A. Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu
psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu
dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia
sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu
memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang
lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran kepada
benda-benda maupun manusia.
1
karena dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Oleh
karena itu kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk
memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang
lain.
2
bakat kita bisa menentukan pilihan terbaik serta sesuai denga
kemampuan yang kita punya. Mengetahui bakat dan
kemampuan diri ini diperoleh dari tes psikologi.
3
BAB II
KEPRIBADIAN
4
satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung
oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi
dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan
afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh,
sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku
individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
5
e. Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan
untuk menerima risiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima
risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri
dari risiko yang dihadapi.
f. Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan
dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat
pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
6
kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi,
tetapi dengan sikap optimistik.
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai
keyakinan terhadap kemampuannya untuk
mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara
berfikir, dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri
serta menyesuaikan diri dengan norma yang
berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan
emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi,
depresi, atau stress secara positif atau konstruktif ,
tidak destruktif (merusak)
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-
tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
berdasarkan pertimbangan secara matang
(rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan
berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan),
pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek,
empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian
terhadap situasi atau masalah-masalah
lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir,
menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain,
tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk
menjadi korban orang lain dan mengorbankan
orang lain, karena kekecewaan dirinya.
7
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam
kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat
dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya
berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari
keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai
kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor
achievement (prestasi), acceptance (penerimaan),
dan affection (kasih sayang).
8
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam
menjalani kehidupan
9
dan kebudayaan. Karena itulah kepribadian di
gambarkan dapat saling berhubungan
mempengaruhi antara tiga aspek tersebut
10
sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti
tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100
pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak
lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata
peneliti menemukan kesamaan untuk hampir
setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian
variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar
ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian
ini juga memberi kesan bahwa lingkungan
pengasuhan tidak begitu memengaruhi
perkembangan kepribadian atau dengan kata lain,
kepribadian dari seorang kembar identik yang
dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih
mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan
kepribadian seorang kembar identik dengan
saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan
bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup
besar terhadap pembentukan karakter adalah
lingkungan di mana seseorang tumbuh dan
dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang
seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini
memiliki peran dalam membentuk kepribadian
seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk
norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan
konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga
ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur
mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada
11
kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika
Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan,
kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan
yang terus tertanam dalam diri mereka melalui
buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman,
sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius
dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang
dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup
bersama individu lain, kerja sama, serta
memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan
karier.
12
bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan
organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type
Indicator dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga
saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja
yang dominan untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
6. MENILAI KEPRIBADIAN
Alasan paling penting mengapa manajer perlu
mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena
penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat
berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai
dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan
calon terbaik untuk suatu pekerjaan.
Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:
a. Survei mandiri
b. Survei peringkat oleh pengamat
c. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan
Thematic Apperception Test)
13
BAB III
Intellegent Qoutient (IQ)
1. Teori – Teori IQ
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual,
analisa, logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk
menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi
fakta. Kecerdasan yang paling utama dimiliki manusia
adalah Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Intelektual
atau Inteligensi adalah kemampuan potensial seseorang
untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat
berpikir. IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan
atau kecerdasan yang didapat dari hasil pengerjaan soal-
soal atau kemampuan untuk memecahkan sebuah
pertanyaan dan selalu dikaitkan dengan hal akademik
seseorang. Banyak orang berpandangan bahwa IQ
merupakan pokok dari sebuah kecerdasan seseorang
sehingga IQ dianggap menjadi tolak ukur keberhasilan dan
prestasi hidup seseorang. Kecerdasan ini ditemukan pada
tahun 1912 oleh William Stem yang digunakan sebagai
pengukur kualitas seseorang.
Dengan daya pikirnya, manusia berusaha
mensejahterakan diri dan kualitas kehidupannya.
Pentingnya menggunakan akal sangat dianjurkan oleh
Islam.Tidak terhitung banyaknya ayat-ayat Al-Quran dan
Hadist Rasulullah SAW yang mendorong manusia untuk
14
selalu berfikir. Manusia tidak hanya disuruh memikirkan
dirinya, tetapi juga dipanggil untuk memikirkan alam jagad
raya. Dalam konteks Islam, memikirkan alam semesta akan
mengantarkan manusia kepada kesadaran akan
keMahakuasaan Sang Pencipta (Allah SWT).
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ
merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan
manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd
Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20.
Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford
berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh
Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga
selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-
Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ)
merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang
pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari
setiap
Masing-masing individu tersebut. Kecerdasan
intelektual (IQ) diyakini menjadi sebuah ukuran standar
kecerdasan selama bertahun-tahun. Bahkan hingga hari ini
pun masih banyak orangtua yang mengharapkan anak-
anaknya pintar, terlahir dengan IQ (intelligence quotient) di
atas level normal (lebih dari 100). Syukur-syukur kalau bisa
jadi anak superior dengan IQ di atas 130. Harapan ini tentu
sah saja. Dalam paradigma IQ dikenal kategori hampir atau
genius kalau seseorang punya IQ di atas 140. Albert
Einstein adalah ilmuwan yang IQ-nya disebut-sebut lebih
dari 160.
Namun, dalam perjalanan berikutnya orang mengamati,
dan pengalaman memperlihatkan, tidak sedikit orang
dengan IQ tinggi, yang sukses dalam studi, tetapi kurang
berhasil dalam karier dan pekerjaan. Dari realitas itu, lalu
15
ada yang menyimpulkan, IQ penting untuk mendapatkan
pekerjaan, tetapi kemudian jadi kurang penting untuk
menapak tangga karier. Untuk menapak tangga karier, ada
sejumlah unsur lain yang lebih berperan. Misalnya saja
yang mewujud dalam seberapa jauh seseorang bisa
bekerja dalam tim, seberapa bisa ia menenggang
perbedaan, dan seberapa luwes ia berkomunikasi dan
menangkap bahasa tubuh orang lain. Unsur tersebut
memang tidak termasuk dalam tes kemampuan (aptitude
test) yang ia peroleh saat mencari pekerjaan. Pertanyaan
sekitar hal ini kemudian terjawab ketika Daniel Goleman
menerbitkan buku Emotional Intelligence: Why It Can
Matter More Than IQ (1995).
Sebelumnya, para ahli juga telah memahami bahwa
kecerdasan tidak semata-mata ada pada kemampuan
dalam menjawab soal matematika atau fisika. Kecerdasan
bisa ditemukan ketika seseorang mudah sekali
mempelajari musik dan alat-alatnya, bahkan juga pada
seseorang yang pintar sekali memainkan raket atau
menendang bola. Ada juga yang berpendapat kecerdasan
adalah kemampuan menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, dan lainnya beranggapan kecerdasan adalah
kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan seterusnya.
Kemudian dari berbagai hasil penelitian, telah banyak
terbukti bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang
jauh lebih significant disbanding kecerdasan intelektual
(IQ). Kecerdasan otak (IQ) barulah sebatas syarat minimal
meraih keberhasilan, namun kecerdasan emosilah yang
sesungguhnya (hampir seluruhnya terbukti) mengantarkan
seseorang menuju puncak prestasi. Terbukti banyak orang-
orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi,
terpuruk di tengah persaingan. Sebaliknya banyak orang
16
yang kecerdasan intelektualnya biasa-biasa saja, justru
sukses menjadi bintang-bintang kinerja, pegusaha-
pengusaha sukses, dan pemimpin-pemimpin di berbagai
kelompok. Disinilah kecerdasan emosi atau emotional
quotient (EQ) membuktikan eksistensinya.
17
merupakan ahli yang berbicara di depan public.
Mereka lebih bisa berpikir dalam bentuk kata-kata
daripada gambar. Kecerdasan ini merupakan aset
berharga bagi jurnalis, pengacara, pencipta iklan.
C. Kecerdasan logis matematis. Kecerdasan tersebut
mendasarkan diri pada kemampuan penggunaan
penalaran, logika dan angka-angka matematis. Pola
pikir yang berkembang melalui kecerdasan ini adalah
kemampuan konseptual dalam kerangka logika dan
angka yang digunakan untuk membuat hubungan
antara berbagai informasi, secara bermakna.
Kecerdasan ini diperlukan oleh ahli matematika,
pemrogram komputer, analis keuangan, akuntan,
insinyur danilmuwan.
D. Kecerdasan jasmani kinestetik. Kemampuan untuk
mengendalikan gerakan tubuh dan memainkan benda-
benda secara canggih, merupakan bentuk nyata dari
kecerdasan tersebut. Individu akan cenderung
mengekspresikan diri melalui gerak-gerakan tubuh,
memiliki keseimbangan yang baik dan mampu
melakukan berbagai maneuver fisik dengan cerdik.
Melaui gerakan tubuh pula individu dapat berinteraksi
dengan lingkungan sekelilingnya, mengingat dan
memproses setiap informasi yang diterimanya.
Kecerdasan ini dapat terlihat pada koreografer, penari,
pemanjat tebing.
E. Kecerdasan musikal. memungkinkan individu
menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami
makna yang dihasilkan oleh suara.. Komponen inti
dalam pemprosesan informasi meliputi pitch, ritme
dan timbre. Terlihat pada komposer, konduktor,
18
teknisi audio, mereka yang kompeten pada musik
instrumentalia dan akustik.
F. Kecerdasan interpersonal, merupakan kecerdasan
dalam berhubungan dan memahami orang lain di luar
dirinya. Kecerdasan tersebut menuntun individu untuk
melihat berbagai fenomena dari sudut pandang orang
lain, agar dapat memahami bagaimana mereka
melihat dan merasakan. Sehingga terbentuk
kemampuan yang bagus dalam mengorganisasikan
orang, menjalin kerjasama dengan orang lain ataupun
menjaga kesatuan suatu kelompok. Kemampuan
tersebut ditunjang dengan bahasa verbal dan non-
verbal untuk membuka saluran komunikasi dengan
orang lain.
G. Kecerdasan intrapersonal, tergantung pada proses
dasar yang memungkinkan individu untuk
mengklasifikasikan dengan tepat perasaan-perasaan
mereka, misalnya membedakan sakit dan senang dan
bertingkah laku tepat sesuai pembedaan tersebut.
Kecerdasan ini memungkinkan individu untuk
membangun model mental mereka yang akurat, dan
menggambarkan beberapa model untuk membuat
keputusan yang baik dalam hidup mereka.
19
BAB IV
Emosional Qoutient (EQ)
A. Pengertian EQ
20
memperngaruhi keberhasilan seseorang dalam bekerja ke
dalam lima bagian utama yaitu kesadaran diri, pengaturan
diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial.
21
meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu
pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga dapat
membantu perkembangan emosi dan intelektual.
2. Cooper dan Sawaf (1998)
Cooper dan Sawaf (1998) mendefinisikan kecerdasan
emosional sebagai kemampuan merasakan, memahami,
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh
yang manusiawi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kecerdasan
emosi menuntut seseorang untuk belajar mengakui,
menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat dan menerapkan secara
efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Goleman (2003)
Goleman (2003) mendefiniskan kecerdasan emosional
sebagai kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi, dan menunda kepuasan serta
mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional
22
tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada
porsi yang tepat, memilah kepuasan, dan mengatur suasana
hati.
23
sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta
bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan
dan bangkit dari kegagalan dan frustasi.
24
emosional ada 7. Tujuh indikator tersebut diukur dengan
”The Yong emotional intelligence Inventory (EQI)”, yakni
kuesioner self-report yang mengukur 7 indikator tersebut
adalah:
a. Intrapersonal skills,
b. Interpesonal skills,
c. Assertive,
d. Contentment in life,
e. Reselience,
f. Self-esteem,
g. Self-actualization.
2. Faktor Eksternal.
Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana
kecerdasan emosi berlangsung. Faktor ekstemal meliputi: 1)
Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang
dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan
2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi
proses kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang
25
melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit
dipisahkan.
26
BAB V
Spiritual Qoutient (EQ)
A. Pengertian
27
Dalam pandangan psikologi, sesungguhnya hewan pun
diberikan kecerdasan namun dalam kapasitas yang sangat
terbatas. Oleh karena itu untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya lebih banyak dilakukan secara
instingtif (naluriah). Berdasarkan temuan dalam bidang
antropologi, kita mengetahui bahwa jutaan tahun yang lalu di
muka bumi ini pernah hidup makhluk yang dinamakan
Dinosaurus yaitu sejenis hewan yang secara fisik jauh lebih
besar dan kuat dibandingkan dengan manusia. Namun saat ini
mereka telah punah dan kita hanya dapat mengenali mereka
dari fosil-fosilnya yang disimpan di musium-musium tertentu.
Boleh jadi, secara langsung maupun tidak langsung,
kepunahan mereka salah satunya disebabkan oleh faktor
keterbatasan kecerdasan yang dimilikinya. Dalam hal ini,
sudah sepantasnya manusia bersyukur, meski secara fisik
tidak begitu besar dan kuat, namun berkat kecerdasan yang
dimilikinya hingga saat ini manusia ternyata masih dapat
mempertahankan kelangsungan dan peradaban hidupnya.
28
Memang, semula kajian tentang kecerdasan hanya
sebatas kemampuan individu yang bertautan dengan aspek
kognitif atau biasa disebut Kecerdasan Intelektual yang
bersifat tunggal, sebagaimana yang dikembangkan oleh
Charles Spearman (1904) dengan teori “Two Factor”-nya, atau
Thurstone (1938) dengan teori “Primary Mental Abilities”-nya.
Dari kajian ini, menghasilkan pengelompokkan kecerdasan
manusia yang dinyatakan dalam bentuk Inteligent Quotient
(IQ), yang dihitung berdasarkan perbandingan antara tingkat
kemampuan mental (mental age) dengan tingkat usia
(chronological age), merentang mulai dari kemampuan
dengan kategori Ideot sampai dengan Genius (Weschler
dalam Nana Syaodih, 2005). Istilah IQ mula-mula
diperkenalkan oleh Alfred Binet, ahli psikologi dari Perancis
pada awal abad ke-20. Kemudian, Lewis Terman dari
Universitas Stanford berusaha membakukan tes IQ yang
dikembangkan oleh Binet dengan mempertimbangkan norma-
norma populasi sehingga selanjutnya dikenal sebagai tes
Stanford-Binet.
29
yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional
Quotient (EQ). Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan
emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
30
maupun dalam bentuk nyata kehidupan sehari-hari (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003).
31
menggerakkan manusia untuk menjadi orang yang lebih baik
lagi. Ada kekuatan yang menjaga dan memberikan
keseimbangan pada alam.
32
C. Tiga aspek utama kecerdasan spiritual (SQ)
33
3. Tidak terikat
34
BAB VI
Procrastination
1. Pengertian Prokrastinasi .
35
Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984: 503)
mengatakan: “Procrastination, the act of needlessly delaying
tasks to the point of experiencing subjective discomfort, is an
all-too-familiar problem”. Pernyataan ini menjelaskanbahwa
suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila
penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan
berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak
nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang
prokrastinator. Dalam kaitannya dengan lingkup akademik,
prokrastinasi dijelaskan sebagai perilaku menunda tugas-tugas
akademis (seperti: mengerjakan PR, mempersiapkan diri untuk
ujian, atau mengerjakan tugas makalah) sampai batas akhir
waktu yang tersedia (Solomon & Rothblum, 1984: 505).
36
memiliki pandangan yang pesimistis, terutama tentang
kemampuannya dalam mencapai hasil prestasi yang
memuaskan (Ferrari, Parker, & Ware, 1992: 500). Keraguan
mereka akan ketidakmampuannya memperbesar peluang
kegagalan dan menimbulkan perasaan bersalah dan depresi
(Steel, Brothen, & Wambach, 2001: 97). Di pihak lain,
prokrastinator aktif senang bekerja di bawa tekanan. Ketika
mereka menyisakan sedikit waktu untuk melaksanakan tugas,
mereka merasa tertantang dan termotivasi. Perasaan tersebut
menjadikan mereka kebal dan mampu bertahan dalam
menghadapi berbagai macam kondisi menyakitkan,
sebagaimana yang dirasakan oleh prokrastinator pasif.
