Anda di halaman 1dari 20

PELUANG

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
“Statistika Matematika”

Dosen Mata Kuliah:


Adiatma, S.Pd.,M.Si

OLEH:
KELOMPOK 2
1. MUHAMMAD ASDAR WIRAWAN
2. NURUL QURANI
3. NURAZIZAH

KELAS STATISTIKA MATEMATIKA B

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam tidak lupa kita kirimkan kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti saat ini.

Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Statistika Matematika, serta untuk menambah pengetahuan kita semua
mengenai materi peluang.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan. Namun, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis.

Bantaeng, 20 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6

A. Ruang Sampel..................................................................................................6
B. Konsep Peluang...............................................................................................7
D. Peluang Dua Peristiwa Saling Bebas.............................................................16
BAB III..................................................................................................................19

PENUTUP..............................................................................................................19

A. Simpulan........................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peluang merupakan alat yang memungkinkan ahli statistika menggunakan


informasi yang ada pada sampel untuk membuat keputusan atau uraian tentang
populasi dari mana sampel itu berasal. Secara historis ide peluang berawal dari
kalangan ‘penjudi’ (‘gambler’) yaitu ketika Chevalier de Mere mengajukan
pertanyaan kepada Pascal. Studi secara matematis dipelopori oleh Laplace (1812),
Pearson (1857-1936), Mishes (1931), R.A. Fisher (1890-1962) dan Kolmogorov
(1933). Berkembangnya teori peluang diawali oleh kesenangan orang untuk
mengadu untung di meja judi. Lahirnya berbagai teori peluang yang dilandasi dari
kesenangan ini telah banyak mempengaruhi perkembangan ilmu statistika itu
sendiri.

Masalah Probabilitas atau peluang adalah cara untuk mengungkapkan


pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah
terjadi. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam matematika, dan
kemudian digunakan secara lebih luas tidak hanya dalam matematika atau
statistika, tetapi juga keuangan, sains dan filsafat. Seseorang tidaklah mungkin
untuk memahami statistika secara sempurna tanpa memahami apa arti peluang itu
sendiri.
Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa teori peluang adalah fondasi dari
statistika. Peluang menurut Soedibjo (2010:1) adalah suatu cara untuk
menyatakan kesempatan terjadinya suatu peristiwa. Secara kualitatif, peluang
dapat dinyatakan dalam bentuk kata sifat untuk menunjukkan kemungkinan
terjadinya suatu keadaan seperti: baik, lemah, kuat, miskin, dansedikit. Secara
kuantitatif, peluang dinyatakan sebagai nilai-nilai numeris, baik dalam bentuk
pecahan maupun decimal antara 0 dan 1. Peluang sama dengan 0 berarti sebuah
peristiwa tidak bisa terjadi, sedangkan peluang sama dengan 1 berarti peristiwa
tersebut pasti terjadi. Misalnya, kemungkinan terjadinya kecelakaan dari sejumlah
perjalanan; kemungkinan munculnya salah satu muka dalam lemparan (tossing)
uang logam atau dadu.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam makalah ini adalah antara lain sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan ruang sampel?

2. Bagaimana konsep dari peluang?

3. Apa yang dimaksud dengan peluang bersyarat?

4. Apa yang dimaksud dengan peluang dua peristiwa saling bebas?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah antara lain sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang sampel.

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari peluang.

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peluang bersyarat.

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan peluang dua peristiwa saling
bebas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Sampel

Andaikan kita melakukan sebuah eksperimen, maka semua hasil yang


mungkin didapatkan dari eksperimen tersebut dikatakan ruang sampel. Ruang
sampel dilambangkan dengan menggunakan huruf kapital, yaitu S. Adapun
masing-masing hasil yang mungkin dari eksperimen tersebut atau setiap anggota
dari ruang sampel dikatakan tiHtiktitik sampel.Ruang sampel terdiri atas 2
macam, yaitu ruang sampel diskrit dan ruang sampel kontinu.

