KIMIA ORGANIK 2
KARBOHIDRAT
1.2 Tujuan
1) Menjelaskan apa itu pengertian karbohidrat
2) Menjelaskan apa itu jenis-jenis karbohidrat
3) Menjelaskan apa itu sumber karbohidrat
4) Menjelaskan apa itu sifat kimia karbohidrat
5) Menjelaskan apa itu fungsi karbohidrat
6) Menjelaskan apa itu tes kulalitatif karbohidrat
BAB II
PEMBAHASAN
2. 2 Jenis-Jenis Karbohidrat
1. Karbohidrat Sederhana terdiri atas:
a) Monosakarida.
Ada tiga jenis monosakarida yang mempunyai arti gizi yaitu glukosa, fruktosa dan
galaktosa. Glukosa, dinamakan juga sebagai gula anggur, terdapat luas di alam dalam
jumlah sedikit yaitu dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu
gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa
pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk
karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
Fruktosa, dinamakan sebagai gula buah yang merupakan gula paling manis. Gula ini
terutama terdapat dalam madu bersama glukosa dalam buah, nektar bunga dan juga di
dalam sayur. Galaktosa, terdapat di dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
b) Disakarida.
Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa. Sukrosa,
dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99 % sukrosa dibuat dai
kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi.
Gula merah dibuat dari kelapa, tebu atau enau melalui proses penyulingan tidak
sempurna. Sukrosa juga banyak terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila
dihidrolisis atau dicernakan, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa.
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati. Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit
glukosa. Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit
glukosa dan satu unit galaktosa
c) Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
2. Karbohidrat Kompleks terdiri atas:
a) Polisakarida.
Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen dan
polisakarida nonpati. Pati, merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian
dan umbi-umbian. Beras, jagung dan gandum mengandung 70-80 % pati, kacang-
kacang kering sepeti kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau mengandung 30-
60% pati, sedangkan ubi, talas, kentang dan singkong mengandung 20-30% pati.
b) Tes Fuchsin
Tes ini digunakan untuk mengetahui adanya gugus aldehid pada karbohidrat.
c) Tes Seliwanoff
Tes ini dapat dengan cepat membedakan ketosa dan aldosa, walaupun keduanya dapat
bereaksi secara positif. Ketosa, misalnya fruktosa dengan cepat membentuk kompleks
berwarna merah, sedangkan aldosa, misalnya glukosa membutuhkan waktu cukup
lama untuk membentuk warna merah. Produk warna yang dihasilkan oleh pereaksi
resorsinol belum diketahui rumus senyawanya, namun diperkirakan serupa dengan
reaksi molish.
d) Tes Bial
Tes yang digunakan untuk membedakan pentosa dan heksosa ini didasarkan pada
pembentukan warna biru atau hijau bila larutan yang dideteksi hanya mengandung
pentosa. Pentosa terhidratasi menjadi furfural, kemudian bereaksi dengan pereaksi
resorsinol menghasilkan produk yang berwarna hijau atau biru. Heksosa juga
terhidratasi menjadi 5- hidroksimetiilfurfural dan bereaksi dengan resorsinol
membentuk warna coklat.
e) Tes Barfoed
Tes ini bergantung pada sifat reduksi yang dimiliki karbohidrat seperti keselektifan
antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi Barfoed terdiri dari larutan tembaga
asetat dan asam asetat. Tes positif untuk monosakarida bila terbentuk endapan merah
muda Cu2O. Gula nonpereduksi seperti sukrosa akan terhidrolisa lambat, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi guna menghasilkan endapan Cu2O.
f) Tes Benedict
Dasar dari tes ini adalah reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu1+ oleh karbohidrat
pereduksi dalam suasana basa. Hasil oksidasi karbohidrat dalam larutan basa adalah
rumit dan beragam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1) Pelaksanaan Praktikum
Alat dan Bahan
- Alat : Tabung reaksi, pipet tetes
- Bahan : larutan contoh karbohidrat, pereaksi Bial, larutan Molish, pereaksi Barfoed,
Pereaksi Fuchsin, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Iod , asam sulfat
pekat.
2) Prosedur Kerja
a) Molish
Ke dalam 2 ml larutan karbohidrat ditambahkan 2 tetes larutan molish dan 1 ml asam
sulfat pekat melalui dinding tabung. Amati perubahan warna,(+) bila terbentuk cincin
ungu .
b) Tes Fuchsin
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml pereaksi schiff, 1 tetes larutan karbohidrat
dan kemudian dikocok. Terbentuk warna merah jambu menunjukkan adanya gugus
aldehid dalam karbohidrat yang di tes.
c) Tes Seliwanoff
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml pereaksi Seliwanoff ditambahkan 2 tetes
larutan karbohidrat, panaskan di dalam penangas air selama 1-2 menit. Amati
perubahan warna, warna merah cerri menunjukkan positif adanya fruktosa dalam
contoh.
d) Tes Bial
Ke dalam tabung reaksi yang berisi 2,5 ml pereaksi bial, ditambahkan 1ml larutan
karbohidrat. Dinginkan, kemudian ke dalam larutan ditambahkan 3 ml amilalkohol
dan dikocok. Perubahan yang terjadi diamati.
e) Tes Barfoed
Ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml pereaksi barfoed, ditambahkan 1 ml larutan
karbohidrat. Larutan dipanaskan dan perubahan warna diamati, endapan merah bata
menunjukkan (+) monosakarida.
f) Tes Benedict
Ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 ml pereaksi benedict, ditambahkan 1 ml larutan
karbohidrat. Larutan dipanaskan di dalam penangas air selama beberapa menit.
Perubahan yang terjadi diamati, endapan merah cokelat menunjukkan adanya gula
reduksi.
g) Uji Iod
Ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 ml pereaksi Iod, ditambahkan 1 ml larutan
karbohidrat. Amati perubahan warna yang terjadi, warna biru menunjukkan (+)
adanya pati jika warna merah (+) glikogen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Molish
a) Tujuan : digunakan untuk mengetahui adanya karbohidrat. Pereaksi molish
terdiri dari alpha-napthol dalam etanol 95%
b) Reagen yang digunakan : larutan 5 % α-naftol dalam etanol (Reagen Molisch).
c) Cara kerja : 1 ml sampel, tambahkan 2 tetes pereaksi molish, tambahkan H2SO4
pekat sebanyak 0,5 ml melalui dinding tabung
d) Hasil : menghasilkan quinoid yang berwarna ungu
e) Reaksi Uji Molish : Karbohidrat yang berupa polisakarida atau disakarida akan
terhidrolisis oleh H2SO4 menghasilkan monosakarida. H2SO4 akan bereaksi lagi
dengan monosakarida menghasilkan senyawa furfural atau turunan furfural.
Kemudian senyawa furfural tersebut akan bereaksi dengan α-naftol menghasilkan
produk kompleks yang berwarna ungu.
2. Uji Fuchsin
a) Tujuan : untuk mengetahui adanya gugus aldehid pada karbohidrat.
b) Cara kerja : dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml pereaksi schiff, 1 tetes larutan
karbohidrat dan kemudian dikocok.
c) Hasil : warna merah jambu menunjukkan adanya gugus aldehid dalam
karbohidrat yang di tes.
d) Reaksi Uji Fuchsin : Tes Fuchsin Pereaksi Schiff yang digunakan dalam tes ini
merupakan larutan dari fuchsin asam di dalam air yang telah didekolorisasi oleh gas
SO2. Komposisi pereaksi ini berupa fuchsin, sodium metabisfulfit, dan HCl.
3. Uji Seliwanoff
a) Tujuan : digunakan untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus
aldehid (aldosa) atau gugus keton (ketosa). Sering disebut test Fruktosa.
b) Cara kerja : dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml pereaksi Seliwanoff
ditambahkan 2 tetes larutan karbohidrat, panaskan di dalam penangas air selama 1-2
menit.
c) Hasil : Jika mengandung ketosa maka reaksinya akan cepat dan
menghasilkan warna merah ceri. Jika mengandung aldosa maka reaksinya lebih
lambat dan menghasilkan warna ungu
d) Reaksi Uji Seliwanoff : Ketoheksosa bereaksi dengan HCl mengalami dehidrasi
menghasilkan 5-hidroksi metil furfural. Kemudian senyawa ini bereaksi kondensasi
dengan resersinol menghasilkan Xanthenoid dengan warna merah muda.
4. Uji Bial
a) Tujuan : untuk membedakan pentosa dan heksosa
b) Cara kerja : tabung reaksi yang berisi 2,5 ml pereaksi bial, ditambahkan
1ml larutan karbohidrat. Dinginkan, kemudian ke dalam larutan ditambahkan 3 ml
amilalkohol dan dikocok
c) Hasil : warna biru atau hijau bila larutan yang dideteksi hanya
mengandung pentosa.
d) Reaksi Uji Bial : Pentosa terhidratasi menjadi furfural, kemudian bereaksi
dengan pereaksi resorsinol menghasilkan produk yang berwarna hijau atau biru.