37
Menurut Tykocinski & Ruffle (2003: 156), menunggu informasi
merupakan salah satu bentuk prokrastinasi yang bersifat positif
jika informasi tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan yang lebih baik.
38
realistis sehingga menyebabkannya memperkuat prokrastinasi
yang dilakukannya, meskipun mengakibatkan frustrasi. Kode-
kode prokrastinasi tersebut adalah sebagai berikut:
b. Perfeksionis
39
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur
dan diamati ciri-cirinya, yaitu:
40
sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk
mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia
tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah
merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada
waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika
saatnya tiba dia tidak juga melakukannya sesuai dengan
apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan
keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan
tugas secara memadai.
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan
daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera
melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu
yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang
dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan
hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku
cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan
musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang
dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus
diselesaikannya.
41
BAB VII
Minat Dan Bakat
A. Bakat
Jenis-jenis Bakat
1. Bakat Umum
2. Bakat khusus
a) Bakat verbal
b) Bakat numerical
c) Bakat skolastik
42
Kombinasi kata–kata (logika) dan angka–angka.
Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat
rasional.
d) Bakat abstrak
e) Bakat mekanik
B. Minat
43
Minat ialah suatu proses pengembangan dalam
mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk
mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
Jenis-jenis minat
BAKAT
44
a. Inherent
b. Natural
c. Lepas dari aspek suka atau tidak suka
d. Tidak mudah berubah dan permanen
e. Aspek genetik lebih dominan
MINAT
a. 1.Lingkungan
b. 2.Nurtural
c. 3.Orientasi pada hobi/kesukaan semata
d. Mudah berubah sesuai dengan tren
45
BAB VIII
Penilaian Diri
1. Tes Kepribadian
Dari beberapa tes yang telah saya ikuti saya menemukan
bahwa saya adalah seorang yang introvert, Realistik, Rasional,
Perencanaan dan waspada. Atau jika dalam bahasa psikologi
adalah ISTJ-T.
46
Tipe kepribadian Ahli Logistik dianggap paling banyak
jumlahnya, mencapai sekitar 13% dari populasi. Karakteristik
yang menentukan berupa integritas, logika parsial dan dedikasi
tak kenal lelah terhadap tugas menjadikan Ahli Logistik bagian
yang sangat penting bagi keluarga serta organisasi yang
menegakkan tradisi, peraturan dan standar, misalnya kantor
hukum, badan pengatur, dan militer. Orang dengan tipe
kepribadian Ahli Logistik senang mengambil tanggung jawab
atas tindakan mereka dan bangga dalam pekerjaan yang mereka
lakukan – ketika bekerja untuk mencapai tujuan, Ahli Logistik
mengerahkan semua waktu dan energinya untuk menyelesaikan
setiap tugas yang relevan dengan keakuratan dan kesabaran.
47
kebimbangan, tetapi hilang kesabaran lebih cepat jika mereka
arah yang mereka pilih menghadapi tantangan teori tidak
praktis, khususnya jika mereka mengabaikan detail utama – jika
tantangan menjadi debat kusir, orang dengan tipe Ahli Logistik
dapat menjadi sangat marah karena tenggat waktu semakin
dekat.
Rasa integritas pribadi adalah hal utama bagi Ahli Logistik, dan
jauh melampaui pemikirannya sendiri – kepribadian Ahli Logistik
patuh terhadap peraturan dan pedoman yang sudah disusun
48
tanpa memandang akibatnya, melaporkan kesalahan sendiri dan
menyampaikan kebenaran bahkan walalupun tindakan ini
menimbulkan malapetaka. Bagi Ahli Logistik, kejujuran jauh
lebih penting daripada pertimbangan emosi dan pendekatan
kasar mereka mungkin membuat kesan yang salah pada orang
lain bahwa Ahli Logistik adalah orang yang dingin, atau mirip
robot. Orang dengan tipe kepribadian ini seringkali berusaha
keras mengekspresikan emosi atau pengaruh dipermukaannya
saja, tetapi pernyataan bahwa mereka tidak merasa, atau lebih
buruk tidak memiliki empati sama sekali, terasa sangat
menyakitkan.
49
muncul setelah segalanya terlambat untuk diperbaiki. Jika
kepribadian ini dapat menemukan rekan kerja atau pasangan
yang murni mengapresiasi dan memuji kualitas mereka, yang
menikmati kecerahan, kejelasan dan ketepercayaan yang
mereka tawarkan, Ahli Logistik akan mengetahui bahwa peran
penyeimbang mereka sangat memuaskan, karena mengetahui
mereka adalah bagian dari suatu sistem yang berfungsi.
a. Introversion
Introvert adalah sikap atau karakter seseorang yang
memiliki orientasi subyektif secara mental dalam menjalani
kehidupannya. – C.G Jung –
50
Selain itu, introvert juga memiliki kemampuan yang sangat
baik dalam melakukan analisa hal-hal yang rumit dan
mudah untuk berkonsentrasi untuk memecahkan masalah.