1. Ruang sampel diskrit

Ruang sampel diskrit adalah ruang sampel yang memiliki banyak anggota
berhingga ataupun tidak berhingga tetapi bisa dihitung.

Contoh 1. Apabila kita melalakukan eksperimen pengundian dua mata uang


logam Rp.100, maka ruang sampelnya adalah:

S GG,GH,HG,HH

Dimana:G = Gambar “Karapan Sapi”

H = Huruf “BANK INDONESIA”

Contoh 2. Apabila kita melakukan sebuah eksperimen mengenai pengundian


sebuah dadu, maka ruang sampel berisi salah satu hasil dari hasil eksperimen
yaitu: mata 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Sehingga ruang sampelnya adalah : S 1,2,3,4,5,6

Adapun titik-titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6.


2. Ruang sampel kontinu

Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggota-anggota


sampelnya merupakan interval pada garis bilangan real.

Contoh. Andaikan perusahaan bola lampu “JAYA” memproduksi sebuah bola


lampu. Kita akan melihat dan menentukan masa hidup (dalam satuan jam) bola
lampu tersebut.

Penyelesaian: Karena masa hidup bola lampu bernilai bilangan real positif, maka
ruang sampelnya adalah sebagai berikut: S r,r  0 Kita dapat menentukan
berapa peristiwa dari ruang sampel S.

B. Konsep Peluang

1. Peluang secara aksioma

Andaikan S menunjukkan ruang sampel eksperimen dan A menunjukkan


kumpulan semua peristiwa yang dapat dibentuk dari S . Peluang P adalah
sebuah fungsi dengan domain A dan daerah hasilnya 0,1 yang memenuhi sifat-
sifat sebagai berikut:

i. PA 0 untuk A A

ii. PS1

iii. Jika A A A Am , , ,.........., 1 2 3 adalah m buah peristiwa yang saling lepas


dalam A (maksudnya Ai  Aj  {} untuk i, j 1,2,3,....,m ) ( A1 A2 A3... Am )

¿ i=1 ¿ m Ai  A, maka:

P ( ¿ i=1 ¿ m A i ) = P ( A1 A2 A3... Am )

P ( ¿ i=1 ¿ m A i ) = P ( A1) + P ( A2) + P ( A3) + ...P( Am )


m
P ( ¿ i=1 ¿ m A i ) =∑ Pi
i=1

PA disebut sebagai “ peluang peristiwa A” atau “ peluang terjadinya peristiwa


A” atau “peluang bahwa peristiwa A terjadi”.

2. Peristiwa anggota tunggal

Sebuah peristiwa anggota tunggal A adalah sebuah himpunan bagian dari


ruang sampel S yang hanya mempunyai satu anggota. Dengan perkataan lain, jika
ada satu x  S sedemikian sehingga x A  S , sehingga A disebut peristiwa
anggota tunggal.

Contoh. Diketahui S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}

Jika A merupakan himpunan yang anggotanya 3 < x ≤ 4, maka anggota himpunan


A adalah?

Penyelesaian.

Karena A merupakan himpunan yang anggotanya 3 < x ≤ 4, jadi himpunan A


adalah A = {4}. Terdapat 1 anggota pada himpunan A. Ini disebut juga peristiwa
anggota tunggal.

3. Peluang peristiwa himpunan kosong

Apabila peristiwa himpunan kosong dinyatakan dengan ∅ , maka P{∅} = 0

Contoh. Diketahui A = {a,b,c} dan B = {1,2,3}. Carilah A ⋂ B!

Penyelesaian:

A ⋂ B = {} himpunan kosong karena tidak ada anggota A yang beririsan dengan


anggota B. Peristiwa ini juga disebut peristiwa himpunan kosong.
4. Peluang komplemen peristiwa

Apabila A adalah sebuah peristiwa dalam A, maka P( Ac ) = 1 - PA

Contoh. Diketahui P(A) = 0,5. Hitunglah P( Ac )!

Penyelesaian:

P( Ac ) = 1 - PA = 1-0,5 = 0,5

5. Peluang dua peristiwa inklusif

Untuk setiap dua peristiwa A dan B dalam A berlaku, PA B PA
PB PA B.

Contoh. Diketahui P(A) adalah 0,5 dan P(B) adalah ½ dari P(A). Jika peluang
irisan A dan B adalah 0, tentukan Peluang A gabung B

Penyelesaian:

P(B) adalah ½ dari P(A), maka P(B) adalah 0,25.

PA B PA PB PA B.

PA B 0,5 + 0,25 – 0

PA B 0,75

6. Peluang peristiwa bagian

Jika A merupakan himpunan bagian dari B atau A  B maka: PA PB

Contoh. Diketahui S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,0}, B = {2,4,6,8} dan A = {2,4}.


Hitunglah peluang A dan B
n( A) 2
P A  = = = 0,2
n (S) 10

n(B) 4
P B  = = = 0,4
n( S) 10

Jadi, P(A) = 0,2 dan P(B) = 0,4 sehingga PA PB

Kita lihat bahwa A merupakan himpunan bagian dari B dan PA PB. Ini
disebut juga dengan peluang peristiwa bagian.

7. Sifat peluang

n( A)
Jika S memiliki n anggota, maka: P A  =
n (S)

Contoh. Misalkan kita mengadakan pengundian dua buah uang logam Rp. 100
secara bersamaan sekaligus. Apabila D adalah peristiwa tidak akan diperolehnya
gambar “HURUF BANK INDONESIA”, maka hitunglah P Dc .

Penyelesaian. Ruang sampel dua buah uang logam Rp. 100

S GG,GH,HG,HH

Dimana:

G = Gambar “KARAPAN SAPI”

H = Huruf “BANK INDONESIA”

Dikarenakan dua buah mata uang logam Rp. 100 diundi bersamaan dan seimbang,
maka setiap titik sampel memiliki nilai peluang yang sama, yaitu . D : Peristiwa
tidak akan diperolehnya gambar “HURUF BANK INDONESIA”.

1
Ruang peristiwa dari D adalah: D GG , dan nilai peluang PD  , karena
4
PDP Dc  1, maka:

P Dc  = 1 - P(D)

1
P Dc  = 1 - ,
4

3
P Dc  =
4

C . Peluang Berdasarkan Teknik Membilang

1. Aturan Perkalian

Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan aturan perkalian

n( A)
digunakan rumus sebagai berikut: P A  =
n (S)

Dimana,

PA : Nilai peluang peristiwa A

nA : Banyak anggota peristiwa A yang didapatkan berdasarkan aturan perkalian

nS : Banyak anggota keseluruhan berdasarkan aturan perkalian

Contoh. Sebuah rumah makan menyediakan menu makanan pagi yang terdiri atas
nasi, telur, kerupuk, dan minuman. Nasi terdiri atas nasi kuning, nasi putih, dan
nasi goreng. Telur terdiri atas telur dadar, ceplok, asin, dan rebus. Kerupuk terdiri
atas kerupuk aci, ikan, dan udang. Minuman terdiri atas air putih, kopi, susu, kopi
susu, dan teh. Berapa peluang bahwa menu makanan pagi itu terdiri atas nasi
kuning, telur, kerupuk, dan minum?

Penyelesaian:
Andaikan A : Peristiwa bahwa menu makanan pagi itu terdiri atas nasi
kuning, telur, kerupuk, dan minum.

Maka,

nA = Banyak susunan menu makanan pagi yang terdiri atas nasi kuning, telur,
kerupuk dan minum.

n(A) = 1435 cara

nA 60 cara

nS Banyak susunan menu makanan pagi keseluruhan yang terdiri atas nasi,
telur, kerupuk dan minuman.

n(S) = (3x4x3x5)

n(S) = 180 cara.

n( A) 60 1
Sehingga, P A  = = =
n (S) 180 3

2. Permutasi

n!
nPk =
( n−k ) !

Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan aturan permutasi

n( A)
digunakan rumus sebagai berikut: P A  =
n (S)

Dimana,

PA : Nilai peluang peristiwa A


nA : Banyak anggota peristiwa A yang didapatkan berdasarkan aturan permutasi

nS : Banyak anggota keseluruhan berdasarkan aturan permutasi

Contoh. Diketahui ada tiga abjad berurutan yaitu a,b dan c. Hitunglah nilai
peluang bahwa dua abjad tertentu selalu terletak berdampingan, apabila kita
membentuk permutasi dari tiga abjad itu.

Penyelesaian:

Andaikan E adalah peristiwa bahwa dua abjad tertentu selalu


berdampingan, apabila kita akan membentuk permutasi dari tiga abjad tersebut.
Dikarenakan dua abjad tertentu selalu terletak berdampingan, maka banyak abjad
yang akan dibentuk ada 2 buah. Maka permutasi yang mungkin  2! . Banyak
permutasi yang dibentuk dari dua abjad yang berdampingan  2! Maka:

nE Banyak susunan dua abjad tertentu yang selalu terletak berdampingan.

nE = (2! x 2!) cara

n(E)  4 cara.

nS Banyak susunan keseluruhan berdasarkan permutasi yang dapat dibentuk.

nS 3!

n(S) = 6 cara

n(E) 4 2
Sehingga, P E  = = =
n( S) 6 3

3. Kombinasi

n!
nCk =
k ! ( n−k ) !
Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan aturan kombinasi

n( A)
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P A  =
n (S)

Dimana,

PA : Nilai peluang peristiwa A

nA : Banyak anggota peristiwa A yang didapatkan berdasarkan aturan


kombinasi

nS : Banyak anggota keseluruhan berdasarkan aturan kombinasi

Contoh. Mira mempunyai sebuah kotak berisi 15 buah kelereng terdiri atas 7 buah
kelereng kuning dan 8 buah kelereng putih. Kemudian mira mengambil lima buah
kelereng secara sekaligus. Berapa peluang bahwa dari lima buah kelereng yang
terambil itu, tiga buah diantaranya berwarna kuning?

Penyelesaian.

Misalkan D: Peristiwa bahwa lima buah kelereng yang terambil itu, tiga buah
diantaranya berwarna kuning.

Banyak susunan kelereng kuning yang terambil itu adalah (73 )cara = 35cara.
Banyak susunan kelereng putih yang terambil adalah (82) cara = 28 cara
n(D) = Banyak susunan lima buah kelereng yang terambil, dengan tiga buah di
antaranya berwarna kuning.

n(D) = ( 35 x 28 )

n (D) = 980 cara


n (S) = Banyak susunan lima buah kelereng yang terambil secara keseluruhan.

n(S) = (153)
n(S) = 3.003

n ( D) 980
Sehingga, P(D) = =
n ( S ) 3003

D. Peluang Bersyarat

Peluang bersyarat adalah peluang terjadinya kejadian A bila diketahui


bahwa suatu kejadian B telah terjadi atau sebaliknya, peluang terjadinya kejadian
B bila diketahui bahwa suatu kejadian A telah terjadi. Apabila A dan B dua buah
peristiwa yang dibentuk dari ruang sampel S, maka peluang bersyarat dari B

P ( A ⋂ B)
diberikan A didefinisikan sebagai P (B|A) = dengan 0 < p(A) < 1
P( A)

1. Perhitungan peluang bersyarat

Apabila S adalah ruang sampel yang PETI ANGSA dan banyak


anggotanya berhingga dengan peristiwaperistiwanya A dan B, maka:

A Banyak anggota dalam( A ⋂ B)


P( ) =
B Banyak anggota dalam(B)

A Banyak cara A d an B dapat terjadi


P( ) =
B Banyak cara B dapat terjadi

2. Peluang perkalian bersyarat

Apabila A dan B adalah dua buah peristiwa yang dibentuk berdasarkan


ruang sampel S, maka:
A
P( A ⋂ B) = P(B) . P( )
B

Contoh. Seorang guru akan memilih peserta olimpiade. Ada 5 calon laki-laki
diantaranya 3 pandai berhitung dan 2 pandai perkalian. 3 calon wanita diantaranya
1 pandai berhitung dan 2 pandai perkalian. Hitunglah peluang yang siswa
olimpiade yang dipilih guru adalah laki-laki dengan syarat pandai perkalian.

