BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat
untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat
dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem
tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,
pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan akan
dilakukan di taman kanak-kanak.
Menurut Asfryati (2003:27), keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang
besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun
tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu.
Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa
ibunya.
Menurut Zulfili (1986:9), peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing
kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya
masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau
menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.
2. Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan program Kesehatan Ibu dan anak
(KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
3. Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya, pemeliharaan
kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah, deteksi dini
faktor resiko ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, dan sebagainya
4. Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu : sistem pencatatan-
pemantauan, sistem transportasi-komunikasi, sistem pendanaan, sistem pendonor darah,
sistem informasi KB
5. Manajemen kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWS-
KIA)
6. Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain mengumpulkan, mengolah data dan
informasi, menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat, merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas, menyiapkan bahan
kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya,
melaksanakan upaya kesehatan masyarakat, melaksanakan upaya kesehatan perorangan, dan
lain-lain.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi acuan dalam melakukan
peningkatan kesehatan pada Ibu dan Anak, dan lebih mengutamakan upaya promotif-
preventif dibandingkan kuratif.
DAFTAR PUSTAKA
Alfina, Nabila. 2014. “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat (Pemeliharaan Kesehatan Pada Ibu)”.
Online. http://nabilaalfina.blogspot.com/2014/01/makalah-ilmu-kesehatan-masyarakat.html.
Diakses 03 Januari 2015
Anonim. “Peran SKM Terhadap Ibu dan Anak”. Online.
http://jagomakalah.blogspot.com/2013/08/peran-skm-terhadap-ibu-dan-anak.html. Diakses 03
Januari 2015
Fendy Goo. “Makalah Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.
http://fendygoo.blogspot.com/2014/07/makalah-pelayanan-kesehatan-ibu-dan-anak.html.
Diakses 03 Januari 2015
Noviastuti203, “Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mendukung Upaya-
Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak”. Online.
http://noviastuti203.wordpress.com/2013/08/05/58/. Diakses 03 Januari 2015
Ridwan, Ahmad. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.
http://indonesianbookcenter.blogspot.com/2013/09/kesehatan-ibu-dan-anak_16.html. Diakses
03 Januari 2015
Stefani,Delfi Lucy. 2013. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.
https://delfistefani.wordpress.com/2013/05/15/kesehatan-ibu-dan-anak/. Diakses 03 Januari
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak menjadi target utama dalam Tujuan pembangunan
Milenium (MDGs) tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu menurunkan angka
kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan ibu. Program Kesehatanibu dan anak
menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur pembangun unsur
penting pembangunan.
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka
kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian
neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut
belum tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun2007 :
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui Ruang lingkup dalam Kesehatan Ibu dan Anak di suatu wilayah
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat:
a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan dan perawat.
b. Dukun bayi :
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi .
Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
b. Definisi operasional
Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah memperoleh ANC sesuai standar
K4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu
hamil
c. Cara perhitungan
Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoelh pelayanan ANC sesuai
standar K 4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
d. Sumber data :
1. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4
diperoleh dari catatan register kohort ibu dan laporan PWS KIA.
2. Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan Pusat Statistik
atau BPS kabupaten atau propinsi jawa timur.
e. Kegunaan
1. Indikator Akses
2. Indikator Cakupan Ibu Hamil
3. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
4. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
5. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
6. Indicator Neonatal
2. Persyaratan
1. Mengisiformulirpermohonan KIA.
2. Foto copy Akta Kelahiran Anak.
3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Orang Tua.
4. Pas foto anakberwarnaukuran 2 X 3 (2 lembar).
3. Mekanisme.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak
balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat
dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait
kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,
yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman
kanak-kanak.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sasaran yg ditetapkan untuk tahun 2010 ialah menurunkan angka kematian ibu
menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, & angka kematian neonatal 16 per 1000 kelahiran
hidup. Namun hingga saat ini sasaran tersebut belum tercapai.
Menurut data survei demografi & kesehatan Indonesia tahun2007 :
• Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup
• Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup
• Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup
• Angka kematian Ibu Hamil & saat melahirkan masih mencapai 228/100.000 kelahiran
hidup
Padahal sasaran pembangunan menetapkan 2015 angka tersebut harus ditekan hingga
mencapai 102 kematian/100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab 1tu, program kesehatan ibu &
anak serta keluarga berencana dilaksanakan secara berkesinambungan & terpadu untuk
mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, & AKBAL.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Program KIA
Upaya kesehatan Ibu & Anak ialah upaya di bidang kesehatan yg menyangkut pelayanan &
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi & anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dlm upaya menangani situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan & persalinan. Sistem kesiagaan merupakan
sistem tolong-menolong, yg dibentuk dari, oleh & untuk masyarakat, dlm hal penggunaan
alat tranportasi / komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,
pencacatan pemantauan & informasi KB. Dlm pengertian ini tercakup pula pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun
bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yg tersusun dari ayah, ibu & anak. Ayah &
ibu dlm melaksanakan tanggung jawab sebagai manusia tua & mampu memenuhi tugas
sebagai pendidik. Oleh sebab 1tu keluarga mempunyai peranan yg besar dlm mempengaruhi
kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, & yg
paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya ialah ibu. Peran seorang ibu dlm keluarga
terutama anak ialah mendidik & menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, oleh
anak tidak jauh dari pengamatan manusia tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2003, h.27).
Peranan ibu terhadap anak ialah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dlm kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
hingga anak yg sudah dilepas tanggung jawabnya / menikah dgn manusia lain seorang ibu
tetap berperan dlm kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari bambang, 1986, h.9)
1. Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini diberdayakan oleh para pengelola program
dlm lingkungan kesehatan yg tersusun dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indicator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis :
Indikatorini dimasksudnya untuk motivasi & komunikasi kemajuan maupun kasus
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti &
mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dlm aneka
tingkat administradi, yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dlm pemamtauan secara teknis memodifikasinya
menjadi indicator pemerataan pelayanan yg lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
PENDAHULUAN
Kesehatan ibu dan anak menjadi target utama dalam Tujuan pembangunan Milenium
(MDGs) tepatnya pada tujuan 4 dan tujuan 5 yaitu menurunkan angka kematian Anak dan
meningkatkan Kesehatan ibu. Program Kesehatanibu dan anak menjadi sangat penting karena
ibu dan anak merupakan unsur pembangun unsur penting pembangunan.
Kesehatan wanita dalam siklus kehidupan dipengaruhi oleh faktor biologi, budaya, perilaku
dan sosial. Mortalitas dan morbiditas pada wanita lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
biologi. Salah satu peran faktor biologi adalah hormon. Dalam siklus kehidupan dan
reproduksi peran hormon tersebut mempengaruhi kondisi kesehatan wanita.
Wanita dalam masa usia reproduksi yaitu usia 15 – 45 tahun dari pubertas sampai menopouse
tidak terlepas dari peran hormon estrogen. Hormon estrogen ini akan mengalami penurunan
sejalan dengan bertambahnya usia. Dampak dari penurunan hormon ini mempengaruhi
kesehatan wanita.
Selain faktor biologi terdapat faktor Faktor confounding yaitu kesehatan fisik, genetik,
paparan lingkungan, diet dan akses kepada pelayanan kesehatan.
II. PENGERTIAN
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon
rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Berikut ini adalah permasalahan kesehatan ibu dan anak dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan:
a) Bayi laki-laki lebih banyak yang dilahirkan dibandingkan dengan wanita karena adanya
seleksi jenis kelamin dan tidak adekuatnya pelaporan dari regristrasi kelahiran.
b) Kematian pada masa infant memiliki resiko pada minggu pertama oleh karena
– Komplikasi kehamilan
– Premature
– BBLR
– Tidak adekuat prenatal care
c) Faktor penyebab tidak langsung kesakitan dan kematian pada Infant adalah kemiskinan,
tidak adekuat dukungan sosial dan kurang akses ke pelayanan kesehatan.
a) Resiko kematian 2 kali pada anak usia 1-4 tahun dibandingkan usia 5-14 tahun
b) Adanya perlakuan giskriminasi gender sebagai contoh bayi wanita lebih cepat disapih
sehingga mempunyai resiko kontaminasi makanan, resiko kekurangan nutrisi, kurang akses
ke pelayanan kesehatan dan pengobatan.
c) Resiko morbiditas dan mortalitas karena kondisi Infeksi, terserang Parasit ISPA,
kelainan kongenital, cedera dan keracunan.
a) Merupakan turbulance stage dalam siklus kehidupan karena pada masa remaja terjadi
perubahan fisiologis, psikologis dan sosial.
Perubahan yang terjadi dipengaruhi proses adapatasi dari peran hormon.
b) Resiko morbiditas dan mortalitas oleh perilaku seperti cedera dan keracunan.
Morbiditas disebabkan oleh:
– STD/PMS (sexual Transmitted disease)
– HIV/AIDS
c) Peran penting dari faktor sosial yaitu ekspektasi peran gender pada remaja :
Laki-laki dengan gambaran fisik tinggi dan atletis;
Wanita dengan gambaran kurus, langsing berresiko kurang gizi, anoreksia, bulimia;
d) Target konsumen seperti rokok, obat-obatan, alkohol, sport (motor, mobil).
1. Masa Dewasa
b) Perubahan endokrin yang menimbulkan gejala rasa panas pada wajah, atropy vagina,
penambahan berat badan, insomnia, perubahan mood dan depresi
1. Menoupouse
• Reaksi obat
• Ketidakseimbangan fungsi kognitif dan motorik
• Insomnia
• Gangguan afektif
• Resiko bunuh diri
1. Usia reproduktif
– Unplanned pregnancy
– Penyakit menular seksual (STDs) dan AIDS
– Aborsi
– Komplikasi kehamilan
– Malnutrisi khususnya defisiensi Fe
1. Post reproduksi
– Penyakit kardiovaskuler
– Kanker gynaecology
– Osteoporosis
– Osteoartritis
– Diabetes mellitus
Dari seluruh permasalahan kesehatan dalam rentang kehidupan faktor kekerasan berbasis
gender, paparan masalah kesehatan dan lingkungan kerja dan depresi merupakan faktor
penyebab yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan dan reproduksi wanita.
IV. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau
mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat
2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
1. Tujuan Khusus
a) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.
b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di sekolah TK.
c) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu menyusui.
d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan anak balita.
e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama
melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah.
d) Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi.
e) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
f) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam
penyakit ringan.
g) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
h) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses
fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
1. Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat,
khususnya untuk membantu ibu hamil saat bersalin.
2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka
kematian maternal.
3. Upaya untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat dalam
menolong perempuan saat hamil dan persalinan.
4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh
tenaga kesehatan profesional.
5. Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi
masalah mereka sendiri.
6. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan maternal.
7. Upaya untuk melibatkan semua pemanggku kepentingan (stakeholders) dalam
mengatasi masalah kesehatan
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut
ini
Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi mereka
dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan pendekatan belajar
dan melakukan aksi bersama secara partisipatif (Participatory Learning and Action -PLA).
Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola
berbagai komponen, kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang
memiliki pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini
juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir
dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka.
Ini adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi untuk
meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah diri
mereka secara individual dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang
mereka miliki dari energi dan kekuatan mereka (Hartock, 1981).
Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses
fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga
yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang
konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif.
Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan
menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA ini.
Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaan kegiatan KIA serta alat
untuk motivasi dan komunikasi kepada sektor lain yang terkait dan dipergunakan untuk
pemantauan program KIA secara teknis maupun non teknis.
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yangterdiri
dari :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga dimengerti dan
mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai
tingkat administrasi, yaitu :
Untuk ini dipilih indikator AKSES (jangkauan) dalam pemantauan secara teknis
memodifikasinya menjadi indikator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara teknis dengan
memodifikasinya menjadi indikator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa serta dipergunakan
dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desa mana yang masih
ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari
para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian
sumber daya setempat yang diperlukan.
Pada buku Kesehatan Ibu dan Anak dalam Milenium Development Goals Usaha kesehatan
ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,. Ibu menyusui dan balita serta anak pra sekolah
Tujuan usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) antara lain adalah :
1. Untuk memberikan pelayanan Kesehatan kepada ibu-ibu secara teratur dan terus
menerus pada waktu sakit dan sembuh pada masa antepartum, intrapartum, post
partum dan masa menyusui serta pemeliharaan anak anak dari mulai lahir sampai
masa pra sekolah
2. KB diberikan pada ibu – ibu atau suami suami yang membutuhkan
3. Usaha KIA mengadakan integrasi ke dalam “general health services” (Pelayanan
kesehatan menyeluruh) dan mengadakan kerjasama serta koordinasi dengan lain lain
dinas kesehatan.
4. Usaha KIA mencari dan mengumpulkan masalah masalah mengenai ibu, bayi, dan
anak untuk dicari penyelesaiannya
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium
Development Goals (MDGs).YogyakartaNuha Medika.
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau
mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat
2010, serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
3. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan
sebagainya.
4. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di
sekolah TK.
5. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifasdan ibu menyusui.
6. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan anak balita.
7. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama
melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
Sejarah Perkembangan
Tahun 1952 : Pemgembangan balai kesehatan ibu dan anak ( KIA ) mulai dirintis
dengan didirikannya Direktorat KIA di lingkungan kementrian kesehatan RI.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi semua orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Indikator derajat kesehatan dapat dinilai dari angka kematian bayi (AKB), angka kematian
ibu (AKI), umur harapan hidup dan angka kematian balita (Depkes Rl, 1991). OIeh karena
itu, persalinan ibu hams mendapatkan fasilitas dan partisifasi seperti tenaga profesional,
pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat setempat dan lainnya.
Kematian ibu atau kematian maternal saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
reproduksi yang sangat penting. Tingginya angka kematian maternal mempunyai dampak
yang besar terhadap keluarga dan masyarakat (L. Ratna Budiarso et al, 1996). Kematian
seorang wanita saat melahirkan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup bayinya, karena
bayi yang bersangkutan akan mengalami nasib yang sama dan keluarganya bercerai berai (L.
Ratna Budiarso et al, 1990). Oleh karena itu angka kematian maternal dapat digunakan
sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, khususnya indikator kesehatan ibu.
Angka kematian maternal di Indonesia dewasa ini masih tinggi. Menurut data SKRT tahun
2001, 90 % penyebab kematian ibu karena adanya komplikasi dan 28 % diantaranya terjadi
pendarahan dimasa kehamilan dan persalinan.(Resty K. 2000)
Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara-negara maju, maka angka
kematian ibu/maternal di Indonesia adalah sekitar 3-6 kali AKI negara ASEAN dan lebih dari
50 kali AKI negara maju (Anonimus, 1996/1997).
Pola penyakit penyebab kematian ibu 84% karena komplikasi obstetrik langsung dan
didominasi oleh trias klasik, yaitu perdarahan (46,7 %), toxemia (14,5%) dan infeksi (8%).
Kasus perdarahan yang paling banyak adalah perdarahan postpartum akibat uri tunggal,
sedangkan infeksi umunya merupakan komplikasi akibat ketuban pecah dini, robekan jalan
lahir, persalinan macet serta perdarahan (Sarimawar Djaja et al, 1997). Faktor yang turut
melatar belakangi kematian maternal adalah usia ibu pada waktu hamil tcrlalu muda ( <> 35
tahun), jumlah anak terlalu banyak (> 4 orang) dan jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun
(Depkes RI, 1994).
Berikut ini adalah makanan yang baik untuk ibu hamil:
Apa saja cara perawatan bayi di dalam kandungan yang bisa anda terapkan?
Ibu hamil harus senantiasa mendapatkan asupan makanan yang sehat dan bergizi. Asupan
makanan ini justru haru lebih banyak, karena nutrisi yang didapatkan dari makanan akan
dibagikan juga kepada janin di dalam kandungannya. Jangan sekali-kali mengkonsumsi
makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa saja meracuni buah hati Anda.
Jauhkan diri dari kebiasaan merokok, termasuk menghindari lingkungan yang penuh dengan
asap rokok. Karena perokok pasif akan menghirup racun yang lebih berbahaya. Racun yang
terdapat di asap rokok akan masuk ke dalam tubuh ibu hamil dan mengkontaminasi janin di
dalam kandungan.
Kebutuhan cairan tubuh juga harus terpenuhi, oleh karenanya sedikitnya dalam sehari ibu
hamil mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas atau 2 liter dalam sehari. Bila ibu hamil
menderita dehidrasi maka sangat berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Jika ibu hamil merasa lemas karena kekurangan darah bisa mengonsumsi
suplemen penambah darah. Vitamin asam folat juga bisa dikonsumsi ibu hamil agar janin
bisa berkembang lebih sehat.
Supaya masa kehamilan Anda bisa terpantau dengan baik, maka Anda tidak perlu ragu untuk
selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan. Tujuannya untuk memastikan kesehatan Anda
tidak terganggu, termasuk tumbuh kembang buah hati Anda. Dengan begitu Anda bisa
menghadapi masa persalinan dengan lebih siap.
Definisi:
Bayi BBLR = berat lahir kurang dari 2500 gram atau ukuran LILA < 9,5 cm atau LIDA < 29,5 cm. Bayi
risiko tinggi: asfiksia, trauma lahir, pnemonia berat, BBLR, menderita Tetanus Neonatorum. Anak
balita risiko tinggi: balita tinggal di keluarga dengan penderita TB atau kusta, HIV, balita dengan
kelainan tumbuh kembang, balita dengan kelainan gizi. Usila risiko tinggi: umur > 70 tahun yang
sakit, cacat, pasca perawatan, pasca stroke, dimensia.
% penduduk WUS (15-45 tahun) di Kabupaten Kampar menurut resiko KEK = 5,6%
IBU HAMIL
Rumus BB ideal ibu hamil (BBIH) = BBI + (UH x 0.35)
Dimana penjelasannya adalah
• BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
o BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
o (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm
o Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk
orang Eropa dan disesuaikan olehKatsura untuk orang Indonesia.
• UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,
o Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat
dengan dini diketahui.
• 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil
nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg
o Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih
ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
Usia kehamilan:
• Trimester I : 0-14 mgg
• Trimester II : 14-28 mgg
• Trimester III: 28-42 mgg
Jumlah kunjungan K1 ibu hamil = jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan baik di
dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
yang ditetapkan.
Jumlah kunjungan K4 ibu hamil = jumlah kontak keempat atau lebih ibu hamil dengan tenaga
kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan , TERKECUALI TERHADAP IBU HAMIL
DENGAN FAKTOR RISIKO DAN RISIKO. Untuk ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko pelayanan
antenatalnya tidak terhingga.
Kehamilan:
• Kehamilan cukup bulan: 40-43 mgg
• Kehamilan prematur : 28-36 mgg
• Kehamilan postmatur/serotinus: > 43mgg
PERSALINAN NORMAL
Proses Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
1. Kala I : Kala pembukaan serviks
o Fase Laten: 8 jam, sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah dan jarang
o Fase aktif
- Fase akselerasi: 2 jam, dg pembukaan 2-3 cm
- Fase dilatasi max: 2 jam, dg pembukaan 4-9 cm
- Fase deselerasi: 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His
tiap 3-4 menit selama 45 detik
Total 14 jam pada primigravida
2. Kala II : Kala pengeluaran
• Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar.
• His terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik.
• Janin keluar sampai lahir karena kekuatan his dan kekuatan mengedan
• Nilai APGAR score!
Pada primigravida berlangsung 1,5 jam sedang multigravida 0,5 jam
Buku KIA
- Menyediakan informasi tentang kesehatan dan gizi ibu dan anak di tingkat
keluarga
- Meningkatkan komunikasi antara petugas dan ibu/keluarga mengenai KIA
- Meningkatkan jangkauan & kualitas pelayanan KIA yang paripurna dan
berkesinambungan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu kegiatan yang
difasilitasi oleh BdD dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu hamil,
termasuk perencanaan pemakaian Alat Kontrasepsi Paska Persalinan dengan menggunakan stiker
sebagai media notifikasi sasaran untuk menigkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir serta KB.
Tujuan P4K:
Tujuan umum
Meningkatkan Persalinan oleh Kesehatan terlatih sehingga menjamin
keselamatan ibu hamil dalam persalinan dan menurunkan ‘unmet need’ KB pada
ibu hamil
Tujuan Khusus:
- Dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh Suami, keluarga, masyarakat
luas
- Meningkatnya ketrampilan SPK 8 saat ANC oleh bidan
- Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami,
keluarga dgn bidan
- Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan yang
disepakati oleh ibu hamil, suami, keluarga dan Bidan
- Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal, kader, dukun bayi dll dalam rencana persalinan & KB
setelah melahirkan sesuai dengan perannya masing-masing.