b. Sensing
Dimensi ini membicarakan jenis informasi yang mudah
ditangkap oleh seseorang. Ada orang yang lebih mudah
menangkap informasi melalui panca inderanya, ada yang
lebih tertarik pada arti, hubungan-hubungan, dan
51
kemungkinan berdasarkan fakta, ketimbang fakta-faktanya
sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
kedua pendekatan ini terhadap informasi. Akan tetapi
setiap orang cenderung lebih memilih, lebih mudah atau
lebih merasa nyaman menggunakan yang satu daripada
yang lain, secara alamiah lebih mudah menggunakan yang
satu daripadan lainnya, dan lebih sering benar saat
menggunakan satu pendekatan daripada yang lain. Seorang
yang lebih mudah menangkap informasi melalui
pancaindera biasanya cukup cermat dengan fakta-fakta,
namun harus berusaha keras saat menggunakan mencari
makna ‘di belakang’ fakta tersebut.
c. Thinking
Seorang thinking mendasarkan keputusannya
berdasarkan pertimbangan logika dan nalar, tetapi kurang
memedulikan perasaan orang lain. Orang dalam tipe ini
sangat tegas dalam memutuskan dan memilih pekerjaan
dengan alasan-alasan yang rasional. Sifat tegas ini tertanam
karna ia termotivasi oleh kebutuhan prestasi dan
pencapaian sasaran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
dan dalam menghadapi situasi.
Seorang thinking juga apik dalam melihat dan
menemukan kesalahan.Dalam berdiskusi, sering
menawarkan banyak solusi. Jika ada yang kurang sepakat,
tanpa sungkan ia menginterupsi atau mengkritik langsung
kepada permasalahan. Kritik baginya adalah cara menuju
kemajuan. Dalam membuat kesepakatan, ia pandai
bernegosiasi.Selain itu, ia juga cermat dalam menghitung
logika keuntungan dan kerugian, serta puas dengan hasil
keputusannya sendiri.
52
Seorang thinking juga memiliki hubungan yang baik
dengan teman yang satu ide dengan dirinya. Dalam
mengambil kesimpulan, ia selalu merangkaikan dengan
sebab-akibat, melalui pendekatan objektif: benar atau
salah. Apa yang salah menurut logika, ia katakan
salah.Sebaliknya, jikaia salah, dengan tegas ia mengakuinya.
d. Judging
Akan merasa nyaman ketika hidupnya dipenuhi dengan
sebanyak mungkin hal yang terkontrol, dan terencana! Suka
dengan hal yang terorganisir, Judging tidak terkait dengan
Judging (menghakimi) dalam arti ocusve, sehingga seorang
dominan Judging bukan berarti adalah sosok yang gemar
menghakimi orang lain.
Beberapa pernyataan tentang seorang Judging (J)
dominan:
1) Lebih memutuskan memutuskan daripada
mengikuti sebuah keputusan.
2) Sosok yang berorientasi pada Tugas.
3) Sering menyusun daftar tugas yang harus
dilakukan.
4) Lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan
terlebih dahulu daripada bersenang-senang.
5) Merencanakan pekerjaan, agar tak terburu-
buru ketika telah mendekati deadline.
6) Terkadang ia memilik terlalu banyak Wocus
tujuan.
53
Berikut merupakan beberapa kekuatan yang dimiliki tipe
kepribadian ISTJ antara lain:
a. Berkomitmen kuat
54
Sedangkan kelemahan yang dimiliki tipe kepribadian ISTJ antara
lain:
a. Keras kepala
b. Tidak sensitif
55
Seorang ISTJ cenderung menghakimi setiap opini orang lain.
Mereka sulit untuk menerima perbedaan dan percaya pada
fakta yang mereka percayai.
56
A. Potensi Kekuatan
1. Communication
(Komunikasi)
2. Designer
3. Educator
4. Explorer
57
Melakukan penelitian terhadap suatu obyek secara metodik
untuk menemukan fakta, memperbaiki atau menemukan
teori. Bakat ini termasuk dalam kelompok Cipta (Individual
Thinking) menggunakan otak kiri bawah. Sifat ini selain
analitis juga senang mempelajari latar belakang, senang
olah piker dan senang menyendiri.
5. Server
6. Synthesizer
7. Visionary
58
A. Potensi Kelemahan
1. Caretaker
2. Journalist
Menulis artikel, ide, dokumen, cerita ataupun alat bantu
pendidikan. Bakat ini termasuk kelompok Karsa (Individual
Striving) untuk didalam ruangan. Sifat ini senang
mengkomunikasi ideanya, suka mengumpulkan berbagai
informasi atau teratur.
3. Mediator
Mengatasi dan menyelesaikan konflik antar dua pihak yang
berseteru. Bakat ini termasuk kelompok Rasa (Interpersonal
Influencing) yang terkait dengan mempengaruhi orang. Sifat
mereka keras menghadapi orang akan tetapi tidak
menyukai konflik.
4. Motivator
Mendorong, memberi semangat pada satu atau
sekumpulan orang agar bisa lebih sukses. Bakat ini
termasuk kelompok Rasa (Interpersonal Relating) yang
59
terkait dengan kerjasama dengan orang. Sifat ini senang
memotivasi dengan berbagai cara ada yang melalui sifat
periangnya ada yang melalui sifat empatinya ada juga
karena selalu ingin memajukan orang lain.
5. Seller
Menjual produk atau layanan dengan berbagai cara agar
orang lain mau membelinya. Bakat ini termasuk kelompok
Rasa (Interpersonal Influencing) yang terkait dengan
mempengaruhi orang. Sifat ini umumnya suka berhubungan
dengan orang lain, baik untuk mempengaruhi, bekerjasama
atau melayani, dan bertanggung jawab.
B. MINAT
60
• Mengutak-atik mesin tidak pernah menjadi sebuah
beban bagi saya.
• Saya suka melihat bagaimana cara suatu mesin bekerja
• Saya senang pekerjaan yang jelas dan bersifat teknis
• Saya menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan
angka.
• Saya senang mengerjakan soal-soal hitungan.
• Melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian
berhitung tidak pernah menjadi hambatan bagi saya.
• Pekerjaan yang membutuhkan detil dan ketelitian
menarik bagi saya.
• Pekerjaan yang membuat saya dapat bereksperimen
lebih menarik minat saya.
• Menurut saya, setiap hal pasti ada alasan logisnya dan
saya suka mencari alasan logis tersebut
• Saya merupakan individu yang rasional.
• Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terutama
dalam ilmu alam.
• Ilmu alam menarik minat saya.
• Saya adalah individu yang sangat percaya diri.
• Saya dapat menyelesaikan konflik dengan tegas tanpa
ada pihak yang merasa tersinggung.
• Ketika berada dalam lingkungan baru saya mudah untuk
membaur.
• Saya menyukai pekerjaan yang membutuhkan imajinasi
dan kreativitas tinggi.
• Pekerjaan yang membuat saya dapat secara bebas
berkreasi lebih menarik minat saya.
• Saya lebih menyukai hal-hal yang terlihat cantik dan
indah.
• Bagi saya buku adalah jendela dunia.
• Saya senang bermain alat musik.
61
• Saya senang bernyanyi.
• Saya mengerti dan memahami not balok.
• Saya memiliki kepekaan terhadap nada.
• Saya senang bila pekerjaan saya dapat mengurangi
beban atau kesulitan orang lain.
• Saya merupakan seorang pendengar yang baik.
• Saya memiliki rasa empati yang tinggi.
• Melayani orang lain merupakan sesuatu yang
menyenangkan bagi saya.
• Saya lebih senang bila ada orang yang mengarahkan
saya dalam bekerja.
• Saya lebih menyukai pekerjaan yang sudah memiliki
langkah-langkah jelas dan praktis.
• Saya menyukai pekerjaan yang bersifat rutin dan
teknikal.
• Saya menyukai pekerjaan yang hanya membutuhkan
satu keterampilan.
1. IPTEK
62
“Individu dengan minat pada area ini tertarik dengan konsep-
konsep sains dan ilmu pengetahuan yang seringkali bersifat
abstrak dan teoritis. Aktivitas kerjanya identic dengan
pendalaman atau aplikasi dari teori terkait dengan
pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat
logis dan rasional.”
2. MUSIKAL
3. PELAYANAN SOSIAL
63
3. Tes IQ
64
mengorganisasikan gambar-gambar dari waktu tertentu dan
urutan logika, membangun bentuk-bentuk dari bagian-bagian
tertentu, dan lain-lain. Beberapa tes ini sering kali ditujukan
untuk menjelajahi pikiran abstrak anda, atau yang kompleks
maupun yang mendetail.
Hasil Tes
65
90-100. Kami sangat yakin anda termasuk orang yang berbakat
dan termasuk kedalam 10% populasi.
Hasil IQ Verbal
Definisi Kecerdasan:
Kecerdasan Logis
66
logika yang tinggi memiliki kemampuan untuk berfikir dengan
tepat dan logis sekaligus pandai dalam membuat strategi.
Mereka pandai dalam memahami rumus abstrak, ilmiah, dan
investigasi. Kecerdasan ini sangat terkait dengan berbagai
macam bidang
kecerdasan. Karir yang
cocok buat mereka adalah
ilmuwan, insinyur dan
dokter.
Hasil IQ Visual
67
Hasil IQ Matematis
Area ini
berkaitan dengan
matematika dan angka-angka. Sering terdapat anggapan bahwa
mereka dengan kecerdasan ini secara alami unggul dalam
bidang matematika, memprogram komputer dan aktifitas yang
berhubungan dengan angka lainnya. Kecerdasan matematika
mempunyai korelasi positif yang kuat dengan kecerdasan
lainnya. Karenanya orang-orang dengan kecerdasan
matematika-angka yang tinggi juga sering kali baik dalam area
lainnya. Mereka biasanya sangat baik dalam mengenali pola-
pola, sangat terencana, seksama dan sering kali menyukai
komputer.
68
Stanford-Binet mengklasifikasikan nilai IQ normal yang
berkisar diantara 85 – 115.
Lewis Terman mengklasifikasikan nilai IQ normal pada
kisaran 90 – 109.
Wechsler mengklasifikasikan IQ normal pada angka 100
dengan nilai toleransi 15 (berarti 85 – 115).
1. 70 – 79: Tingkat IQ
rendah atau
keterbelakangan
mental
2. 80 – 90: Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori
normal (Dull Normal)
3. 91 – 110: Tingkat IQ normal atau rata-rata
4. 111 – 120: Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal
(Bright Normal)
5. 120 – 130: Tingkat IQ superior
6. 131: atau lebihTingkat IQ sangat superior atau jenius.
1. Idiot IQ (0-29)
69
hanya tinggal ditempat tidur saja. Perkembangan intelegensinya
dapat disamakan dengan anak normal 2 tahun
2. Imbecile IQ (30-40)
70
6. Normal sedang, IQ 90-109
71
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas
intelegensi atau kecerdasan yang tinggi dipandang sebagai
faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar
dan meraih kesuksesan.
72
120 -129: Superior sekitar 6.7%
110 -119: Rata-rata plus sekitar16.1%
90 -109: Rata-rata sekitar 50%
80 – 89: Rata-rata minus sekitar 16.1%
70 – 79: Garis batas sekitar 6.7%
Below 70: Sangat rendah 2.2%
4. Tes EQ
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan emosi diri
sendiri, orang sekitar dan kelompok. Para peneliti EQ
berpandangan bahwa EQ lebih penting daripada sekadar
kecerdasan kognitif. Goleman membagi kemampuan-
kemampuan emosional menjadi lima kemampuan:
1. Kesadaran diri
2. Kontrol diri
3. Kemampuan sosial
4. Empati
5. Motivasi
73
Anda sedang berada di dalam pesawat dimana tiba tiba
terjadi suatu turbulensi yang sangat parah dan pesawat
mulai berguncang dari kiri ke kanan. Apakah yang akan
anda lakukan?
Anda sedang membawa sekelompok anak berumur 4
tahun pergi ke taman, dan satu diantara mereka mulai
menangis karena anak-anak yang lain tidak ada yang
mau bermain dengan dia. Apa yang akan anda lakukan?
Misalnya Anda berharap untuk mendapat nilai A pada
salah satu kelas anda, tetapi anda baru mengetahui
bahwa anda hanya mendapatkan nilai C pada saat UTS.
Apakah yang akan anda lakukan?
Bayangkan anda seorang sales asuransi yang sedang
menelepon calon klien anda. 15 orang berturut-turut
menutup telepon anda, dimana anda mulai patah
semangat. Apakah yang akan anda lakukan?
Anda merupakan seorang manager dalam organisasi
yang menghimbau masyarakat untuk menghargai
keberagaman ras dan etnik. Lalu anda mendengar
seseorang bergurau dengan candaan yang rasis. Apakah
yang akan anda lakukan?
Anda sedang mencoba menenangkan teman anda yang
marah karena seorang pengemudi yang dengan ugal-
ugalan memotong di depan mobil kalian. Apakah yang
akan anda lakukan?
Anda dan pasangan anda sedang ditengah-tengah suatu
argumen dan itu memuncak, kalian saling membentak
satu sama lain. Dengan tidak disadari, kalian berdua
mengatakan sesuatu yang sensitif tanpa bermaksud
mengatakannya. Apa hal terbaik yang dapat dilakukan?
Anda ditugaskan untuk memimpin suatu kelompok
kerja yang mencoba mencari solusi kreatif akan
74
problema mengomel di kantor. Apa yang terlebih dulu
akan anda lakukan?
Bayangkan anda memiliki anak berumur 5 tahun yang
sangat pemalu, hypersensitif dan takut dengan orang
serta tempat baru, hal ini telah dimilikinya sejak lahir.
Apakah yang akan anda lakukan?
Sudah begitu lama, anda ingin kembali memainkan alat
musik yang dulu anda pernah pelajari waktu kecil.
Akhirnya anda dapat berlatih lagi dan ingin
menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin. Apakah
yang akan anda lakukan?
Dan berikut adalah hasil dari tes EQ yang telah saya kerjakan;
75
EQ Kesadaran Diri:
76
alasan di balik berbagai situasi dan individu yang memicu emosi
Anda. Namun Anda dapat meningkatkannya. Bagaimana
caranya? Catat situasi atau individu yang menyebabkan emosi
negatif Anda di bulan lalu. Anda dapat mengenalinya di
kemudian hari dan merubahnya sebelum emosi Anda berubah
negatif.
EQ Manajemen Diri:
77
Anda bukanlah budak emosi. Bahkan ketika mengalami emosi
negatif, Anda bisa mengendalikannya.
EQ Auto Motivasi:
78
Anda bisa mengontrol kebutuhan akan kepuasan sesaat untuk
kepentingan jangka panjang. Anda dapat mengorbankan hari ini
dan bertahan dalam kesulitan guna mencapai tujuan jangka
panjang.
EQ Kesadaran Sosial:
79
Keterampilan Anda dalam memahami orang lain termasuk rata-
rata. Terkadang Anda dapat mengetahui apa yang orang lain
pikirkan dan rasakan. Anda juga sering kali mengetahui motivasi
di balik keputusan dan tindakan orang lain.
EQ Manajemen Hubungan:
80
Biasanya, Anda dapat mengekspresikan emosi dengan cara yang
sehat, namun terkadang Anda membatasi ekspresi emosional.
Hal ini mungkin yang tepat dalam situasi tertentu dan dapat
menunjukkan bahwa Anda memiliki tingkat kontrol diri yang
tinggi. Namun, untuk jangka panjang, Anda harus berhati-hati
sebab menahan emosi dapat memiliki konsekuensi negatif
terhadap kesehatan Anda.
SARAN
81
dan pendidikan. Lebih mudah meningkatkan EQ daripada
meningkatkan IQ dan kepribadian kita.
5. Tes Prokrastinasi
82
Penundaan adalah fenomena aneh. Para ahli
mendefinisikannya sebagai niat untuk melakukan sesuatu,
namun bertindak bertentangan dengan niatnya dengan
menunda atau melakukan sesuatu yang lain. Seringkali
tampaknya merupakan solusi yang baik untuk membuat hidup
lebih menyenangkan (dengan menunda tanggung jawab yang
tidak menyenangkan), namun penundaan hampir selalu
membuat keadaan menjadi lebih sulit dan penuh tekanan. Ini
bisa memberi kelegaan sementara, tapi batas waktu yang
menjulang, pound ekstra yang perlu dilepas, atau kunjungan
yang menyebalkan ke Bibi Great Janice Anda, tidak dapat
ditunda selamanya. Banyak orang berjuang bertahun-tahun
untuk melepaskan diri dari rantainya agar bisa maju menuju
kesuksesan akademis, memenuhi hubungan, rumah yang bersih,
atau tubuh yang sehat.
83
“Menurut hasil Anda, Anda memiliki sedikit kecenderungan
menunda-nunda. Jika Anda umumnya senang dengan kualitas
pekerjaan Anda dan hasil yang Anda dapatkan, tidak perlu
berubah. Namun, jika Anda cenderung mengalami kecemasan
atau stres pada saat-saat ketika Anda menunda-nunda, mungkin
ada masalah yang tidak Anda hadapi.”
BAB IX
84
Proyeksi Masa Depan
A. 2 Tahun mendatang
B. 3 Tahun mendatang
Jika melihat dari target yang telah saya buat tentang lulus dalam
2 tahun mendatang, maka seharusnya dalam 3 tahun
mendatang saya harus sudah bisa, mendapat suatu pekerjaan.
Saya juga ada keinginan untuk melanjutkan sekolah S2. Saya
berencana kerja sambil kuliah jika memungkinkan waktunya.
Jika waktu tidak mencukupi maka saya akan mengambil
pekerjaan terlebih dahulu.
C. 5 Tahun mendatang
85
S2 maka saya akan mencari pekerjaan untuk menjadi pengajar
dan saya berharap itu adalah seorang PNS. Dan jika dalam
waktu 3 tahun yang saya tempuh adalah bekerja maka saya
akan menemukan 2 jalan lagi. Bekerja di pabrik atau
perindustrian dan bekerja sebagai pengajar. Jika saya bekerja di
dalam suatu perindustrian maka yang akan saya lakukan adalah
melakukan pekerjaan itu semaksmal mungkin agar diwaktu
pensiun nanti saya tidak mendapat kesulitan dalam mengatur
perekonomian keluarga. Dan jika pekerjaan yang saya tempuh
adalah dalam bidang pengajaran atau menjadi pendidik maka
dalam waktu 5 tahun tersebut saya harus bisa melanjutkan
belajar saya menjadi S2.
86
10 tahun atau lebih di waktu mendatang saya sudah
memantapkan diri dipekerjaan saya. Di masa itu saya juga
berkeinginan untuk membuat suatu pekerjaan sendiri dan
membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Jika melihat
potensi desa saya maka saya seharusnya bisa membuat suatu
lapangan pekerjaan di bidang pertanian. Maka dari itu saya ingin
membuat beberapa pekerjaan untuk membantu perekonomian
keluarga dan masyarakat. Dalam pemanfaatan pertanian yaitu
saya ingin membuat suatu perusahan yang bergerak dalam
bidang distribusi padi. Dalam pendistribusian itu saya akan
memanfaatkan daerah sekitar yang mayoritas persawahan dan
mayoritas penduduknya adalah petani. Jika bisa saya juga ingin
melakukan ekspor padi atau hasil pertanian lain keluar negeri
karena sebenarnya menurut saya Indonesia adalah Negara
agraris yang berarti adalah Negara dengan mayoritas pertanian.
Maka saya harus bisa memanfaatkan hal tersebut untuk
kepentingan perekonomian Indonesia. Karena jika Indonesia
bisa menguasai perdagangan dalam bidang pertanianya maka
saya yakin perekonomian Indonesia akan berkembang ebih jauh
lagi.
F. Masa Tua
87
DAFTAR PUSTAKA
https://www.16personalities.com/id/kepribadian-istj
http://psychologytoday.tests.psychtests.com/bin/transfer
https://www.karir.com/interest-test/result
http://temubakat.com/id/index.php/main/result?
p=612bd2c855be0cf31d7ee41ae80de61c&y=1998&m=07&d
=09
http://luluspsikotes.com/apa-sih-yang-dimaksud-iq-itu-
2.html
http://vittosandro.blogspot.co.id/2010/03/teori-iqeq-n-
sq.html
http://xerma.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-dan-
penjelasan-intelegensi.html
https://terimakasihtuhanku.wordpress.com/2015/07/20/min
d-management-kecerdasan-intelektual-iq/
http://desoulstudiomedan.blogspot.co.id/2012/08/8-kriteria-
kecerdasan-manusia.html
http://www.privateexcellent.com/kecerdasan-menuju-
keberhasilan.html
http://lifestyle.kompas.com/read/2017/03/11/104817023/a
nak.tak.bisa.diam.pertanda.punya.kecerdasan.kinestetik.ting
gi
http://www.parentingid.com/2016/01/kecerdasan-
musikal.html
88
https://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/05/cara-
mengembangkan-kecerdasan.html
http://monosidikuma.blogspot.co.id/2015/03/8-kecerdasan-
manusia-selain-iq.html
https://maureenjeanetteelyzabethkohlein.wordpress.com/20
14/03/17/personality-kepribadian-2/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepribadian/
https://maureenjeanetteelyzabethkohlein.wordpress.com/20
14/03/17/personality-kepribadian-2/
http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-dan-
mengenal-bakat-dan-minat.html
http://vdshared.com/index.php/alam-54/34-dunia-
manusia/229-siapa-saya-sebenarnya
89