Anda di halaman 1dari 17

Resume

Banyak warga terutama yang warga berusia lanjut atau lansia berkeliaran dijalanan, warga
lansia yang serharusnya diam bersama keluarganya banyak yang berkeliaran dijalanan,
bahkan para lansia ini ada yang diusir oleh keluarganya sendiri, di sanalah Pemerintah
menyediakan suatu tempat khusus untuk menampung warga-warga yang terlantar yang
bernama Panti sosial dimana tempat ini dikelola oleh Dinas Sosial , namun terdapat tempat
khusus untuk menampung warga yang sudah berusia lanjut atau warga lansia yaitu tempat
bernama Panti Wredha. Di Panti Sosial lansia yang terjaring akan dikumpulkan terlebih
dahulu untuk memantau dan mendalami permasalahan lansia sebelum di tindak lanjuti,
banyak lansia yang memiliki masalah kesehatan, namun ditempat penampungan ini tidak
memiliki penangganan kesehatan yang memadai untuk mengatasi permasalahan kesehatan
lansia-lansia yang berada ditempat ini, bermacam-macam permasahalan yang ada pada
lansia, terdapat lansia yang memiliki masalah ingatan atau alzaimer, adapun lansia yang
diusir oleh keluarga, dikarenakan keluarga tidak ingin ber urusan dengan lansia yang
bersangkutan, Dinas Kesehatan beralasan penangganan lansia dapat dilakukan jika lansia
memiliki indentitas ataupun KTP untuk mencocokan dengan data yang ada di BPJS
Pemerintah agar dapat penangganan medis yang sesuai, beberapa diantaranya memiliki
masalah kesehatan yang bermacam-macam seperti masalah pernafasan, masalah
pencernaan, diabetes dll, namun diantaranya para lansia sebagian besar tidak memiliki
indentitas yang sesuai untuk pencocokan data, oleh karena itulah banyak lansia yang tidak
dapat menerima penangganan medis yang sesuai. Di Panti Sosial, Dinas Kesehatan hanya
menyediakan dua perawat yang berkerja secara bergantian dan dokter dari Puskesmas yang
datang 1x Seminggu. Di Panti sosial kapasitas yang ditentukan melebihi dari yang seharusnya
karena banyaknya lansia yang terlantar dan tidak kunjung dipindakan dengan alasan
tertentu, hal ini menyebabkan fasilitas yang diberikan oleh Dinas Sosial pun menjadi suatu
hal yang diperebutkan, mulai dari tempat tidur yang harus berbagi dengan yang lain, bahkan
makanan pun menjadi harus dibagi-bagi.
Penghuni Panti Wredha adalah lansia, namun tidak semua lansia berkeinginan untuk tinggal
disana, ada yang kabur dikarenakan tidak sejalan dengan keluarganya, adapun yang
dititipkan oleh keluarga karena merasa tidak mampu untuk merawat, namun ada juga lansia
yang mengajukan dirinya sendiri dikarenakan merasa tidak ingin menyusahkan keluarga
dalam mengurus dirinya. Sebelum masuk ke Panti Wredha, warga lansia yang memiliki
masalah kejiwaan akan ditampung sementara di Panti rehabilitas lalu masuk ke Panti pre
rehabilitas untuk menunggu adanya tempat kosong atau slot di Panti Wredha karena
penuhnya kapasitas yang tersedia di Panti Wredha, dikarenakan penuhnya kapasistas yang
juga bahkan melebihi kapasitas yang seharusnya fasilitas-fasilitas di Panti Wredha diharuskan
