Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH
GENERALISASI PETA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : LA ODE SAHAMADA
NIM : A1P120091
KELAS : A
MATKUL : KARTOGRAFI TEMATIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
KATA PENGANGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul GENERALISASI PETA . Adapun tujuan dari penulisan
makalah bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembuatan peta
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimah kasih kepada Dosen mata kuliah


kartografi tematik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni dan juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian penggetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam


penulisan, isi data,maupun analisisnya oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca mengenai penyusunan
makalah ini sangat saya harapkan.

Kendari, 27 Januari 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………....

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………
A. Generalisasi Peta………………………………………………
B. Aspek-aspek Generalisasi peta………………………………..
C. Pembuatan Peta………………………………………………..
D. Delineasi Peta………………………………………………….
E. Penyajian Peta…………………………………………………

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………..

DAFTAR PUSAKA………………………………............................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya peta adalah gambaran muka bumi yang tertuang
pada sebuah bidang datar dalam skala tertentu. Biasanya pada gambaran
tersebut terdapat symbol-simbol yang mengindikasikan suatu ciri
tertentu pada wilayah permukanaan bumi tersebut.
Peta juga termasuk salah satu benda yang bersifat universal.
Artinya benda ini dapat digunakan oleh siapa saja dan untuk hal apapun.
Tentu saja penggunaan peta haruslah dilakukan untuk hal-hal yang
positif. Misalnya dalam kajian lingkungan, perekonomian, maupun
aspek sosial. Sehingga manfaatnya tidak hanya bisa dirasakan secara
pribadi, namun juga dapat dirasakan oleh orang banyak
Dalam pembuatan peta sendiri dibutuhkan generalisasi untuk
memilih dan menyederhanakan dengan penyajian unsur-unsur
permukaan bumi diatas peta yang berhubungan dengan skala dan tujuan
peta yang akan dibuat.

B .Rumusan Masalah
1. Apa pengertian generalisasi peta?
2. Apa saja aspek-aspek dalam generalisasi peta?
3. Macam-macam generalisasi peta!
4. Pembagian pembuatan peta!
C. Tujuan pembahasan
1. Agar dapat mengetahui generalisasi dan pembuatan peta
2. Agar dapat membuat peta dengan metode generalisasi
peta
3. Agar dapat mengetahui aspek-aspek generalisasi peta
4. Agar dapat mengetahui macam-macam generalisasi peta
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Generalisasi peta

Generalisasi pada kartografi adalah memilih dan menyerdehanakan


penyajian unsur-unsur permukaan bumi diatas peta yang berhubungan
dengan skalah dan tujuan peta ( kepentingan unsure tertentu ) yang akan
dibuat. Semakin kecil skalah peta semakin besar proses generalisasi.
Maka generalisasi peta terjadi karena;
 Ketidakmungkinan peta menyajikan informasi muka
bumi.
 Skalah yang di perbesar

Jadi generalisasi perlu untuk mempertahankan kejelasan dari peta.


Pada setiap penbuatan peta,bentuk dan unsur terrain digeneralisasikan
sampai tingkat tertentu. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyajian peta adalah :
 Objek-objek yang penting harus di tonjolkan.
 Harus dihindari redukasi kontras yang disebabkan
karena pencetakan warna muda dan penyinaran yang
lemah.
 Perbedaan dalam bentuk harus jelas.
 Harus diperhatikan kemudahaan dalam proses
produksinya.

2. Aspek-Aspek Generalisasi Peta

1. Menyeleksi ( pemilihan )
Unsure yang akan disajikan disesuaikan dengan maksud dan
tujuan pembuatan peta skalah yang dikehendaki.
2. Penyerdehanaan

Jika terdapat unsure yang terlalu kecil, serta sulit untuk disajikan,
maka unsure tersebut perlu disederhanakan. Contoh pada peta topografi
1 : 5000 umumnya rumah atau gedung diperlihatkan untuk sebenarnya,
sebaliknya pada peta 1: 30.000 bentuk rumah dan gedung disajikan
secara kelompok, bahkan bangunan seperti rumah ibadah disajikan
dalam bentuk symbol.

