Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan di Desa
penelitia ini disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus.
umur, pendidikan dan jenis kelamin, sedangkan data khusus terdiri dari
keaktifan kader posyandu balita dan status gizi balita, serta tabel silang
balita.
Batas wilayah
sebagai berikut
keaktifan kader posyandu balita dengan status gizi balita Desa Bandung
adalah uji korelasi teknik uji yang digunakan adalah chi sqare.
Keaktifan Umur
Kader 20-25 26-35 36-40 >40
tahun tahun tahun tahun
f % F % f % f % Σ %
Aktif 0 0 2 4,1 14 28,6 33 67,3 49 100
Tidak 0 0 0 0 0 0 1 100 1 100
aktif
Total 0 0 2 4 14 28 34 68 50 100
Sumber : data sekunder 2019
pendidikan
Total 35 70 14 28 1 2 50 100
Total 28 56 20 40 1 4 0 0 50 100
pernikahan
sebanyak 40 balita.
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.082a 1 .043
Sumber : SPSS 2019
4.3 Pembahasaan
Jombang
dalam kategori yang aktif (Sulistyo, 2018). Namun, apabila kader kesehatan
keaktifan kader, dimana kader yang hadir ikut melaksanakan tugas dan
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa kader yang aktif sebagian besar
berjalan lebih baik karena kader yang lebih tua lebih berpengalaman dalam
melaksankan program posyandu dan di samping itu juga kader yang lebih
sebanyak 34 kader.
(Agustina, 2014).
berdampak pada tidak adanya waktu para kader untuk aktif pada
untuk mengikuti kegiatan posyandu menjadi berkurang atau pun tidak ada,
oleh karena itu pekerjaan ibu selain menjadi kader posyandu menyebabkan
kader yang aktif hampir seluruhnya (98%) kader berstatus sudah menikah
sebanyak 48 kader.
Kader yang telah menikah atau telah mempunyai bayi dan anak bisa
akan tetap aktif mengingat bayinya harus selalu ditimbang dan dikontrol
kegiatan posyandu maka akan lebih mudah bagi kader itu sendiri karena
disamping ia melaksanakan tugasnya sebagai kader ia juga dapat langsung
(Nurfitriani, 2010).
Status gizi yang terjaga secara baik maka tumbuh kembang anak
akan menjadi optimal, perlu nya pemantauan gizi yang lakukan secara
teratur dan dilakukan secara berkala berguna untuk menjaga kesehatan anak,
salah satu cara untuk mengetahui status gizi anak adalah mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan ini kader yang telah memiliki anak akan aktif mengikuti
4.3.2 Hubungan Keaktifan Kader Posyandu Dengan Status Gizi Balita Di Desa
Bandung Diwek
posyandu dengan status gizi balita dengan nilai probabilitis sebesar 0.043
lebih kecil dari standart signifikan 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada
Tugas atau peran kader yang terkait dengan gizi adalah melakukan
melakukan penyuluhan gizi serta kunjungan rumah ibu yang memiliki balita
maka kader diharapkan berperan aktif dan menjadi pendorong, motifator
masyarkat yang terlibat langsung dalam posyandu, aktif nya kader dalam
status gizi dan mendeteksi ada nya masalah pada gizi (Isaura, 2011).
Aktif nya kader posyandu berfungsi untuk memantau gizi dan memberikan
penyuluhan gizi kepada ibu balita. Jika ibu balita bisa menerapkan
informasi-informasi yang diberikan oleh kader, maka status gizi balita tidak
Dari hasil penelitian dan pembelajaran pada bab 4, maka dapat ditarik
5.1 Kesimpulan
posyandu balita dengan status gizi balita di wilayah kerja pukesmas Cukir di
5.2 Saran
5.2.1 Teoritis
5.2.2 Praktis
1. Bagi Institusi
4. Bagi Responden
Daftar pustaka