dibagi-bagi dan menetapkan prioritas yang tepat pada warga yang lebih membutuhkan dan
paling layak untuk mendapatkan fasilitas. Untuk mengurangi penambahan warga antrian
menuju Panti Wredha maupun over kapasitas di Panti Sosial, Dinas Sosial berupaya untuk
mencari keluarga dari lansia untuk dikembalikan ke keluarganya. Upaya ini dilakukan dengan
harapan lansia di Panti Sosial dapat berkurang, namun terkadang usaha pengembalian lansia
tidak selalu berjalan dengan lancar, karena berbagai permasalahan seperti alamat yang
salah, maupun lansia yang ditolak oleh keluarganya. Fasilitas yang disediakan DInas Sosial
seharusnya adalah 1 kamar untuk 1 orang, namun karena penuhnya kapasitas yang bahkan
melebihi limit yang seharusnya, lansia diharuskan tidur di lorong-lorong berbagi tempat
dengan yang lain, namun Dinas Sosial tetap memperhatikan kelayakan dari tempat seperti
tempat tidur, pakaian dan makan yang cukup. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk
para lansia yang kesehatannya masih bugar, seperti games, keterampilan dan panggung
gembira. Namun untuk lansia yang kesehatannya tidak lagi bugar, diberikan fasilitas khusus
dan juga pendampingan medis. Salah satu lansia yang tinggal adalah Syumidjo, dimana
dirinya diacuhkan oleh keluarganya dan tinggal di Panti, dirinya di pindahkan ke Panti oleh
keluarganya dengan alasan bahwa Syumidjo menderita penyakit TB, dirinya mengaku
awalnya tidak betah tinggal di Panti, namun lama kelamaan dirinya mulai betah dan senang
tinggal, karena banyak teman-teman yang dapat diajak berbicara.
Panti Wredha adalah tempat dimana lansia dapat hidup dengan tenang dan mandiri, dimana
mereka diharuskan tinggal secara mandiri, salah satu penghuni Panti Wredha adalah Chisma
Wijaya Sukma yang tinggal dengan keinginan sendiri dengan alasan tidak ingin merepotkan
keluarga, dirinya mengaku bahwa dengan tinggal di Panti keluarga tidak perlu repot-repot
mengurus dirinya dan dapat lebih berkonsentrasi dalam urusan keluarganya, drinya
mengatakan dengan tinggal di Panti Wredha dirinya dapat bebas melakukan apapun tanpa
memikirkan waktu ataupun tempat, dirinya pun senang dapat bersosialisasi dengan teman-
teman maupun sobat-sobatnya disana, walaupun keluarga sudah meminta untuk dirinya
pulang dan tinggal bersama keluarga, namun beliau tetap tidak mau, dan memilih tinggal di
Panti Wredha agar hidup mandiri, Panti Wredha sudah berdiri 33 tahun, Syarat untuk
menjadi penghuni dari Panti Wredha adalah Lansia yang akan tinggal memang memiliki
keinginan untuk tinggal sendiri dan mau tinggal mandiri, lalu keluarga memang bertanggung
jawab penuh terhadap lansia yang dititipkan di Panti Wredha, diharapkan trend Panti
Wredha dapat lebih menjadi pilihan daripada membuang lansia, dimana lansia dapat hidup
mandiri dan bebas. Namun saat dilakukan survey, sebagian besar keluarga yang menitipkan
lansia ke Panti Wredha tidak pernah terpikirkan untuk menitipkan orang tuanya ke Panti.

1. Apakah perbedaan Panti Sosial dengan Panti Tresna Wredha?

Panti sosial adalah tempat penampungan sementara warga yang kedapatan terrazia
ataupun didapati berada di jalanan yang memiliki masalah sosial ataupun masalah
lain Panti Tresna Wredha adalah tempat penampungan lansia dimana lansia diberi
tempat tinggal dengan syarat bahwa lansia memang ingin tinggal secara mandiri dan
keluarga pun bertanggung jawab penuh

2. Sebutkan 8 lansia yang diwawancarai dalam video tersebut beserta latar belakang
nya (alasan dirawat)
a. Kristyanto terkena alzaimer
b. Patang diterlantarkan oleh keluarganya
c. Ramelan nurkamal dititipkan oleh keluarga
d. Lisnawati terjaring razia pamong praja, tidak diterima keluarga
e. Chisma Wijaya Sukma tinggal dengan keinginan sendiri tidak ingin merepotkan
keluarga
f. Maryati karena tidak mempunyai saudara
g. Eng Kiang Min (Abenk) bermasalah dengan adik kandungnya
h. Syumidjo Estianom menderita penyakit TB dan diacuhkan keluarga

3. Apakah karakteristik lansia yang di rawat di Panti sosial, Panti Wredha dan rumah
tempat tinggal?

Karkateristik Lansia
Panti Sosial : Lansia yang tinggal memiliki masalahnya masing-masing dan lebih
banyak dikarenakan keluarganya yang membuang ataupun menelantarkan lansia
dengan alasan tidak dapat mengurusi kehidupan orang tuanya dan lansia yang tinggal
ada yang tertampung oleh razia Pamong Praja di sekitaran jalan. Lansia yang tinggal
rata-rata tidak ingin tinggal disana dan lebih memilih untuk pulang kerumah kembali
ke keluarganya, karena merasa tidak betah untuk tinggal di Panti Sosial
Panti Wredha : Lansia yang tinggal banyak oleh karena keinginannya sendiri untuk
tinggal mandiri dan bebas dimana tidak memberatkan keluarga yang mengurusi
dirinya, dan untuk tinggal di Panti Wredha Lansia diharuskan bisa hidup mandiri dan
Keluarga tetap bertanggung jawab penuh terhadap lansia yang keluarga titipkan di
Panti Wredha. Lansia rata-rata senang tinggal disana dikarenakan banyaknya kegiatan
serta teman yang dapat diajak berbicara ataupun bersosialisasi
Rumah Tempat Tinggal : Lansia yang tinggal di rumah tempat tinggal jika bersama
keluarga kondisi mentalnya baik karena masih tetap diperhatikan oleh keluarga,
dirinya pun tetap bisa bersosialisasi dengan keluarga
4. Apa yang menjadi tantangan bagi lansia yang dirawat di Panti Wredha?

Yang menjadi tantangan lansia di Panti Wredha adalah dirinya harus mengurusi
hidupnya secara mandiri dan tidak dapat bersosialisasi dengan keluarganya, adapun
jika Panti Wredha Kapasitasnya melebihi batas maka lansia diharuskan untuk berbagi
tempat dan juga makanan yang disediakan tidak sepenuhnya

5. Apakah risiko masalah kesehatan yang dapat dialami lansia di panti wredha?

Resiko Masalah kesehatan yang dialamin oleh lansia adalah Disfungsi Proses Keluarga
dimana dirinya tidak dapat bertemu dengan anggota keluarganya dan tidak dapat
memenuhi perannya sebagai orang tua

6. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika di rawat oleh keluarga?

Kelebihan : Lansia dapat melakukan aktivitasnya secara bebas tanpa memikirkan


waktu maupun tempat dimana dirinya juga dapat beraktivitas dengan teman-
temannya tanpa memikirkan masalah keluarga yang ada atau merasa terbebani
karena keluarga terganggu.
Kekurangan : Rasa kasih sayang yang di terima oleh lansia berkurang karena tidak
adanya anggota keluarga yang tinggal, juga kesehatan dan kehidupan lansia harus
secara mandiri diurusi oleh dirinya

7. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika dirawat di panti
wredha?
Kelebihan : Lansia yang dirawat oleh keluarga lebih mendapat support penuh
terhadap dirinya, dimana dirinya dapat memberikan pendapat dalam keluarga, juga
dapat memperhatikan dan mengontrol kehidupan keluarganya. Komunikasi dengan
keluarga pun dapat dilakukan secara penuh
Kekurangan : Lansia yang dirawat oleh keluarga tidak sepenuhnya mendapatkan
perhatian oleh keluarga dikarenakan kesibukan-kesibukan masing-masing anggota
keluarga, lansia juga terkadang merasa dirinya diacuhkan oleh kelurga karena
keluarga tidak ada waktu untuk mengurusi dirinya
8. Sebutkan 4 masalah keperawatan yang berisiko dialami lansia ketika dirawat di panti
sosial dan panti wredha? (dibuat dalam bentuk tabel ringkasan diagnosa
keperawatan)

Masalah Ringkasan
Ketidakseimbangan nutrisi: Lansia berpotensi mengalami masalah nutrisi dikarenakan
kurang dari kebutuhan tubuh pola nutrisi yang tidak teratur dimana saat lansia diberi
makan belum tentu lansia akan menghabiskan semua
makanannya, ada kemungkinan lansia membuang
makanannya karena tidak nafsu makan
Gangguan Pola Tidur Lansia di Panti Sosial ataupun di Panti Wredha akan
mengalami susah tidur dikarenakan kondisi lingkungan
yang tidak sesuai dengan lingkungan yang nyaman
menurut dirinya ataupun karena tempat yang menurutnya
kurang layak membuat dirinya tidak dapat berisitrahat
dengan baik
Disfungsi Proses Keluarga Lansia di Panti Sosial ataupun di Panti Wredha akan
merasa bahwa dirinya kurang ternyata tidak berguna
dalam suatu keluarga, lansia akan merasa bahwa dirinya
tidak dapat memenuhi tugasnya sebagai orang tua dalam
sebuah keluarga dimana seharusnya dirinya dapat menjadi
contoh ataupun yang dapat menasehati anggota keluarga
lain
Risiko kekurangan volume Lansia yang berada di Panti Sosial dan di Panti Wredha
cairan berkemungkinan memiliki masalah kekurangan volume
cairan dimana mungkin saja dirinya lupa bahwa kebutuhan
cairan sangat penting, kemungkinan dirinya lupa untuk
minum sesuai dengan kebutuhan yang ada, karena tidak
ada keluarga yang mengingatkan lansia untuk memenuhi
kebutuhan cairannya dengan minum

9. Sebutkan trend perawatan lansia di Indonesia berdasarkan video tersebut?

Trend Perawatan Lansia di Indonesia mulai mengikuti trend luar negeri dimana
keluarga menitipkan lansia di Panti Wredha dimana hal ini adalah keinginan dari
lansia itu sendiri, hal ini dibuktikan bahwa sebagian besar lansia yang berpendidikan
tinggi langsung mengajukan dirinya untuk tinggal di Panti Wredha dengan alasan
tidak ingin menyusahkan keluarga dan ingin hidup mandiri dan bebas
10. Jelaskan 5 aspek etik yang harus diperhatikan perawat pada saat merawat lansia di
panti sosial dan panti wredha berdasarkan video tersebut ?
5 Aspek etik yang perlu diperhatikan dalam video tersebut adalah
Perawat dan Klien : Perawat harus selalu senantiasa mendampingi lansia, tidak
membeda-bedakan apapun perbedaan yang ada pada lansia, juga memberikan
asuhan keperawatan yang sesuai kepada lansia
Perawat dan Praktik : Perawat harus senantiasa memelihara mutu pelayanan dari
Panti Sosial maupun Panti Wredha dimana perawat menjungjung tinggi nilai profesi
dengan berkerja secara professional
Perawat dan Masyarakat : Perawat dalam mengemban tugas harus bertanggung
jawab bersama terhadap dukungan-dukungan dalam memenuhi kebutuhan para
lansia
Perawat dan Teman Sejawat : Perawat harus senantiasa membina hubungan yang
baik terhadap sesame perawat maupun tenaga medis lainnya yang berada di Panti
Sosial Maupun Panti Wredha untuk meningkatkan kualitas pelayananan yang dapat
diberikan kepada lansia
Perawat dan Profesi : Perawat perlu berperan aktif dalam pengembangan profesi
perawat pada Panti Sosial maupun Panti Wredha dan juga menentukan standar
pendidikan dan pelayanan yang tepat pada Panti Sosial maupun Panti Wredha
11. Jelaskan Peran Perawat dalam merawat lansia di panti wredha?

Peran perawat dalam merawat lansia di Panti Wredha adalah dengan


mengembangkan dan membangun kreativitas dengan lansia, dikarenakan semakin
lanjut usia seseorang atau semakin tua seseorang makan kreaktivitasnya pun akan
semakin berkurang, disinilah perawat berperan untuk meningkatkan kreativitas dari
lansia

12. Jelaskan Peran Perawat dalam merawat lansia di lingkup keluarga?

Peran perawat dalam merawat lansia di lingkup keluarga adalah dengan memberikan
motivasi pada keluarga untuk menjadi care giver utama pada lansia, lansia butuh
bantuan dalam beraktifitas, baik bantuan ringan maupun bantuan yang sifatnya
sangat tergantung. Aktifitas yang cukup dan tepat, dapat meningkatkan kulitas hidup
lansia. Keluarga sebagai care giver, memiliki peran dalam pengelolaan aktifitas lansia.
Lansia dengan kecenderungan pasif dan tidak menikmati kehidupannya akan mudah
terserang penyakit. Hal ini, merupakan salah satu peran perawat untuk membina
keluarga dan lansia, sehingga kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup lansia
dapat terpenuhi dengan baik.
Dx Keperawatan POLA TIDUR, GANGGUAN

Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor


eksternal

Batasan karakteristik Subjektif


 Ketidakpuasan dengan tidur
 Menyatakan terbangun
 Menyatakan ada kesulitan untuk tidur
 Menyatakan tidak istirahat yang cukup
Objektif
 Perubahan pola tidur normal
 Kemungkinan batasan karakteristik lain
 Lingkar hitam dibawah mata
 Penurunan rentang perhatian
 Sering tidur siang
 Sering menguap
 Lesu

Pengkajian  Kaji adanya gejala Deprivasi tidur dan Insomnia,


seperti Konfusi akut, agitasi, ansietas, gangguan
perseptual, reaksi lambat, dan iritabilitas
 Indentifikasi faktor lingkungan
 Peningkatan Tidur (NIC)
Tentukan efek medikasi pasien pada pola tidur
Tentukan Pola Tidur/aktifitas pasien
Pantau/cata pola tidur pasien dan jumlah waktu tidur

Faktor yg berhubungan  Kelembapan lingkungan


 Suhu lingkungan
 Tanggung jawab pemberi asuhan
 Kurang kendali tidur
 Kurang privasi tidur
 Lampu
 Bising
 Pasangan tidur
Alternatif Dx (Saran  Keletihan
Penggunaan)  Insomnia
 Deprivasi tidur

Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:: Menunjukkan tidur, yang


dibuktikan oleh indikator tidak mengalami gangguan tidur
Tujuan Jangka Pendek (SMART): Menunjukkan tidur,
yang dibuktikan oleh indikator tidak mengalami gangguan
tidur
Kriteria Hasil
 Perasaan segar setelah tidur
 Pola dan kualitas tidur membaik
 Rutinitas tidur membaik
 Terjaga pada waktu yang tepat

Intervensi (NIC) Manajemen Energi : mengatur penggunaan energi untuk


mengatasi atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan
fungsi
Manajemen Lingkungan : Memanipulasi lingkungan
pasien untuk manfaat terapeutik, pertimbangan sensori, dan
kesejahteraan psikologis
Terapi Relaksasi : Memanfaatkan teknik untuk
meningkatkan dan memperoleh relaksasi untuk tujuan
mengurangi tanda dan gejala yang tidak diinginkan seperti
nyeri, ketegangan otot, atau ansietas
Peningkatan Tidur : Menfasilitasi siklus tidur bangun
yang teratur

Dx Keperawatan VOLUME CAIRAN, RESIKO


KETIDAKSEIMBANGAN

Definisi Resiko penurunan, peningkatan, atau perpindahan secara


cepat cairan intravascular, interstisial dan intraseluler satu
ke yang lain yang dapat memperburuk kesehatan, Diagnosis
ini merujuk pada kehilangan atau kelebihan (atau keduanya)
cairan tubuh)

Batasan karakteristik Subjektif


 Haus
Objektif
 Perubahan status mental
 Penurunan tekanan darah, penurunan volume dan
tekanan nadi
 Penurunan tugor kulit dand lidah
 Penurunan haluaran urine
 Penurunan pengisian vena
 Kulit dan membrane mukosa kering
 Suhu tubuh meningkatan

Pengkajian  Minta untuk menjelaskan warna, jumlah dan


frekuensi cairan yang keluar
 Kaji dan antisipasi faktor yang dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan cairan
 Timbang berat badan setiap hari

Faktor yg berhubungan  Kehilangan volume cairan aktif


 Kegagalan mekanisme pengaturan
 Asupan cairan yang tidak adekuat sekunder

Alternatif Dx (Saran  Keseimbangan cairan, kesiapan untuk meningkatkan


Penggunaan)  Volume cairran, resiko kekurangan
 Volume cairan, resiko kelebihan

Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang: Kekurangan volume cairan akan
teratasi, dibuktikan oleh keseimbangan Cairan, Hidrasi
yang adekuat, dan Status Nutrisi: Asupan Makanan dan
Cairan yang adekuat
Keseimbangan cairan : keseimbangan air dalam
kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh
Tujuan Jangka Pendek (SMART): Hidrasi : Jumlah air
dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh yang
adekuat
Kriteria Hasil
 Terkanan Darah dalam batas normal
 Denyut nadi radial
 Nadi perifer normal
 Berat badan stabil

Intervensi (NIC) Pemantauan Cairan : Mengumpulkan dan menganalisis


data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan
Manajemen Cairan/Elektrolit : Mengatur dan mencegah
komplikasi akibat perubahan kadar cairan dan elektrolit

Dx Keperawatan Nutrisi, Ketidakseimbangan : Kurang Dari Kebutuhan


Tubuh

Definisi Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk nemenuhi kebutuhan


metabolik

Batasan karakteristik Berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal untuk tinggi badan dan rangka tubug
Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik
kalori total maupun zat gizi tertentu

Pengkajian  Tentukan motivasi pasien untuk mengubah


kebiasaan makan
 Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
 Pantau nilai laboratorium, khususnya transferrin
albumin, dan elektrolit
 Manajemen Nutrisi (NIC)
Ketahui Makanan kesukaan pasien
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan
asupan
Timbang pasien pada interval yang tepat
Faktor yg berhubungan  Ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna
makanan atau menyerap nutrient akibat faktor
biologis, psikologis, atau ekonomi,
 Ketergantungan zat kimia
 Penyakit kronis
 Kesulitan mengunyah atau menelan
 Faktor ekonomi
 Intoleransi makanan
 Kebutuhan metabolic tinggi
 Kurang pengetahuan tentang nutrisi
 Akses terhadap makanan terbatas
 Hilang nafsu makan
 Mual dan muntah
 Gangguan psikologis

Alternatif Dx (Saran  Mual


Penggunaan)  Kerusakan Gigi
 Defisit perawatan diri : Makan
 Gangguan Menelan

Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:: Memperlihatkan Status Nutrisi,


yang dibuktikan oleh Asupan Gizi seimbang
Tujuan Jangka Pendek (SMART): Memperlihatkan Status
Nutrisi, yang dibuktikan oleh Asupan Gizi seimbang
Kriteria Hasil
 Pasien dapat mempertahankan massa tubuh dan
berat badan dalam batas normal
 Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
 Melaporkan tingkat energi yang adekuat
 Menoleransi diet yang dianjurkan

Intervensi (NIC) Manajemen Nutrisi : Membantu atau menyediakan asupan


nakanan dan cairan diet seimbang
Terapi Nutrisi : Pemberian makanan dan cairan untk
mendukung proses metabolic pasien yang malnutrisi atau
berisiko tinggi terhadap malnutrisi
Konseling nutrisi : Menggunakan proses bantuan interaktif
yang berfokus pada kebutuhan untuk modifikasi diet
Pemantauan Nutrisi : Mengumpulkan dan menganalisis
data pasien untuk mencegah dan meminimalkan kurang gizi

Dx Keperawatan PROSES KELUARGA, DISFUNGSI

Definisi Disorganisasi kronik fungsi psikososial, spiritual, dan


fisiologis unit keluarga yang menimbulkan konflik,
penyangkalan masalah, keengganan untuk berubah,
ketidakefektifan pemecahan masalah, dan rangkaian krisis
yang tidak berujung

Batasan karakteristik Prilaku


 Agitasi
 Menyalahkan
 Melanggar janji
 Dukacita
 Menghindari konflik
Perasaan
 Pengabaian
 Kemarahan
 Ansietas, Ketegangan, Distres
 Tidak dicintai
 Menurunnya harga diri dan tidak berharga
 Keputusasaan
Peran dan hubungan
 Perubahan fungsi peran dan gangguan peran
keluarga
 Masalah keluarga yang kronis
 Keluarga tidak menunjukkan penghargaan terhadap
individu dan otonom anggota keluarga

Pengkajian Identifikasi sifat dukungan spiritual untuk keluarga


Pastikan apakah hubungan saling ketergantungan ada dalam
keluarga

Faktor yg berhubungan  Riwayat keluarga resisten terhadap penangganan


 Keterampilan koping yang tidak adekuat
 Kurangnya keterampilan dalam menyelesaikan
masalah
 Kepribadian adiktif

Alternatif Dx (Saran Koping : Keluarga, penurunan


Penggunaan) Koping : Keluarga, ketidakmampuan
Gangguan proses keluarga
Prilaku kekerasana : Terhadap diri sendiri atau orang lain,
resiko

Nursing Outcome (NOC) Tujuan Jangka Panjang:: Keluarga akan mengalami


perbaikan Disfungsi Koping Keluarga, ang dibuktikan oleh
kepuasan koping keluarga, fungsi keluarga, integritas
keluarga, Daya tahan keluarga, Iklim sosial keluarga
Tujuan Jangka Pendek (SMART): Keluarga akan
mengalami perbaikan Disfungsi Koping Keluarga, ang
dibuktikan oleh kepuasan koping keluarga, fungsi
keluarga, integritas keluarga, Daya tahan keluarga, Iklim
sosial keluarga
Kriteria Hasil
 Memahami beratnya ancaman terhadap
kesejahteraan keluarga
 Mengidentifikasi perilaku yang merusak
 Memulai untuk mengubah pola disfungsional)
 Memahami bahwa keributan dalam keluarga adalah
penyakit keluarga

Intervensi (NIC) Dukungan pengambilan keputusan : Memberikan


informasi dan dukungan kepada pasien yang membuat
keputusan mengenai perawatan kesehatannya
Promosi Integritas Keluarga : Meningkatkan keterikatan
dan keutuhan keluarga
Terapi Keluarga : Membantu anggota keluarga untuk
menggerakan keluarga mereka ke cara hidup yang lebih
produktif
Peningkatan Peran : Membantu pasien, orang terdekat,
dan/atau keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan
mengklarifikasi dan menambahkan perilaku peran tertentu

Anda mungkin juga menyukai