1111-Article Text-4270-5-10-20191209
1111-Article Text-4270-5-10-20191209
php/pencerah
33
Pencerah Publik, Volume 6 Issue 2, Oktober 2019, Page 32 - 42 p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631
membuat suatu konsep relasi relasi dengan orang lain. mendefinisikannya. Dari definisi tersebut dapat difahami
Jika tidak ada pengikut, maka tidak ada yang disebut bahwa pemimpin memeliki pengaruh penting dalam
pemimpin. Dengan demikian apa yang tersirat dari kemajuan suatu kelompok untuk mencapai tujuan
pengertian tersebut adalah bahwa para pemimpin yang bersama. Seorang pemimpin diharapkan oleh para
efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan pengikutnya memiliki integritas yang tinggi. Integritas
inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka. adalah memahami dan mengidentifikasikan dirinya
Kedua, pemimpin merupakan suatu proses. Agar bisa dengan nilai-nilai system sosial serta melaksanakannya
memimpin, pemimpin mesti melakukan sesuatu. dengan jujur. Melaksanakan sesuatu yang baik tanpa
Kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki posisi mempertimbangkan apakah menguntungkan atau
otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan merugikan diri sendiri atau organisasi. Integritas dan
mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, kejujuran sangat menentukan keberhasilan
tetapi sekedar menduduki posisi itu tidak memadai kepemimpinan. Tanpa integritas Max Weber, The Theory
untuk membuat seseorang menjadi pemimpin. Ketiga, of Social and EconomicOrga-nization. Translated by
pemimpin harus membujuk orang-orang untuk Talcott Parson. tidak ada kepercayaan, pemimpin yang
mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikut tidak memiliki integritas tidak akan dipercayai oleh
dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas pengikutnya, demikian juga sebaliknya.
yang terlegitimasi, menciptakan model imbalan dan Kepemimpinan merupakan faktor penentu bagi
hukuman, merestrukturisasi organisasi, dan efektif dan efsiennya suatu organisasi. Sehingga, kualitas
mengkomunikasikan sebuah visi. Terkait dengan hal ini, pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau
ada tiga pandangandalam memahami fenomena organisasinya. Sebab, pemimpin yang sukses itu mampu
kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan tidak mengelola organisasi, dapat mempengaruhi secara
memusatkan perhatian pada Edwin A. Locke and konstruktif orang lain dan menunjukkan jalan yang benar
Associaties, The Essense of Leadership: The Four Keys yang harus dikerjakan bersama.
to Leading Succesfully, diterje-mahkan oleh Indonesian Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang
Translation dengan judul Esensi Kepemimpinan: Empat memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek
Kunci Memimpin dengan Penuh Keberhasilan, Cet.II dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
kekuatan individual, bukan pada posisi atau status yangia mengandung pengertian mengarahkan, membina atau
miliki. Dalam perspektif Weber, sebuah kepemimpinan mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun
yang memusatkan perhatian pada prosedur hukum mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab
disebut otoritas hukum. Kedua, kepemimpinan baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan
tradisional yang didasarkan pada kepercayaan yang aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi
mapan tentang kesucian tradisi lama. Status seorang pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang
pemimpin ditentukan oleh adat-kebiasaan lama yang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-
dipraktekkan oleh masyarakat di dalam tradisi tertentu. pemimpinannya.
Ketiga, kepemimpinan bisa dipahami sebagai kemauan Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh
dalam diri seseorang. Di dalam perspektif Weber, seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
kepemimpinan yang memiliki sumber dari kekuasaan yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
yang terpercaya disebut otoritas kharismatis. kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang
Definisi kepemimpinan diatas dapat bermakna atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-
sebanyak dengan pandangan masing-masing yang alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
34
Handayani IT, Rosmilawati S, Mambang. 2019. Peran Perempuan Muhammadiyah Dalam Kepemimpinan Dan Politik Di Kalimantan
Tengah
35
Pencerah Publik, Volume 6 Issue 2, Oktober 2019, Page 32 - 42 p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631
Bila menelusuri perjuangan kaum feminis di Indonesia ini. Dalam kiprahnya hampir satu abad di
Indonesia, sebenarnya tidak bisa dilepas dari sebuah Indonesia, saat ini ‘Aisyiyah telah memiliki 34
rentetan sejarah dan ideologis yang menyertainya. Pimpinan Wilayah “Aisyiyah (setingkat Propinsi),
Menurut Bahsin dan Khan (Muthali’in,2001:41)bahwa 370 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (setingkat
munculnya feminism merupakan suatu kesadaran kabupaten), 2332 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah
akanpenindasan dan pemerasan terhadap perempuan (setingkat Kecamatan) dan 6924 Pimpinan Ranting
dalam masyarakat, di tempat kerja dan dalam keluarga, ‘Aisyiyah (setingkat Kelurahan). Selain itu,
serta tindakan sadar oleh perempuan maupun laki-laki ‘Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak
untuk mengubah keadaan tersebut. diberbagai bidang yaitu : pendidikan, kesehatan,
Menurut Hubies (Muthali’in, 2001:42) bahwa kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan
feminism memilki dasar preposisi sebagai beirkut : masyarakat.
a. feminism muncul sebagai reaksi kesadaraan Amal Usaha dibidang pendidikan saat ini
beroposisi terhadap fitnah dan ketidakadilan berjumlah 4560 yang terdiri dari Kelompok
perlakuan terhadap perempuan dalam bentuk Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-
oposisi dialektis terhadap praktek mysogini atau Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar,
kekejaman laki-laki terhadap perempuan Sekolah Menengah Pertama, dan lain-lain.
b. ada keyakinan dalam masyarakat yang perlu diretas, Sedangkan amal usaha di bidang Kesehatan yang
dinyatakan bahwa identitas sosial jenis kelamin terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan
bersifat kultur, bukan bersifat biologis Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan dan
c. berkeyakinan bahwa adanya kelompok sosial Posyandu berjumlah hingga 280 yang tersebar di
perempuan merupakan penegas eksistensi seluruh wilayah Indonesia. Sebagai gerakan yang
kelompok sosial laki-laki, dalam arti bahwa peduli dengan kesejahteraan sosial, ‘Aisyiyah hingga
kelemahan atau kelebihan kelompok jenis sosial kini juga memiliki sekitar 459 amal usaha yang
kelamin tertentu sekaligus pula menampakkan bergerak di bidang ini meliputi : Rumah Singgah
kelemahan dan kelebihan kelompok sosial jenis Anak Jalanan, Panti Asuhan, Dana Santunan Sosial,
kelamin lainnya. Maksudnya tidak ada jenis kelamin Tim Pengrukti Jenazah dan Posyandu. Aisyiyah
mutlak dalam kehidupan sosial menyadari, bahwa harkat martabat perempuan
d. adanya kesamaan sudut pandang dalam melihat dan Indonesia tidak akan meningkat tanpa peningkatan
memahami warisan system nilai yang berlaku, yang kemampuan ekonomi di lingkungan perempuan.
kemudian digunakan untuk menentang pembedaan Oleh sebab itu, berbagai amal usaha yang bergerak
dan pembatasan jenis kelamin yang dikontruksi oleh di bidang pemberdayaan ekonomi ini di antaranya
budaya adanya keinginan untuk menerima konsep koperasi, Baitul Maal wa Tamwil, Toko/kios, BU
manusia dan prikemanusiaan secara lebih hakiki dan EKA, Simpan Pinjam, home industri, kursus
ketidakadilan. ketrampilan dan arisan. Jumlah amal usaha tersebut
hingga 503 buah.
