Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2019/2020


Mata Ujian : Manajemen Infrastruktur
Kelas :A
Hari/tanggal : Kamis / 25 Juni 2020
Waktu : Dikumpulkan paling lambat pukul 19:00 WIB
Pengumpulan : via LMS (kuliah.uajy.ac.id)
Nama File : “UAS 2020_MI_NPM_Nama”
Tipe File : pdf
Tipe Ujian : Take Home
Dosen : Dr.-Ing. Agustina Kiky Anggraini, S.T., M.Eng.

1. Studi Kasus Terminal Giwangan (Sumber: PT PII, 2014):

Pada tahun 2002, pemerintah kota Yogyakarta berniat membangun terminal di daerah
Giwangan untuk mengembangkan perekonomian bagian selatan kota Yogyakarta dan
untuk menata lalu lintas di kawasan selatan yang semakin semrawut (Amirullah, 2009).
Pemerintah kota membuka kesempatan bagi swasta untuk membangun terminal tipe A di
Giwangan. PT Perwita Karya (“Perwita”) memenangkan tender.
Setelah Perwita mulai mengoperasikan Giwangan, pengelolaan terminal dilaksanakan
secara professional. Kebersihan dan keadaan terminal terjaga baik (Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, 2009).
Pada tahun 2006 Perwita komplain karena keberadaan terminal liar di sekitar Giwangan
menyebabkan terminal sepi. Selain itu, terminal Jombor yang baru direnovasi pemerintah
Provinsi DIY berkembang menjadi terminal yang lebih ramai dari Giwangan sebab
lokasinya yang lebih strategis. Maraknya tiket low-cost airlines dan lesunya
perekonomian daerah akibat gempa besar yang terjadi pada tahun 2006 ternyata juga
berakibat pada perubahan behaviour penumpang bus dan berujung kepada sepinya
penumpang di terminal.
Karena Perwita terus merugi akibat tidak lakunya kawasan komersial dalam terminal,
Perwitadan pemerintah kota setuju untuk mengakhiri kontrak kerjasama. Proses transfer
aset diliputi perselisihan metode appraisal aset. Perwita menggugat pemerintah kota
untuk memperoleh kompensasi biaya investasi dan menang. Pemerintah kota banding.

Berdasarkan studi kasus Terminal Giwangan tersebut:

a. Analisis penyebab permasalahan yang terjadi dalam Kerjasama Pemerintah Swasta


(Public-Private Partnership)! Sebutkan dan jelaskan bagaimana penyebab tersebut
berimbas pada keberlanjutan infrastruktur ini!
b. Bagaimana seharusnya peran pemerintah dan/atau swasta dalam mengelola
infrastruktur terminal ini?
2. Studi Kasus Palagan Tower (fiktif):

Pertumbuhan penduduk di kota Yogyakarta meningkat pesat dari tahun ke tahun. Selain
sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga menjadi kota tujuan wisatawan. Perkembangan
pariwisata yang cukup tinggi membuka lapangan pekerjaan yang juga berakibat
bertambahnya penghuni kota Yogyakarta. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya
permintaan terhadap hunian di Yogyakarta. Semakin tingginya harga lahan dan
meningkatnya popularitas apartemen, membuat banyak orang (terutama kaum milenial)
lebih memilih untuk membeli apartemen daripada rumah tapak.
PT XYZ sebagai salah satu pengembang di kota Yogyakarta melihat peluang ini dan
berencana membangun gedung apartemen. Lokasi pembangunan apartemen akan
berada di kawasan Jalan Palagan KM 10 (kurang lebih 20 km dari Gunung Merapi).
Apartemen PT XYZ ini diberi nama Palagan Tower.
Palagan Tower direncanakan memiliki 2 basement, 14 lantai, dan 1 lantai atap. Fungsi
masing-masing lantai dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Palagan Tower terdapat total 450
unit apartemen dengan tipe 55 m2. Fasilitas bersama yang terdapat di Palagan Tower
antara lain tempat parkir, pengolah air minum (air kran bisa diminum), saluran pembuang
air limbah, pembuangan sampah, pemadam kebakaran, aliran air, listrik dan gas
tersentral, security 24 jam, kartu akses per lantai, telepon, food court, tempat
perbelanjaan, gym, café dan kolam renang.

Tabel 1. Fungsi masing-masing lantai Palagan Tower

Lantai Fungsi

Basement 2 (B2) Tempat Parkir

Basement 1 (B1) Tempat Parkir


Lobby Lounge, Food Court, dan
Lantai Dasar (G)
Resepsionis
Lantai 1 Pusat Perbelanjaan dan Gym
Lantai 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
Unit Apartemen
12, 15, 16
Lantai Atap Infinity Pool dan Café

Berdasarkan studi kasus Palagan Tower di atas:

Buatlah daftar semua risiko yang mungkin muncul dari sisi pengelola apartemen agar
dapat mengetahui konsekuensi yang harus dihadapi! Tampilkan daftar tersebut dalam
suatu matriks risiko!
3. Suatu infrastruktur sistem pengolahan air bersih terdiri dari lima proses yang berbeda
secara berurutan. Dalam sistem pengolahan air ini, parameter yang selalu dimonitor
dalam tiap prosesnya adalah kekeruhan (turbidity). Infrastruktur yang ada terdiri dari bak
koagulasi (Proses 1), bak flokulasi (Proses 2), bak sedimentasi (Proses 3), bak filtrasi
(Proses 4), dan sistem desinfeksi (Proses 5). Masing-masing proses diberi label 𝑃1 , 𝑃2 ,
𝑃3 , 𝑃4 dan 𝑃5 . Tiap proses memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengurangi
kekeruhan yaitu:

20% ≤ 𝑃1 ≤ 30%

0% ≤ 𝑃2 ≤ 30%

0% ≤ 𝑃3 ≤ 20%

0% ≤ 𝑃4 ≤ 20%

0% ≤ 𝑃5 ≤ 30%

Secara keseluruhan diharapkan sistem ini mampu mengurangi kekeruhan paling tidak
sampai 90% dengan biaya seminimal mungkin. Besar perkiraan biaya tiap proses
ditampilkan dalam Tabel 2 di bawah ini. Buatlah jaringan program dinamiknya lengkap
dengan komponen biayanya! Kemudian buatlah keputusan mengenai persentase yang harus
dihilangkan pada tiap prosesnya agar sistem optimal dan berapakah biaya yang paling
minimal tiap bulannya.

Tabel 2. Perkiraan biaya dalam proses pengolahan air bersih

Process Cost (million Rp/month)

Turbidity and
Input (%) Bacteria P1 P2 P3 P4 P5
Removal (%)
100 20 5
100 30 10
80 10 3
80 20 9
80 30 13
70 10 4 4
70 20 10 10
70 30 15
60 10 6 2
60 20 12 4
50 10 7 3 4
50 20 13 5 8
50 30 10
40 10 8 5 5
40 20 14 7 12
40 30 18
30 10 8 8
30 20 10 12
30 30 20
20 10 11 8
20 20 14 18
10 10 15

 viel Glück! 

Anda mungkin juga menyukai