Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dermatitis merupakan suatu reaksi peradangan kulit. Dermatitis kontak adalah


dermatitis karena kontak eksternal yang menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik)
atau toksik (iritan).

Dermatitis merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif pruritus,


obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik.

Dermatitis kontak sering terjadi pada tempat tertentu dimana alergen mengadakan
kontak dengan kulit.

BAB II
ISI
DERMATITIS KONTAK

1. Definisi

 Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak eksternal yang menimbulkan


fenomena sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).

Dermatitis merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif pruritus,


obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan pembentukan sisik.

(Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 2. Jakarta: Media


Aesculapius)

 Dermatitis kontak sering terjadi pada tempat tertentu dimana alergen mengadakan
kontak dengan kulit.

(Price, Sylvia Anderson. 1991. Patofisiologi. Jakarta: EGC)

 Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan


adanya spongiosis/edeme interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi
dengan bahan – bahan kimia yang berkontak atau terpajan kulit .Bahan- bahan
tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik.

(Harahap Mawarli Prof.Dr. 2006.Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta:Hipokrates).

A.Etiologi

Dermatitis kontak bisa ditimbulkan oleh bahan-bahan irritan primer atau penyebab
alergic primary irritant contact dermatitis merupakan reaksi non alergik dari pada
kulit yang disebabkan karena terkena irritantia. Zat diterjen ( seperti lisol )
desinfektan dan zat warna ( untuk pakaian, sepatu dan lain – lain ) dapat
mengakibatkan dermatitis.

1. Irritantia ringan, relatif atau marginal, memebutuhkan kontak


berulang-ulang dan atau kontak yang lama untuk menimbulkan
peradangan atau termasuk di sini adalah sabun, deterjen dan
kebanyakan jenis bahan pelarut.Dermatitis pekerjaan tampak pula
fisura ,skuama,dan paronikima sebagai akibat iritasi
kronik.dermatitis juga dapat terdapat pada rumah tangga yang
terjadi karena insektisida dan pelbagai salep yang di jual secara
bebas yang mengandung sulfonamid,penisilin,merkuri,atau sulfur.
2. Irritantia keras atau absolut merupakan zat-zat perusak yang keras
sehingga akan melukai kulit dengan seketika jika mengenainya
(asam kuat dan basa kuat).

PENYEBAB YANG BAKU DARI DERMATITIS KONTAK

PADA BERBAGAI BAGIAN TUBUH


Bagian Tubuh Penyebab

Muka Kosmetik, hairspray, semir rambut.

Cuping telinga Nikel, perhiasan imitasi

Kosmetik, transfer oleh tangan, tangkai kaca


Kelopak mata
mata

Bagian Tubuh Penyebab

Hidung, bibir dan sekitarnya Pasta gigi, lipstick

Leher Parfum, pakaian (bahan wool)

Aksila Deodoran, pakaian, parfum

Dada Bahan kuningan

Lengan dan kaki Deterjen, bahan pembersih, sepatu

Tangan Sarung tangan, deterjen

2. Manifestasi Klinis

Gejala dari dermatitis kontak adalah:

1. Fase akut : merah,edema,papula,vesikula,berair,kusta, dan gatal


2. Fase kronik :kulit tebal/likenifikasi,kulit pecah – pecah
skuama,kulit kering,dan hiperpigmentasi.

3. Gejala subyektif : Iritan primer akan menyebabkan kulit terasa


kaku, rasa tidak enak karena kering, gatal-gatal sebab peradangan
dan rasa sakit karena fisura, vesikula, ulcus.

4. Gejala obyektif : - Erythema

 Mikrovesikulasi dan
keluarnya

 Kulit menebal, kering, retak

 Pengelupasan kulit
 Vesikulasi, erosi,ulcus, fisura

 Edema muka dan tangan

 Ruam-ruam dan lesi

3. Predisposisi

Penyakit dermatitis ini biasanya dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yang antara
lain:

1. Obat-obatan : obat kumur, balsem dan salep yang mengandung


sulfanamid, penisilin, insektisida, neomisin, benzokain dan
etilendiamin.
2. Karet atau nilon : sandal karet, kaos kaki nilon, pakaian nilon.

3. Kunyit, kapur sirih, merkuri dan sulfur.

4. Klasifikasi

Dermatitis kontak ditimbulkan oleh fenomena alergik atau toksik.

 Dermatitis kontak dapat berupa:


1. Tipe dermatitis kontak alergi, merupakan
manifestasi “Delayed Hypersesitivity”;
hipersensitifitas yang tertunda dan merupakan
terkena oleh alergen kontak pada orang yang
sensitif.

2. Tipe dermatitis kontak iritan, terjadi karena irritant


primer dimana reaksi non alergik terjadi akibat
pejanan terhadap substansi iritatif.

