Dibuat Oleh :
Tugas Ini Disusun Sebagai Tugas Wajib Untuk Mengikuti Perkuliahan Strategi
Pembelajaran Biologi
Oleh,
Semester : IV
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta
hidayah dan inayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Jenis Strategi Pembelajaran Kooperatif” Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Strategi
Pembelajaran Biologi”. Disamping itu penulis berharap semoga isi dari makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya para pembaca serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan dalam materi yang dikaji di dalamnya.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Indayana Febriani
Tanjung, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena ini, saya meminta kritik
dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki makalah – makalah
selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan
dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil optimal (Sugihartono, dkk, 2013: 81). Proses
pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan efektif apabila guru dapat memahami peran
dan kebermanfaatan materi yang diajarkannya kepada peserta didik. Hal ini juga didukung
dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas dan penggunakan model pembelajaran yang
sesuai. Mendukung dari pernyataan tersebut menurut Suprijono (2009: 46), kegiatan dalam
proses pembelajaran tersebut dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan dari model
pembelajaran yang bervariasi serta proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
1
penting dari kelompok yang heterogen adalah kecakapan peserta didik misalnya, terdapat
peserta didik yang menonjol, ada yang rata-rata, dan ada yang lamban. Hal ini diharapkan
dapat melatih peserta didik untuk menerima adanya perbedaan individu dan dapat bekerja
dengan teman yang memiliki latar belakang berbeda satu sama lain. Selain itu, menurut
Suyanto & Jihad (2013: 142) pembelajaran kooperatif juga dapat mendorong kegiatan diskusi
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Adapun dari kutipan diatas dan pembahasan yang akan dibahas, dapat kita ketahui yang
menjadi pokok permasalahan dan rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan diatas dapat kita ketahui bahwa tujuan penulisan makalah ini
adalah :
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Senada dengan pendapat di atas Etin Solihatin mengatakan bahwa pada dasarnya
pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama
dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.5Pembelajaran
kooperatif juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana
kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
1
Sanjaya, Strategi, h. 241-242.
2
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori Riset and Praktik. Bandung: Nusa Media. 2010, hlm. 11.
3
Anita Lie. Cooperative Learning. (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), hlm. 28
4
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007, hal. 337
5
Etin Solihatin, Cooperative Learning, Jakarta : Bumi Aksara, 2007, hlm. 4
3
2.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut H. Karli dan Yuliariatiningsih, M.S. 2002, menyatakan bahwa metode
pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja
sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja
sangat dipengaruhi keterlibatan setiap anggata kelompok itu sendiri.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih
menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, yaitu sebagai berikut:
a) Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka adalah
bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
b) Para siswa tergabung dalam suatu kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang
mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya suatu kelompok itu
menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota.
c) Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok
itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapi.
a) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang
bersama”.
b) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau siswa lain dalam
kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi
yang dihadapi.
c) Para siswa harus berpendapat bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
d) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota
kelompok.
e) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi kelompok.
f) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar.
g) Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah
sebagai berikut:
4
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung
jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan
tersebut.
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri–ciri
interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan
informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan
efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan
argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi,
saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
5
Perbedan Pembelajaran Kooperatif Dan Pembelajaran Konvensional
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok
belajar. Pengelompokkan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,
diantaranya pengelompokkan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokkan
yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokka yang didasarkan atas
campur baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.
Pendekatan ditujukan untuk mempertimbangkan tujuan dari pembelajaran tersebut.
6
Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat
baik siswa sebagai peserta didik maupun siswa sebagai anggota kelompok. Upaya belajar
adalah segala sesuatu aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki
maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Salah satu strategi dari model pekbelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran
kooperatif (SPK). Dua alasan menurut Slavin (1995) penggunaan SPK adalah beberapa hasil
penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran ini dapat menin gkatkan prestasi
belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, meningkatkan
harga diri dan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain. Alasan kedua adalah dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam berpikir, memcahkan masalah dan
mengintegerasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan tim kecil antar 4 -6 orang
yang berbeda latar belakang.
SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif dan
komponen struktur insentif kooperatif. Jadi hal yang menarik dari SPK adalah harapan selain
memiliki dampak pembelajaran yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik juga
mempunyai dampak pengiring seperti relasi, sosial, penerimaan terhadap peserta yang
dianggap lemah, harga diri dll.
1. Karakteristik SPK
7
Menurut suyanti karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan tim.
4) Keterampilan bekerjasama
Kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan
yang tergambar dalam keterampilan bekerjasama. Dengan demikan, siswa perlu didorong
untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu
dibantu mengatasi bebagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap
siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada
keberhasilan kelompok.
