Anda di halaman 1dari 2

Generasi Emas atau Generasi Micin?

Selamat Pagi semuanya,


Nama saya Namira Anjani. Saya hanyalah seorang pelajar biasa yang akan memberi tahu
kepada teman-teman sekalian tentang permasalahan yang kita hadapi di jaman serba bisa
ini.
Di telinga kita pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya globalisasi. Di era ini
sedang marak-maraknya globalisasi. Ketika ada update dari media sosial, detik itu juga akan
dilihat oleh masyarakat seluruh dunia. Semuanya akan tersebar yang baik dan buruk.
Semuanya akan dilihat, dan ditiru baik dan buruk. Disitulah letak kekecewaan saya, saya
miris melihat perilaku buruk jaman sekarang.
Di kelas ini pasti semuanya mempunyai handphone. Dan setiap hari pasti dibuka untuk
melihat update-an baru, biar ada materi buat bicara sama teman. Biasanya kalau kita lagi
scrolling biasanya kita pasti tertarik buat lihat yang lain. Kita ini masih anak-anak pasti rasa
ingin tahunya tinggi banget jadi ada yang lucu kita klik, ada yang aneh kita klik, ada yang
kontroversi kita klik, akhirnya semua di klik. Tapi entah yang di klik tadi baik atau buruk.
Dari semua berita yang kita klik tadi bisa saja berisi macam-macam hal buruk seperti
pornografi, kebencian, rasisme, kekerasan dan lainnya. Kekerasan itu sudah marak di jaman
ini. Membuat geng, entah itu geng motor atau semacamnya. Yang laki-laki asik adu fisik
yang perempuan asik adu mulut. Mulutnya sibuk nyebarin gosip, kata-kata nyeleneh dan
lainnya.
Kekerasan itu juga merambat ke arah bully-ing. Nggak kerasa kita juga melakukan bully-
ing. Misalnya saja yang memang sudah sering didengar, mengejek nama orang tua dan
mengatai teman dengan ujaran kotor. Mungkin anak yang mentalnya kuat masih bisa
menghandle hal seperti itu. Tapi bagaimana dengan yang kekerasan fisik? Dipermalukan
satu sekolah? Divideo kekerasannya dan diunggah di internet? Mungkin penyakit fisiknya
sudah sembuh tapi orang-orang tidak tahu apa yang ia rasakan. Seorang anak yang dibully
sekasar itu akan mengalami trauma yang tinggi, terkena penyakit mental, Anxiety disorder,
depresi, dendam dan lain sebagainya. Mau pembullynya minta maaf sampai sujud,
gangguan mentalnya tidak akan hilang dengan mudah. Itu sudah masuk dosa yang sangat
besar.
Dari pornografi sudah menyebabkan banyak masalah. Pornografi adalah akar dari
munculnya pelecehan seksual, munculnya pedofilia yang menjadi momok para orang tua.
Ada seorang siswi yang diperkosa dan dibunuh oleh seniornya. Sedikit info bahwa otak
seorang anak yang tercemar dengan pornografi itu sama dengan rusaknya otak akibat
kecelakaan.
Otak kita ini untuk belajar, belajar untuk mengembangkan bakatnya masing-masing.
Karena Indonesia ini butuh kita. Kita adalah Generasi Emas 2045, di tahun 2045 Indonesia
akan mendapatkan bonus demografi yaitu 70% penduduk Indonesia adalah pemuda. Ini
adalah peluang bangsa Indonesia untuk meraih kejayaan. Tapi entah itu maju ke jalan yang
benar atau melenceng ke jalan yang salah. Semuanya bergantung kepada pemuda
Indonesia, masa depan Indonesia bergantung pada kita.
Indonesia berada di tangan kita, sekali kita membaliknya Indonesia akan jatuh dan hancur.
Kita sebagai generasi emas harus bisa memperbaiki moral kita, memberantas kejamnya
globalisasi dan kita harus bisa membuktikan bahwa kita memang generasi emas yang
ditunggu-tunggu oleh Indonesia.
Sekian dan terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai