Anda di halaman 1dari 40

Spesifikasi Teknis

Pekerjaan
Rehab Ruang Prosesing Benih
Kampus Polbangtan-Malang
Tahun 2020
SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS

1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

Rehab Prosesing Benih Pada Kampus Polbangtan


Malang.
1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :

a. Rencana kerja dan syarat-syarat

b. Bestek, detail dan gambar kerja

c. Risalah Aanwizjing

d. Keputusan Direksi lapangan


1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi

tentang pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi


dan persetujuan pihak Direksi
1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/
bahan/ barang sebelum digunakan/ dipasang di
lapangan
2. LINGKUPPEKERJAAN 2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi

Pengadaan material, tenagakerja dan peralatan yang


dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
yang termasuk dalam kontrak
2.2. Lingkup pekerjaan adalah :

A. Pekerjaan Bangunan Standar

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Struktur :

c. Pekerjaan Arsitektur

d. Pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal


3. SITUASI 3.1. Lokasi Pekerjaan : Politeknik Pembangunan Pertanian
Malang

JL.Dr. Cipto 144 Bedali-Lawang


3.2. Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri dari :

a. Pekerjaan Persiapan

b. Pekerjaan Konstruksi

3.3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan


pekerjaan yang akan dilaksanakan, Kontraktor wajib
meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 1


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

dan luasnya pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat


mempengaruhi harga penawaran. untuk itu setiap
rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap
detail bangunan rencana
3.4. Ukuran luas tersebut dalam pasal terdahulu
dimaksudkan sebagai garis besar/ prinsip /patokan
pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.
3.5. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi
yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi antara lain,
pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel dibawah
tanah dan lain sebagainya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3.6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus

Dilakukan pembongkaran ataupun pemindahan hal-hal


tersebut diatas, maka Kontraktor diwajibkan
memperbaiki kembali, atau menyelesaikan pekerjaan
tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu system
yang ada.
3.7. Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan
“klaim” biaya pekerjaan tambah, Sebelum melakukan
pemindahan/ pembongkaran segala sesuatu yang ada
di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkan dahulu
ke Konsultan Pengawas/Direksi.
3.8. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim
baik dari segi waktu maupun biaya.
3.9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong
dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing lapangan,
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan
meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab
sepenuhnya pihak rekanan.
4. UKURAN TINGGI DAN PATOK 4.1. Satuan

Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam


M (meter) untuk ukuran baja dalam mm atau inch
4.2. Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah
(sesuai gambar rencana)
4.3. Mengukur letak bangunan Ketentuan letak bangunan
harus dibawah arahan dan pengawasan pihak Direksi,
pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat
ukur THEODOLITE dan perlengkapan lainnya yang
dibutuhkan dalam pengukuran
4.4. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli
dalam cara-cara mengukur, alat-alat penyipat datar
(Theodolit, Waterpass), prisma

silang pengukuran menurut kondisi dan situasi tanah

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 2


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

bangunan, yang selalu berada di lapangan.

4.5. Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen dengan


keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya Konsultan
Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana.
4.6. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas/ Direksi.
5. GAMBAR-GAMBAR 5.1. Rencana Kerja dan syarat-syarat ini (RKS) dilampiri :
DOKUMEN
a. Gambar Site Plan
b. Gambar Kerja Struktur ( STR )
c. Gambar Kerja Arsitektur ( ARS )
d. Gambar Kerja Mekanikal / Elektrikal ( ME/EL )

6. PERATURAN TEKNIS 6.1. Dalam melaksanakan Pekerjan, kecuali bila ditentukan


PEMBANGUNAN YANG lain dalam Rencana Kerja dan Syarat- syarat ini, berlaku
DIGUNAKAN dan mengikat ketentuan- ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun


1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.
441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.
468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Kepmen PU. NO. 45 tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan
Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang
Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang
Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Algemenee Voorwarden (AV)
o. Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan
Peraturan PLN setempat.
p. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 3


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

Dinas/Instansi Pemerintah setempat yang


bersangkutan dengan masalah bangunan.
q. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku dan
mengikat pula :
 Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan
Perencana dan disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) yang diselesaikan oleh Kontraktor dan
sudah disahkan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
 Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(AANWIJZING).
 Berita Acara Penunjukan.
 Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana tentang
Penunjukan Kontraktor.
 Surat Perintah Kerja (SPK).
 Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan
Pemberi tugas

7. PENJELASAN RKS DAN 7.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja, Rencana
GAMBAR Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk tambahan dan
perubahannya dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang dibantu Konsultan Pengawas/Direksi.
7.2. Ukuran.

Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera


dalam Gambar Kerja meliputi :

As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam

7.3. Perbedaan Gambar.

a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana


Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah Gambar.

b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar


yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar
yang mempunyai skala yang lebih besar yang
berlaku/mengikat.

c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur


dengan Struktur, maka yang berlaku/ mengikat
adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak
mengurangi segi Konstruksi
7.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).

a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop Drawing


adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat Kontraktor

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 4


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah


disesuaikan dengan keadaan lapangan.

b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk


Detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan atau
Konsultan Perencana.

c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum Konsultan


Pengawas/Direksi dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi
dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/ persyaratan
khusus seuai dengan spesifikasi pabrik yang belum
tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja
Dokumen maupun Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS).

d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada


Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan
tertulis bagi pelaksanaan.

e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau


mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam
gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas/Direksi. Segala akibat yang
terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari
segi biaya maupun waktu pelaksanaan.
8. JADWAL PELAKSANAAN 8.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat rencana

kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan


berupa Bar Chart & S-Curve Bahan dan Tenaga dan
mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, sehingga

pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak


mengganggu kelancaran proyek secara keseluruhan
dan kelancaran kegiatan di sekitar lokasi pekerjaan.
8.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Direksi, paling lambat dalam waktu 14
(empat belas) hari kalender setelah surat keputusan
penunjukan (SKP) diterima oleh Kontraktor.

8.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan

Pengawas/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.


8.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas/Direksi,
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada
bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 5


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja.

8.5. Konsultan Pengawas/Direksi akan menilai prestasi


pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
9. KUASA KONTRAKTOR DI 9.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong “wajib”
LAPANGAN menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut
“Pelaksana” yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong, berpendidikan
minimal sarjana teknik sipil atau sederajat
9.2. Dengan adanya “Pelaksana” tidak berarti bahwa
Kontraktor/Pemborong lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
9.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara
tertulis kepada Tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Konsultan Pengawas/Direksi, nama dan jabatan
“Pelaksana” untuk mendapat persetujuan.
9.4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Konsultan Pengawas/Direksi bahwa
“Pelaksana” dianggap kurang mampu atau tidak cukup
cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk
mengganti “Pelaksana”.
9.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat
pemberitahuan, Kontraktor/Pemborong harus sudah
menunjuk “Pelaksana” yang baru

Atau Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung


jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
10. PENJAGA KEAMANAN 10.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan
LAPANGAN
terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan
Pengawas/Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada
dilapangan.

10.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang


telah disetujui Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan
Perencanaan, baik yang telah dipasang maupun yang
belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

10.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor


bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran yang siap ditempatkan yang akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 6


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

11. JAMINAN DAN 11.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan


KESELAMATAN KERJA
menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
( SMK3 ) digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja
dilapangan.

11.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup


bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua petugas yang ada dibawah kekuasaan
Kontraktor.

11.3. Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam


lapangan pekerjaan untuk Pekerja, kecuali untuk
penjaga keamanan.

11.4. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan


seluruh personil yang terlibat di dalamnya

11.5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan


keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN 12.1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik
dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, al :

a. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh


Konsultan Pengawas/Direksi.

b. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.

c. Alat-alat besar sesuai dengan kebutuhan.


13. PEMERIKSAAN BAHAN 13.1. Semua bahan dan material dan komponen jadi yang
didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
DAN KOMPONEN JADI
ditentukan dalam buku RKS ini.

13.1. Konsultan Pengawas/Direksi berwenang menanyakan


asal bahan/material dan komponen jadi, dan
Kontraktor wajib memberi tahu.

13.2. Contoh bahan/material dan komponen jadi yang akan


digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan “standard of appearance”. Paling
lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2
(dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan. Keputusan
bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih;
akan diinformasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
dari kalender setelah penyerahan contoh bahan
tersebut.

13.3. Semua bahan/material dan komponen jadi harus


disetujui oleh Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas/Direksi sebelum dipasang.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 7


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

13.4. Bahan/material dan komponen jadi yang telah


didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat- lambatnya dalam waktu
2x24 jam terhitung dari jam penolakan.

13.5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/ material dan


komponen jadi harus sesuai dengan persyaratan dari
pabrik pembuat, dan atau sesuai dengan spesifikasi
bahan tersebut.
14. PEMERIKSAAN HASIL 14.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan
Kontraktor tetapi karena bahan /material ataupun
PEKERJAAN
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor.

14.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila


bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Konsultan Pengawas/Direksi, Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi. Baru apabila Konsultan
Pengawas/Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan
tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

14.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24


jam dihitung dari jam diterimanya Surat Permohonan
Pemeriksaan, maka Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Hal
ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi minta
perpanjangan waktu.
15. PEKERJAAN TAMBAH 15.1. Pekerjaan Tambah Kurang.
KURANG DAN a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang
PERSIAPAN PEKERJAAN diberitahukan dengan tertulis atau ditulis dalam
buku harian oleh Konsultan Pengawas/Direksi serta
disetujui oleh Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila
memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi atas persetujuan
Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor sesuai
diatur dalam dokumen pengadaan ( SDP ) yang
pembayarannya diperhitungkan bersama angsuran
terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya
tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukan dalam penawaran, maka harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 8


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

Konsultan Pengawas/Direksi bersama- sama


Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan


alasan sebagai penyebab kelambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas/Direksi/Tim
Pengelola Teknis dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan
tambah tersebut.

15.2. Persiapan Pekerjaan

a. Papan Reklame Kontraktor tidak diperkenankan


menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman tapak
pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.

b. Papan nama Proyek Kontraktor diwajibkan


memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

c. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan pelaksanaan,


misalnya ijin pemakaian jalan, ijin lingkungan
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
16. PEKERJAAN PERSIAPAN 16.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pembersihan/Persiapan lapangan.

b. Pengukuran Lapangan.

16.2. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk Bekerja.

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor


dengan membuat sumur pompa di tapak atau
didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula
tempat penampungannya.

b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari Lumpur,


minyak dan bahan kimia lain yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.

c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan


diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.

16.3. Pekerjaan Pembongkaran untuk di pakai kembali,


Pembersihan dan Pengamanan Sebelum Pelaksanaan.

a. Pembongkaran dan Pembersihan.

b. Kontraktor harus membongkar /membersihkan


/memindahkan keluar dari tapak segala sesuatu
yang tidak akan dipakai selama pembangunan
yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 9


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam


tanah tapak, sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.

c. Hasil pembongkaran dan pembersihan yang tidak di


pakai kembali harus dikeluarkan dari dalam tapak,
sesuai dengan peraturan setempat.

d. Pengamanan

Kontraktor harus melindungi dan mengamankan


dari segala kerusakan selama pelaksanaan
pekerjaan terhadap segala sesuatu yang
dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Direksi tidak
boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian
dari bangunan, jaringan listrik, gas, saluran air
minum, drainase, maupun pepohonan yang telah
ada.

Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang


dinyatakan dipertahankan, Kontraktor wajib
memperbaiki hingga keadaan semula.

Dalam hal ini biaya adalah tanggung jawab


Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai “klaim”
biaya pekerjaan tambah.

Apabila segala sesuatu yang dinyatakan


dipertahankan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor harus
memindahkannya atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.

e. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran,


pembersihan, pengamanan menjadi tanggung
jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai
“klaim” biaya pekerjaan tambah.

f. Benda-benda/ barang yang berada di atas lahan


yang akan dibangun adalah milik pemberi tugas.
Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi
sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan adalah
menjadi tangung jawab penuh pihak pelaksana.
A. PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

17. PEKERJAAN TANAH 17.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan


tanah serta urugan pasir dengan penyelesaian dan
pembentukan galian /urugannya harus mengikuti
kemiringan/ elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar
rencana, adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 10


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

17.2. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan


(stripping) dan perataan (grading) tanah pada
daerah/area yang diatasnya akan didirikan
bangunan, jalan dan perkerasan.

17.3. Pekerjaan Penggalian

a. Galian tanah pondasi lajur

b. Galian tanah pondasi beton

17.4. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang


pondasi,lubang-lubang saluran dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut kondisinya
memerlukan adanya galian tanah.

17.5. Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor


bersama-sama pengawas lapangan menetapkan
as-as + elevasi yang akan dilakukan galian pada
papan bouwplank.

17.6. Pekerjaan Pengurugan

 Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan


pemadatan tanah untuk :

a. Urugan pasir bawah pondasi

b. Urugan pasir bawah lantai

 Penimbunan galian tanah dalam rangka


pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

 Pengurugan tanah untuk peninggian lantai Dan


lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

17.7. Pekerjaan Pemadatan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali


tanah yang selesai diurug dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan Konstruksi dan

Peninggian untuk pembentukan tanah/ peninggian


lantai.

17.8. Pekerjaan Pembentukan Muka Tanah

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan tanah


dimana bangunan akan didirikan dan tanah
disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau
kedalaman seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

17.9. Persyaratan Bahan

a. Tanah

 Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar


tapak

 Tanah untuk pengurugan, pemadatan, dan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 11


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

pembentukan muka tanah harus tanah asli


bukan tanah humus, bebas dari kapur, bekas
bongkaran, Lumpur maupun unsur- unsur lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan.

b. Alat pelaksanaan pekerjaan untuk


pembongkaran, penggalian, pengurugan dan
pemadatan

c. Pekerjaan Penggalian

 Tanah humus digali dan dipisahkan dari


lapisan tanah dibawahnya. Pengupasan
(stripping) dengan kedalaman rata-rata 10 cm
dan akan digunakan sebagai lapisan penutup
untuk urugan tanah Subur /sekeliling
bangunan atau ditempatkan langsung
berdekatan fungsitersebut.

 Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang


keluar halaman. Pembuangan dan
pengangkutan adalah menjadi
tanggungjawab Kontraktor. Biaya apapun
untuk pembuangan dan pengangkutan
dianggap sudah termasuk dalam seluruh
kontrak.

 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai


dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan
lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar.

 Persetujuan terhadap tempat pengambilan


tanah untuk memenuhi keperluan pengurugan
seluruhnya harus dari kualitas yang sama dan
hanya dapat dipakai jika ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi terlebih dahulu.

 Galian tanah dilaksanakan untuk semua


galian pondasi dan semua pasangan lainnya
di bawah tanah harus dilakukan sesuai
rencana gambar.

17.10. a. Persyaratan Pelaksanaan

b. Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa


pemeliharaan, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan, baik terhadap gebangan
atau arus air yang dapat menyebabkan terjadinya
erosi. Pencegahan ini termasuk pembuatan
tanggul-tanggul, parit-parit sementara,
sumur-sumur penampung, pompa air dan tindakan
yang dapat diterapkan guna mencegah
penundaan pekerjaan termasuk pencegahan
terhadap masuknya air hujan atau air dari daerah

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 12


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

sekitarnya dan sebagainya.

c. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur


Pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian
teratas :

d. Pada prinsipnya, lapisan humus harus dibuang 10


cm

e. Tanah hasil kupasan ini hanya boleh untuk


mengurug daerah-daerah yang rendah yang tidak
akan didirikan bangunan diatasnya.

f. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil, maka


lapisan teratas ini harus digali sampai kedalaman
tertentu atau sampai lapisan tanah keras dan
harus diganti atau diurug dengan tanah yang baik
atau sirtu (pasir dan batu gunung).

g. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman


yang ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan
harus kembali dilakukan dengan pasangan atau
beton tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

h. Pada bagian-bagian galian yang dianggap


mudah longsor, Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang
papan-papan pengaman atau cara lain.
Kerusakan- kerusakan yang terjadi akibat
gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

i. Pengeringan tempat kerja Tempat kerja terutama


galian pondasi harus dalam keadaan bebas air,
untuk itu Kontraktor harus mengadakan alat-alat
pengering dengan keadaan siap pakai dengan
daya dan jumlah yang dapat menjamin
kelancaran pekerjaan.

j. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi


diperlukan daya dukung lebih baik, maka dasar
galian harus dipadatkan/ditumbuk.

k. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal


tertentu, kontraktor harus melaksanakan
penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai
dengan persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan
biaya tambahan.

l. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus


selalu diperiksa dahulu oleh direksi/ pengawas
lapangan.

17.11. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :

a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang- lubang


sisa pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai
dan pada bagian-bagian pekerjaan yang

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 13


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan


urugan tanah.

b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus,


sampah atau kotoran lainnya, bila terlalu basah
harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila
terlalu kering harus dengan air sesuai persyaratan.

c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah bangunan


tersebut harus dipadatkan sehingga mencapai
90% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam
15 cm sebelum urugan dilaksanakan.

d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan


ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan setiap lapis
harus dipadatkan dengan hand compactor atau
tandem roller atau steel wheel power rollers. Rollers
yang digunakan maksimum 5 ton kecuali atas
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi
digunakan peralatan yang lebih kecil guna
mencegah kerusakan struktur yang sudah ada.

e. Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi


dengan sprinkler yang diikuti dengan mesin
penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain
yang diusulkan Konsultan Pengawas/Direksi.

f. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan


membuat “bertangga” pada lereng tersebut untuk
memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah
urugan. Urugan kembali lubang pondasi hanya
boleh dilaksanakan seijin Konsultan
Pengawas/Direksi setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.

g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas


tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah
atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis berbutir
(tanah lading atau berpasir) dan tidak terlalu
basah.

h. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin


pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan
hanya menggunakan timbres

i. Urugan tanah untuk meninggikan atau untuk


memperbaiki permukaan akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi menurut ketinggian,
lebar dan kedalaman yang diperlukan.

j. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah


atau disingkirkan dari atau ke tempat-tempat yang
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua


lantai dan di bawah rabat sesuai gambar kerja.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 14


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

l. Pekerjaan pembentukan tanah :

 Muka tanah dimana akan didirikan bangunan


diatasnya harus dibentuk dengan rata
menurut garis-garis dan ketinggian yang telah
ditentukan di dalam Gambar Kerja.

 Muka tanah dimana bangunan akan berdiri


diatasnya harus dibentuk dengan rata.

17.12. Urugan pasir

a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada


bagian-bagian dasar/bawah pasangan pondasi
telapak / foot palet sesuai gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan sesuai dengan
gambar kerja.
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan
padat dengan cara ditimbris sambil disiram air.
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari
kotoran-kotoran/humus-humus.

18. PEKERJAAN BETON 18.1. Lingkup Pekerjaan

Sloof beton bertulang (10 x 15) cm

Kolom penguat beton bertulang (11 x 11) cm

Ring balok beton bertulang (10 x 15) cm

Pondasi beton bertulang (150 kg besi + bekisting)

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan
ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh


pekerjaan beton bertulang seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.

18.2. Persyaratan Umum

a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan


peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia
seperti PBI‟71/SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan
lain-lain.

b. Peraturan beton

1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi


syarat-syarat yang ada pada PBI ‟71 / SKSNI – T15 –
1991-03.

2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton


PBI „71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang
tertera dalam SKSNI – T15 – 1991-03.

3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI „71 NI-2

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 15


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.

 Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI „71 NI-2 bab 5


pasal 5.3 sampai 5.8.

 Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang


berdasarkan PBI ‟71/SKSNI – T15 – 1991-03.

 Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).

4) Peraturan-peraturan/standart setempat yang


biasa dipakai.

5) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5

6) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8

7) Peraturan pembangunan pemerintah daerah


setempat.

18.3. Persyaratan Bahan

a. Semen portland

Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis


merk atas persetujuan Direksi dan Pengawas
Lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan
semen portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan
sesuai dengan syarat penumpukan semen.

b. Pasir beton

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan


bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI
1971.

c. Batu ciping/split

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak


berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/
penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan
satu dari yang lain hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.

d. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih


dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-3 Pasal 10.

e. Besi beton

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 16


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

Besi beton menggunakan besi beton polos yang


digunakan dimensi sesuai ditunjukkan dalam
gambar rencana. Besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta
memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila
dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu beton dilaboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya kontraktor.

18.4. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Cetakan begisting

1) Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu


rupa sehingga beton dapat dengan baik
ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi
perubahan bentuk acuan selama
pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.

2) Acuan harus juga cermat dalam kedudukan


dan datar, untuk jenis acuan-acuan tertentu,
terlebih dahulu Pemborong harus
menyerahkan perencanaan gambar acuan
tersebut kepada Direksi, bila perlu harus
dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang
jelas. Bilamana hal tersebut telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi,
rencana acuan tersebut dapat dilaksanakan.

3) Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan


dapat menggunakan papan-papan atau
kayu lapis/multipleks 18mm dengan penguat
dari balok ,bambu atau konstruksi form work
yang lazim digunakan.

4) Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab


keamanan konstruksi terletak pada
Pemborong, Pemborong harus meminta ijin
Direksi dan Pengawas Lapangan bilamana ia
bermaksud akan membongkar pada
bagian-bagian konstruksi utama.

5) Cetakan halus

6) Khusus pembuatan begisting untuk


permukaan beton yang tidak perlu dilapisi
plesteran (dinding graving dock), maka dapat
dibuat cetakan harus dengan syarat sebagai
berikut :

 Cetakan dapat digunakan secara berulang


dengan catatan hanya cetakan yang
bermutu baik boleh dipakai yang telah

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 17


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan


minyak (form oil/mould release agent) yang
bermaksud untuk menghasilkan permukaan
beton yang bersih, halus dan bebas kotoran
dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran bidang-bidang
begisting.

 Segala cacat pada permukaan beton yang


telah dicor harus ditambal (diplester)
sedemikian rupa hingga sesuai warna/texture
permukaan disekatnya.

b. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan

Pengecoran

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran


beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan,
Pemborong harus memberitahukan
Direksi/Pengawas untuk mendapat persetujuan,
hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara
Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan
dengan semestinya atau persiapan pengecoran
tidak disetujui oleh Direksi/Pengawas, maka
mungkin Pemborong diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya
pemborong.

Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus


sudah menyiapkan seluruh stek-stek maupun
anker-anker yang diperlukan, pada kolom-kolom,
balok-balok beton yang akan dihubungkan
degnan dinding dan kecuali dinyatakan lain pada
gambar-gambar, maka stek-stek dan anker-anker
dipasang setiap jarak 1,00m.

Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan


bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam
bekisting, mesin pengaduk (beton molen) maupun
alat-alat pembawa.

Penulangan harus dimatikan pada posisinya,


diperiksa sebelum pengecoran dilakukan, agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan
pada waktunya.
19. PEKERJAAN PASANGAN 19.1. Lingkup Pekerjaan
/DINDING
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan
DAN PLESTERAN tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 18


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

b. Pekerjaan dikerjakan pada permukaan dinding


bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

Yang termasuk Lingkup Pekerjaan ini Meliputi :

Pasangan pondasi lajur


Dinding bata ringan tebal 7.5 cm dengan MSP
Plesteran dinding bata ringan dengan MSP
Acian / benangan menggunakan MSP warna
putih

19.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi


dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Direksi dan Pengawas
Lapangan dan persyaratan tertulis dalam uraian
dan syarat pekerjaan ini.

b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana


pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding
batu tela telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan sesuai uraian dan syarat pekerjaan
dalam buku ini.

c. Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti


semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama
pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan bentuk
profilnya.

d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan


setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik
dan plumbing untuk semua aduk plester.

e. Untuk beton, sebelum diplester permukaannya


harus dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan
kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengikat bekesting
atau form tie harus tertutup aduk plester.

f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan


beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan
plesterannya.

g. Semua bidang yang akan menerima bahan


finishing pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi
ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishing,
kecuali untuk yang menerima cat.

h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan


permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 19


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

i. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding,


hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.

j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga


pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas sinar matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.

k. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan


yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali
dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi dan Pengawas Lapangan dengan
biaya atas tanggungan pemborong. Selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai pemborong
harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

l. Selama pemasangan dinding batu tela/beton


bertulang belum finishing, pemborong wajib
memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab pemborong dan wajib diperbaiki.

20. PEKERJAAN RANGKA 20.1. Lingkup Pekerjaan


ATAP/KUDA-KUDA Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh
pekerjaan atap baja ringan sesuai dengan
gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya
tapi tidak terbatas pada

 Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan,


perlengkapan, tenaga serta bahanbahan dan
lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan-persyaratan teknis
pelaksanaan.

20.2. Syarat Pelaksanaan

a. Rangka Penutup Atap Menggunakan baja ringan


material Baja hi-ten G550 zincaluminum coated (
Dimensi Sesuai dengan gambarrencana), Mutu
dan Spesifikasi sesuai peraturan perencanaan
bangunan baja Indonesia(PPBBI) 1971. dengan
dimensi sesuai dengan gambar rencana.untuk
lebih jelasnya lihat gambar kerja

b. Bentuk kuda-kuda baja ringan baik bentang, tinggi


dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek.

c. Kuda-kuda dirakit/dipasang menurut bentuknya


pada Bengkel kerja.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 20


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

d. Sudut kemiringan kuda-kuda sesuai dengan


Gambar Bestek.

e. Semua lubang sekrup atau lubang yang dibuat


untuk alat sambung lainnya harus dicocokan
sehingga dapat dibaut dengan mudah.
Pengunaan drip untuk penyetelan lubang harus
dilakukan dengan baik sehingga tidak merusak
rangka baja ringan atau memperbesar lubang.

f. Setiap bagian struktur harus disetel sesegera


mungkin setelah struktur didirikan. Sambungan
tidak boleh dikencangkan sebelum struktur
dijajarkan, diratakan, ditegakkan, dan dibaut
sambungan sementara, untuk menjamin tidak
terjadinya perpindahan posisi pada saat
mendirikan atau menyetel bagian struktur
berikutnya.

g. Hasil pemasangan rangka kuda-kuda harus


disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.

h. Prosedur Erection Konstruksi Baja Ringan

 Sebelum pekerjaan Erection dimulai semua


material dan peralatan yang diperlukan harus
sudah tersedia dilokasi pekerjaan.

 Konsultan PENGAWAS memeriksa Kondisi


Material Rangka Baja Ringan yang
didatangkan oleh Kontraktor Pelaksana
kelokasi pekerjaan dan membuat Daftar Chek
List yang menginformasikan kondisi material
apakah sesuai dengan Shop Drawing dan
Gambar Bestek serta Spesifikasi Teknis.

 Kontraktor Pelaksana dengan lampiran Shop


Drawing dan Gambar Erection Konstruksi Baja
Ringan megajukan Request For Work untuk
pekerjaan Erection.

20.3. Atap
 Penutup atap dipakai adalah Zincalume
warna
 Bubungan dipergunakan bubungan type
motif, bentuk, ukuran dan warna sesuai
dengan penutup atap.

20.4. Pekerjaan Lisplank


 Lisplank menggunakan kalsiplank kualitas baik
dan pemasangannya harus lurus, baik dan
rapi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 21


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

21. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 21.1. Lingkup Pekerjaan


(PLAFOND) a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, perlengkapan dan penutup atap
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh


pemasangan langit-langit (plafond) seperti yang
ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.

21.2. Persyaratan Bahan

a. Rangka plafond

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka


langit-langit/plafond terbuat dari bahan metal
furing dengan spesifikasi sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.

b. Penutup plafond

Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana,


penutup langit-langit (plafond) terbuat dari :

 Penutup plafond menggunakan bahan Papan


semen/kalsi, tebal 3,5-4mm.

21.3. Syarat Pelaksanaan

a. Rangka Langit-langit

1). Kecuali pada gambar rencana tertulis lain,


rangka langit-langit terbuat dari dari bahan
metal furing ukuran sesuai ketentuan yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.

2). Semua batang profil untuk rangka langit-langit


telah diseleksi dengan baik, lurus dan rata.

3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada


Rangka atap dikaitkan pada plat besi yang
dipaku ramset ke Rangka atap.

4). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang,


seluruh permukaan harus rata, lurus dan
waterpass. Tidak ada bagian yang
bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.

b. Pemasangan Penutup Langit-Langit

1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari kalsi


dan gypsum board 9mm , produksi dalam
negeri yang ada dipasaran dengan ukuran
3,5-4 mm atau ukuran lain, sesuai dengan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 22


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

detail gambar.

2). Bahan dan yang dipasang adalah yang telah


dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran tiap
unit harus sama dan tidak cacat-cacat dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi/
Pengawas Lapangan.

3). Pemasangan dengan cara yang


diperbolehkan oleh pabrik pembuatnya dan
sambungan antar unit-unit harus merupakan
garis-garis lurus yang beraturan dan
membentuk bidang permukaan yang rata.

4). Setelah terpasang, plafon harus lurus,


waterpass atau tidak bergelombang.
22. PEKERJAAN PELAPIS 22.1. a. Lingkup Pekerjaan
DINDING DAN PENUTUP
LANTAI b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu
dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

c. Pekerjaan ini meliputi :

1. Lantai keramik ukuran 40 x 40 cm


warna/motif
2. Pasang Keramik lantai KM 20x20
3. Keramik dinding 20x25

22.2. Persyaratan Bahan

a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai


dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI
1982.

b. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air


harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan
ASTM.

c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang


terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas
Lapangan.

22.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


membuat shop drawing mengenai pola keramik.

b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan


baik, tidak retak, cacat dan ternoda.

c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk


campuran 1 PC : 3 Pasir Pasang.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 23


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

d. Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus


memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding : panel
listrik, stop kontak, saklar dan lain-lain yang tertera
didalam gambar.

e. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan


dengan gambar.

f. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun


lantai dan kemana sisa ukuran harus ditentukan,
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
dan Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.

g. Bidang dinding dan lantai keramik harus


benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal maupun
vertikal pada dinding dan lantai yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.

h. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu


sama lain (siar-siar) harus sama lebarnya,
garis-garis sejajar dan lurus sama lebar dan
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.

i. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara


(nat) harus diisi penuh dengan adukan PC dan
dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat
yang sama dengan garis tepian tegel

j. Lantai yang sudah terpasang harus dibersihkan


dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.

k. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari


sentuhan/beban selama 3x24 jam dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 24


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

23. PEKERJAAN SANITARY 23.1. LINGKUP PEKERJAAN

1) Pekerjaan sanitasi dalam bangunan

a. Ketentuan Umum

Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah


pemasangan instalasi air dan perlengkapannya
yang meliputi penyediaan dan pemasangan

a. Pengendalian

1) Pemborong diharuskan :

a) Mengirimkan contoh bahan yang akan


digunakan, komplit.

b) Menyerahkan brosur dan gambar


detail peralatan yang akan digunakan
sebelum dilakukan pemasangan untuk
disetujui Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas.

c) Menyediakan peralatan yang baik untuk


pelaksanaan seperti water pas, water
pump, pipe cutter dan lain-lain.

2) Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas


bahan atau alat tertentu, maka bahan
tersebut akan dikirim ke Laboratorium
Penyelidikan Mutu Barang atas biaya
Pemborong, dan/atau bila ternyata kualitas
bahan/alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan maka bahan/alat dimaksud harus
segera diganti.

Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi


Tugas/ Pengawas di lapangan, maka Pemborong
harus menyingkirkan bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 1x24 jam, sejak
tanda penolakan diputuskan.

b. Gambar-gambar

1) Pemborong wajib membuat gambar detail


untuk pelaksanaan pekerjaan (Shop
Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.

2) Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh


pekerjaan harus selalu berada di lapangan
setiap waktu. Gambar tersebut dalam
keadaan jelas, dapat dibaca dan
menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.

3) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya


telah tercantum dalam Gambar Kerja dan
detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran
efektif/bersih, atau ukuran dalam keadaan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 25


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan


maupun pemesanan ukuran-ukuran harus
diperhitungkan.

4) Pemborong diharuskan membuat Gambar


Instalasi yang sebenarnya terpasang (As Built
Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh
Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas,
sebelum acara serah terima pekerjaan.

5) Gambar as built setelah terlaksana harus


segera di produksi, jadi proyek selesai 3 hari
kemudian gambar as built sudah harus
diterima.

c. Pekerjaan Pelaksanaan

1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan


dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli dan
terampil. Untuk pelaksanaan khusus,
Pemborong harus memberikan surat
pernyataan yang membuktikan bahwa
pelaksananya memang mempunyai
pengalaman dan kecakapan sesuai dengan
yang disyaratkan.

2). Sebelum melaksanakan Pekerjaan Instalasi,


Pemborong diwajibkan memastikan lintasan
dan posisi dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air
dan Sanitari yang ada hubungannya dengan
Pekerjaan Mekanikal ini, dalam bentuk
shop-drawing.

3). Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada


salah satu bagian Instalasi yang sukar
dilaksanakan, Pemborong wajib membuat
laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.

4). Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima


apabila telah dilakukan test, dan dinyatakan
baik secara tertulis oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.

24. PEKERJAAN INSTALASI 24.1. Teknik Instalasi


LISTRIK
a. Instalasi kabel

LINGKUP PEKERJAAN

1). Umum

Semua kabel yang digunakan untuk instalasi


listrik harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.

2). Splice/percabangan

Tidak diperkenankan adanya „splice‟ ataupun

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 26


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

sambungan dalam pipa/saluran cabang


maupun feeder utama kecuali pada outlet
atau kotak-kotak penghubung yang dapat
dicapai.

Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus


dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara listrik dengan cara-cara „solderless
connector‟.

Dalam penyambungan dengan sistem


soldered atau compresion harus betul-betul
tertutup rapat dan tidak boleh ada kebocoran
serta dijamin tidak akan lepas bila ada
getaran.

3). Bahan isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection


dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, glass,
tape sintesis, resin, splice case compostion
dan lain-lain harus dari type yang
direkomendasi/ disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja, kondisi sekelilingnya
dan lain-lain, oleh instalasi yang berwenang
(PLN), perwakilan pemerintah setempat dan
manufacture.

4). Penyambungan kabel

* Semua penyambungan kabel harus


dilakukan dalam kotak penyambungan
yang khusus digunakan untuk itu.

* Penyambungan kabel tembaga harus


mempergunakan
penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi timah putih dengan
kuat.

* Penyambungan yang berisolasi dengan


pipa PVC yang khusus untuk listrik.

* Bila kabel dipasang tegak lurus


dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja tebal 3mm
setinggi maksimal 2,5 m.

5). Saluran penghantar dalam bangunan

* Setiap aluran kabel dalam bangunan


dipergunakan pipa GS plain conduit
dengan diameter minimum 3/4 inch. Setiap
percabangan harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan
yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip didalam junction box.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 27


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

* Ujung pipa yang masuk ke dalam panel


dan junction box harus dilengkapi dengan
„socket/lock nut‟ sehingga pipa tidak
mudah tercabut dari panel. Jumlah pipa
keluar dari panel harus dilebihkan 20% dari
jumlah sirkuit yang keluar dari panel
bersangkutan sebagai line cadangan
(blind pipe).

b. Instalasi saklar dan stop kontak

1). Saklar-saklar dari type rocker mekanisme


dengan rating 10 A, 250 V pada umumnya
dipasang inbow atau sesuai dengan gambar.
Letak saklar 150 cm dari lantai atau
disesuaikan dengan gambar dan dipasang
dalam kotak sambung yang diperuntukkan
untuk itu, type pemasangan harus dipilih dari
type cakar (claw).

Stop kontak adalah type yang memakai


terminal pentanahan (earthing contact)
dengan rating 10 A/16 A, 250 V ( 1 fase) dan 25
A/23 A, 500 V (3 fase). Stop kontak harus
dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 150 cm dari permukaan
lantai atau disebut lain dalam gambar.

24.2. Lampu Penerangan dan Kotak Kontak

a. Konstruksi

1). Lampu dan armatur

Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan


yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan
dalam gambar-gambar elektrikal.

Semua armatur lampu yang terbuat dari metal


harus mempunyai terminal penatanahan
(grounding).

Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi

Lampu Flourescent (XL)

Semua lampu floourescent dan lampu


discharge lainnya harus dikompensasi
dengan “power factor correction
capasitor” yang cukup untuk mencapai
p.f. 85%-95%.

Kapasitor harus dipasang paralel dan


dilengkapi dengan sikring kecil untuk
menghindarkan bahaya kebocoran
kapasitor.

Kabel-kabel dalam box harus diberikan


saluran atau klem-klem tersendiri sehingga

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 28


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

tidak menempel pada ballast atau


kapasitor. Box terbuat dari pelat baja
tebal minimum 0,7 mm dicat dasar tahan
karat, kemudian cat akhir dengan cat
oven warna putih.

Ballast harus mempunyai dudukan yang


kuat dalam box lampu, tetapi mudah
dibuka untuk diperiksa atau diangkat.

Yang harus dipergunakan adalah single


lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung
lampu flourescent) dan harus dari satu
merk setaraf dengan Phillips, May &
Christine, National, Atco atau Schwabe.

Lampu XL harus sudah lengkap dengan


kap/reflector dibuat dari pelat baja. Jenis
lampu XL yang dipergunakan antara lain :

lampu XL 8 Watt
lampu XL 18 Watt

2). Kotak Kontak Biasa (KKB)

Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak


kontak satu fasa. Semua kotak kontak harus
memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan.
Kotak kontak harus dari satu type, untuk
pemasangan rata dinding, dengan rating 250
volts, 10 Amp.

3). Saklar dinding

Saklar biasa harus dari satu type untuk


pemasangan rata dinding, type rocker,
mempunyai rating 250 volts 10 Amp. dari jenis
single gang atau double gangs atau multiple
gangs (grid switches). Merk yang boleh dipakai
setaraf dengan MK, Clipsal, Berker, Crabtree
atau setara.

4). Kotak untuk saklar dan kotak kontak


Kotak harus dari bahan baja dengan
kedalaman minimal 35 mm. Kotak dari metal
harus mempunyai terminal pentanahan. Saklar
atau kotak kontak terpasang pada kotak (box)
dengan menggunakan baut. Pemasangan
dengan cakar yang mengembang tidak
diperbolehkan.
5). Kabel instalasi

Pada umumnya kabel instalasi penerangan


dan instalasi kotak kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau
lebih (NYA atau NYY).

Kabel harus mempunyai penampang

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 29


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

minimum 2,5 mm². Kode warna insulasi kabel


harus mengikuti ketentuan dalam PUIL sebagai
berikut :

- Fasa - 1 : merah

- Fasa - 2 : kuning

- Fasa - 3 : hitam

- Netral : biru

- Tanah (ground) : hijau dan kuning

24.3. Pemasangan

a. Pemasangan Saklar dan “Receptacles” Dinding

Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi


pemasangan kotak saklar dinding, harus 150 cm
dan untuk kotak saklar dinding harus 30 cm dari
permukaan lantai.

Dimana ada lebih dari lima saklar dinding


atau „receptacles‟ ditunjuk pada tempat yang
sama, maka dua deret kotak kontak tunggal,
ganda atau “multigangs” sesuai dengan
kebutuhan harus dipasang satu diatas yang
lain, dan titik tengah deretan-deretan tersebut
harus berada

1,45 M diatas permukaan lantai.

Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela


harus dipasang ( 20 cm dari pinggir kusen
pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam
gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan
lain oleh Pengawas.

b. Pemasangan Lampu-lampu

1). Semua fixture penerangan dan


perlengkapan-perlengkapan harus dipasang
oleh tukang-tukang yang berpengalaman
dengan cara yang harus dsetujui Pengawas
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2). Pada daerah yang tidak memakai ceiling


pemasangan lampu menempel pada kanal
yang dipasang lengkap penggantungnya.

3). Pada waktu diselesaikan pemasangan


“fixture” penerangan, mereka harus siap untuk
bekerja dengan baik dan berada dalam
kondisi sempurna serta bebas dari semua
cacat/kekurangan.

4). Pada waktu pemeriksaan akhir semua


“fixtures” dan perlengkapannya harus siap

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 30


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

menyala.

Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih, bebas


dari debu, plaster dan lain-lain.

24.4. Pemeriksaan dan Pengujian

Pemeriksaan dan pengujian seluruh instalasi seluruh


instalasi sistem penerangan dan kotak kontak
diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.

Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :

 Pemeriksaan secara visual (apprearence


inspection) terhadap kelengkapan peralatan
apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.

 Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis


dari peralatan.

 Pengujian sambungan-sambungan.

 Pengujian tahanan insulasi.

 Pengujian pentanahan.

 Pengujian pemberian tegangan.

Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian


dilaksanakan, Pemborong harus sudah
mengajukan jadwal dan prosedur pengujian
kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas.


Pemborong harus membuat catatan (record)
mengenai hasil pengujian, dan 2 copy diserahkan
kepada Pengawas.

Seluruh pengujian diselenggarakan oleh


Pemborong, dan segala biaya untuk itu
ditanggung oleh Pemborong.

24.5. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah


steel plain conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa,
elbow, sochet, junction box dan accecories lainnya
yaitu pipa flexibel harus dipasang untuk melindungi
kabel antara Junction box dan armatur lampu. Semua
instalasi kabel yang ada harus berada dalam pipa
pelindung.

25. PEKERJAAN KUSEN, PINTU 25.1. LINGKUP PEKERJAAN.


DAN JENDELA
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 31


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

Pasang Kusen Alluminium Coklat


Pasang rangka alluminium pintu/jendela
Pasang kaca polos, tebal 3 mm
Pasang kaca polos, tebal 5 mm
Sealent
Pasang kunci tanam biasa ( sloth tanpa handel )
Pasang engsel pintu
Pasang engsel jendela
Pasang grendel pintu
Pasang rambuncis jendela
Pasang hak angin
Pasang kunci + handel ( komplit set )
Handle pintu aluminium
Engsel Jendela Cassement
Pasang pintu pvc ( komplit set )
Pasang pintu / tralis pagar rangka hollow
Pasang Tralis Rangka Aluminium Coklat

26. PEKERJAAN 26.1. Lingkup Pekerjaan


PENGECATAN a. Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk
pengecatan ulang permukaan discrat/digosok
lalu dibersihkan dari sisa-sisa kotoran.

b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan


yang telah ditentukan.

Pengecatan semua permukaan dan area yang ada


dalam gambar yang tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan
petunjuk Perencana.

26.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)

a. Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus


melakukan pengecatan pada satu bidang untuk
tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mockup ini akan ditentukan oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan.

Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh


Direksi dan Pengawas Lapangan dan perencana,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

26.3. Contoh dan Bahan

a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan


tiap warna dan jenis cat pada bidang transparan
ukuran 30x30 cm². Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 32


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

cat dasar s/d lapisan akhir).

b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan


kepada Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara
tertulis oleh Direksi dan Pengawas Lapangan,
barulah kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan


Pengawas Lapangan, untuk kemudian diserahkan
kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna
dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut
harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh
Pemberi Tugas.

26.4. Pekerjaan Cat Dinding

a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah


pengecatan seluruh permukaan plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian yang lain
ditentukan gambar.

b. Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan


cat jenis setara/sekualitas Catylac, Kemtone dan
Dulux,Jotun , dengan lapisan dasar wall sealer,
atau sesuai petunjuk Direksi. warna ditentukan
kemudian.

c. Untuk semua dinding luar bangunan digunakan


cat jenis Weathershield setara/sekualitas Mowilex,
Kemtone dan Dulux, atau sesuai petunjuk Direksi
dengan lapisan dasar wall sealer, warna
ditentukan kemudian dan sebagai dinding depan
menggunakan lapisan komposit panel

d. Wall sealer yang digunakan adalah wall sealer


tembok.

e. Sebelum dinding di plamur, plesteran sudah harus


betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
pemborong meminta persetujuan kepada Direksi
dan Pengawas Lapangan.

f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan


menggunakan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.

g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian


dibersihkan sampai betul-betul bersih. Selanjutnya
dinding dicat dengan menggunakan roller.

h. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor


diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 33


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

nomor pencampuran (batch number) yang sama.

Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding


merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

26.5. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)

a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah


langit-langit qybsum dan langit-langit calsyboard
atau bagian lain yang ditentukan gambar.

b. Cat yang digunakan cat tembok, warna


ditentukan Direksi dan Pengawas Lapangan
setelah melakukan percobaan pengecatan.

Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan


pengecatan dinding dalam pasal ini.

26.6. Pekerjaan Cat Besi

a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah


pengecatan permukaan konstruksi baja
konvensional dan/atau bagian pekerjaan besi
lainnya atas petunjuk perencana.

b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis


Syntetic Enamel, warna ditentukan Direksi dan
Pengawas Lapangan setelah melakukan
percobaan pengecatan.

c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna


hijau 2 (dua) lapis, kemudian amplas halus dengan
amplas besi untuk mendapatkan bidang yang
halus dan rata sehingga bidang siap untuk diberi
finishing cat besi.

d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh


permukaan bidang yang akan dicat dibersihkan
dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3
(tiga) kali dengan menggunakan kuas atau cat
semprot.

Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang


terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.

26.7. Pekerjaan Menie Besi

a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna


hijau

b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak


proyek dan mendapat persetujuan dari Direksi dan
Pengawas Lapangan.

c. Pekerjaan menie dilakukan dengan


menggunakan kuas, dilakukan lapis demi lapis,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 34


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

sedemikian rupa sehingga bidang besi/baja


tertutup sempurna dengan lapisan menie.

27. PEKERJAAN WATER 27.1. Lingkup Pekerjaan


PROOFING a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat Bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam Gambar; memenuhi uraian
syarat dibawah ini.

b. Bagian yang harus diwaterproofing ini,


mencakup seluruh bagian Plat Atap/talang, dan
daerah-daerah basah lainnya dan/atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

27.2. Persyaratan Bahan

a. Persyaratan Mutu Bahan

Bahan

Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua


bahan, brosur lengkap dan jaminan dari Pabrik,
kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.

b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan


kepada Direksi/Konsultan sebanyak minimal 2
(dua) produk yang setara dari berbagai merek
pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Konsultan Pengawas/Direksi.

c. Keputusan bahan jenis, warna, texture dan

merek yang memenuhi Spesifikasi akan diambil


oleh Direksi/ Konsultan Pengawas/ Direksi dan akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah
penyerahan contohcontoh bahan tersebut

27.3. Pengujian

a. Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan


tersebut pada laboratorium yang Independent,
baik mengfenai Komposisi, konsentrasi, dan hasil
yang ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor/
Supplier harus menunjuk syarat rekomendasi dari
lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.

b. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 35


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

memberikan jaminan atas produk yang digunakan


terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, selama minimal 10 (sepuluh) tahun
termasuk pengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jamian dari pihak pabrik untuk mutu
material serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pemasangan.

c. Kontraktor diwajibkan melakukan


percobaan-percobaan dengan cara memberi air
diatas permukaan yang diberi lapisan kedap air
dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi/
Konsultan Pengawas/Direksi.

27.4. Syarat - Syarat pelaksanaan

Syarat Umum

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus


ditunjukkan kepada Pemilik Proyek. Untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan Pabrik yang
bersangkutan. Material yang disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu
diadakan penukaran/penggantian maka
bahan-bahan pengganti harus yang disetujui
Pemimpin Proyek, berdasarkan contoh yang
diajukan oleh Kontraktor.

b. Sebelum pekerjaan pemasangan water proofing


ini dimulai, permukaaan bagian yang akan diberi
lapisan ini harus disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas/Direksi. Peil dan ukuran harus sesuai
gambar.

c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti


petunjuk dan ketentuan dari Pabrik yang
bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi/ Konsultan
Pengawas/ Direksi.

d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar


Gambar, Spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Direksi/ Konsultan
Pengawas/ Direksi sebelum pekerjaan dimulai.

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan


disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.

27.5. Cara Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh


ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak pemberi
garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 36


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan


Spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari
Pemimpin Proyek.

27.6. Persiapan Permukaan

a. Permukaan plat beton yang akan diberikan lapisan


Water proofing harus benar-benar bersih, bebas
dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam
yang permanen dari tumpahan atau cipratan
aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti
kata kering leveling screed maupun kering
permukaan).

b. Dalam leveling Screed digunakan campuran


kedap air 1PC : 3 PSR dibentuk dengan
menggunakan Benang waterpass arah
kemiringannya (arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang Talang & Floor Drain).

c. Khusus lapisan screed pada bagian atap harus


menggunakan Tulangan Susut Finemesh yang
terpasang ditengah ketebalan Screed dan
dipasang harus didatarkan terlebih dahulu
sehingga tidak melengkung.

d. Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah


tertentu dan diratakan permukaannya
(dihaluskan) dengan menggunakan Roskam,
digosok sedemikian rupa dengan Roskam tadi
sehingga gelembung-gelembung udara yang
terperangkap di dalam adukan screed dapat
keluar.

e. Dalam kondisi setengah kering, Screed tadi


langsung ditaburi semen, sambil digosok lagi
dengan Roskam Besi sehingga merata. Setelah
lapisan screed kering tidak boleh diaci.

f. Setelah kering 24 jam. Screed baru ini harus


dilindungi dari kemungkinan pecah- pecah rambut
dengan jalan menutupi permukaan atasnya
dengan Goni-goni Rami yang sudah dibasahi Air
terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.

g. Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed


minimal 7 hari dalam kondisi cuaca cerah. Untuk
cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam
perhitungan waktu pengeringan screed).

27.7. Lapisan Waterproofing

a. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan system


kuas/Roll.

b. Setelah primer/coating mengering 1 jam (bila


keadaan cuaca cerah), mulai pemasangan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 37


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

ituthene Waterproofing Membrane.

c. Pemasangan waterproofing dimulai dari titik


terendah. Pelaksanaan waterproofing pada
daerah talang (Roof Drain), masuk kedalam
lubang Talang 10 cm.

d. Pada pelaksanaan Waterproofing ini harus


dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda.

e. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh


terinjak-injak apalagi oleh sepatu atau alas kaki
yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan
melokalisir daerah yang sudah terpasang
waterproofing ini.

f. Pada daerah canopy beton, waterproofing harus


dipasang mengikuti bentuk Canopy.

g. Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila


terjadi hujan dan melanjutkan kembali setelah
lokasi benar-benar kering.
28. PEKERJAAN 28.1. Lingkup Pekerjaan
PEMBONGKARAN , a. Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua
PENGAMAN DAN pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan
seperti tercantum di gambar kerja dan terurai
PEMBERSIHAN SETELAH dalam buku RKS ini dari semua barang atau bahan
PEMBANGUNAN bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi
tanggung jawab kontraktor.

b. Semua bekas bongkaran bangunan Existing dan


sebagainya, harus dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi.

c. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor


harus menjaga keamanan bahan / material,
barang maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.
29. PEKERJAAN LAIN -LAIN 29.1. Penjelasan Umum

Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan


yang tertera dalam gambar-gambar yang berupa
jaringan dalam dan luar bangunan, pengadaan/
pemasangan fixtures masing-masing sistem
sebagaimana jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini,
dan segala sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh
sistem dapat berfungsi dengan sempurna. Bila dalam
uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan
persyaratan-persyaratan atas pekerjaan-pekerjaan
seperti tersebut pada butir-butir berikut, maka
persyaratan teknisnya dianggap dianggap telah
diuraikan pada pasal-pasal sebelumnya. Hal-hal yang
timbul pada pelaksanaan yang memerlukan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 38


SPESIFIKASI TEKNIS
Rehab Prosesing Benih Polbangtan-Malang TA. 2020

penyelesaian di lapangan akan diatur/dibicarakan


dilapangan oleh konsultan pengawas dan kontraktor,
bila diperlukan akan dibicarakan dengan konsultan
perencana.

29.2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib

meneliti semua bagian pekerjaan yang belum


sempurna, dan harus segera diperbaiki, semua
ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapih dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan
dari proyek. Pemberesan halaman ini harus
dilaksanakan sesuai petunjuk konsultan pengawas.

29.3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur


lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan gambar
kerja dan bestek menjadi tanggung

jawab Pelaksana, untuk itu Pelaksana/pemborong


harus menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik
mungkin.

30. PENUTUP 30.1. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi
(finish). Apabila dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ( RKS ) ini uraian bahan – bahan dan
pekerjaan tidak disebut perkataan dan kalimat “
diselenggarakan oleh pemborong” maka hal itu
dianggap seperti disebutkan. Guna mendapat hasil
pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang
nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak
dimasukkan / disebutkan kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan
diterima sebagai hal yang disebutkan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Halaman - 39

Anda mungkin juga menyukai