Resum Pengkajian Persyarikatan (ISRO)
Resum Pengkajian Persyarikatan (ISRO)
Nim : A02019035
Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti memperbaharui atau
menjadikan baru. Kata ini pula bentukan dari kata jadda, yajiddu, jiddan/jiddatan, artinya sesuatu
yang ternama, yang besar, nasib baik dan baru. Bisa juga berarti membangkitkan, menjadikan,
(muda, tangkas, kuat). Dapat pula berarti memperbaharui, memperpanjang izin, dispensasi,
kontrak. Dalam kamus Bahasa Indonesia tajdid berarti pembaruan, modernisasi atau restorasi.
Orang yang melakukan pembaruan disebut mujaddid.
Prof.dr. Quraisy Shihab, mengartikan tajdid sebagai pencerahan dan pembaruan. Tajdid dalam
makna pencerahan mencakup penjelasan ulang dalam bentuk kemasan yang lebih baik dan sesuai
menyangkut ajaran-ajaran agama yang pernah diungkap oleh para pendahulu. Adapun tajdid
dalam arti pembaruan adalah mempersembahkan sesuatu yang benar-benar baru yang belum
pernah diungkap oleh siapapun sebelumnya
Maka Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muammadiyah memutuskan fatwa:
a.Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berbasiskan nilai-nilai syariah antara lain berupa
keadilan, kejujuran, bebas bunga, dan memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan
bersama.
b.Untuk tegaknya ekonomi Islam, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf
nahi munkar dan tajdid, perlu terlibat secara aktif dalam mengembangkan dan mangadvokasi
ekonomi Islam dalam kerangka kesejahteraan bersama. c.Bunga (interest) adalah riba karena
merupakan tambahan atas pokok modal yang dipinjamkan, padahal Allah berfirman,”Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu”. Tambahan itu bersifat
mengikat dan diperjanjikan sedangkan yang bersifat suka rela dan tidak diperjanjikan tidak
termasuk riba. d.Lembaga Keuangan Syariah diminta untuk terus meningkatkan kesesuaian
operasionalisasinya dengan prinsip-prinsip syariah. e.Mengimbau kepada seluruh jajaran dan
warga Muhammadiyah serta umat Islam secara umum agar bermuamalat sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah, dan bilamana menemui kesukaran dapat berpedoman kepada kaidah “Suatu hal
bilamana mengalami kesulitan diberi kelapangan dan kesukaran membawa kemudahan”. f.Umat
Islam pada umumnya dan warga Muhammadiyah padakhususnya agar meningkatkan apresiasi
terhadap ekonomi berbasis prinsip syariah dan mengambangkan budaya ekonomi berlandaskan
nilai-nilai syariah. g.Agar fatwa ini disebarluaskan untuk dimaklumi adanya. Difatwakan di
Yogyakarta 27 Juni 20
a.Visi : Berkembangnya kapasitas dan bangkitnya kembali etos ekonomi Muhammadiyah untuk
meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan umat.
b.Misi
3)Melakukan pelatihan SDM dengan muatan kewirausahaan yang kental untuk memfasilitasi
pendirian AUMK dan mengembangkan AUMK yang sudah ada;
4)Memanfaatkan asset lahan dan Wakaf menjadi asset produktif yang dapat menimbulkan nilai
ekonomi;
1)Penguatan peran dan fungsi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah
sebagai institusi fasilitator, motivator, dan pengayom dalam pengembangan kapasitas dan
peningkatan etos ekonomi Muhammadiyah dalam rangka peningkatan pemberdayaan ekonomi
dan kesejahteraan ummat.
2)Menjadikan MEK di tingkat PWM sebagai fasilitator dan penggerak dalam pengembangan
etos ekonomi Muhammadiyah dalam rangka peningkatan pemberdayaan ekonomi dan
kesejahteraan umat.