Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM Nama : Iwan Jepri

TEKNIK PEMISAHAN NIM : G44190017


Kelompok :A
Hari, tanggal : Kamis, 29 April 2021
Waktu : Pukul 13.00-16.00 WIB
Asisten : Ursula Farrah Habibah
PJP : Dr. Mohamad Rafi, S.Si, M.Si

KROMATOGRAFI KOLOM
Pendahuluan
Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan preparatif yang dapat
menghasilkan isolat dalam jumlah yang cukup besar (Fasya et al. 2018).
Kromatografi kolom termasuk dalam kromatografi adsorbsi. Proses pemisahan
pada kromatografi tersebut dihasilkan dari antara gugus fungsi polar yang bersifat
dan solut sisi aktif (Sabar et al. 2015). Selain adsorpsi, kromatografi kolom juga
didasari oleh partisi, pertukaran ion dan ukuran eklusi.
Kromatografi kolom menggunakan alat berupa kolom yang terbuat dari
gelas atau kaca yang ditempatkan secara vertikal. Kromatografu kolom dapat
digunakan dalam pemurnian hasil sintesis, isolasi senyawa aktif bahan alam, dan
analisis limbah lingkungan. Percobaan bertujuan mempelajari pemisahan
menggunakan kromatografi kolom dari video pembelajaran.
Metode
Alat yang digunakan dalam proses pemisahan dengan kromatografi kolom
adalah gelas piala, beberapa tabung reaksi, rak tabung reaksi, kolom kromatografi,
batang pengaduk, karet, pompa tangan, pipet, seperangkat penguap putar, pelat
KLT, sedangkan bahan yang digunakan adalah kapas, pasir, silika, pelarut, dan
sampel uji.
Praktikum dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Selanjutnya, kapas kecil dimasukkan ke dasar kolom, proses ini dapat dibantu
menggunakan batang kaca panjang sehingga kapas sampai pada dasar kolom.
Kolom dipasangkan pada statif dengan klem kemudian ke dalam kolom tersebut
ditambahkan pasir kita-kira tingginya mencapai 1-2 cm. Setelah itu pembuatan
bubur silika, silika ditimbang kemudian ditambahkan eluen dengan perbandingan
yang telah diperhitungkan. Silika kemudian diaduk hingga homogen membentuk
bubur silika.
Semua bubur silika yang telah terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam
kolom. Kelebihan eluen pada kolom dapat dikeluarkan melalui cerat sampai eluen
berada sedikit di atas silika. Hal ini dapat dibantu dengan menggunakan pompa
tangan untuk mempercepat proses pengeluaran eluen. Bubur silika dipastikan tidak
kering dimana eluen selalu membasahi semua bagian silika. Kolom kaca dipukul
menggunakan selang karet dengan kuat tetapi tetap hati-hati. Selanjutnya, pasir
ditambahkan ke dalam kolom tepat di atas silika. Sampel dimasukkan menggunkan
pipet melalui dinding kolom. Setelah itu, dinding kolom dibilas dengan eluen agar
semua sampel tidak tertinggal karena menempel pada dinding kolom. Eluen
ditambahkan dengan jumlah yang signifikan. Cerat kemudian dibuka sehingga eluat
masuk pada tabung reaksi membentuk fraksi-fraksi. Volume eluat pada tabung
reaksi sekitar setengah dari volume total tabung. Fraksi-fraksi yang terbentuk
diidentifikasi menggunakan KLT kemudian pelarut diuapkan menggunkan rotary
evaporator sehingga dihasilkan senyawa murni.
Data Hasil Percobaan
Tabel 1 Hasil pengamatan menggunakan kromatografi kolom
Tabung ke- Warna Hasil Pengamatan

1 Tak berwarna

2 Tak berwarna

3 Tak berwarna

4 Tak berwarna
5 Tak berwarna

6 Kuning pudar

7 Kuning

8 Kuning pekat

9 Kuning pekat

10 Kuning pudar
11 Tak berwarna

12 Tak berwarna

Pembahasan
Kromatografi kolom terbagi dua, yaitu basah dan kering. Perbedaan
kromaotografi kolom basah dan kering adalah pencampuran fase gerak dan fase
diamnya. Jika kromatografi kolom basah, fase gerak dan fase diam dicampurkan
sebelum dimasukkan ke dalam kolom. Jika kromatografi kolom kering, fase gerak
dan fase diam dimasukkan ked ala kolom dalam bentuk serbuk lalu dimasukan fase
geraknya. Kelebihan-kelebihan kromatografi kolom yaitu proses yang sederhana,
tidak membutuhkan alat yang kompleks, dan biaya yang murah. Kekurangan dari
kromatografi kolom yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam prosesnya dan
peru dilakukan elusi secara bertahap supaya fase gerak yang digunakan habis dan
tertampung dalam wadah yang berbeda.
Efisiensi pemisahan menggunakan kromatografi kolom dipengaruhi oleh
adsorben, eluen, diameter kolom dan laju alir (Kristanti et al. 2008). Adsorben
berperan sebagai fase diam dari kromatografi kolom. Absorben mempengaruhi
efisiensi pemisahan kromatografi kolom karena berkaitan dengan teori plat dan
teori kelajuan. Pemisahan yang efisien menggunakan kromatografi kolom dapat
dilakukan salah satunya dengan cara memperkecil jumlah sampel dalam proses
elusi serta memperpanjang kolom (adsorben) (Wonorahardjo 2013). Menurut
Kondeti et al. (2014), ukuran diameter kolom dapat mempengaruhi keefisiensian
pemisahan dalam kolom, dimana semakin tinggi fase diam yang dihasilkan maka
semakin baik hasil pemisahannya.
Selektivitas pemisahan pada kromatografi adsorpsi tergantung pada
kekuatan interaksi polar antara zat terlarut dan adsorben. Besarnya kemampuan
pada penahanan zat terlarut pada permukaan adsorben tergantung pada konfigurasi
ruang adsorben serta kemampuan membentuk ikatan hidrogen antara solut dan
permukaan adsorben (Fasya et al. 2018).
Kromatografi kolom hanya mengandalkan gravitasi sehingga membutuhkan
aktu yang lama. Fungsi pompa adalah mempercepat proses kromatografi kolom.
Pompa ini menggunakan gas yang memiliki tekanan tinggi, seperti argon dan
nitrogen. Fungsi penurunan eluen yang berlebih adalah menghindari tercampur
dengan sampel yang mengakibatkan tidak merata nya sampel. Kapas berfungsi
mencegah material padat masuk ke dalam cerat. Pasir berfunsgi sebagai pembatas
dan pelindung packing kolom. Fungsi memasukan eluen lewat dinding adalah eleun
tersebar merata dan melindungi packing kolom. Kolom diketuk-ketuk berfungsii
menghilangkan gelembung dan retakan. Kolom harus tetap dalam keadaan basah
bertujuan menghindari infiltrasi udara.
Percobaan menghasilkan warna pada tabung ke-5 sampai tabung ke-10.
Warna yang dihasilkan mengindikasikan eluit. Eluit adalah komponen sampel yang
keluar dari cerat setelah proses elusi. Pada tabung ke-1 sampai ke-4warna belum
terlihat warna. Pada tabel ke-11 dan ke-12 warna kembali hilang. Warna yang
hilang mengindikasikan eluat. Elaut adalah fase gerak yang meninggalkan cerat
tanpa membawa sampel. Warna yang sangat pekat berada pada tabung ke-8. Hal ini
menunjukan banyaknya komponen sampel yang keluar dari cerat.
Simpulan
Pemisahan menggunakan kromatografi kolom didasari oleh partisi,
adsorpsi, pertukaran ion dan ukuran eklusi. Kromatografi kolom akan
menghasilkan eluat dan eluit. Efisiensi pemisahan menggunakan kromatografi
kolom dipengaruhi oleh adsorben, eluen, diameter kolom dan laju alir.
Kromatografi kolom haya mengandalkan gravitasi sehingga prosesnya
membutuhkan waktu yang lama. Percepatan elusi dapat dilakukan dengan pompa
dan mengetuk kolom dengan karet.
Daftar Pustaka
Fasya AG, Tyas AP, Mubarokah FA, Ningsih R, Madjid ADR. 2018. Variasi
diameter kolom dan rasio sampel-silika pada isolasi steroid dan
triterpenoid alga merah eucheuma cottonii dengan kromatografi kolom
basah. ALCHEMY: Jurnal Of Chemistry. 6(2):57-64.
doi.org/10.18860/al.v6i2.7015
Kondeti RR, Mulpuri KS, Meruga B. 2014. Advancements in column
chromatography: a review. World Journal of Pharmaceutical Sciences.
2(10): 1375-1383.
Kristanti AV, Aminah NS, Tanjung M, Kurniadi B. 2008. Buku Ajar Fitokimia.
Surabaya (ID): Airlangga University Press.
Sabar J, Fatimah F, Rorong JA. Karakterisasi minyak ikan dari pemurnian limbah
ikan tuna dengan zeolit secara kromatografi kolom. Juenal MIPA
Unsrat Online. 4(2):161-164. doi.org/10.35799/jm.4.2.2015.9133
Wonorahardjo S. 2013. Metode-Metode Pemisahan Kimia: Sebuah Pengantar.
Jakarta (ID): Akademia.

Anda mungkin juga menyukai