 Perbedaan dermatitis kontak iritan dan alergi:

Faktor Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi

Penyebab Iritan primer Alergen kontak sensitizer

Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang

Penderita Semua orang Orang yang alergik

Lesi Batas lebih jelas, eritema Batas tidak begitu jelas,


eritema

Faktor Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi

sangat jelas kurang jelas

Uji tempel Sesudah ditempel 24 jam Bila sesudah 24 jam bahan


bila iritan diangkat, reaksi alergen diangkat, reaksi
akan segera menetap/meluas berhenti

Contoh Sabun, deterjen Pemakaian terlalu lama, jam,


sandal jepang, kalung imitasi

5. Patofisiologi

Dermatitis Kontak termasuk reaksi hipersensitivitas tipe IV, yaitu reaksi


hipersensitivitas tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase:

1. Fase Induksi (sensitisasi)


 Saat kontak pertama alergen dengan
kulit sampai limfosit mengenal dan
memberi respons, perlu waktu 2-3
minggu.

 Hapten (protein tidak lengkap)


berpenetrasi ke dalam tubuh dan
berikatan dengan protein karier
membentuk ,antigen yang lengkap.
Antigen ditangkap dan diproses oleh
macrofag dan sel langerhans
kemudian memicu reaksi limfosit T
yang belum tersensitisasi di kulit,
sehingga terjadi sensitisasi limfosit T
melalui saluran limfe.

2. Fase Eksitasi

Yaitu saat terjadinya kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel
efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik
berbagai sel radang sehingga timbul gejala klinis.

7. Penanganan
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan kontaktan merupakan tindakan
penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium permulaan, sebab tidak ada
pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya terjadi pembebasan histamin secara
pasif. Kortikosteroid diberikan bila penyakit berat, misalnya prednison 20 mg/hari.
Terapi topikal diberikan sesuai petunjuk umum.
“Dasar penyakit dermatitis adalah mencari etiologi dan menyingkirkan
penyebabnya.”
Pada dermatitis akut
Dilihat adanya oedema, erasia, eksudasi, pustula, erythema.
1. Kompres
Cara kompres : - Rendam kain putih halus ke air
 Letakkan di lesi, 10-20 menit
 Ganti dengan kain dan air
yang bersih
Perhatian : - Pakai 2/3 obat lokal, ketahui seluk beluk obat
- Pada daerah tropis perlu dipertimbangkan faktor penguapan. Sol Boric Acid 3 %
bila dibalutkan pada lesi maka konsentrasinya menjadi 20-50
% sehingga melekat pada lesi dan terdapat kristal Boric
(BAHAYA).
2. Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif.
Diobati dengan penicillin/ampicillin untuk penderita yang tidak alergi, buctrim,
supristol, septrin (efek aplasticanemia).
3. Antihistamin
4. Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat obat topical
dapat sering digunakan,beberapa obat dengan konsentrasi yang tinggi dapat
dioleskan langsung pada kulit yang sakit dengan sedikit absorbsi sistemik
sehingga efek samping sistemiknya juga sedikit.adapun obat topikalnya antara
lian:

a.Lotion
Lotion memeiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk dan dalam
air yang perlu di kocok sebelum di gunakan ,dan larutan jernih yang
mengandung unsur - unsur aktif yang bisa di larutkan seluruhnya .
b.Bedak
Bedak biasanya memiliki bahan dasar talk,zinkoksida,bentonit atau pati
jagung dan ditaburkan pada kulit dengan alat pengocok atau spons
katun.Meski kerja medisnya singkat ,bedak merupakan preparat
higroskopis yang menyerap serta menahan kelembaban kulit dan seprei.
c.Krim
Krim dapat berupa suspensi minyak - dalam - air
atau emulsi air- dalam- minyak dengan unsur-unsur untuk mencegah
bakteri ataupun jamur.
d.Jel
Jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketila dioleskan pada
kulit,bentuk preparat topikal ini secara kosmetik dapat diterima oleh
pasien karena tidak terlihat setelah dioleskan dan juga tidak terasa
berminyak serta tidak meninggalkan noda.
e.Pasta
Pasta merupakan campuran bedak dengan salep dan digunakan pada
keadaan inflamasi,pasta melekat pada kulit tetapi sulit dihilangkan tanpa
menggunakan minyak seperti minyak zaitun atau minyak mineral.
f.Salep
Salep bersifat menahan kehilangan air dan melumasi serta melindungi
kulit, bentuk preparat topikal ini lebih disukai untuk kelainan kulit yang
kronis atau terlokalisasi.
g.Preparat spray dan aerosol
Dapat di gunakan untuk lesi yang luas,bentuk ini akan mengisat ketika
mengenai kulit sehinga harus digunakan dengan sering.
h.Korrtikosteroid
Banyak dipakai dalam pengobatan kelainan dermatologik untuk
memberikan efek anti inflamasi,anti priritus dan vasokontriksi

Anda mungkin juga menyukai