Peran Organisasi Perempuan Muhammadiyah 'Aisyiyah sebagai organisasi perempuan
1. Aisyiyah keagamaan terbesar di Indonesia juga memiliki
Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan beragam kegiatan berbasis pemberdayaan
Muhammadiyah yang lahir hampir bersamaan masyarakat khususnya penyadaran terhadap
dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di kehidupan bermasyarakat muslimSetelah berdiri,
36
Handayani IT, Rosmilawati S, Mambang. 2019. Peran Perempuan Muhammadiyah Dalam Kepemimpinan Dan Politik Di Kalimantan
Tengah
'Aisyiyah tumbuh dengan cepat. Sebagai organisasi nama Siswa Praja (SP). Tujuan dibentuknya Siswa
perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah kemudian Praja adalah menanamkan rasa persatuan,
tumbuh menjadi organisasi otonom yang memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama.
berkembang ke seluruh penjuru tanah air. Prinsip Gerakan Nasyiatul Aisyiyah, sering
2. Nasyiatul Aisyiyah juga disebut Nasyiah, adatah organisasi otonom
Berdirinya Nasyi'atul Aisyiyah (NA) juga dan kader Muhammadiyah yang merupakan
tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan rentang gerakan putri Islam yang bergerak di bidang
sejarah Muhammadiyah sendiri yang sangat keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.
memerhatikan keberlangsungan kader penerus Tujuan organisasi ini ialah membentuk
perjuangan. Muhammadiyah dalam membangun pribadi putri Islam yang berarti bagi agama,
umat memerlukan kader-kader yang tangguh yang keluarga dan bangsa menuju terwujudnya
akan meneruskan estafet perjuangan dari para masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai
pendahulu di lingkungan Muhammadiyah. oleh Allah. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan
Berdirinya Nasyi'atul Aisyiyah (NA) juga dengan upaya-upaya sebagai berikut:
tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan rentang 1. .Menanamkan Al-Islam yang bersumber pada
sejarah Muhammadiyah sendiri yang sangat Al-Quran dan Hadis sesuai dengan jiwa
memerhatikan keberlangsungan kader penerus Muhammadiyah kepada anggota-anggotanya
perjuangan. Muhammadiyah dalam membangun sebagai dasar pendidikan putri dan sebagai
umat memerlukan kader-kader yang tangguh yang pedoman berjuang.
akan meneruskan estafet perjuangan dari para 2. Mendidik anggota-anggotanya agar memiliki
pendahulu di lingkungan Muhammadiyah. kepribadian putri Islam.
Gagasan mendirikan NA sebenarnya 3. Mendidik anggota-anggotanya untuk
bermula dari ide Somodirdjo, seorang guru mengembangkan ketrampilan dan keaktifannya
Standart School Muhammadiyah. Dalam usahanya sebagai seorang putri serta mengamalkannya
untuk memajukan Muhammadiyah, ia menekankan sesuai dengan tuntunan Islam.
bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat 4. Mendidik dan membina kader-kader pimpinan
terdorong dengan adanya peningkatan mutu ilmu untuk kepentingan agama, organisasi dan
pengetahuan yang diajarkan kepada para muridnya, masyarakat.
baik dalam bidang spiritual, intelektual, maupun 5. Mendidik anggota-anggotanya untuk menjadi
jasmaninya.serta memperjuangkan hak wanita mubalighat motivator yang baik.
Indonesia. 6. Meningkatkan fungsi Nasyiah sebagai pelopor,
Gagasan Somodirdjo ini digulirkan dalam pelangsung dan penyempurna amal usaha
bentuk menambah pelajaran praktik kepada para Muhammadiyah/Aisyiyah.
muridnya, dan diwadahi dalam kegiatan bersama. 7. Membina ukhuwah Islamiyah.
Dengan bantuan Hadjid, seorang kepala guru 8. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan
agama di Standart School Muhammadiyah, maka organisasi.
pada tahun 1919 Somodirdjo berhasil mendirikan
perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para
remaja putra-putri siswa Standart School
Muhammadiyah. Perkumpulan tersebut diberi
37
Pencerah Publik, Volume 6 Issue 2, Oktober 2019, Page 32 - 42 p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631
38
Handayani IT, Rosmilawati S, Mambang. 2019. Peran Perempuan Muhammadiyah Dalam Kepemimpinan Dan Politik Di Kalimantan
Tengah
Mar’ah fil Islam, dalam meilai peranan wanita dalam parsipasi politik perempuan dalam keterlibatan dipartai
politik dapat dibagi menjadi dua bagian yakni : politik,dan lembaga-lembaga politik lainnya
sepertiKPU,DPD, Badan Pengawas dan sebagainya ini
1. Peranan yang langsung terjun dalam politik praktis
terbukti alhamdulillah kader atau anggota Nasyiatul
dalam lembaga-lembaga poitik formal, mulai dari Aiyiyah di Kalimtan Tengah menduduki jabatan sebagai
tingkatan legislatif yakni DPR dari pusat sampai anggota KPU Kota Palangka raya,Kabupaten Kotim dan
Kabupaten Kapuas ."
daerah.
Tidak harus dalam lembaga politik formal dalam
2. Peranan tidak langsung, yaitu kegiatan yang
cakupan lebih luasnya kaum perempuan dapat berperan
disalurkan melalui kegiatan rumah tangga dengan
aktif di masyarakat, misal tampil dalam rapat-rapat yang
turut berperan aktif mengisi kesempatan-
berkaitan dengan pengambilan keputusan demi
kesempatan bermanfaat di masyarakat.
keberlangsungan kehidupan masyarakat. Seperti Ibu
Anisa Meutia yang kendal terlibat dalam membantu
Seperti yang dituturkan oleh ibu
perkembangan politik di Kal-Teng.
Hj.Norhayati,MT,MM Pengertian politik "Dalam
Pemimpinan Wanita
pandangan ‘Aisyiyah memiliki cakupan yang luas,
Kepemimpinan dapat dipahami bahwa pemimpin
partisipasi perempuan dalam politik tidak hanya dalam
memiliki pengaruh penting dalam kemajuan suatu
lembaga politik formal, seperti DPR RI. Kegiatan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Seorang
‘Aisyiyah di bidang politik dalam rangka merespon isu-
pemimpin diharapkan oleh para pengikutnya memiliki
isu sosial dan politik saat itu. Misalnya sistem demokrasi
integritas yang tinggi. Integritas adalah memahami dan
langsung dan kuota 30 persen perempuan dalam
mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai system
parlemen dan partai politik tidak disia-siakan oleh
sosial serta melaksanakannya dengan jujur.
Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah untuk mengeluarkan
Melaksanakan sesuatu yang baik tanpa
kebijakan program pemberdayaan politik perempuan,
mempertimbangkan apakah menguntungkan atau
memberikan pendidikan politik kepada kaum
merugikan diri sendiri atau organisasi.
perempuan. Program tersebut termaktub dalam
Pandangan tentang peran Perempuan
kegiatan-kegiatan diantaranya melalui seminar,
Muhammadiyah dalam kepemimpinan dan politik
workshop, pengajian, kajian-kajian, penerbitan buku
tentunya bukan hanya sekedar tentang kekuasaan
pendidikan politik, pelatihan dan sebagainya, dalam
semata, melainkan dalam cakupan lebih luas yakni
meberikan dukungan kepada kaum perempuan untuk
mampu menjadi seorang pemimpin lokal sehingga dapat
turut andil dalam bidang politik di Kalimantan
tampil di daerahnya dalam kesempatan rapat-
Tengah"Pendapat senada pun diungkapkan oleh Ibu Hj
rapat yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
Marsyiah Herlen
masyarakat. Seperti halnya yang disampaikan oleh ibu
“merasa perlu memberikan kontribusi dan
Hj.Marsyiah Herlen.
berpartisipasi perempuan, mengingat Aisyiyah
merupakan organisasi perempuan yang mengupayakan “Anggota Aiyiyah berperan di Kalimatan Tengah yakni
hak perempuan untuk kehidupan yang bermartabat, menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas di jajaran
maka kami pandang perlu untuk berpartisipasi dalam hal Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Ibu
ini" Hj.Noor Hayati,MT.,MM , Dr Lies Fahimah,M.Si dan ibu
Selain itu sudut pandang Nasyiatul Aisyiyah yaitu Bonawati "
Menurut J.I. Brown dalam “Psychology and the
pemaparan Yunda Nurul Qomariah
Social Order”, disebutkan bahwa pemimpin tidak dapat
"Sebagai Ketua Umum Pimpinan Nasyiatul Aisyiyah, saya dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat Karakter
mengajak dan membantu mendorong keikut sertaan seorang pemimpin mampu mengubah, mempengaruhi
anggota nasyiatul aisyiyah se Kalimantan Tengah dalam
39
Pencerah Publik, Volume 6 Issue 2, Oktober 2019, Page 32 - 42 p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631
dan mengarahkan orang lain dalam mencapai satu tujuan Peran ganda seorang perempuan sebagai
yang memiliki visi dan misi yang kuat. seorang istri dalam rumah tangga serta sebagai wanita
"Ungkapan tersebut tentu saja dapat diartikan bahwa
karir bagi perempuan Muhammadiyah sudah menjadi
peranan wanita dalam kepemimpinan sebenarnya
bukanlah suatu hal yang aneh. Dalam hal tantangan tertentu, yang mana keterlibatan perempuan
kesetaraan gender dapat diartikan bahwa, dengan Muhammadiyah baik dari Aisyiyah maupun Nasyiatul
adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki maupun
Aisyiyah dalam kepemimpinan dan politik akan
perempuan dalam memperoleh kesempatan serta hak-
haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan memberikan kontribusi yang cukup besar. Hal ini
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, merupakan keterwakilan dari suara perempuan yang
sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan
mana tentunya harus di imbangi dengan kebebasan
nasional " ucap ibu Dr. Ngismatul Kahiriah.M,Pd.I
anggota Aisyiyah yang sekarang menjabat sebagai ketua menimba ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
KPU Kota Palangka Raya. keterampilan agar mampu bertanggung jawab serta
membangun perempuan di Kalimantan Tengah.
Terwujudnya peran wanita dalam
Berkaitan dengan Partisipasi Perempuan
berkesempatan memegang peranan sebagai
Muhammadiyah dalam Politik, Pimpinan Wilayah
kepemimpinan membawa dampak yang mengarah lebih
‘Aisyiyah mengeluarkan kebijakan program
baik bahwa permasalahan akan kesetaraan gender
pemberdayaan politik perempuan, memberikan
ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara
pendidikan politik kepada kaum perempuan. Program
perempuan dan laki-laki.
tersebut termaktub dalam kegiatan-kegiatan
diantaranya melalui seminar, workshop, pengajian,
Berdasarkan hasil penelitian sekitar 70%
kajian-kajian, penerbitan buku pendidikan politik,
Perempuan Muhammadiyah baik Aisyiyah maupun
pelatihan dan sebagainya, dalam meberikan dukungan
Nasyiatul Aisyiyah telah terlibat aktif dalamPeran Dalam
kepada kaum perempuan untuk turut andil dalam bidang
Kepemimpinan Dan Politik Dikalimantan
politik di Kalimantan Tengah yang mana dalam
Tengah.Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan terlibat
pelaksanaannya sudah ada beberapa kader dari Aisyiyah
langsung dengan menjabat di lembaga pemerintahan
maupun Nasyiatul Aisyiyah telah terlibat menjadi
serta lembag politik,KPU, dan lainya dan juga dapat
anggota KPU di masing-masing daerah seperti Kota
dilakukan dengan lisan melalui pengajian-pengajian,
Palangka Raya, Kapuas dan Kotawaringin
rapat-rapat yang diadakan maupun secara personal.
Timur.Partisipasi perempuan dalam kegiatan rapat-rapat
Kutipan di atas merupakan salah satu gambaran
di tingkat desa/kelurahan juga merupakan bagian dari
kondisi perempuan saat ini. Berangkat dari
politik, karena kegiatan tersebut berkaitan dengan
ketimpangan-ketimpangan dalam pembangunan
pengambilan keputusan untuk masyarakat. Secara
tersebut telah memunculkan berbagai gerakan untuk
organisasi ‘Aisyiyah tidak terlibat dalam kegiatan politik
meningkatkan partisipasi perempuan dalam
praktis, hal ini untuk menjaga kemurnian gerakan
kepemimpinan maupun politik. Dalam menyikapi
‘Aisyiyah sebagai organisasi masyarakat yang mana
perkembangan ini, Perempuan Muhammadiyah yaitu
‘Aisyiyah merupakan organisasi otonom khusus
Aisyiyah maupun Nasyiatul Aisyiyah pun sejalan bahwa
Muhammadiyah dengan kegiatannya di bidang sosial,
peranan perempuan diperlukan dalam politik.
ekonomi, dan pendidikan.
Perempuan yang duduk di lembaga politik yang
Selanjutnya pandangan tentang peran
dimaksud tentunya benar-benar memiliki kompetensi
Perempuan Muhammadiyah dalam kepemimpinan dan
diri yang mandiri dan dapat membantu apa yang menjadi
politik tentunya bukan hanya sekedar tentang kekuasaan
kebutuhan masyarakat.
40
Handayani IT, Rosmilawati S, Mambang. 2019. Peran Perempuan Muhammadiyah Dalam Kepemimpinan Dan Politik Di Kalimantan
Tengah
semata, melainkan dalam cakupan lebih luas yakni untuk menjadi pemimpin dan dipersiapkan untuk
mampu menjadi seorang pemimpin lokal sehingga dapat menjadi pengurus pada organisasi wanita di dalam
tampil di daerahnya dalam kesempatan rapat-rapat yang Muhammadiyah.
berkaitan dengan pengambilan keputusan masyarakat. Selain di intern Muhammadiyah, kiprah
Terwujudnya peran wanita dalam perempuan yang berperan di ruang publik bagi Aisyiyah
berkesempatan memegang peranan sebagai maupun Nasyiatul Aisyiyah harus tetap bisa membagi
kepemimpinan membawa dampak yang mengarah lebih perannya di ruang domestik. Keterlibatan perempuan
baik bahwa permasalahan akan kesetaraan gender dalam kepemimpinan dan politik tidak harus dalam
ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara lembaga politik formal dalam cakupan lebih luasnya
perempuan dan laki-laki. Dengan demikian, antara kaum perempuan dapat berperan aktif di masyarakat,
perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama dalam misal tampil dalam rapat-rapat yang berkaitan dengan
mencapai sebuah peran kepemimpinan. Kini perempuan pengambilan keputusan demi keberlangsungan
mampu memberikan suara dalam berpartisipasi dan kehidupan masyarakat.
kontrol atas pembangunan negara yang lebih baik. Tentu Kuota 30 persen perempuan dalam parlemen
hal ini adalah sebuah kebijakan dalam memperoleh dan partai politik tidak disia-siakan oleh Pimpinan
manfaat kesetaraan serta adil dari pembangunan. Kini Wilayah ‘Aisyiyah untuk mengeluarkan kebijakan
saatnya para wanita maju dan memiliki peran penting program pemberdayaan politik perempuan,
dalam kepemimpinan. memberikan pendidikan politik kepada kaum
Adapun hal yang menjadi penghambat yang perempuan. Program tersebut termaktub dalam
merupakan tantangan bagi perempuan Muhammadiyah kegiatan-kegiatan diantaranya melalui seminar,
dalam kepemimpinan ataupun politik di Kalimantan workshop, pengajian, kajian-kajian, pelatihan dan
Tengah yaitu berkaitan dengan peran domestik sebagainya, dalam meberikan dukungan kepada kaum
perempuan yang mana harus mendapatkan izin suami, perempuan untuk turut andil dalam bidang politik di
mengurus rumah tangga dan mengasuh anak menjadi Kalimantan Tengah.
persoalan utama yang harus diselesaikan dalam Jabatan yang dimiliki perempuan
menjalankan perannya sebagai seorang ibu, rangkap Muhammadiyah baik Aisyiyah maupun Nasyiatul
jabatan yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai dosen, Aisyiyah selain kewajiban di ranah domestik merupakan
guru, anggota dewan yang harus dicari penyelesaiannya permasalahan klasik yang dijadikan sebagai ujian
serta minat yang kurang dalam perpolitikan. komitmen dalam ber amar ma’ruf nahi munkar.
Sehingga, Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah
KESIMPULAN diharapkan terus mengkader anggota baru yang
berkomitmen untuk di jadikan penerus organisasi. Serta
Kelahiran Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah sebagai
bagi yang terlibat dalam kepemimpinan dan politik tetap
organisasi perempuan Muhammadiyah merupakan suatu
menjaga dedikasi yang telah di bangun selama ini, tidak
bentuk pembeharuan Islam yang merubah paradigma
menjadikan organisasi sebagai wadah kampanye ataupun
perempuan yang hanya di dapur. Pendirian
politik praktis dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
Muhammadiyah telah mengilhami banyak organisasi lain
sehingga tidak mengurangi kepercayaan masyarakat.
setelahnya, termasuk dalam tujuan organisasi Aisyiyah
Kemudian, Pimpinan Wilayah muhammaddiyah
maupun Nasyiatul Aisyiyah. KH. Ahmad Dahlan sangat
Kalimantan Tengah serta Pemerintah Provinsi
memperhatikan pendidikan dan pembinaan wanita
Kalimantan Tengah lebih mendukung dari segi moril
dengan membina anak – anak perempuan yang potensial
41
Pencerah Publik, Volume 6 Issue 2, Oktober 2019, Page 32 - 42 p-ISSN: 2407-3873 || e-ISSN: 2686-1631
maupun material terhadap peran Aisyiyah maupun Mulia, Siti Musdah dan Anik Farida. 2005. Perempuan
Nasyiatul Aisyiyah dalam kepemimpinan dan politik, dan Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
dengan memberikan bantuan untuk menempuh Utama.
pendidikan tinggi, pelatihan ataupun seminar mengenai Pambayun, Ellys Lestari. 2009. Perempuan vs
peran perempuan dalam kepemimpinan dan politik. Perempuan: Realitas Gender. st ed. Bandung:
Penerbit Nuansa.
REFERENSI Pimpinan Pusat. 2002. Aisyiyah, Anggaran Dasar dan
Rumah Tangga ‘Aisyiyah. Yogyakarta: PP
Agustino, Leo. 2007. Perihal Ilmu Politik : Sebuah
Aisyiyah.
Bahasan Mengenai Ilmu Politik. Yogyakarta:
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat,
Graha Ilmu.
Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika
Alfian. 2007. Transformasi Sosial Budaya dalam
Aditama.
Pembangunan. Jakarta: UI- Press.
Suryochondro, Sukanti. Potret Pergerakan Wanita di
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan,
Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.
Bandung: Alfabeta.
Bashin, Kamila. 2003. Memahami Gender. Jakarta:
Teplok Press.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cora Vreede-De Stures. 2008. Sejarah Perempuan
Indonesia: Gerakan dan Pencapaian. Penerjemah
Elvira Rosa dkk. Jakarta: Komunitas Bambu.
Darban, A. Adaby (ed). 2010. ‘Aisyiyah dan Sejarah
Pergerakan Perempuan Indonesia: Sebuah
Tinjaun Awal. Yogyakarta: Jurusan Sejarah
UGM.
Fakih, Mansoer. 1996. Analisis Gender dan
Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Firdaus, Endis, Imam. 2008. Perempuan Dekonstruktif
Perspektif Gender: Keniscayaan Kontektualisasi
Politis Ajaran Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka
Ceria.
Gunawan, Wawan dan Evie Shofia Inayati (ed). 2005.
Wacana Fiqh Perempuan dalam Persfektif
Muhammadiyah. Yogyakarta: PP Muhammadiyah,
Mudzhar, H.M. Atho dkk. 2001. ed. Wanita Dalam
Masyarakat Indonesia, Akses Pemberdayaan dan
Kesempatan, 1st ed. Yogyakarta: Sunan Kalijaga
Press.
42