Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
GENERALISASI PETA
DI SUSUN OLEH :
NAMA : LA ODE SAHAMADA
NIM : A1P120091
KELAS : A
MATKUL : KARTOGRAFI TEMATIK
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………....
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………
A. Generalisasi Peta………………………………………………
B. Aspek-aspek Generalisasi peta………………………………..
C. Pembuatan Peta………………………………………………..
D. Delineasi Peta………………………………………………….
E. Penyajian Peta…………………………………………………
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………..
DAFTAR PUSAKA………………………………............................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya peta adalah gambaran muka bumi yang tertuang
pada sebuah bidang datar dalam skala tertentu. Biasanya pada gambaran
tersebut terdapat symbol-simbol yang mengindikasikan suatu ciri
tertentu pada wilayah permukanaan bumi tersebut.
Peta juga termasuk salah satu benda yang bersifat universal.
Artinya benda ini dapat digunakan oleh siapa saja dan untuk hal apapun.
Tentu saja penggunaan peta haruslah dilakukan untuk hal-hal yang
positif. Misalnya dalam kajian lingkungan, perekonomian, maupun
aspek sosial. Sehingga manfaatnya tidak hanya bisa dirasakan secara
pribadi, namun juga dapat dirasakan oleh orang banyak
Dalam pembuatan peta sendiri dibutuhkan generalisasi untuk
memilih dan menyederhanakan dengan penyajian unsur-unsur
permukaan bumi diatas peta yang berhubungan dengan skala dan tujuan
peta yang akan dibuat.
B .Rumusan Masalah
1. Apa pengertian generalisasi peta?
2. Apa saja aspek-aspek dalam generalisasi peta?
3. Macam-macam generalisasi peta!
4. Pembagian pembuatan peta!
C. Tujuan pembahasan
1. Agar dapat mengetahui generalisasi dan pembuatan peta
2. Agar dapat membuat peta dengan metode generalisasi
peta
3. Agar dapat mengetahui aspek-aspek generalisasi peta
4. Agar dapat mengetahui macam-macam generalisasi peta
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Generalisasi peta
1. Menyeleksi ( pemilihan )
Unsure yang akan disajikan disesuaikan dengan maksud dan
tujuan pembuatan peta skalah yang dikehendaki.
2. Penyerdehanaan
Jika terdapat unsure yang terlalu kecil, serta sulit untuk disajikan,
maka unsure tersebut perlu disederhanakan. Contoh pada peta topografi
1 : 5000 umumnya rumah atau gedung diperlihatkan untuk sebenarnya,
sebaliknya pada peta 1: 30.000 bentuk rumah dan gedung disajikan
secara kelompok, bahkan bangunan seperti rumah ibadah disajikan
dalam bentuk symbol.
3. Menghilangkan ( omittance)
4. Eksagerasi ( exaggeration)
5. Pergeseran (displacement)
Akibat eksagerasi akan berpengaruh terhadap unsure-unsur yang
lain, seperti jalan atau unsur tertentu yang mengalami eksagerasi akan
terjadi overlapping dengan unsur lain. Maka untuk menghindari
tumpang tindih dilakukan pergeseran.contoh daftar unsure yang
diutamakan daiam hal pergeseran peta topografi adalah :
Sungai menggeser jalan kereta api
Jalan kereta api menggeser jalan raya
Jalan raya menggeser bangunan
Bangunan menggeser batas tumbuhan
a) Generalisasi geometris
Generalisasi geometris adalah penyerdehanaan bentuk , eksagerasi
( peresaran) dari unsure-unsur, dan pergeseran ( displacement) dari
unsure akibat eksagerasi.
Generalisasi geometris murni hanya membahas bentuk
geometris dari unsure yang berubah.
Generalisasi geometri konsep membahas tentang
klasifikasi jalan, klasifikasi hutan, dan sebagainya.
b) Generalisasi konsep
Generalisasi konsep tidak dilakukan oleh kartografer melainkan
oleh orang yang mengetahui tentang subjek tersebut. Prosesnya terdiri
dari klasifikasi dan kombinasi.
4. Pembuatan Peta
Pembuatan peta meliputi dua kegiatan utama yaitu delineasi peta
secara kartometrik dan penyajian peta. Kedua kegiatan tidak terlepas
dari peraturan yang menaunginya.proses delineasi peta secara
kartometrik mengacu pada Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 45
Tahun 2016 dan penyajian peta mengacu pada Peraturan Kepala Badan
Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016.
a. Delineasi peta
Permendagri Nomor 45 Tahun 2016 tentang pedoman penetapan
dan penegasan batas desa menjadi acuan dalam kegiatan delineasi batas
desa. Permendagri tersebut menyebutkan bahwa penetapan batas desa
diwujudkan melalui tahapan pengumpulan dan penelitian dokumen,
pemilihan peta dasar yang dipakai,dan pembuatan garis batas secara
kartometri diatas peta, dengan berpedoman pada dokumen batas desa
berupa peta rupa bumi, peta-peta lain,dan dokumen lain yang memiliki
kekuatan hukum. Penggunaan peta RBI sebagai acuan karena peta
tersebut menampilkan unsure-unsur alam dan buatan manusia yang
dikelompokan menjadi tujuh tema :
Penutup lahan
Hidrografi
Hipsografi
Bangunan ( gedung dan transportasi)
Batas administrasi baik yang bersifat indikatif maupun
definitive
Toponimi
b. Penyajian Peta
Peta desa memiliki unsur batas desa dan informasi tentang desa
yang di perlukan untuk mendukung segala aksifitas pembangunan
pedasaan, sebagai contoh adalah pembangunan pertanian. Pembangunan
pertanian melekat pada pembangunan perdesaan. Aktivitas pertanian
meliputi kegiatan produksi pertanian ( on form ), Kegiatan pengelolaan
hasil hasul pertanian dan sumber daya alam lainnya ( off farm ) serta
aktivitas aktivitas non pertanian lainnya (non form ). Kegiatan non form
seperti industry kerajinan, wisata dan perdagangan. Pola pembangunan
perdesaan semacam ini di kenal dengan istilah intergrated agricultural
and rural development ( pembangunan pertanian dan perdesaan terpadu )
bahwa disektor masyarakat tradisional banyak sekali sumber daya alam
yang belum di kembangka secara optimal di sebabkan karena belum
adanya informasi potensi desa secara spasial, sehingga tingkat
produktifitas rendah dan berimplikasi terhadap tingkat pendapatan yang
rendah. Pola pembangunan yang tidak hanya pembangunan fisik
pertanian, tetapi juga telah mengakomodasikan seluruh aspek kehidupan
manusia di perdesaan seperti : fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan
lainnya. Konsep ini di kenal dengan sebagai konsep pembangunan desa
terpadu. Konsep ini sebagai penjabaran pasal 8 ayat 3 huruf e UU No. 6
tahun 2016 tentang desa, yang menyatakan bahwa desa adalah wilayah
yang memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya
mansia, sumber daya ekonomi pendukung.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Sebelum melakukan generalisasi dalam pembuatan peta di
sarangkan untuk memahami terlebih dahulu konsep pembuatan maaupun
metode-metode yang di gunakan dalam pembuatan peta dan mengoreksi
hasil dari generalisasi sehingga bisa di dapatkan hasil yang maksilmal
DAFTAR PUSAKA
R. A. (2017, 121).ww.edukasinesia.com. di ambil kembali dari
pengertian generalisasi peta dan penjelasan mengenai generalisasi
peta:https://www.edukasinesia.com/2017/12/pengertian-generalisasi-
peta dan penjelasan-mengenai-generelasasi-peta-terlengka.html?m=1