3. Menghilangkan ( omittance)

Unsure dipermukaan bumi yang dianggap tidak penting perlu


dihilangkan tanpa merusak kejelasan isi peta dengan pertimbangan
faktor skalah dan keadaan asli dari permukaan

4. Eksagerasi ( exaggeration)

Eksageration adalah suatu teknik pembebasan dalam penyajian


suatu unsure pada peta yang dihubungkan dengan ukuran sebenarnya.
Contoh : jalan dengan lebar 10 meter jika digambar pada peta 1: 50.000
maka ukuran sebenarnya adalah 0,2 mm. garis tersebut terlalu kecil dan
tidak jelas karena tertutup detail-detail lainya. Agar lebih jelas maka
dibuat dengan mempertebal garis jalan.

5. Pergeseran (displacement)
Akibat eksagerasi akan berpengaruh terhadap unsure-unsur yang
lain, seperti jalan atau unsur tertentu yang mengalami eksagerasi akan
terjadi overlapping dengan unsur lain. Maka untuk menghindari
tumpang tindih dilakukan pergeseran.contoh daftar unsure yang
diutamakan daiam hal pergeseran peta topografi adalah :
 Sungai menggeser jalan kereta api
 Jalan kereta api menggeser jalan raya
 Jalan raya menggeser bangunan
 Bangunan menggeser batas tumbuhan

3. Macam-macam Generalisasi Peta

a) Generalisasi geometris
Generalisasi geometris adalah penyerdehanaan bentuk , eksagerasi
( peresaran) dari unsure-unsur, dan pergeseran ( displacement) dari
unsure akibat eksagerasi.
 Generalisasi geometris murni hanya membahas bentuk
geometris dari unsure yang berubah.
 Generalisasi geometri konsep membahas tentang
klasifikasi jalan, klasifikasi hutan, dan sebagainya.

b) Generalisasi konsep
Generalisasi konsep tidak dilakukan oleh kartografer melainkan
oleh orang yang mengetahui tentang subjek tersebut. Prosesnya terdiri
dari klasifikasi dan kombinasi.

4. Pembuatan Peta
Pembuatan peta meliputi dua kegiatan utama yaitu delineasi peta
secara kartometrik dan penyajian peta. Kedua kegiatan tidak terlepas
dari peraturan yang menaunginya.proses delineasi peta secara
kartometrik mengacu pada Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 45
Tahun 2016 dan penyajian peta mengacu pada Peraturan Kepala Badan
Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016.

a. Delineasi peta
Permendagri Nomor 45 Tahun 2016 tentang pedoman penetapan
dan penegasan batas desa menjadi acuan dalam kegiatan delineasi batas
desa. Permendagri tersebut menyebutkan bahwa penetapan batas desa
diwujudkan melalui tahapan pengumpulan dan penelitian dokumen,
pemilihan peta dasar yang dipakai,dan pembuatan garis batas secara
kartometri diatas peta, dengan berpedoman pada dokumen batas desa
berupa peta rupa bumi, peta-peta lain,dan dokumen lain yang memiliki
kekuatan hukum. Penggunaan peta RBI sebagai acuan karena peta
tersebut menampilkan unsure-unsur alam dan buatan manusia yang
dikelompokan menjadi tujuh tema :
 Penutup lahan
 Hidrografi
 Hipsografi
 Bangunan ( gedung dan transportasi)
 Batas administrasi baik yang bersifat indikatif maupun
definitive
 Toponimi

Kegiatan delineasi juga dilakukan untuk memferivikasi batas


indikatif antara dua desa untuk mendapat kesepakatan segmen batas
antar desa yang disaksikan oleh tim penetapan dan penegasan batas
desa.verifikasi batas diatas citra tegak resolusi tinggi dilakukan dengan
sinterpretasi visual dalam melakukan penafsiran citra untuk
mendapatkan informasi objek alam atau objek buatan yang akurat.untuk
penetapan batas desa dilakukan melalui tahapan pengumpulan dan
penelitian dokumen,pemilihan dari peta dasar dan pembuatan garis batas
pada peta rupa bumi atau citra tegak resolusi tinggi kartometrik.

Pasal 1 ayat 11 Permendagri Nomor 45 Tahun 2016 menyebutkan


bahwa metode kartometri adalah penelusuran atau penarikan garis batas
pada peta kerja dan pengukuran atau perhitungan posisi titik,garis,jarak,
dan luas cakupan wilayah dengan menggunakan peta dasar dan
Informasi Geospasial lainya dengan pendukung. Optimalisasi
penyelesaian batas dengan cara kartometris di lakukan untuk
mengurangi kegiatan pelacakan lapangaan karena aspek geospasial atau
peta dalam boundary makinh memiliki arti penting untuk meredukasi
sengketa batas wilayah, juga sebagai alat yang dapat di gunakan untuk
mengusulkan batas masing masing pihak dan dapat unruk
mengilustrasikan pendapat dalam negosiasi atau mediasi penetaan batas.

b. Penyajian Peta

Peta desa memiliki unsur batas desa dan informasi tentang desa
yang di perlukan untuk mendukung segala aksifitas pembangunan
pedasaan, sebagai contoh adalah pembangunan pertanian. Pembangunan
pertanian melekat pada pembangunan perdesaan. Aktivitas pertanian
meliputi kegiatan produksi pertanian ( on form ), Kegiatan pengelolaan
hasil hasul pertanian dan sumber daya alam lainnya ( off farm ) serta
aktivitas aktivitas non pertanian lainnya (non form ). Kegiatan non form
seperti industry kerajinan, wisata dan perdagangan. Pola pembangunan
perdesaan semacam ini di kenal dengan istilah intergrated agricultural
and rural development ( pembangunan pertanian dan perdesaan terpadu )
bahwa disektor masyarakat tradisional banyak sekali sumber daya alam
yang belum di kembangka secara optimal di sebabkan karena belum
adanya informasi potensi desa secara spasial, sehingga tingkat
produktifitas rendah dan berimplikasi terhadap tingkat pendapatan yang
rendah. Pola pembangunan yang tidak hanya pembangunan fisik
pertanian, tetapi juga telah mengakomodasikan seluruh aspek kehidupan
manusia di perdesaan seperti : fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan
lainnya. Konsep ini di kenal dengan sebagai konsep pembangunan desa
terpadu. Konsep ini sebagai penjabaran pasal 8 ayat 3 huruf e UU No. 6
tahun 2016 tentang desa, yang menyatakan bahwa desa adalah wilayah
yang memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya
mansia, sumber daya ekonomi pendukung.
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan

Generalisasi kartografi meliputi pergeseran dan persebaran.


Pergeseran dapat berupa simbolisasi atau memperbesar objek dari suatu
fitur berbentuk poligon. Sedangkan pergeseran adalah di perlukan suatu
agarsetiap objek yang ada di peta bisa terbaca dengan baik oleh user.

Pergeseran di lakukan secara urutan berdasarkan kepentingan


setiap objek. Berdasarkan penelitian ini, dapat di simpulkan bahwa
urutan unsure yang dapat di geser sesuai dengan tingkat
kepentinggannya adalah perarian, jalan, penutup lahan, batas wilayah,
hipsografi dan bangunan.

2. Saran
Sebelum melakukan generalisasi dalam pembuatan peta di
sarangkan untuk memahami terlebih dahulu konsep pembuatan maaupun
metode-metode yang di gunakan dalam pembuatan peta dan mengoreksi
hasil dari generalisasi sehingga bisa di dapatkan hasil yang maksilmal

DAFTAR PUSAKA
R. A. (2017, 121).ww.edukasinesia.com. di ambil kembali dari
pengertian generalisasi peta dan penjelasan mengenai generalisasi
peta:https://www.edukasinesia.com/2017/12/pengertian-generalisasi-
peta dan penjelasan-mengenai-generelasasi-peta-terlengka.html?m=1

B, dan Rachma, T. R. (2017).Kajian prototype peta desa menggunakan


citra satelit resolusi tinggi. Majalah ilmiah Blobe volume 19 no, 2,147-
156

Anda mungkin juga menyukai