Heksosa juga terhidratasi menjadi 5-hidroksimetiilfurfural dan bereaksi dengan
resorsinol membentuk warna coklat.
5. Uji Barfoed
a) Tujuan : untuk mengidentifikasi monosakarida.
b) Cara Kerja : dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml pereaksi barfoed,
ditambahkan 1 ml larutan karbohidrat. Larutan dipanaskan dan perubahan warna
diamati
c) Hasil : Tes positif untuk monosakarida bila terbentuk endapan merah
muda Cu2O.
d) Reaksi Uji Barfoed : adalah reduksi Cu(CH3COO)2 menjadi endapan merah bata
Cu2O, dimana biloks Cu2+ berubah menjadi Cu+. Disakarida juga dapat bereaksi,
tetapi reaksinya jauh lebih lambat karena disakarida harus mengalami hidrolisis
terlebih dahulu dan kemudian bereaksi dengan Cu(CH 3COO)2 menjadi endapan
merah bata (Cu2O).
6. Uji Benedict
a) Tujuan : untuk mengidentifikasi monosakarida.
b) Cara Kerja : tabung reaksi yang berisi 1 ml pereaksi benedict, ditambahkan
1 ml larutan karbohidrat. Larutan dipanaskan di dalam penangas air selama
beberapa menit
c) Hasil : Endapan merah cokelat menunjukkan adanya gula reduksi.
d) Reaksi Uji Barfoed : adalah reduksi Cu(CH3COO)2 menjadi endapan merah bata
Cu2O, dimana biloks Cu2+ berubah menjadi Cu+. Disakarida juga dapat bereaksi,
tetapi reaksinya jauh lebih lambat karena disakarida harus mengalami hidrolisis
terlebih dahulu dan kemudian bereaksi dengan Cu(CH 3COO)2 menjadi endapan
merah bata (Cu2O).
7. Uji Iod
a) Tujuan : untuk mengidentifikasi polisakarida.
b) Cara Kerja : dalam tabung reaksi yang berisi 1 ml pereaksi Iod,
ditambahkan 1 ml larutan karbohidrat. Amati perubahan warna yang terjadi.
c) Hasil :
Uji positif
Amilum : memberikan warna biru-ungu.
Dekstrin : memberikan warna merah anggur.
Glikogen : memberikan warna coklat merah.
Sellulosa : memberikan warna coklat.
d) Reaksi Uji Barfoed : adalah reduksi Cu(CH3COO)2 menjadi endapan merah
bata Cu2O, dimana biloks Cu2+ berubah menjadi Cu+. Disakarida juga dapat
bereaksi, tetapi reaksinya jauh lebih lambat karena disakarida harus mengalami
hidrolisis terlebih dahulu dan kemudian bereaksi dengan Cu(CH3COO)2 menjadi
endapan merah bata (Cu2O)
Soal Latihan
1. Tes yang digunakan untuk membedakan pentosa dan heksosa ini didasarkan pada
pembentukan warna biru atau hijau bila larutan yang dideteksi hanya mengandung
pentosa. Pentosa terhidratasi menjadi furfural, kemudian bereaksi dengan pereaksi
resorsinol menghasilkan produk yang berwarna hijau atau biru. Heksosa juga terhidratasi
menjadi 5- hidroksimetiilfurfural dan bereaksi dengan resorsinol membentuk warna
coklat. Tes tersebut adalah……
a. Tes Molisch
b. Tes Bial
c. Tes Selliwanof
d. Tes Benedict
e. Uji Iod
2. Tes ini digunakan untuk mengetahui adanya karbohidrat. Karbohidrat dalam kondisi asam
membentuk furfural dan turunannya, kemudian bereaksi dengan dua molekul α-naftol
menghasilkan quinoid yang berwarna ungu. Tes tersebut adalah….
a. Tes Molisch
b. Tes Bial
c. Tes Selliwanof
d. Tes Benedict
e. Uji Iod
3. Dasar dari tes ini adalah reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu1+ oleh karbohidrat pereduksi
dalam suasana basa. Tes tersebut adalah….
a. Tes Molisch
b. Tes Bial
c. Tes Selliwanof
d. Tes Benedict
e. Uji Iod
4. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml pereaksi schiff, 1 tetes larutan karbohidrat dan
kemudian dikocok. Terbentuk warna merah jambu menunjukkan adanya gugus aldehid
dalam karbohidrat yang di tes. Prosedur di atas dilakukan untuk tes……….
a. Tes Molisch
b. Tes Bial
c. Tes Selliwanof
d. Tes Benedict
e. Tes Fuchsin
Daftar Pustaka