Penyelesaian.

Misalkan A adalah kejadian orang yang pandai perkalian. Pada pria ada 2 dan
wanita ada 2 jadi totalnya adalah 4.

n( A) 4 1
P(A) = = =
n (S) 8 2

n(S) = Jumlah semua calon peserta

B = Kejadian terpilih laki-laki oleh guru

A⋂B = 2

n( A ⋂ B) 2 1
P(A⋂B) = = =
n( S) 8 4

Jadi peluang laki-laki terpilih oleh guru adalah

P ( A ⋂ B) 1/4 2 1
P (B|A) = = = = = 0,5 .
P( A) 1/2 4 2

D. Peluang Dua Peristiwa Saling Bebas

Dua peristiwa A dan B disebut peristiwa yang saling bebas, jika dan hanya
jika: PA B PA PB. Apabila dua buah peristiwa A dan B saling bebas,
maka:
a. Dua peristiwa A dan BC juga saling bebas

b. Dua peristiwa AC dan B juga saling bebas

c. Dua peristiwa AC dan BC juga saling bebas

Contoh:. Dalam box Ater dapat 4 balon kuning dan 3 balon biru, sedangkan dalam
box B terdapat 7 balon kuning dan 2 balon merah. Dari asing-masing kotak
diambil satu balon secara acak. Hitunglah peluang terambil:

a. Balon kuning dari box A dan balon kuning dari box B

b. Balon kuning dari box A 1 dan balon merah dari box B

Penyelesaian:

Kejadian ini saling bebas karena box A dan B tidak saling berkaitan

a. Diketahui:

n(Ka) = 4 (jumlah balon kuning di box A)

n(Kb) = 7 (jumlah balon kuning di box B)

n(Sa) = 7

n(Sb) = 9

PA B PA PB

n(Ka) n(Kb)
PA B .
n( S) n( S)

4 7
PA B .
7 9
4
PA B
9

b. Diketahui:

n(Ka) = 4 (jumlah balon kuning di box A)

n(Kb) = 2 (jumlah balon merah di box B)

n(Sa) = 7

n(Sb) = 9

PA B PA PB

n(Ka) n(Kb)
PA B .
n( S) n( S)

4 2
PA B .
7 9

8
PA B
63
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan dalam makalah ini adalah antara lain sebagai berikut.

1. Ruangsampel (S) adalah semua hasil yang mungkin didapatkan dari


eksperimen. Ruang sampel terbagi menjadi dua yaitu ruang sampel diskrit dan
ruang sampel kontinu.

2. Konsep dari peluang mencakup definisi peluang menurut aksioma, dan teknik
membilang seperti aturan perkalian dan permutasi.

3. Peluang bersyarat adalah peluang terjadinya kejadian A bila diketahui bahwa


suatu kejadian B telah terjadi.
4. Dua peristiwa A dan B disebut peristiwa yang saling bebas, jika dan hanya jika:
PA B PA PB.

B. Saran

Adapun saran dari penyusun adalah antara lain sebagai berikut.

1. Memperbanyak referensi agar materi yang didapatkan lebih mendalam.

2. Teliti dalam mengerjakan agar tidak terjadi kesalahan baik dalam pengetikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Eka Khairani.2020. Statistika Matematika. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan UINSU Medan.

Suprianto,Juanda. 2015. Pengertian Peluang Bersyarat. Diambil dari


https://juandasuprianto.wordpress.com/2015/06/24/pengertian-peluang-
bersyarat/ pada tanggal 9 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai