO2-. Halogen yang
mengandung limbah, menghasilkan gas asam halogen dari tangkapan dalam reaksi pembakaran.
Senyawa nitrogen dalam bahan bakar menimbulkan komplikasi karena mereka membentuk
berbagai oksida nitrogen selama pembakaran, terutama ketika ada oksigen berlebih. Komponen
anorganik dari limbah yang diumpankan ke insinerator tidak dapat dihancurkan, hanya
teroksidasi. Sebagian besar bahan anorganik secara kimiawi diklasifikasikan sebagai logam dan
masuk ke dalam proses pembakaran sebagai komponen limbah. Jika logam memasuki proses
sebagai garam logam yang memiliki titik didih lebih rendah dari suhu insinerator, Logam dapat
menguap dan tidak mengoksidasi dan karena itu ada dalam gas buang.
kimia. pembakaran yang baik membutuhkan udara berlebih. Persen udara berlebih mungkin
sama rendahnya 5% dalam pembakaran atau pembakar yang baik dan setinggi 100% dalam
insinerator pembakaran klin untuk menghasilkan pencampuran yang baik. Perhitungan kalkulasi
sering didasarkan pada perubahan jumlah kandungan panas antara reaktan dan produk
pembakaran.
Gas dan Uap; Limbah gas biasanya mengandung hidrokarbon atau campuran hidrokarbon pada
udara. Dapat berupa konsentrasi tinggi sehingga pembakaran bisa tidak terjadi hingga udara
ditambahkan, dimana melebihi Higher Explosive Limit (HEL). Campuran hidrokarbon menguap
pada udara dan dapat menyebabkan pembakaran. Ketika VOC terlepas ke atmosfir, VOC dapat
menjadi masalah akibat toksisitas, bau atau pembentukan kabut asap fotokimia. Emisi tersebut
mudah larut. VOC bercampur pada udara atau dengan nitrogen. Senyawa dapat dihasilkan dari
pengecatan, ventilasi dari gudang penyimpanan atau kebocoran pada pipa. Emisi VOC atau
aliran emisi pada udara dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan pembakaran yang dapat
digunakan pada pembakar atau boiler. Konsentrasi VOC yang rendah dapat dipulihkan dengan
kondensasi atau adsorpsi karbon atau dibakar pada insinerator VOC. Sedangkan, lidah api
digunakan untuk limbah gas yang memiliki konsentrasi di atas HEL dan dapat dicampurkan
dengan udara dan dibakar. Lidah api dapat digunakan untuk membuang gas yang mudah
Insinerator COC katalis; Konsentrasi VOC rendah pada udara dapat secara efektif dihilangkan
oleh insinerasi katalis. VOC dipanaskan atau dibakar dari sebuah pemanas pada suhu dimana
VOC dapat terbakar pada permukaan katalis. Katalis meningkatkan reaksi pembakaran dan
menyebabkan oksidasi pada permukaan katalis. sehingga, insinerasi katalis pada VOC timbul
pada suhu rendah daripada insinerasi termal. Katalis yang digunakan untuk pembakaran VOC
yaitu seperti platinum. Alumina juga merupakan katalis yang sering digunakan karena dapat
bertahan pada suhu tinggi dan dapat dengan mudah dibentuk.. Insinerator VOC termal;
Preheater harus memanaskan campuran yang masuk hingga meraih suhu dimana VOC menjadi
teroksidasi. VOC akan dihilangkan menjadi tingkat yang diinginkan pada suhu gas 815 C.
Insinerator termal terdiri dari pembakaran pada ruang dimana VOC dapat bercampur dengan
pembakaran burner. Sistem termal regenerasi; Menawarkan efisiensi bahan bakar tinggi
daripada sistem termal maupun katalis, akan tetapi sistem ini lebih besar dan memiliki biaya beli
yang tinggi. Unit ini terdapat heat sink yaitu ruang yang berisikan bahan keramik yang menyerap
panas dan menahan panas Unit regenerasi ini dapat memperoleh 90% pemulihan panas.
Insinerasi Injeksi Cairan; Tipe insinerator ini dapat membakar limbah cair yang bervariasi
seperti padatan maupun lumpur. Limbah secara langsung dibakar oleh burner atau diinjeksikan
ke dalam zona bakar atau furnace. Nilai pembakaran pada limbah menjadi faktor yang
menentukan lokasi titik injeksi. Insinerator cairan beroperasi pada tingkat suhu dari 1000 oC
hingga 1700oC. Waktu tinggal dari produk pembakaran dapat bervariasi dari milisekon hingga
2,5 detik. Viskositas dari limbah menentukan apakah atomisasi pada cairan dapat terjadi.
Penentuan Sifat Limbah; Sebelum limbah B3 dilakukan pengelolaan atau pengolahan, pihak
pengelola akan meminta sampel dari limbah sebelum menentukan biaya pengolahan yang akan
ditetapkan untuk penghasil limbah. Sampel akan dianalisa untuk beberapa parameter, pengolahan
dan penanganan, harga pengolahan dan wadah yang dibutuhkan untuk penghasil limbah.
Informasi mengenai limbah yang diperlukan untuk mendesain dalam pengelolaan yaitu
kadar abu dan suhu fusi abu. Metode untuk menginjeksi cairan ke dalam burner diinjeksikan
dalam bentuk semprotan halus dikarenakan untuk membentuk cairan menjadi tetesan halus/kecil,
untuk mengembangkan pola yang diinginkan pada zona pembakaran dengan penetrasi yang
cukup dan energi kinetik serta untuk mengontrol laju aliran cairan. Sistem pembakaran udara;
Pada saat cairan menguap dan dipanaskan pada suhu pembakaran, oksigen bereaksi dengan uap
hidrokarbon untuk memproduksi pembakaran. Jika cairan yang menguap mengandung padatan,
desain insinerator harus dapat membawa partikel ke dalam aliran gas tanpa aglomerasi.
Kandungan oksigen pada permukaan dibutuhkan agar oksidasi dapat timbul. Combuster
(Burner); Desain burner yang baik yaitu memiliki nilai pemanasan dari 2500 kcal/kg dan dapat
dipanaskan tanpa penggunaan bahan bakar auxiliary. Limbah organik dapat digunakan sebagai
sumber bahan bakar pada boiler, proses pada furnace, dan kiln semen, kapur dan agregat. Udara
yang cukup harus terpenuhi pada insinerator untuk mengoksidasi aliran limbah yang
mengandung organik. Larutan aqueous tidak mudah terbakar ketika kandungan air nya mencapai
75%. Gas Asam Memproduksi Limbah Cair; Bila limbah mengandung sulfur, fosfor, klorin
dan halogen lainnya maka akan terbentuk gas asam pada saat pembakaran. Suhu menjadi salah
kebanyakan menggunakan sistem suspensi dan sistem tipe perapian. Insenerator Tipe Grate;
Insenerasi tipe stationary grate, membakar limbah pada grate berbahan metal dan terdapat ruang
sirkulasi udara di bagian bawah, atas dan melalui limbah. Insenerator tipe ini tidak terlalu cocok
untuk limbah berbahaya karena suhu pada saat pembakaran pada ruang primer dapat
menghancurkan grate. Insenerator Tipe Hearth; Kebanyakan limbah berbahaya dibakar di tipe
hearth, dimana terdiri dari beberapa tiper seperti tanur putar, sistem pengontrolan udara dan dua
ruangan perapian, insenarasi multi perapian, dan perapian tunggal. Sistem tanur putar terdiri dari
silinder yang dilapisi refraktori yang duduk di atas trunnion dan berputar perlahan. Limbah akan
bergerak secara horizontal secara radial pada silinder. Saaat abu dikeluarkan pada bagian
terendah, flue gases dari tanur akan lewat ke ruang combustion dan dipanaskan dengan suhu
yang lebih tinggi untuk penghancuran total. Insenerator Tipe Fluidized-Bed; mengandung pasir
atau alumina dimana digunakan untuk pembakaran. Jika aliran udara dari bawah memiliki
tekanan yang cukup, itu akan "fluidisasi" tempat tidur pasir, atau menahannya dalam suspensi,
selama kecepatan udara tidak begitu besar sehingga mengangkut pasir keluar dari sistem.
Limbah disuntikkan ke dalam fluidized bed, baik sebagai liquid, lumpur, atau padatan. Udara
terfluidisasi dipanaskan, dan limbah mulai teroksidasi. Sebagian besar abu tetap di bed, dan
Oksidasi vs. Pirolisis; Oksidasi dan pirolisis berada pada tahap pembakaran pertama saja,
karena pada oksidasi semburna flue gases dibutuhkan untuk dapat gas dapat diterima oleh udara
atmosfer. Pada insenerator tipe hearth yang memiliki dua ruang, biasanya sering menggunakan
mode pirolisis. Sistem oksidasi, yang menggunakan atmosfer pengoksidasi di kedua ruang bakar
primer dan sekunder, lebih sering digunakan untuk insinerasi limbah berbahaya. Kiln berada di
bawah tekanan negatif dan segel yang memadai belum dirancang untuk mencegah kebocoran
udara, hampir selalu dalam mode oksidasi. Ruang Pembakaran Sekunder; Ruang pembakaran
sekunder (SCC) dibutuhkan, karena pada saat di pembakaran primer tidak terjadi pembakaran
dengan waktu, suhu dan turbulensi yang cukup untuk menghilangkan komponen organik. Fungsi
ruang pembakaran primer adalah menguapkan fraksi organik dari limbah. Fungsi ruang
pembakaran sekunder adalah memanaskan organik yang telah usang ke suhu di mana mereka
akan teroksidasi sepenuhnya. Lubang Pengering Termal; Lubang pengering termal atau TRV
biasa dipasang diatas SCC atau diantar SCC dengan boiler limbah. TRV berupa tumpukan
rendah yang terbuka secara otomatis ketika kondisi darurat terjadi. Ini menyediakan ruang yang
cukup untuk mempertahankan kondisi tekanan negatif dalam kiln dan mencegah aliran ke sistem
Desain fisik yang lebih disukai untuk tangki penyimpanan limbah cair dan lumpur
berbahaya adalah bejana vertikal yang didukung oleh kaki dan dengan kapasitas campuran
20.000 galon. Ada tiga alasan penting untuk memilih parameter tangki ini antara lain deteksi
kebocoran dari tangki yang didukung oleh kaki lebih mudah, 20.000 galon tangki vertikal adalah
sekitar ukuran terbesar yang dapat cukup dicampur dengan metode normal, volume penahanan
limbah tangki berbahaya harus sama dengan tangki terbesar di dalam wadah.
Pemulihan panas menjadi salah satu perhatian untuk sisi ekonomi, karena peralatan
pemulihan panas cukup mahal. Pilihan untuk pemulihan panas adalah penggunaan boiler untuk
menghasilkan uap atau air panas, recuperators untuk memanaskan udara pembakaran dengan gas
buang insinerator atau memanaskan ulang gas-gas tumpukan dengan gas buang untuk
menghilangkan uap air tumpukan uap setelah scrubber basah. Pilihan lain untuk mendinginkan
gas buang adalah dengan menggunakan injeksi langsung udara atau air. Injeksi air lebih efisien
Sistem kontrol polusi udara pas limbah berbahaya dapat berupa crubbers, baghouses,
cyclone, dll. Sistem kontrol polusi udara harus mampu menjalankan fungsinya, yaitu
menghilangkan partikulat pada aliran flue gases, dan menghilangkan gas asam.