8
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan dibawah ini.
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-
masing pelru membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja
disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan
positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota
kelompok yang tak bisa menyelesaiakan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama
yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai
kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan
tugasnya.
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok
harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugansya. Setiap anggota haru memberikan
yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu
memberikan penilaian terhadap indvidu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda
akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
Pembelajatan kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap
anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada
setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan
kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok
belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial,
dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama
dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di
masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali
siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan
9
berkomunikasi, mislanya kemampuan mendengarkan dan kemampuan bicara, padahal
keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan
kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Mislanya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau
cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan cara menyampaikan
gagasan dan ide-ide yang dianggapanya baik dan berguna.
10
“Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam
perbuatan dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya
Allah sangat berat siksa-Nya.” (Q.S. alMaidah: 2).6
Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa Allah menghendaki umat-Nya untuk
saling tolong-menolong dan bekerja sama dalam hal kebaikan. Demikian juga dalam hal
belajar yang merupakan suatu proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan. Melalui pembelajaran secara
berkelompok diharapkan siswa dapat memperoleh suatu pengalaman yang baru melalui
interaksi dengan orang lain dalam kelompoknya.
Ketergantungan manusia terhadap sesamanya atau berinterkasi rupanya juga menjadi
salah satu tuntunan dalam ajaran Islam dimana sebenarnya manusia diciptakan oleh Allah di
muka bumi ini tiada lain untuk dapat saling mengenal dan tolong menolong. Hal tersebut
sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut:
ارفُ ْوا ۚ اِ َّن ُ اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َجعَ ْل ٰن ُك ْم
َ َشعُ ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلتَع ُ َّٰ ٰٓياَيُّ َها الن
ع ِل ْي ٌم َخ ِبي ٌْر َ ّٰللا اَتْ ٰقى ُك ْم ۗا َِّن ه
َ ّٰللا ِ اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ه
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah
adalah orang yang paling bertkawa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Teliti.” (Q.S. al-Hujarat: 13).7
Dalam hal kerjasama, sebenarnya Islam juga memerintahkan umatnya untuk saling
tolong-menolong dan bekerjasama dalam kebaikan dan manfaat. Lebih lagi terhadap sesama
umat Islam. Bahkan Islam mengibaratkan persaudaraan dan pertalian sesama muslim itu
seperti satu bangunan, dimana struktur dan unsur bangunan itu saling membutuhkan dan
melengkapi, sehingga menjadi sebuah bangunan yang kokoh, kuat dan bermanfaat lebih.
Rasulullah bersabda:
6
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2005), hal. 106
7
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2005), hal. 517
11
” : عن أبي موسى األشعري ـ رضي هللا عنه ـ عن النبي ـ صلى هللا عليه وسلم ـ قال
وكان النبي ـ صلى هللا، ثم شبك بين أصابعه، ً يشد بعضه بعضا، المؤمن للمؤمن كالبنيان
اشفعوا: فقال، أو طالب حاجة أقبل علينا بوجهه، إذ جاء رجل يسأل، ً عليه وسلم ـ جالسا
والنسائي، ومسلم، رواه البخاري. ” ويقضي هللا على لسان نبيه ما شاء، تؤجروا
“Orang mukmin itu bagi mukmin yang lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan
sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika
itu Nabi Muhammad duduk, tibatiba datang seorang laki-laki meminta bantuan. Nabi
hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah dia maka kamu akan
mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.”
(Imam Bukhari, Muslim dan an-Nasa’i).8
8
http://hadits-galihgumelar.blogspot.com/2010/08/kuatkan-kerjasama.html, diakses pada tanggal 27 Maret 2017
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih
menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, yaitu sebagai berikut: a) Para siswa yang
tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan
mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai; b) Para siswa tergabung dalam suatu
kelompok dan harus merasa bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok
dan berhasil tidaknya suatu kelompok itu menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh
anggota; c) Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam
kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapi.
3.2 Saran
Alhamdulillah pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat
waktu. Harapan penulis semoga dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun para pembaca. Namun makalah ini tidak lepas dari segala kelemahan-
kelemahan karena keterbatasan yang selalu ada pada diri manusia. Oleh sebab itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan guna tercapainya kemaslahatan bersama.
Terimakasih
13
DAFTAR PUSTAKA
Indayana, Febriani Tanjung. 2018. Strategi Pembelajaran Biologi. Medan: CV. Widya
Puspita.
Ismail. 2011. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL
Media Group.
Marno dan M.Idris. 2014. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori Riset and Praktik. Bandung: Nusa
Media.
14