Adanya dukungan sukarela dari keluarga dan masyarakat dalam perencanaan
persiapan persalinan dalam hal biaya, sarana transportasi, donor darah
dan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses persalinan termasuk
menghadapi kegawat daruratan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir.
- Memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi & kader.
Kegiatan selanjutnya KESEPAKATAN antara IBU HAMIL dengan BIDAN dan diketahui oleh keluarga
yang berisikan :
1. Yang akan membantu persalinan adalah Bidan/tenaga kesehatan yang
berkompeten
2. Persiapan biaya persalinan
3. Persiapan transportasi/kendaraan
4. Metode KB yang dipergunakan setelah melahirkan
5. Siapa pendonor darah.
Semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal
taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi
dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas
dapat dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan ibu tersebut
berjalan dengan aman dan selamat. Kegiatan ini merupakan penguatan terwujudnya Desa Siaga
melalui upaya mengenali dan melakukan pencatatan data kehamilan yang ada di desa, serta
memberikan Stiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi kepada setiap ibu hamil di
rumahnya agar masyarakat sekitar mengetahui keberadaan ibu hamil di wilayah mereka dan dapat
dipantau bidan secara intensif. Selain itu, stiker ini juga bertujuan untuk meningkatkan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan, membentuk kelompok donor darah agar ada jaminan
ketersediaan darah yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila terjadi perdarahan pada ibu hamil,
bersalin dan nifas, merencanakan dan menyiapkan sistem angkutan desa untuk menangani kasus
darurat pada saat persalinan apabila diperlukan rujukan, serta merencanakan pengumpulan dana
dan menginformasikan ketersediaan bantuan Jamkesmas bagi yang membutuhkan. Stiker dilepaskan
sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan aman dan selamat.
Ibu hamil berisiko adalah Ibu hamil berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan risiko
tinggi.
Faktor risiko :
Faktor risiko adalah kehamilan normal yang mempunyai resiko kehamilan, namun tidak secara
langsung meningkatkan risiko kematian ibu.
Ibu hamil dengan faktor resiko:
1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 Tahun.
2. Hamil > 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun. 4. Tinggi badan < 145 cm. 5. Berat
badan < 38 kg atau LILA < 23,5 cm 6. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital 7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
EMPAT TERLALU: - Terlalu muda melahirkan - Terlalu sering melahirkan - Terlalu rapat jarak
melahirkan - Terlalu tua melahirkan Risiko tinggi/komplikasi suatu keadaan penyimpangan dari
normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Ibu hamil
dengan resiko tinggi: 1. Hb < 8gr% 2. Tekanan darah tinggi (sistole > 150 mmHg, diastole > 90 mmHg)
3. Edema nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Persalinan prematur
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar.
13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal, dll.
14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah caesar dan komplikasi kehamilan.
Tujuan:
Menggeser peran dukun bayi dalam pertolongan persalinan sebagai mitra bidan, yang semula
sebagai penolong persalinan menjadi kegiatan perawatan bayi dan ibu setelah persalinan.
Kemitraan Bidan dan Dukun merupakan bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara bidan
dan dukun.
Diharapkan seluruh pertolongan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kemampuan dan keterampilan khusus dalam pertolongan persalinan dengan tetap melibatkan
dukun pada kegiatan yang terbatas dan tidak membahayakan ibu dan bayinya.
Dalam kerja sama:
1. Ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing anggota:
- Dukun bayi dan bidan sepakat bermitra dalam menolong persalinan
- Dukun bayi tidak boleh menolong persalinan sendiri dan harus memanggil bidan desa bila
menolong persalinan
- Dukun bayi tidak boleh periksa dalam
- Dukun bayi tidak boleh langsung memandikan bayi vbaru lahir
- Pembayaran persalinan dilakukan sendiri oleh ibu/keluarga pasien
- Untuk pasien maskin bidan desa dibyar melalui Jamkesmas, sedang dukun bayi boleh seikhlas
pasien
- Setiap bumil yang kunjungan pertama ke dukun, harus dirujuk ke bidan desa
- Apabila dukun menolong persalinan sendiri, sangsinya adalah menyerahkan
menyerahkan sebagian biaya persalinan ke bidan desa
- Dukun bayi bersedia arisan setiap bulan.
2. Peninjauan kembali terhadap kesepakatan yang telah dibuat
3. Saling berbagi dalam resiko maupun manfaat yang diperoleh.
Tiga keterlambatan:
1. Terlambat mengenali tanda bahaya obsterik dan terlambat mengambil keputusan
karena rendahnya tingkat pendidikan
2. Terlambat merujuk karena faktor geografi, ketersediaan transportasi yang
terbatas dan dana
3. Terlambat mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan karena masih
kurangnya tenaga terampil mulai bidan desa dan tim Puskesmas yang belum
mampu memberikan PONED dan belum ada RS ponek.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyebab langsung kematian ibu
diantaranya adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi puerpurium (8%),
partus lama (5%), dan abortus (5%), trauma obstertrik (5%), emboli obstetrik (3%), lain-lain (11%).
Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia diantaranya asfiksia (27%), berat bayi
baru lahir rendah (29%), tetanus neonatorum (10%), masalah pemberian makanan (10%), gangguan
hematologik (6%), infeksi (5%), dan lain-lain (13%).
Komplikasi kehamilan: hiperemesis, eklampsia, infeksi, perdarahan, dll
- Perdarahan: 28 % kematian ibu dan 60%nya (35% - 40% total kematian) karena perdarahan
postpartum ® 50%nya dapat dicegah dgn manajemen aktif kala III persalinan normal (Prev & prom)
- Sepsis: 11% kematian ibu ® dapat dicegah dgn persalinan bersih (Prev & prom)
- Gangguan pernafasan dan kardivaskuler serta kematian neonatal yang berhubungan dengan
persalinan ® dapat dicegah dengan persalinan aman dan bersih
Audit Perinatal:
- BBLR
- Tetanus Neonatorum
- Asfiksia
- Hipotermi
- Kasus lain perinatal
Vitamin A Profilaksis
Guna: mencegah peradarahan otak (PDVK)
Dosis:
- IM = 1 mg dosis tunggal
- Oral = 3 x 2 mg diberikan sewaktu BBL, usia 3-7 hari dan 1-2 bulan.
Kunjungan Nifas (Bufas) adalah adalah kontak ibu nifas dgn tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan.
Kunjungan nifas bisa dikatakan lengkap telah dilakukan bila kunjungan telah dilaksanakan 3 kali:
- Bufas 1 = 6 jam post partum s/d 24 jam pp
- Bufas 2 =hari ke-2 s/d hari ke-7
- Bufas 3 = hari ke-8 s/d 42 hari
sudah dapat tablet Fe dan Vit A dlm 24 jam postpartum.
Pada bulan Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Group (IVACG) mengeluarkan
rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua kapsul dosis tinggi
@ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua
diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu seteah
melahirkan.
Apa manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas?
a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI).
b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit karena infeksi.
c. Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan.
Mengapa ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A?
a. Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.
b. Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh.
c. Pemberian 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari.
d. Pemberian 2 (dua) kapsul vitamin A 200.000 SI diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A
dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Penyebab rendahnya cakupan vit A Ibu nifas: Stok vit A kurang tersedia setiap saat, ketersediaan vit
A pd bulan Feb – Agt tidak mencukupi karena banyak kapsul vit A yg kadaluarsa/expired.
Kunjungan Neonatal (KN) adalah Kunjungan Neonatal adalah kontak neonatal dgn tenaga kesehatan
untuk mendapatkan palayanan dan pemeriksaan kesehatan.
KN1 = 6 jam postpartum vit K1s/d hari ke-3
vit K2KN2 = Hari ke-4 s/d hari ke-7
vit K3KN3 = Hari ke-8 – 28 hari
Pertolongan persalinan tidak termasuk KN.
Kunjungan bayi:
- Imunisasi
- SDIDTK
- Asi Eksklusif
- Pemberian Vit A
- Pengobatan/rujukan
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi
dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
3.2 Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah KIA ini, memberikan manfaat bagi kita semua,
dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli dari bambang, 1986, h.9
http://creasoft.wordpress.com
http://www.slideshare.net
http://ayubiedary.blogspot.com/2013/04/perkembangan-sistem-pelayanan-kesehatan.html
http://kia029.blogspot.com/